3 Data status gizi masyarakat di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
memperlihatkan bahwa masih terdapat banyak balita yang menderita gizi kurang underweight maupun gizi buruk. Data Dinas Kesehatan Kota Kupang pada
Tahun 2013 menyatakan bahwa jumlah balita berstatus gizi buruk dari bulan Januari sampai Desember 2013 berjumlah 288 jiwa atau sebesar 0,19 dari
151.154 jiwa balita yang ditimbang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ingin diketahui adalah :
1 Bagaimana gambaran keberhasilan program pembinaan gizi pada balita di
Kota Kupang periode tahun 2013 2
Bagaimana gambaran status gizi balita di Kota Kupang periode tahun 2013 3
Bagaimana gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pembinaan gizi pada balita ASI eksklusif dan Vitamin A pada
bayi dan Fe1, Fe3, dan K1 pada ibu hamil di Kota Kupang periode tahun 2013
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pencapaian program kegiatan pembinaan gizi pada balita di Kota Kupang Propinsi NTT periode tahun
2013.
4
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah wawasan mengenai gambaran status gizi balita di Kota Kupang dan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang gizi khususnya pada balita di
Kota Kupang.
1.4.2 Manfaat Praktis
Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai perkembangan masalah gizi di Kota Kupang dan sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan setempat dalam
kedepannya mengembangkan program-program gizi pada balita di Kota Kupang.
1.5 Landasan Teori
Kasus gizi buruk ternyata masih banyak. Prevalensi status gizi balita -2 SD berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur BBU di Provinsi NTT tahun
2007 sebesar 33.6 jauh di atas angka nasional sebesar 18,4. Menurut hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, selama
tahun 2005 sampai dengan 2009, jumlah temuan kasus balita gizi buruk amat berfluktuasi. Tahun 2005-2007 jumlah kasus cenderung menurun dari 76.178,
50.106, dan 39.080. Akan tetapi tahun 2007 dan 2008 cenderung meningkat lagi yaitu 41.290 dan 56.941. Provinsi NTT pada tahun 2005, 2007 dan 2008,
menduduki posisi teratas. Depkes RI, 2010
Data Dinkes NTT menunjukkan Angka Kematian Bayi AKB di NTT masih relatif tinggi yaitu 13,8 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Demikian juga
persentase bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR sebesar 4,60. Perbaikan status gizi balita meningkat dari 74,00 tahun 2011 menjadi 84,80
tahun 2012. Namun masih perlu mendapat perhatian karena balita dengan status
gizi kurang dan gizi buruk juga meningkat. Badan Pusat Statistik NTT, 2013
5 Dalam kaitannya untuk mengatasi masalah gizi kurang maupun gizi buruk
yang dari tahun ke tahun terus meningkat, pemerintah membuat suatu Program Pembinaan Gizi Masyarakat yang tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional RPJMN 2010-2014 dimana menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu; 1 Meningkatkan Umur Harapan Hidup
menjadi 72 tahun; 2 Menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 24 per1000 kelahiran hidup; 3 Menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 228 per100.000
kelahiran hidup; dan 4 Menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi 15
serta menurunkan prevalensi balita pendek menjadi 32. Depkes RI, 2011
Target indikator nasional dalam Aksi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 antara lain adalah a 100 balita gizi buruk mendapat perawatan, b
85 balita ditimbang berat badannya, c 80 bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif, d 90 rumah tangga mendapat asupan garam beriodium, e 85 balita
6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A, f 95 ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, g 100 Kabupaten dan Kota melakukan surveilans, dan h 100 buffer shock
MP-ASI untuk daerah bencana. Depkes RI, 2011
58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Gambaran keberhasilan program pembinaan gizi pada balita di kota Kupang tahun 2013 belum mencapai target nasional.
Gambaran status gizi balita di Kota Kupang menunjukan bahwa balita gizi buruk berdasarkan indeks BBU sebanyak 1,84 kasus, balita gizi
buruk berdasarkan indeks BBTB sebanyak 1,44 kasus. Sedangkan balita dengan gizi kurang didapatkan sebanyak 10,16 kasus.
Gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pembinaan gizi yaitu sebanyak 59,03 balita diberikan ASI Eksklusif,
sebanyak 94,22 balita diberikan Vitamin A, sebanyak 86,24 ibu hamil menerima tablet Fe1, sebanyak 74,75 ibu hamil menerima
tablet Fe3, dan sebanyak 105,5 ibu hamil melakukan pemeriksaan K1. Presentase K1 melebihi angka 100 karena terdapat kesenjangan
antara cakupan dan sasaran ibu hamil, dimana jumlah cakupan ibu hamil yang melakukan K1 lebih banyak daripada jumlah sasaran Ibu
hamil yang ada di Kota Kupang.
5.2 Saran
Pemerintah Kota Kupang perlu meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga dapat meningkatkan cakupan
program pembinaan gizi di Kota Kupang. Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masalah gizi ini, baik yang
bersifat promotif, preventif dan kuratif. Kegiatan promotif contohnya dengan melakukan kampanye-kampanye
kesehatan, misalnya promosi kegiatan ASI eksklusif bisa dengan