Pengaruh Biomassa Azolla Terhadap Status Logam Berat Timbal (Pb) Pada Tanah

PENGARUH BIOMASSA AZOLLA TERHADAP STATUS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA TANAH
SKRIPSI
Oleh : MUHAMMAD ABROR
080303061
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
ii

PENGARUH BIOMASSA AZOLLA TERHADAP STATUS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA TANAH
SKRIPSI
Oleh : MUHAMMAD ABROR 080303061 / ILMU TANAH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
iii

Judul Skripsi : Pengaruh biomassa azolla terhadap status logam berat timbal

(Pb) pada tanah

Nama


: Muhammad Abror

NIM : 080303061

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat

: Tanah

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc. Ph.D. Ketua

Benny Hidayat, SP. MP. Anggota

Mengetahui,

Ir. T. Sabrina, M.Agr. Sc. Ph.D Ketua Program Studi Agroekoteknologi


Tanggal Lulus:

iv

ABSTRAK
Pencemaran tanah akibat logam berat semakin banyak terjadi akibat perkembangan industri dan kurangnya pengawasan terhadap polutan. Tanah tidak terlepas pada ancaman ini. Penelitian pengaruh biomassa azolla terhadap status logam berat timbale (Pb) pada tanah bertujuan untuk mengukur kemampuan bimassa azolla tercemar Pb dalam menambahkan maupun mengurangi ketersediaan Pb pada tanah yang dicemari Pb maupun yang tidak dicemari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan perlakuan yaitu biomassa azolla yang tercemar (0 g, 15 g, dan 30g) dan tanah yang dicemari Pb (0g, 150 ppm, dan 300 ppm). Parameter yang diamati pH H2O, Bahan Organik, Pb Total dan Pb tersedia tanah minggu pertama dan minggu kedua setelah inkubasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian biomassa azolla yang terkontaminasi Pb berpotensi menekan cemaran Pb dalam tanah yang tercemar sebesar 5% dan 10% berturut-turut untuk tanah yang dicemari Pb sebanyak 150 ppm dan 300 ppm. Penambahan biomassa azolla yang terkontaminasi Pb tidak berpengaruh terhadap pH maupun dalam meningkatkan bahan organik tanah. Sedangkan pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb ke tanah tidak tercemar justru berpotensi menambah ketersediaan Pb tanah sebesar 75% dan 82% berturut-turut untuk penambahan azolla tercemar Pb 15 g dan 30 g. Pemberian azolla ini meningkatkan kandungan bahan organik tanah namun tidak berpengaruh nyata secara statistik terhadap perubahan pH tanah. Efek dari pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sejalan dengan waktu akan meningkatkan bahan organic tanah dan menurunkan pH tanah serta ketersediaan Pb didalam tanah. Pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sebanyak 30 g kedalam tanah yang tercemar mampu menekan ketersediaan Pb didalam tanah sampai dua minggu setelah aplikasi.
Kata Kunci : Biomassa Azolla, Tanah tercemat Pb dan Timbal (Pb)
v

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 7 Desember 1990 dari ayah Kasman Lubis dan ibu Siti Hafsah. Penulis merupaka putra kedua dari empat bersaudara.
Pada tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 7, Medan dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi Ilmu Tanah yang sekarang berbaur menjadi Program Studi Agroekoteknologi.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah, Sebagai asisten praktikum di Laboratorium Biologi Tanah dan Kimia Tanah.
Penulis melaksanakan praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN III Kebun Tanah Raja, Sei Rampah dari Tanggal 20 Juni sampai 20 Juli 2012.
vi

KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Biomassa Azolla Terhadap Status Logam Berat Timbal (Pb) Pada Tanah”.
Pada kesempatan ini penulis mengahturkan pernyataan terima kasih sebesar - besarnya kepada kedua orang tua yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu T. Sabrina dan Bapak Benny Hidayat selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir. Khusus untuk bapak Mukhlis, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan dan arahannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, serta kepada Ardian Syahputra, Ridwandi, Cici Khairunnisa, Putri Juli Artha, Riri Rizki Chairiyah, Zoel Hani I. Hasibuan, Sri Wahyuni, Syahfitra Ibadillah, dan rekanrekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Januari 2013 Penulis
vii

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

ABSTRACT...................................................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii


DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... ix

PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................................ Tujuan Penelitian ............................................................................................ Hipotesis Penelitian......................................................................................... Kegunaan Penelitian .......................................................................................

1 2 3 3

TINJAUAN PUSTAKA
Logam Berat Pada Tanah ................................................................................ Timbal .......................................................................................................... Azolla .......................................................................................................... Potensi Azolla Sebagai Biosorbsi Logam Berat .............................................

4 6 9 11

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... Bahan dan Alat................................................................................................ Metode Penelitian ........................................................................................... Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... Parameter yang Diamati..................................................................................

14 14 14 16 18


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil .............................................................................................................. 19 Pembahasan..................................................................................................... 28

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ..................................................................................................... 33 Saran................................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Kandungan logam berat dalam tanah secara alamiah (μg/g) .................. 5 2. Kandungan unsur kimia Azolla berdasarkan berat kering (%) ............... 10 3. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang
dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu pertama setelah inkubasi...19 4. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang
dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu kedua setelah inkubasi ......20 5. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang
dicemari Pb terhadap Bahan Organik pada minggu pertama setelah inkubasi .....................................................................................................21 6. Pengaruh pemberian biomassa azolla yang tercemar dan tanah yang dicemari Pb terhadap Bahan Organik pada minggu kedua setelah inkubasi .....................................................................................................23 7. Pengaruh pemberian biomassa azolla yangtercemar Pb dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb total tanah setelah inkubasi dua minggu ...........24 8. Pengaruh pemberian biomassa azolla yangtercemar Pb dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb total tanah setelah inkubasi dua minggu ...........26 9. Pengaruh pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb tersedia tanah minggu kedua setelah inkubasi ......................28

ix

DAFTAR GAMBAR
No. Hal 1. Interaksi pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dan pencemaran Pb
pada tanah terhadap bahan organik tanah.......................................................22 2. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb
terhadap Pb total tanah............................................................................... 25 3. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb
terhadap Pb total tanah............................................................................... 27
x

DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
1. Hasil pengukuran pH tanah satu minggu setelah inkubasi........................33 2. Sidik ragam pengukuran pH tanah satu minggu setelah inkubasi.............33 3. Hasil pengukuran pH tanah dua minggu setelah inkubasi ........................34 4. Sidik ragam pengukuran pH tanah dua minggu setelah inkubasi .............34 5. Hasil pengukuran bahan organik tanah satu minggu setelah inkubasi......35 6. Sidik ragam pengukuran bahan organik tanah satu minggu setelah
inkubasi ................................................................................................... .35 7. Hasil pengukuran bahan organik tanah dua minggu setelah inkubasi ......36 8. Sidik ragam pengukuran bahan organik tanah dua minggu setelah
inkubasi ................................................................................................... .36 9. Hasil pengukuran Pb total tanah dua minggu setelah inkubasi.................37 10. Sidik ragam pengukuran Pb total tanah dua minggu setelah inkubasi.... .37 11. Hasil pengukuran Pb tersedia tanah satu minggu setelah inkubasi...........38 12. Sidik ragam pengukuran Pb tersedia tanah satu minggu setelah
inkubasi ................................................................................................... .38 13. Hasil pengukuran Pb tersedia tanah dua minggu setelah inkubasi ...........39 14. Sidik ragam pengukuran Pb tersedia tanah dua minggu setelah
inkubasi ................................................................................................... .39
xi

ABSTRAK
Pencemaran tanah akibat logam berat semakin banyak terjadi akibat perkembangan industri dan kurangnya pengawasan terhadap polutan. Tanah tidak terlepas pada ancaman ini. Penelitian pengaruh biomassa azolla terhadap status logam berat timbale (Pb) pada tanah bertujuan untuk mengukur kemampuan bimassa azolla tercemar Pb dalam menambahkan maupun mengurangi ketersediaan Pb pada tanah yang dicemari Pb maupun yang tidak dicemari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan perlakuan yaitu biomassa azolla yang tercemar (0 g, 15 g, dan 30g) dan tanah yang dicemari Pb (0g, 150 ppm, dan 300 ppm). Parameter yang diamati pH H2O, Bahan Organik, Pb Total dan Pb tersedia tanah minggu pertama dan minggu kedua setelah inkubasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian biomassa azolla yang terkontaminasi Pb berpotensi menekan cemaran Pb dalam tanah yang tercemar sebesar 5% dan 10% berturut-turut untuk tanah yang dicemari Pb sebanyak 150 ppm dan 300 ppm. Penambahan biomassa azolla yang terkontaminasi Pb tidak berpengaruh terhadap pH maupun dalam meningkatkan bahan organik tanah. Sedangkan pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb ke tanah tidak tercemar justru berpotensi menambah ketersediaan Pb tanah sebesar 75% dan 82% berturut-turut untuk penambahan azolla tercemar Pb 15 g dan 30 g. Pemberian azolla ini meningkatkan kandungan bahan organik tanah namun tidak berpengaruh nyata secara statistik terhadap perubahan pH tanah. Efek dari pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sejalan dengan waktu akan meningkatkan bahan organic tanah dan menurunkan pH tanah serta ketersediaan Pb didalam tanah. Pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb sebanyak 30 g kedalam tanah yang tercemar mampu menekan ketersediaan Pb didalam tanah sampai dua minggu setelah aplikasi.

Kata Kunci : Biomassa Azolla, Tanah tercemat Pb dan Timbal (Pb)
v

PENDAHULUAN
Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia telah melakukan
eksploitasi terhadap alam dan menyebabkan berbagai dampak negatif berupa kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pencemaran merupakan perubahan sifatsifat udara, air, tanah dan makanan yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan, kelangsungan hidup atau aktivitas manusia dan organisme hidup lainnya. Penyebab pencemaran tanah biasaya berasal dari hasil pembuangan limbah yang mengandung bahan-bahan anorganik yang sukar terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan kaleng, dll. Lahan pertanian umumnya menerima paling banyak pencemaran dari atmosfir, batuan, pupuk buatan, pestisida dan limbah industri yang memiliki kandungan logam berat dalam jumlah sedikit, namun jika terus menerus akan terakumulasi kedalam tanah dan berbahaya bagi lingkungan serta makhluk yang hidup didalamnya (Mukhlis dkk., 2011).
Logam berat merupakan penyebab pencemaran terbesar yaitu logam timbal. Timbal banyak dijumpai pada tanah di daerah bekas pertambangan, buangan limbah industri, dan paling banyak berasal dari penggunaan bahan TEL (Tetra Etyl Lead), yang banyak terkandung dalam minyak bumi dan gas alam yang banyak digunakan. Timbal bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan mutasi serta terurai dalam jangka waktu yang lama dengan toksisitas yang tidak berubah (Francis, 1994; dan Notodarmojo, dkk, 2005).
Azolla merupakan tanaman paku air mini yang berukuran 3-4 cm yang hidup di daerah perairan. Tanaman ini dahulunya banyak dimanfaatkan, namun
xii

akhir-akhir ini sudah tidak digunakan para petani khususnya petani padi di Indonesia. Azolla mampu bersimbiosis dengan Anabaena azollae pemfiksasi N2. Simbiosis ini menyebabkan azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik dan mampu menyediakan unsur N bagi tanah disekitarnya. Azolla segar juga mempunyai kemampuan untuk mengakumulasi logam berat pada tinggi konsentrasi dari media air. Dari sebuah penelitian menyebutkan bahwa azolla dapat menyerap logam berat dan mengakumulasikan logam tersebut kedalam tubuhnya sampai 100 ppm Cd dan Cu serta 1000 ppm Pb (Sela dkk., 1988).
Azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan mati dan biomassa azolla tersebut akan terdekomposisi menjadi bahan organik tanah. Bahan organik tanah akan terdekomposisi menjadi asam yang belum terhumifikasi seperti karbohidrat, asam amino, dan protein. Asam yang telah terhumifikasi seperti asam humat, asam fulfat dan turunan turunan hidroksi benzoatnya. Asam-asam organik tersebut yang berpotensi dalam mengkhelat logam berat (Tan, 1997)
Biomassa azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan terdekomposisi menjadi bahan organik tanah yang berpotensi dalam mengkhelat logam berat dan melepaskan logam berat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan biomassa azolla dalam menjerap logam berat pada tanah. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengukur kemampuan biomassa azolla tercemar logam berat Pb dalam menambahkan Pb total dan tersedia pada tanah yang dicemari logam berat Pb maupun yang tidak tercemar.
xiii

2. Untuk mengukur pengaruh cemaran logam berat Pb terhadap penambahan Pb didalam tanah.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar Pb pada tanah terhadap ketersediaan dan total Pb didalam tanah.
Hipotesis Penelitian 1. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb tidak memberi pengaruh terhadap status logam berat Pb di dalam tanah. 2. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb mampu mengurangi konsentrasi logam berat pada tanah yang dicemari logam berat. 3. Pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar Pb dengan penambahan cemaran Pb pada tanah mampu mengurangi konsentrasi logam berat pada tanah.
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

xiv

PENDAHULUAN
Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia telah melakukan
eksploitasi terhadap alam dan menyebabkan berbagai dampak negatif berupa kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pencemaran merupakan perubahan sifatsifat udara, air, tanah dan makanan yang dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan, kelangsungan hidup atau aktivitas manusia dan organisme hidup lainnya. Penyebab pencemaran tanah biasaya berasal dari hasil pembuangan limbah yang mengandung bahan-bahan anorganik yang sukar terurai dalam tanah seperti plastik, kaca, dan kaleng, dll. Lahan pertanian umumnya menerima paling banyak pencemaran dari atmosfir, batuan, pupuk buatan, pestisida dan limbah industri yang memiliki kandungan logam berat dalam jumlah sedikit, namun jika terus menerus akan terakumulasi kedalam tanah dan berbahaya bagi lingkungan serta makhluk yang hidup didalamnya (Mukhlis dkk., 2011).
Logam berat merupakan penyebab pencemaran terbesar yaitu logam timbal. Timbal banyak dijumpai pada tanah di daerah bekas pertambangan, buangan limbah industri, dan paling banyak berasal dari penggunaan bahan TEL (Tetra Etyl Lead), yang banyak terkandung dalam minyak bumi dan gas alam yang banyak digunakan. Timbal bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan mutasi serta terurai dalam jangka waktu yang lama dengan toksisitas yang tidak berubah (Francis, 1994; dan Notodarmojo, dkk, 2005).
Azolla merupakan tanaman paku air mini yang berukuran 3-4 cm yang hidup di daerah perairan. Tanaman ini dahulunya banyak dimanfaatkan, namun
xii

akhir-akhir ini sudah tidak digunakan para petani khususnya petani padi di Indonesia. Azolla mampu bersimbiosis dengan Anabaena azollae pemfiksasi N2. Simbiosis ini menyebabkan azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik dan mampu menyediakan unsur N bagi tanah disekitarnya. Azolla segar juga mempunyai kemampuan untuk mengakumulasi logam berat pada tinggi konsentrasi dari media air. Dari sebuah penelitian menyebutkan bahwa azolla dapat menyerap logam berat dan mengakumulasikan logam tersebut kedalam tubuhnya sampai 100 ppm Cd dan Cu serta 1000 ppm Pb (Sela dkk., 1988).
Azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan mati dan biomassa azolla tersebut akan terdekomposisi menjadi bahan organik tanah. Bahan organik tanah akan terdekomposisi menjadi asam yang belum terhumifikasi seperti karbohidrat, asam amino, dan protein. Asam yang telah terhumifikasi seperti asam humat, asam fulfat dan turunan turunan hidroksi benzoatnya. Asam-asam organik tersebut yang berpotensi dalam mengkhelat logam berat (Tan, 1997)
Biomassa azolla yang terakumulasi logam berat kemudian akan terdekomposisi menjadi bahan organik tanah yang berpotensi dalam mengkhelat logam berat dan melepaskan logam berat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan biomassa azolla dalam menjerap logam berat pada tanah. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengukur kemampuan biomassa azolla tercemar logam berat Pb dalam menambahkan Pb total dan tersedia pada tanah yang dicemari logam berat Pb maupun yang tidak tercemar.
xiii

2. Untuk mengukur pengaruh cemaran logam berat Pb terhadap penambahan Pb didalam tanah.
3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar Pb pada tanah terhadap ketersediaan dan total Pb didalam tanah.
Hipotesis Penelitian 1. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb tidak memberi pengaruh terhadap status logam berat Pb di dalam tanah. 2. Pemberian biomassa azolla yang terakumulasi logam berat Pb mampu mengurangi konsentrasi logam berat pada tanah yang dicemari logam berat. 3. Pengaruh interaksi biomassa azolla yang tercemar Pb dengan penambahan cemaran Pb pada tanah mampu mengurangi konsentrasi logam berat pada tanah.
Kegunaan Penelitian 1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. 2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
xiv


METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Lahan Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, dan Analisis dilakukan di Laboratorium Biologi Tanah, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ±25 m dpl. Penelitian ini dimulai pada Februari sampai September 2012. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah air dan tanah sebagai media yang telah dicemari dengan logam berat, Azolla pinnata berasal dari Laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Logam berat Pb yang digunakan dengan senyawa Pb (CH3COOH)2.3H2O serta bahan-bahan kimia yang dipergunakan untuk keperluan analisis Laboratorium.
Alat yang digunakan adalah ember sebagai wadah media tanam pertumbuhan A. pinnata, polibag sebagai wadah penelitian, ember besar untuk perbanyakan azolla serta alat-alat laboratorium lainnya yang dipergunakan selama penelitian dan analisis tanah. Metode Penelitian
Metode percobaan yang dilakukan pada penelitian ini ialah rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor dan dan tiga ulangan, yaitu:
Faktor 1 : biomassa azolla A0 = Tanpa pemberian biomassa azolla A1 = Pemberian 15 g biomassa azolla yang dicemari 70 ppm Pb
xxv

