ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTING) PADA Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smooting) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(1)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhamadiyah Surakarta

Disusun oleh :

ADE HAMZAH B 200 050 201

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

1

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

ABSTRAK

Perataan laba (Income Smooting) adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara artificial (melalui metode akuntansi) maupun secara riil

(melalui transaksi). Penelitian ini dibuat untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba yaitu Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin. Pemisahan antara perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak melakukan dengan menggunakan Index Eckel terhadap laba operasi untuk perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sample penelitian berjumlah 53 perusahaan. Pengamatan dilakukan selama lima tahun, yaitu 2010 - 2014. Hasil perhitungan dengan Indeks Eckel menunjukkan bahwa sebanyak 20 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba. Sedangkan dari hasil analisis regresi logistic adalah bahwa Besaran Perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba sedangkan Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin,

OperatingProfit Margin tidak berpengaruh pada praktik perataan laba

Kata Kunci : Perataan laba, Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin

ABSTRACT

Smoothing of income (Income Smooting) is a method used by management to reduce fluctuations in reported ea rnings to match the desired target either artificial (via the method of accounting) as well as in real terms (through transactions). This study was made to examine the factors that influence the practice of income smoothing is Magnitude Companies, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin. The separation between the company and the income smoothing does not perform by using Eckel Index against operating profits for manufacturing companies listed in Jakarta Stock Exchange. Sample study amounted to 53 companies. Observations were carried out over five years, ie 2010-2014. The results of calculations with Eckel Index shows that as many as 20 companies which practice income smoothing. While the results of logistic regression analysis is that the magnitude of effect on the Company's income smoothing practices while Totat Debt to Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin no effect on income smoothing practices

Keywords: Income smoothing, Magnitude Companies, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, Operating Profit Margin


(6)

2

1. PENDAHULUAN

Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar modal. Salah satu sumber informasi tersebut adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan unutk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan (Baridwan, 2000: 17).

Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang beguna untuk pengambilan keputusan ekonomi yang diambilnya, para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomi yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul, sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini harus dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara obyektif (Sofyan, 2004: 131)

Teory Effiency Market Hypothesis (EMH) menyebutkan bahwa laporan keuangan dapat mempengaruhi pasar modal. Ini berarti menunjukkan betapa pentingnya laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan ini di masyarakat barat khususnya, maka menggunakan manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadinya, seperti mempertahankan jabatan atau mendapatkan bonus yang tinggi. Biasanya laba yang stabil dimana tidak banyak fluktuasi atau variance dari satu periode ke periode lain dinilai sebagai prestasi baik. Upaya menstabilkan laba ini disebut


(7)

3

2. METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian dan Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk jenis penelitian yang bersifat kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data laporan yang dipakai adalah Total Aktiva, Total Hutang, Total Ekuitas, Laba Setelah Pajak, Penjualan, dan Laba Operasi.

2.2 Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2010 – 2014 Dalam penentuan sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.3 Perataan Laba (Variable Dependent)

Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah perataan laba yang diukur dengan indeks Eckel. Penggunaan indeks ini dapat diketahui peruasahaan melakukan perataan laba atau tidak melakukan perataan laba. Menurut Ashari, dkk (1994)

2.4 Besaran Perusahaan (Variable Independent)

Banyak penelitian sebelumnya yang menyimpulkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakn besar pula indeks perataan laba. Variabel ukuran perusahaan dalam penelitian ini, menggunakan proxy total aktiva (total assets) yang diukur dengan natural log of total assets (Narsa, 2003).

2.5 Debt to Total Assets (Variable Independent)

Debt to Total Assets adalah untuk mengukur presentase total dana yang dipenuhi atau dibiayai dengan total kewajiban, jangka pendek dan jangka –panjang. Debt to Total Assets diukur dengan rata– rata rasio total hutang dibagi total aktiva selama lima tahun,

Rumus Debt to Total Assets :

2.6 Debt to Equity (Variable Independent)


(8)

4

Debt to Equity adalah rasio untuk mengukur kemampuan ekuitas untuk melunasi kewajiban – kewajibannya, debt to equity diukur dengan rata – rata total hutang dibagi total modal selama lima tahun.

