Teori-teori Penetapan Hukum Islam
2. Metode Penetapan Hukum Islam
Metode penetapan hukum Islam yang digunakan untuk berijtihad terangkum ke dalam tiga bagian yaitu ijtihad baya>ni>, ijtihad qiya>si> dan ijtihad
istis}la>h}i>. 107 Ijtihad baya>ni> adalah ijtihad yang dilakukan melalui qawa>‘id al- us}u>li>yah al-lughawi>yah yaitu kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan untuk
memahami bahasa al-Qur’an dan Hadis. Ijtihad qiya> si> adalah ijtihad yang dilakukan melalui metode al-qiya>s dan al-istih}sa>n sementara ijtihad istis}la>h}i> adalah ijtihad yang dilakukan melalui metode al-mas}lah}ah, al-‘urf, fatwa> al- s}ah}abi>, al-istis}h}a>b, fath} al-dhari>‘ah dan sadd al-dhari>‘ah dan shar‘ man qablana>.
Namun dalam versi yang lain metode ijtihad ini terbagi kepada metode al- ma‘nawi>yah dan metode al-lafz}i>yah. Metode al-ma‘nawi>yah adalah metode
106 Ijtihad adalah pengerahan segala kemampuan mujtahid untuk menggali dan menetapkan status hukum suatu persoalan dari dalilnya dengan jalan sangkaan kuat yang ia sendiri merasa tidak
mampu lagi berbuat lebih maksimal dari usaha maksimal yang telah dilakukan. Lihat Sayf al-Di>n Abi> al-H}asan ‘Ali> ibn Abi> ‘Ali> ibn Muh}ammad al-Amidi>, Muntaha> al-Su>l fi> ‘Ilm al-Us}u>l: Mukhtas}ar al-Ih}ka>m fi> Us}u>l al-Ah}ka>m (Beirut-Lebanon: Da>r al-Kutub al-‘Ilmi>yah, 2003), 246. Adapun syarat-syarat orang yang dapat berijtihad lihat dalam Al-Sharfi>, al-Ijtiha>d al-Jama>‘i>, 59-
70. Begitu juga ‘Adna>n Muh}ammad, al-Tajdi> d fi> al-Fikr al-Isla>mi> (t.t.: Da>r ibn al-Jawzi>, 1424), 170-175.
107 Muh}ammad Sala>m Madku>r, al-Ijtiha>d fi> al-Tashri>‘ al-Isla>mi> (t.tp., Da>r al-Nahd}ah, 1984), 42- 49. Dalam referensi lain, yang pertama disebut baya> n al-nus}u>s} wa tafsi>ruha>, yang kedua disebut
al-qiya>s ‘ala> al-ashba>h wa al-naz}a>’ir khusus untuk metode qiya>s dan yang ketiga disebut ijtiha>d bi al-ra’yi> termasuk di dalamnya metode al-istih}sa>n dan yang lainnya. Lihat Shawqi> ‘Abduh al- Sa>hi>, al-Madkhal li Dira>sat al-Fiqh al-Isla>mi> (Kairo: Maktabah al-Nahd}ah al-Mis}ri>yah, 1989), 47. Selain itu lihat juga Ahmad Zahro, Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masa’il 1926-1999 (Yogyakarta: LKiS, 2004), 112-115.
penetapan hukum Islam yang berangkat dari pemahaman tidak langsung pada teks al-Qur’an dan hadis, sementara metode al-lafz}i>yah adalah metode penetapan hukum Islam yang berangkat dari pemahaman langsung pada teks al-Qur’an dan
Hadis. 108 Metode al-ma‘nawi>yah meliputi al-ijma>‘, al-qiya>s, al-istih}sa>n, al- mas}lah}ah, al-‘urf, al-istis}h}a>b, al-dhari>‘ah, fatwa> al-s}ah}abi>, dan shar‘ man
qablana> serta termasuk pula maqa>s}id al-shari>‘ah. Metode al-lafz}i>yah meliputi al- qawa>‘id al-us}u>li>yah al-lughawi>yah (kaidah-kaidah kebahasaan). Macam-macam metode penetapan hukum yang digunakan dalam uraian pada bab ini adalah metode al-ma‘nawi> yah dan metode al-lafz}i>yah.