A2 = Pemberian 30 g biomassa azolla yang dicemari 70 ppm Pb

Faktor 2 : Tanah yang dicemari logam berat Pb

P0 = Tanah tanpa dicemari logam berat Pb

P1 = Tanah dicemari Pb 150 ppm P2 = Tanah dicemari Pb 300 ppm Sehingga didapat 9 kombinasi perlakuan yang tertera pada bagan rancangan

sebagai berikut:


III A2 P1 A2 P0 A1 P1 A0 P2 A1 P2 A0 P0 A1 P0 A2 P2 A0 P1

I A2 P1 A1 P1 A2 P0 A1 P2 A0 P0 A2 P2 A0 P0 A0 P1 A0 P2

II A0 P1 A2 P0 A1 P1 A2 P1 A0 P0 A1 P2 A0 P2 A0 P0 A2 P2

Model linier Rancangan Acak Kelompok : Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + ∑ijk
Dimana: Yij : Respon yang diamati µ : Nilai tengah umum ρi : Pengaruh perlakuan dari pengelompokan ke 3 αj : Pengaruh perlakuan biomassa azolla βk : Pengaruh pemberian logam berat Pb

xxvi

(αβ)jk : Pengaruh interaksi antara perlakuan biomassa azolla dengan perlakuan logam berat Pb
∑ijk : Faktor galat percobaan perlakuan biomassa azolla dan pemberian logam berat dengan 3 pengelompokan
Selanjutnya data dianalisis dengan Analysis of variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Pelaksanaan Penelitian Persiapan Media Tanah Inkubasi Azolla
Media yang digunakan untuk memperbanyak azolla adalah tanah Inseptisol dari lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Tanah diisi kedalam ember (ø 10 cm) sebanyak 10 kg, dan air diisi kedalamnya hingga mencapai batas. Media untuk pengujian biomassa azolla dalam mengkhelat logam berat adalah tanah Inseptisol dari lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Tanah tersebut diisi sebanyak ± 1 kg per polibag sebanyak 27 buah yaitu 3 x 3 x 3. Kemudian tanah tersebut diberikan logam berat sesuai dengan perlakuan. Persiapan Azolla
Azolla diperbanyak dengan cara mengambil beberapa azolla dan diletakkan di media tersebut. Untuk mempercepat pertumbuhan azolla diberikan pupuk majemuk memiliki kandungan (5:30:30), dua minggu sekali sebanyak ± 5 g setiap embernya. Kadar air azolla dihitung untuk mengetahui dosis biomassa azolla yang akan diberikan pada penelitian ini.
xxvii

Setelah azolla diperbanyak, maka dilakukan aklimatisasi azolla dengan media air yang kemudian diberikan logam pencemar sebanyak perlakuan, dengan dibiarkan selama seminggu sehingga logam terakumulasi dalam azolla. Pemberian biomassa azolla
Seminggu setelah azolla dicemari logam berat Pb, selanjutnya biomassa azolla dipanen dan ditiriskan. Aplikasi biomassa azolla yang telah terakumulasi logam berat ke dalam tanah dilakukan dengan cara membenamkan biomassa azolla sebanyak perlakuan kedalam tanah yang sudah disiapkan dan diinkubasi selama satu minggu. Analisis Awal

Analisis awal dilakukan pada azolla yang telah dicemari logam berat Pb dan diaklimatisasi sebelum biomassa azolla diberikan ke dalam tanah dan juga pada tanah yang telah diberikan logam berat dengan beberapa taraf untuk mengetahui dosis Pb yang akan diberikan kedalam tanah. Analisis Akhir
Analisis akhir dilakukan pada tanah meliputi pH H2O tanah, %C Organik tanah dengan ekstraktan K2Cr2O7, Pb tersedia pada tanah menggunakan ekstraktan 0,1M HCl dan analisa logam berat Pb total pada tanah menggunakan ekstraktan HClO4 dan HNO3 pekat dari setiap perlakuan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah. Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati dari penelitian ini adalah: − pH (H2O) tanah menggunakan metode elektrometri − Pb total tanah menggunakan AAS
xxviii

− Pb tersedia tanah menggunakan AAS − %C organik tanah dengan metode Walkley and Black
xxix

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

pH H2O Hasil uji statistik menunjukkan bahwa perlakuan tanah yang dicemari

logam berat Pb pada minggu pertama berbeda sangat nyata terhadap perubahan

pH H2O. Perlakuan pemberian biomassa azolla tanah dan interaksi antara

pemberian biomassa azolla kedalam tanah dengan tanah yang dicemari logam

berat berbeda tidak nyata terhadap pH tanah pada minggu pertama (Lampiran 2).

Tabel 3. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu pertama setelah inkubasi

Perlakuan

P0 (0 ppm Pb)

P1 P2 (150 ppm Pb) (300 ppm Pb)

Rataan

A0 (0 g biomassa)

6.30

5.69

6.28 6.09

A1 (15 g biomassa)

6.35

5.78

6.49 6.21

A2 ( 30 g biomassa)

6.14

5.90

6.09 6.04

Rataan

6.26 a

5.79 b

6.29 a

Keterangan

: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α = 0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pH H2O setelah satu minggu inkubasi,

nilai pH tertinggi pada perlakuan tanah yang dicemari Pb sebanyak 300 ppm

yaitu 6,29. Nilai tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa pemberian

Pb, namun berbeda nyata dengan pH H2O pada tanah yang dicemari Pb 150 ppm.

Pada perlakuan pemberian biomassa azolla tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata terhadap pH tanah. pH tanah tertinggi terdapat pada pemberian 15 g

biomassa yaitu 6.21 dan pH tanah terendah pada pemberian biomassa 30 g yaitu

6.04.

xxx

Perlakuan tanah yang dicemari logam berat Pb berbeda sangat nyata

terhadap pH H2O pada pengamatan minggu kedua sedangkan perlakuan

pemberian biomassa azolla dan interaksi antara pemberian biomassa azolla

dengan tanah yang dicemari logam berat berbeda tidak nyata terhadap pH tanah

(Lampiran 4).

