e. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. f.
Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Keterbatasan analisia rasio adalah: a.
Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik. c.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntasi yang
dipakai tidak sama. Oleh karena itu jika dilakukan perbandingan maka bisa menimbulakn kesalahan.
2. Jenis – jenis Rasio Keuangan
Menurut Weston dan Brigham 2001:138-140 jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
a Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
Jenis-jenis Rasio Likuiditas: 1.
Current Ratio Rasio Lancar Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban
lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current
ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar
semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah
dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat
mengurangi kemampulabaan perusahaan. Rumusnya adalah sebagai berikut : Current Ratio =
Aktiva Lancar Utang Lancar
2. Quick Ratio Rasio Cepat
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya
rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Quick ratio
Universitas Sumatera Utara
umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Quick ratio = aktiva lancar-persediaan
utang lancar 3.
Cash Ratio Rasio Kas Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat
menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban
lancar tahun yang bersangkutan. Cash Ratio dapat dihitung dengan formula: cash ratio =
kas utang lancar
b Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal, sehingga dengan
rasio ini dapat diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada.
Sebaiknya komposisi modal harus lebih besar dari hutang. Jenis-jenis Rasio Leverage:
1. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aktiva Debt to Asset Ratio
Rasio total hutang terhadap total aktiva menunjukkan besarnya total hutang terhadap keseluruhan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini hanya
merupakan persentase dana yang diberikan oleh kreditor bagi perusahaan. Rumusnya sebagai berikut:
Debt to Asset Ratio
=
Total Liabilities Total Asset
x 100
Universitas Sumatera Utara
2. Rasio Total Hutang Terhadap Total Ekuitas Debt To Equity Ratio
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar jumlah rupiah modal sendiri yang dijaminkan atas hutang. Semakin besar rasio ini akan
semakin menguntungkan perusahaan, sedangkan bagi pihak bank akan mengakibatkan semakin besar risiko yang ditanggungnya. Rumusnya sebagai
berikut: Debt To Equity Ratio=
Total Liabilities Total Ekuitas
x 100
3. Rasio Kemampuan Membayar Bunga Times-Interest Earned Ratio
Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga dan memenuhi pembayaran bunga bagi
kreditor. Rumusnya sebagai berikut: Time-Interest Earned Ratio=
EBIT Interest Expense
x 100
4. Total Debt To Total Capital Assets
Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut:
Total Debt to Total Capital Assets=
Aktiva Lancar+Hutang Jangka Panjang Jumlah Aktiva
x 100 5.
Long Term Debt to Equity Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur bagian dari modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Long Term Debt to Equity Ratio = Hutang Jangka Panjang
Modal Sendiri x 100
6. Tangible Assets Debt Coverage
Rasio ini digunakan untuk mengukur besar aktiva tetap tangible yang digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang, rumusnya adalah sebagai
berikut:
Tangible Assets Debt Coverage = Jumlah Aktiva + Tangible + Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang x 100
c Rasio Aktifitas
Rasio ini menggambarkan bagaimana pemerintah daerah dalam memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasi dan belanja modal secara
optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja operasi berarti persentase belanja modal yang digunakan untuk menyediakan sarana dan
prasarana ekonomi masyarakat semakin kecil. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Rasio Belanja Operasi terhadap APBD =
Total belanja operasi terhadap APBD Total APBD
x 100
Rasio Belanja Modal terhadap APBD =
Total belanja modal terhadap APBD Total APBD
x 100
d Rasio Efektifitas
Rasio efektifitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah
Universitas Sumatera Utara
dikatakan efektif apabila rasio yang dicapai minimal 1 satu atau 100 persen. Namun semakin tinggi rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan daerah yang
semakin tinggi. Rumusnya adalah sebagai berikut: Rasio Efektifitas =
Realisasi penerimaan PAD Target penerimaan PAD
x 100
e Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi
pendapatan yang diterima. Kinerja pemda dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari satu atau
di bawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemda semakin baik. Rumusnya adalah sebagai berikut :
Rasio Efisiensi =
Total Belanja Total Pendapatan
x 100
f Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah
dicapai dari periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat
digunakan untuk mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapat perhatian.
Cara menghitung rasio pertumbuhan ialah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Persentase pertumbuhan PAD
PAD tahun
t
- PAD tahun
t-1
PAD tahun
t-1
x 100
b. Persentase pertumbuhan total pendapatan
Pendapatan tahun
t
-Pendapatan tahun
t-1
Pendapatan tahun
t-1
x 100
c. Persentase pertumbuhan belanja operasi
Belanja operasi tahun
t
- Belanja operasi tahun
t-1
Belanja operasi tahun
t-1
x 100
d. Persentase pertumbuhan belanja modal
Belanja modal tahun
t
- Belanja modal tahun
t-1
Belanja modal tahun
t-1
x 100
C. Analisis Rasio Keuangan Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara