2. Rifampisin
Rifampisin merupakan suatu komplek antibiotik makrosiklik yang menghambat sintesis asam ribonukleat dalam spektrum luas terhadap kuman
patogen.Memiliki aktivitas bakterisidal dan efek sterilisasi yang poten melawan baksil tuberkel baik pada lokasi lokal maupun ekstraseluler.
Efek samping yang sering terjadi termasuk kulit kemerahan, menimbulkan warna oranye yang tidak berbahaya pada urin, keringat, air mata dan lensa mata,
trombositopenia, nefritis dan gangguan fungsi hati American Pharmacist Association, 2009.
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant persister yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid.Dosis 10 mgkg BB diberikan sama untuk
pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu DepKes RI, 2006.
Gambar 2. Struktur Rifampisin
Antibiotikum ini adalah derivat semisintetis dari rifamisin B yang dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei. Rifampisin bersifat bakterisid luas terhadap fase
pertumbuhan M. tuberkulosae dan M. leprae, baik yang berada di luar maupun di dalam sel. Obat ini mematikan kuman yang dormant selama fase pembelahan
yang singkat. Maka, obat ini sangat penting untuk membasmi semua basil guna mencegah kambuhnya TBC.
Rifampisin juga aktif terhadap kuman Gram-positif dan kuman Gram-negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri
RNA-polymerase, sehingga sintesa RNA terganggu.
j a
y d
E t
6
3
i i
s b
d p
p j
h e
d Resorps
juga baik. P ada ganggua
yang bersam dengan te
Ekskresinya Efek s
trombositop 600 mg 2-3
3. Pirazina
Pirazina intraseluler
intraseluler.O streptomosin
berkembang Kontrai
dengan gan pengobatan
penggunaan jangka pend
hati, antara l ekskresi asam
demam. sinya di usus
Plasma t12 n an fungsi ha
maan waktu rbentuknya
a melalui emp samping la
enia, nefritis kali semingg
amid
amid merup dimana oba
Obat ini akt n dan isoni
g pesat selam ndikasi pada
nguan hati. TB, dan h
obat ini d dek pada resi
lain ikterus, m urat pira
s sangat ting nya berkisar
ati. Di lain p u menggunak
metabolit mpedu Tjay d
ain yang s s dan ganggu
gu Depkes R
Gambar 3.
pakan suatu at ini efektif
tif terhadap iazid tetapi
ma pemberian a pirazinami
Indikasi P hanya digun
dibandingka isten terhada
nekrosis hat i artralgia,
ggi, distribus r antara 1,5
pihak, masa kan isoniaz
t-metabolit dan Rahardja
sering terja uan fungsi h
RI, 2006.
. Struktur Pir
bakterisidik f untuk tube
M. tubercu resisten ter
n. id yaitu mut
irazinamid nakan bila p
n akibat po ap isoniazid.
ti, peningkat anoreksia, m
sinya ke jari sampai 5 ja
paruh ini a id. Dalam h
dengan a, 2002.
adi termasu hati Katzun
azinamid
k, terutama erkulosis ya
ulosis yang t rhadap piraz
tlak tidak di yaitu obat
penyakit ak otensi toksi
. Efek sampi tan SGOT d
mual, muntah ingan dan ca
am dan men akan turun p
hati terjadi kegiatan
a uk kulit k
ng, 2009. Do
a untuk bas ang merupak
telah resiste zinamid sen
iberikan kep pilihan ke
kan lebih pa isitasnya ha
ingnya yaitu dan SGPT m
h, disuria, m 8
airan tubuh ningkat bila
pada pasien deasetilasi
antibakteri. kemerahan,
osisdewasa
il tuberkel kan infeksi
en terhadap ndiri dapat
pada pasien dua bagi
arah tanpa anya untuk
u gangguan menghambat
malaise, dan
m m
s k
b b
4
b c
l m
W d
m
5
Pirazina mengandung
mgkg bera sehariDepk
kadar punca berubah Am
Bersifat badan satu k
4. Streptom