Tabel 4.Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap pH tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan

P0 P1

P2

(0 ppm Pb) (150 ppm Pb) (300 ppm Pb)

Rataan

A0 (0 g biomassa)

5.67

5.45

5.52 5.55

A1 (15 g biomassa)

5.76

5.49

5.64 5.63

A2 ( 30 g biomassa)

5.77

5.56

5.68 5.67

Rataan

5.73 a

5.50 b

5.62 a

Keterangan

: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α = 0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa setelah dua minggu inkubasi nilai pH

tertinggi pada perlakuan tanah tanpa dicemari Pb yaitu 5.73 dan berbeda nyata

dengan pH terendah pada perlakuan tanah yang dicemari Pb 150 ppm yaitu 5.5.

Sementara perlakuan tanah tanpa dicemari Pb tidak berbeda nyata terhadap

perubahan pH tanah yang dicemari 300 ppm Pb. Dari hasil uji statistik pemberian

biomassa azolla tidak berbeda nyata terhadap pH tanah dan nilai pH tertinggi pada

perlakuan pemberian azolla 30 g yaitu 5.67 dan terendah pada perlakuan tanpa

pemberian biomassa azolla yaitu 5.55.

Bahan Organik Tanah Perlakuan tanah yang dicemari logam berat Pb berbeda tidak nyata
terhadap bahan organik tanah. Sedangkan pada perlakuan pemberian biomassa azolla dan interaksi pemberian biomassa azolla dengan pemberian logam berat Pb

xxxi

kedalam tanah berbeda nyata terhadap kandungan bahan organik tanah

(Lampiran 6).

Tabel 5. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap bahan organik tanah pada minggu pertama setelah inkubasi

Perlakuan

P0 (0 ppm Pb)

P1 P2 (150 ppm Pb) (300ppm Pb)

Rataan

…………………………….%.......................................

A0 (0 g biomassa)

1.94 d

2.23 bc

2.03 cd

2.07 b

A1 (15 g biomassa) 2.03 cd

2.13 bcd

2.64 a

2.27 a

A2 ( 30 g biomassa) 2.31 b

2.35 b

2.30 b

2.32 a

Rataan

2.10 b

2.24 a

2.33 a

Keterangan

: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa tanpa pemberian biomassa azolla dengan

nilai bahan organik tertinggi pada pemberian 30 g sebesar 2.32% dan bahan

organik tanah terendah pada tanah tanpa pemberian biomassa azolla yaitu 2.07%

pada masa inkubasi satu minggu. Pada perlakuan tanah yang dicemari Pb bahan

organik tertinggi terdapat pada perlakuan tanah yang dicemari 300 ppm Pb,

2.33% yaitu dan yang terendah pada perlakuan tanpa dicemari Pb yaitu 2.10%.

Interaksi pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dan pencemaran Pb pada

tanah terhadap bahan organik tanah dapat dilihat pada gambar berikut:

xxxii

Bahan Organik (%)

2,75 2,50 2,25 2,00 1,75 1,50 1,25 1,00
0

15 Azolla (gram)

0 ppm Pb
150 ppm Pb
300 ppm Pb
y = 0.012x + 1.910 R² = 0.913 y = 0.003x + 2.178 R² = 0.272 y = 0.008x + 2.192 R² = 0.190 30

Gambar 1. Interaksi pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dan pencemaran Pb pada tanah terhadap bahan organik tanah
Dari Gambar 1 terlihat bahwa pada semua perlakuan tanah menunjukkan perubahan kandungan bahan organik yang mengikuti garis linier menaik. Selain itu pada pemberian biomassa azolla 4 g pada tanah yang dicemari Pb 150 ppm berpotongan dengan tanah yang dicemari 300 ppm Pb. Pada grafik juga terlihat pemberian biomassa azolla 30 g terjadi perpotongan akibat pemberian logam berat Pb pada tanah pada. Hal ini menunjukkan kandungan bahan organik yang sama pada interaksi perlakuan tersebut.
Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa pada minggu kedua setelah inkubasi perlakuan pemberian biomassa azolla berbeda sangat nyata terhadap bahan organik tanah dan pada tanah yang dicemari logam berat Pb berbeda nyata terhadap bahan organik tanah. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan

xxxiii

pemberian logam berat Pb kedalam tanah tidak berbeda nyata pada minggu

pertama terhadap peningkatan bahan organik tanah (Lampiran 8).

Tabel 6. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap bahan organik tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan

P0 (0 ppm Pb)

P1 P2 (150 ppm Pb) (300 ppm Pb)

Rataan

…………..……………..%...................................

A0 (0 g biomassa)

2.68

2.13

2.61 2.47 b

A1 (15 g biomassa)

2.86

2.55

2.89 2.77 a

A2 ( 30 g biomassa)

3.06

2.88

2.93 2.96 a

Rataan

2.87 a

2.52 b

2.81 a

Keterangan

: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa bahan organik tanah tertinggi setelah dua

minggu masa inkubasi pada perlakuan pemberian biomassa azolla 30 g yaitu

2.96% dan berbeda nyata terhadap pH tanah yang terendah pada pemberian 0 g

biomassa azolla yaitu 2.47%, sedangkan pada pemberian 15 g dan 30 g biomassa

azolla tidak berbeda nyata terhadap pH H2O. Pada perlakuan tanah yang dicemari Pb bahan organik tertinggi pada perlakuan tanpa dicemari yaitu 2.87%

menunjukkan perbedaan yang nyata dengan pH tanah terendah yaitu pada tanah

yang dicemari Pb 150 ppm sebesar 2.52%.

Pb Total Tanah

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada minggu kedua setelah

inkubasi. perlakuan pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari logam

berat Pb berbeda sangat nyata terhadap Pb total tanah. Interaksi pemberian

biomassa azolla dengan pemberian logam berat ke dalam tanah berbeda nyata

pada minggu pertama terhadap Pb total didalam tanah (Lampiran 12).

xxxiv

Tabel 7. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb total tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan

P0 P1

P2

(0 ppm Pb) (150 ppm Pb) (300 ppm Pb)

Rataan

………..…………………….ppm………………………….

