Penelitian Sebelumnya Tinjauan Pustaka

1.6.7 Penelitian Sebelumnya

Tabel 1.3. Referensi Penelitian Sebelumnya No Judul Peneliti Tujuan Metode Hasil 1 GIS Modelling of River and Tidal Flood Hazard in a Waterfront Semarang City. Muh Aris Marfai, 2003 1. Pengukuranancaman banjirsungai danbanjir rob. 2. Mengetahuikeunggulandari masing masing model. 3. Mengetahuikeakurasianmodel dariDEM. Pemodelan menggunakan HEC RAS dan HEC GeoRAS Analisis dampak kerusakan, jenis penggunaan, dan topografi penelitian dengan menggunakan model banjir limpasan sungai dan model banjir rob. Diperoleh daerah sebagian besar daerah semarang dibanjiri oleh air genangan rob. 2 Pemetaan Lokasi Rawan dan Resiko Bencana Banjir Bengawan Solo tahun 2007 Agustinus BP, 2009 1. Mengetahui persebaran lokasi rawan banjir di Surakarta 2. Mengetahui faktor-faktor penyebab banjir banjir di Surakarta. Overlay danPengharkatan,Metodepenelitiankuantitatif dankualitatif Kerawanan Banjir hasil overlay dapat diketahui bahwa sebenarnya Surakarta merupakan daerah yang rawan oleh banjir terutama di daerah bantaran sungai. Lanjutan Tabel 1.3 3 Pemrosesan Citra Satelit Dan Pemodelan Untuk Memprediksi Penyebaran Banjir Bengawan Solo Menggunakan Metode Navier Stokes RatihFebrianty, Dkk, 1. Membuat pemodelan danvisualisasi 2 dimensitentang persebaran banjir didaerah sungai BengawanSolo, dengan menggunakanmetode Navier Stokes, 2. Diharapkan dapatmenjadikan prediksipersebaran lebih akurat darisebelumnya. Metode Navier Stokes. Pemodelan 2 D daerah sungai bengawan solo dengan metode stokes sehingga meghasilkan data temporal spasial banjir limpasan per jam. 4 Pemodelan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Kerusakan Dan Agihan Banjir Luapan Sungai Wawar Bagian Hilir Sub Das Wawar Yogi Utomo, 2014 1. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk memodelkan bencana banjir limpasanKabupaten Purworejo. 2. Mengetahui tingkat kerusakan banjir limpasan yang terjadi di Kabupaten Purworejo. PemodelanmenggunakanHEC RAS danHEC GeoRAS Peta luas kerusakan banjir limpasan Sungai Wawar daerah hilir Sub DAS Wawar per tinggi muka air sungai berdasarkan debit rencana.

1.7 Batasan Istilah

Banjir merupakanaliran limpasan yang mengalir melalui sungai atau menjadi genangan N.Hadisusanto,2011. Curah Hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi mm di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Daerah Aliran Sungai merupakan suatu wilayah daratan yang merupakan salah satu kesatuan dengan sungai dan anak anak sungainya yang berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampa dengan daerah perairan yang masih terpengaruh oleh aktivitas daratan UU No 7 tahun 2004. Debit adalah volume air yang mengalir persatuan waktu. Intensitas Hujan adalah jumlah presipitasi dalam satuan waktu tertentu. Derajat curah hujan merupakan unsur kualitatif dari intensitas curah hujan. Koefisien Aliran adalahperbandingan antara tebal aliran dengan tinggi hujan. Mempresentasikan efek daerah aliran sungai terhadap kehilangan air hujan menjadi aliran permukaan, dimana angka koefisien aliran itu sendiri tergantung pada kondisi alam permukaan tanah N.Hadisusanto, 2011. Limpasan luapanmerupakan aliran yang mengalir pada permukaan tanah yang di timbulkan oleh ketidak mampuan sungai dalam menampung curah hujan N.Hadisusanto,2011. Sistem Informasi GeografisAdalah sistem manual dan komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menghasilkan informasi yang mempunyai rujukan spasial atau geografis Enggar P.R, 2009 . Wilayah Sungai WS merupakan kesatuan wilayah pengelolaan sumber data air dalam satu atau lebih daerah aliran sungai DAS dan atau pulau pulau

Dokumen yang terkait

Analisis limpasan permukaan dengan sistem informasi geografis untuk mendukung penentuan indikator kuantitatif fungsi hidrologi das cicatih

0 9 1

Analisis limpasan permukaan dengan sistem informasi geografis untuk mendukung penentuan indikator kuantitatif fungsi hidrologi DAS Cicatih

3 23 5

PENDAHULUAN Analisis Potensi Kekeringan Geomorfologi Menggunakan Sistem Informasi Geografis Di Kabupaten Purworejo.

0 5 21

ESTIMASI POTENSI LIMPASAN PERMUKAANPENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Estimasi Potensi Limpasan Permukaan Menggunakan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis di Daerah Aliran Sungai Serang.

0 6 16

PENDAHULUAN Analisis Potensi Wilayah Penyebab Banjir DAS Opak Dengan Memanfaatkan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis.

0 3 57

PEMODELAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISISKERUSAKAN DAN AGIHAN BANJIR LUAPAN SUNGAI WAWAR Pemodelan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Kerusakan Dan Banjir Limpasan Sungai Wawar Bagian Hilir Sub Das Wawar Di Kabupaten Purworejo.

0 2 13

PEMODELAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUKANALISIS KERUSAKAN DAN AGIHAN BANJIR LUAPAN Pemodelan Sistem Informasi Geografis Untuk Analisis Kerusakan Dan Banjir Limpasan Sungai Wawar Bagian Hilir Sub Das Wawar Di Kabupaten Purworejo.

0 2 11

Penggunaan Analisis Citra Digital dan Sistem Informasi Geografis untuk Prediksi Besarnya Erosi di DAS Ayung Bagian Hilir, Kabupaten Badung Propinsi Bali.

0 0 5

OPTIMALISASI PENGGUNAAN SUMBERDAYA RUMAH TANGGA PETANI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (Kasus DAS Wawar, Kabupaten Kebumen dan Purworejo, Jawa Tengah) | Hendayana | Agro Ekonomi 16817 32220 1 SM

0 0 20

SKRIPSI ANALISIS TINGKAT EROSI DAN KEKRITISAN LAHAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI SUB DAS BENGKULU HILIR DAS AIR BENGKULU

0 0 45