clxxxix 4.
Unauthorised use or interception of computer service Art.6 Membukamengungkap password, kode akses atau dengan cara lain memperoleh
akses terhadap program atau data yang disimpan di suatu komputer. Dalam hal ini pemikiran sampai pada “confidentiality law”;
5. Unauthorised obstruction of use of computer Art.7
Menggunakan atau memintas intercepting suatu pelayanan komputer tanpa hak; ini semacam mencuri pelayanan komputer atau waktu thieft of a computer service or
time;
6. Unauthorised disclosure of access code Art.8
Mengganggu atau menggunakan komputer atau secara tidak sah mangungkap access codes atau dengan sarana lain guna memperoleh keuntungan atau tujuan yang tidak
sah;
7. Enhanced punishment for offences involving protected computers Art.9
Tindak pidana yang melanggar “protected computers” untuk kepentingan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, eksistensi dan identitas rahasia tentang sumber
informasi dalam rangka penegakan hukum pidana, pengaturan tentang infrastruktur komunikasi, perbankan dan pelayanan keuangan dan keamanan publik.
8. Abetments and attempts punishable as offences Art.10
Membantu atau mencoba melakukan perbuatan sebagaimana tertulis di atas;
C. Belanda
Negara Belanda membentuk suatu komisi yang disebut komisi Franken yang bertugas memberi masukan mengenai pengaturan kejahatan mayantara. Komisi tersebut menganggap
kejahatan mayantara sebagai kejahatan biasa ordinary crime yang dilakukan dengan komputer teknologi tinggi high-tech sehingga hanya menyempurnakan Wetboek van Strafrecht KUHP
Belanda pada tahun 1993 agar dapat dipergunakan untuk menanggulangi tindak pidana mayantara tentu dengan penambahan dengan memasukkan pada ketentuan pidana tertentu.
Commissie Franken merumuskan beberapa tindak pidana mayantara dalam perumusan Wetboek van Strafrecht, rumusan sembilan bentuk penyalahgunaan misbruikvormen tersebut
adalah :
cxc 1. tanpa hak memasuki sistem komputer ;
2. tanpa hak mengambil onderscheppen data komputer ; 3. tanpa hak mengetahui kennisnemen ;
4. tanpa hak menyalinmengkopi ; 5. tanpa hak mengubah ;
6. mengambil data ; 7. tanpa hak mempergunakan peralatan ;
8. sabotase sistem komputer; 9. mengganggu telekomunikasi
D. Australia
Australia telah mengamandemen perundang-undangannya pada tahun 2001 untuk menanggulangi cybercrime, amandemen tersebut adalah Cybercrime Act 2001, an act to amend
the law relating to computer offences, and for other puposes. Turut pula di amandemen peraturan dan organisasi yang berkaitan dengan kejahatan komputer atau cybercrime seperti amandemen
terhadap Australia Security Intelligence Organization Act 1979. The Telecomunications Act 1997. Dalam undang-undang ini diberikan definisi-definisi yang berkaitan dengan kegiatan di
internet dan juga berbagai istilah dalam komputer. Undang-undang ini membedakan secara garis besar dua bentuk kejahatan komputer yaitu
serious computer offences dan bentuk lain kejahatan komputer. Serious computer offences diatur pada Division 477 dam terbagi lagi dalam 3 tiga bentuk. Berikut diuraikan kejahatan dimaksud:
• Division 477 -- Serious computer offences
cxci 477.1
Unauthorised access, modification or impairment with intent to commit a serious offence Intention to commit a serious Commonwealth, State or Territory offence
477.2 Unauthorised modification of data to cause impairment
477.3 Unauthorised impairment of electronic communication
• Division 478 -- Other computer offences
478.1 Unauthorised access to, or modification of, restricted data 478.2 Unauthorised impairment of data held on a computer disk etc
478.3 Possession or control of data with intent to commit a computer offence 478.4 Producing, supplying or obtaining data with intent to commit a computer offence
Pengaturan terhadap perlindungan komputer dari spamming juga di atur adalam section 76 E Crimes Code 1995 Australia yang berisikan:” an offence intentionally and without authority
interfere with, interrupt or obstruct the lawful use of a computer or to impair the usefulness or effectiveness of data stored in a computer by means of a carrier, such as email. This case related
to the relay of a spam through a third party computer system” The maximum penalty is 10 years imprisonment.
E. Cina