A0 (0 g biomassa) A1 (15 g biomassa) A2 ( 30 g biomassa)

97.78 e 176.89 c 273.63 c

280.44 c 323.11 b 339.82 b

316.42 b 322.49 b 451.23 a

231.55 c 274.16 b 354.89 a

Rataan
Keterangan

182.76 c

314.46 b

363.38 a

: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa Pb total tanah tertinggi pada interaksi

pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb pada perlakuan

pemberian 30 g biomassa azolla ke dalam tanah yang dicemari Pb 300 ppm

sebesar 451.23 ppm dan berbeda nyata dengan Pb total tanah terendah pada

perlakuan tanah tanpa biomassa azolla dan dicemari Pb yaitu 97.78 ppm. Interaksi

pemberian biomassa tanah dengan pencemaran Pb pada tanah terhadap bahan Pb

total dapat dilihat pada gambar berikut:

Pb Total (ppm)

500,00 450,00 400,00 350,00 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00
50,00 0,00 0

15 Azolla (gram)

0 ppm Pb
150 ppm Pb
300 ppm Pb
y = 5.861x + 94.84 R² = 0.996 y = 1.979x + 284.7 R² = 0.940 y = 4.493x + 295.9 R² = 0.783
30

Gambar 2. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb total tanah

xxxv

Dari gambar 3 terlihat bahwa setelah dua minggu masa inkubasi pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb dapat meningkatkan kadar Pb total mengikuti garis linear menaik dan terjadi perpotongan di antara perlakuan tanah yang dicemari 150 ppm dan 300 ppm pada pemberian 15 g biomassa azolla yang tercemar Pb. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar Pb total didalam tanah pada tanah yang dicemari 150 ppm Pb sama dengan tanah yang dicemari 300 ppm Pb setelah dua minggu setelah masa inkubasi.

Pb Tersedia Tanah

Hasil uji statistik didapat bahwa perlakuan pemberian biomassa azolla dan

interaksi pemberian biomassa azolla dengan pemberian logam berat ke dalam

tanah berbeda nyata terhadap ketersediaan Pb di dalam tanah. Pada minggu

pertama setelah inkubasi dan pada perlakuan tanah yang dicemari logam berat Pb

berbeda sangat nyata terhadap Pb tersedia tanah (Lampiran 14).

Tabel 8. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb tersedia tanah minggu pertama setelah inkubasi

Perlakuan

P0 P1

P2

(0 ppm Pb) (150 ppm Pb) (300 ppm Pb)

Rataan

………..……………………ppm………………………….

A0 (0 g biomassa) A1 (15 g biomassa) A2 ( 30 g biomassa)

14.45 d 35.87 d 93.73 c

94.45 c 117.43 b 116.83 b

131.85 b 181.93 a 177.57 a

87.91 b 111.54 a 121.92 a

Rataan

48.01 c

109.57 b

163.78 a

Keterangan

: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 7 terlihat bahwa Pb tersedia tanah pada interaksi perlakuan

pemberian biomassa azolla dengan tanah dicemari Pb setelah satu minggu

inkubasi tertinggi pada pemberian biomassa 30 g pada tanah yang dicemari 300

ppm yaitu 177.57 ppm dan berbeda nyata dengan kadar Pb tersedia terendah pada

xxxvi

perlakuan tanpa pemberian biomassa azolla ke dalam tanah tanpa dicemari Pb, yaitu 14.45 ppm. Selain itu terlihat penambahan ketersediaan Pb sampai 80 ppm dan peningkatan Pb tersedia ± 20 ppm akibat pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb pada tanah tanpa dicemari Pb dan tanah yang dicemari 300 ppm Pb. Namun pada pemberian 150 ppm Pb terjadi pengurangan ketersediaan Pb 1- 10 ppm. Interaksi pemberian biomassa tanah dengan pencemaran Pb pada tanah terhadap bahan Pb tersedia tanah dapat dilihat pada gambar berikut:

Pb Tersedia ( ppm)

200.00 180.00 160.00 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00
0.00 0

15 Azolla (gram)

0 ppm Pb
150 ppm Pb
300 ppm Pb
y = 2.642x + 8.371 R² = 0.934 y = 0.015x + 101.5 R² = 0.003 y = 1.523x + 140.9 R² = 0.679
30

Gambar 3. Interaksi pemberian biomassa azolla dengan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb total tanah
Dari Gambar 3 terlihat bahwa pada tanah tanpa dan yang dicemari Pb 300 ppm menghasilkan ketersediaan Pb tanah mengikuti garis linear menaik pada. Sedangkan pada tanah yang dicemari 150 Pb akibat pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb meningkatkan kemudian menurunkan ketersediaan Pb sehingga

xxxvii

menunjukkan garis linear datar. Selain itu juga terlihat pertemuan titik pada

pemberian 30 g biomassa azolla pada tanah yang dicemari 150 ppm dan tanpa

dicemari Pb seminggu setelah inkubasi. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan

Pb yang sama pada minggu kedua akibat pemberian biomassa azolla 30 g pada

tanah 150 dan 300 ppm.

Dari hasil uji statistik pada Lampiran 16 diperoleh pada minggu kedua

setelah inkubasi bahwa perlakuan pemberian biomassa azolla tidak berbeda nyata

terhadap Pb tersedia tanah. Sedangkan pada perlakuan tanah yang dicemari logam

berat Pb berbeda sangat nyata terhadap Pb tersedia tanah dan interaksi pemberian

biomassa azolla dengan pemberian logam berat kedalam tanah tidak berbeda

nyata terhadap ketersediaan Pb di dalam tanah.

Tabel 9. Pengaruh pemberian biomassa azolla dan tanah yang dicemari Pb terhadap Pb tersedia tanah pada minggu kedua setelah inkubasi

Perlakuan

P0 P1

P2

(0 ppm Pb) (150 ppm Pb) (300 ppm Pb)

Rataan

………..…………………..ppm……………………….

A0 (0 g biomassa)

15.65

90.58

170.91

107.62

A1 (15 g biomassa)

72.57

136.29

179.04

126.38

A2 ( 30 g biomassa)

88.83

127.52

159.14

112.85

Rataan

59.02 c

118.13 b

169.70 a

Keterangan

: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada α =0,05 menurut DMRT

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa Pb tersedia tanah pada pemberian

biomassa azolla setelah dua minggu inkubasi tertinggi pada perlakuan tanah yang

dicemari Pb 300 ppm sebesar 169.70 ppm dan berbeda nyata dengan tanah yang

dicemari 150 ppm dan tanpa dicemari Pb masing – masing sebesar 118.13 ppm

dan 59.02 ppm. Ketersediaan Pb pada minggu kedua mengalami peningkatan

akibat pemberian biomassa azolla hingga 70 ppm pada tanah tanpa dicemari Pb.

xxxviii

Namun mengalami penurunan akibat pemberian biomassa azolla sampai 10 ppm Pb pada tanah dicemari Pb150 ppm dan juga menurun hingga 20 ppm pada tanah dicemari 300 ppm. Pembahasan
Pada tanah yang dicemari logam berat Pb pada konsentrasi yang tinggi yaitu 300 ppm akan menekan kandungan bahan organik tanah walaupun aplikasi biomassa azolla diberikan pada dosis tertinggi 30 g. Sebaliknya pada tanah tanpa pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb meningkatkan bahan organik tanah sama halnya dengan tanah yang dicemari Pb 150 ppm. Hal ini dikarenakan pencemaran tanah akibat keracunan Pb pada konsentrasi yang tinggi dapat menekan kandungan bahan organik tanah. Namun pada tanah yang dicemari Pb konsentrasi yang rendah tidak mempengaruhi bahan organik tanah karena kemampuan tanah sebagai penyangga (daya buffer tanah). Hal ini sesuai dengan literatur Kunaefi, Oginawati, dan Madiati (2010) yang menyatakan bahwa setiap tanah memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda- beda, sehingga berbeda dalam kemampuan untuk menyangga berbagai macam pencemar. Daya sanggah tanah terhadap Pb tergantung dari kandungan bahan organik, tekstur, serta ada tidaknya tanaman yang tumbuh di atasnya.
Akibat pemberian biomassa azolla sebanyak 15 dan 30 g kedalam tanah menunjukkan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah baik minggu pertama maupun minggu kedua. Hal ini dikarenakan biomassa azolla merupakan sumber bahan organik tanah dapat terdekomposisi setelah dua minggu masa inkubasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Djojosiwito (2000) yang menyatakan bahwa biomassa azolla segar
xxxix

mempunyai kadar air sebesar 70 hingga 80 % dari berat tubuhnya sehingga proses dekomposisi azolla berlangsung lebih cepat yakni sekitar 15 – 25 hari.
Bahan organik tanah pada minggu kedua mengalami peningkatan dari minggu pertama inkubasi hal ini dikarenakan proses dekomposisi sudah mulai matang atau stabil pada akhir minggu kedua masa inkubasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tan (1997) yang menyatakan bahwa bahan organik tanah yang telah terhumifikasi akan menghasilkan asam humat, fulfat dan humin. Asamasam organik ini telah terhumifikasi sehingga lebih stabil.
Pada minggu kedua masa inkubasi bahan organik mengalami penurunan akibat pemberian Pb 150 ppm namun mengalami peningkatan kembali pada tanah yang dicemari 300 ppm. Hal ini dikarenakan proses dekomposisi belum berakhir sehingga terjadi peningkatan dan penurunan kandungan bahann organik tanah pada setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan literatur Djojosiwito (2000) yang menyatakan bahwa biomassa azolla segar mempunyai kandungan bahan organik sebesar 70 hingga 80 % dari berat tubuhnya sehingga proses dekomposisi azolla berlangsung lebih cepat yakni sekitar 15 – 25 hari masa inkubasi.
Kadar Pb total mengalami peningkatan akibat pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb kedalam tanah. Hal ini dikarenakan biomassa azolla pada perlakuan ini yang diberikan sebelumnya telah dicemari Pb 70 ppm, sehingga kadar Pb total tanah tersebut akan meningkat. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Hidayat (2011a) bahwa azolla yang diberi perlakuan logam berat Pb 140 ppm mampu diserap azolla dan diakumulasikan didalam tubuhnya sampai 4.68%. Hal ini karena terdapatnya sejumlah besar pektin berupa gugus heteropolisakarida pada dinding sel berperan sebagai fitokhelatin.
xl

Lamanya inkubasi mempengaruhi ketersediaan Pb didalam tanah. Ketersediaan Pb minggu kedua akibat pemberian biomassa azolla tercemar Pb mengalami peningkatan dari minggu pertama kecuali pada pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb 15 g dan 30 g ke dalam tanah yang dicemari 300 ppm Pb yang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pada tanah mempunyai daya buffer atau kemampuan memulihkan dari keracunan bahan pencemar yang ada di dalam tanah pada waktu tertentu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kunaefi, Oginawati, dan Madiati (2010) yang menyatakan bahwa setiap tanah memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda - beda, sehingga berbeda dalam kemampuan untuk menyangga berbagai macam pencemar. Daya sanggah tanah terhadap Pb tergantung dari kandungan bahan organik, tekstur, serta ada tidaknya tanaman yang tumbuh di atasnya.
Akibat pemberian biomassa azolla yang dicemari Pb 70 ppm menunjukkan peningkatan ketersediaan Pb tanah sekitar 20% pada tanah yang dicemari 150 ppm. Peningkatan juga terjadi sekitar 9% pada minggu pertama dan penurunan ketersediaan Pb sekitar 5% pada minggu kedua. Hal ini menunjukkan bahwa bahan organik tanah dari biomassa azolla yang diberikan pada tanah mampu mengurangi ketersedian Pb dalam tanah. Dekomposisi yang terjadi akan menghasilkan asam-asam organik tanah yang mampu mengkhelat logam berat di dalam tanah.
Pada pemberian biomassa azolla yang tercemar Pb pada tanah yang dicemari Pb minggu pertama, Total Pb didalam tanah dapat meningkatkan dan berpotensi menurunkan ketersediaan Pb tanah tersebut. Sedangkan Pada tanah yang tidak tercemar Pb bila diberikan biomassa azolla yang telah tercemar maka
xli

Pb total dan ketersediaan Pb di dalam tanah tersebut meningkat setelah dua minggu masa inkubasi. Hal ini menunjukkan biomassa azolla yang telah tercemar Pb berpotensi melepaskan Pb yang telah diadsorbsinya pada tanah yang tidak tercemar Pb setelah dua minggu inkubasi. Namun mampu mengurangi ketersediaan Pb dalam tanah tersebut pada tanah yang telah tercemar Pb.
Untuk pemberian 15 g dan 30 g biomassa azolla yang telah tercemar Pb menunjukkan peningkatan Pb sama seperti pencemaran Pb 150 ppm tanpa aplikasi biomassa azolla yang tercemar Pb pada tanah tersebut. Sama halnya dengan pencemaran 150 ppm Pb untuk pemberian biomassa azolla yang telah tercemar Pb sebanyak 15 g dan 30 g mempunyai efek penambahan total yang sama dengan efek penambahan konsentrasi Pb ke dalam tanah 300 ppm.
xlii

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. 1994. Monster itu Bernama Timbal. www.menlh.go.id. Diakses pada 10 Maret 2012.
Atmojo, S., W., 2003, Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya, Sebelas Maret Unyversity Press: Surakarta.
Dan, L. H., Guang, M. Z., Xiao Y. J., Chong, L.F., Hong, Y. Y., Guo, H. H., and Hong , L. L., 2005, Bioremediation of Pb- contaminated soil incubating with Phanerochate chrysosporium and straw, College of environtmental Science and Engineering, Hunan University, Changsha 410082, Hunan, China.
Djojosuwito, S., 2000. Azolla Pertanian Organik dan Multiguna. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.
Francis, B. M. 1994. Toxic Substances in The Environment. John Willey&Sons, inc. Canada. dalam. Ed. Sembiring E. dan Sulistiawati E..2006. Akumulasi Pb dan pengaruhnya pada kondisi daun Swietenia Macrophylla King. Bandung.
Ganji M. T, Khosravi, M. and Rakhshaee R. 2005. Biosorption of Pb, Cd, Cu and Zn from the wastewater by treated Azolla filiculoides with H2O2/MgCl2 Department of Applied Chemistry, Islamic Azad University, Rasht Branch, Rasht, Iran
Hanafiah, A. S., T. Sabrina, H. Guchi, 2009. Biologi dan Ekologi Tanah. USU Press, Medan
Hidayat B, 2011a. Skrining Tumbuhan air Hiperakumulator. Topik khusus I, program Doktor Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Kultura. Vol:12 No.1.September 2011.UMN-AW.
Juhaeti, T. dan F Syarif. 3002. Studi Potensi Beberapa Jenis Tumbuhan Air Untuk Fitoremediasi. Dalam Hidayat (2011). Skrining Tumbuhan air Hiperakumulator Topik khusus I, program Doktor Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Kultura. Vol:12 No.1.September 2011.UMN-AW.
Kunaefi, T. D., Oginawati, K., dan Madiati, N., 2010. Daya Sangga Tanah Terhadap Kadmium Serta Pengaruh Penambahan Sisa Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Varietas IR-64. Departemen Teknik Lingkungan. ITB. Bandung.
xliv

Mukhlis, Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kimia Tanah. Teori dan Aplikasi. USU- Press. Medan

Montazeri A. H., Befi R. D., Khairunnisa, M. Sadiqul iman, 2010, Cemaran Logam Berat Kadmium (Cd) Dalam Tanah Dan Akibatnya Bagi Kesehatan Manusia, Universitas Lambung Mangkurat, Banjar Baru.

Muhlbachova, G., Simon, T., Pechova, M., 2005, The availability of Cd, Pb, and Zn and theie relationships with soil pH and microbial biomass in soil amended by natual clinoptililite, Research Institute of Corp Prodction, Prague-Ruzyne, Czech Republic.

_________, G., 2002, The availability of DTPA extracted heavy metals during laboratory incubation of contaminated soil with glucose amendments, , Research Institute of Corp Prodction, Prague-Ruzyne, Czech Republic.

Naidu, R., dan Bolan, N. S., 2008, Contaminant Chemistry In Soils: Key Concepts And Bioavailability. Developments in Soil Science, Volume 32 Ed. Naidu, R.

Notodarmojo, S., 2005, Pencemaran Tanah dan Air, Penerbit ITB, Bandung.

Sudarwin, 2008, Analisis Spasial Pencemaran Logam Berat (Pb Dan Cd) Pada Sedimen Aliran Sungai Dari Tempat Pembuangan Akhir (Tpa) Sampah Jatibarang Semarang. http://eprints.undip.ac.id/17967/1/SUDARWIN.pdf. Diakses pada 10 Maret 2012.

Supriyanto C, Samin, dan Zainul K.,2007, Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, Dan Cd Pada Ikan Air Tawar Dengan Metode Spektrometri Nyala Serapan Atom (Ssa). Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta.

Shah, K., and Nongkynrih, M. J., 2005. Metal hyperaccumulation and bioremediation. Department of zology, Mahila Mahavidyalaya, Banaras Hindu University: Meghalaya, India.

Priyanto, B dan Joko P., 2001, Fitoremediasi sebagai Sebuah Teknologi

Pemulihan

Pencemaran,

Khususnya

Logam

Berat.

URL:

http://ltl.bppt.tripod.com/sublab/lflora1.htm (Diakses 20 Februari

2012).

Ruhiyat M., Hidayati N., Maftuchah dan Muhtadawati, 1999. Pemberian Kalium pada pertumbuhan Azola. Buletin Pusbitan Vol. I No. 2. UMM. Malang

xlv

Sela,M., Tel-Or, E., Fritz, E. and Huttemann, A.: 1988, ‘Localization and Toxic Effects of Cadmium,Copper, and Uranium in Azolla’, Plant Physiol. 88, 30–36.
Tan, K., H., 1997, Degradasi Mineral Tanah Oleh Asam Organik dalam Interaksi Mineral Tanah dengan Organik Alami dan Mikroba diterjemahkan oleh Goenardi, D., H., Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Widowati, W., Sastiono, A., Jusuf, R. 2008. “Efek Toksik Logam” Pencegahan dan penanggulangan pencemaran. Pener