Rumus Debt to Equity :

(Sartono, 1996 : 128) 2.7 Net Profit Margin (Variable Independent)

Net Profit Margin diukur dengan rata-rata rasio laba setelah pajak (EAT) dibagi penjualan, yang mengukur laba bersih (EAT) yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.

Rumus Net Profit Margin :

(Sartono, 1996 : 130) 2.8 Operating Profit Margin (Variable Independent)

Operating Profit Margin diukur dengan rata – rata laba usaha (net operating income atau earning income atau earning before interest and tax) dibagi dengan penjualan.

Rumus Operating Profit Margin :

(Sartono, 1996 : 130) 2.9 Metode Analisis Data

Secara garis besar, metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa penelitian ini adalah.statistik deskriptif (seperti mean dan deviasi standar) Metode statistik yang kedua adalah statistik inferensi yaitu berupa (1) pengujian univariate seperti binomial test, Mann-Whitney test,T-test dan (2) pengujian multivariate, berupa regresi logistik (logistic regression). Untuk mempermudah dalam menganalisis dapat digunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) IBM SPSS Statistic 23

2.9.1 Pengujian Univariate

Sebelum dilakukan pengujian univariate diperlukan uji normalitas data dengan menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov Test untuk mengetahui distribusi data. Karena sampel diklasifikasikan menjadi dua kelompok sampel independen berasal dari populasi yang sama. Uji yang dilakukan sesuai dengan hasil normalitas data. Independent Sampel T-test


(9)

5

diterapkan pada data yang berdistribusi normal, Mann-Whitney U Test diterapkan pada data yang berdistribusi tidak normal. Menentukan hipotesa untuk pengujian univariate terhadap setiap variable independent.

2.9.2Pengujian Multivariate

Dalam pengujian multivariate yang menggunakan model regresi logit Artinya, variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi normal, linier maupun memiliki varian yang sama dalam setiap group (Kuncoro, 2001 : 217)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Objek yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama lima tahun terakhir, yaitu dari tahun 2010 – 2014 dengan beberapa kriteria yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya sehingga didapatkan sampel akhir penelitian sebanyak 53.

Hasil Pengumpulan Data

Tabel IV.1 Seleksi Sampel

Sumber: www.idx.co.id

Hasil Penelitian

Analisa Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji pada setiap hipotesis, bagaimana profil perusahaan dan distribusi variabel-variabel tersebut. Hasil analisis statistik deskriptif dengan bantuan komputer program IBMSPSS Statistic 23 disajikan pada tabel berikut:

Keterangan Jumlah

1. Jumlah perusahaan manufaktur 136

2. Perusahaan yang belum terdaftar pada tahun 2010 - 2014 (8) 3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun

2010 – 2014 (0)

4. Emiten yang melakukan akuisisi atau merger minimal sekali selama tahun 2010–31 Desember 2014, melakukan restrukturisasi, dan mengalami perubahan kelompok usaha.

(5)

5. Perusahaan yang mengalami kerugian. (57)

6. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata

uang asing (3)


(10)

6 Tabel IV.2

Hasil Uji Statistik Diskriptive

Sumber: Data diolah 2017

Hasil uji statistik deskritif pada table IV.2 diatas diketahui nilai mean untuk variable BP adalah sebesar 6,1745 dengan standar deviasi sebesar 0,67009 dan nilai terendah sebesar 4,97 dan nilai tertinggi sebesar 7,81, untuk variabel DTA adalah sebesar 0,4152, dengan standar deviasi sebesar 0,15487, nilai terendah sebsar 0,14 dan nilai tertinggi sebesar 0,81, untuk variabel DTE adalah sebesar 0,9226, dengan standar deviasi sebesar 0,69602, nilai terendah sebesar 0,17 dan nilai tertinggi sebesar 4,39, untuk variabel NPM adalah sebesar 0,0842, standar deviasi sebesar 0.06519 dengan nilai terendah sebesar 0,01 dan nilai tertinggi sebesar 0,28, untuk variabel OPM adalah sebesar 0,1160, dengan standar deviasi sebesar 0, 08532,nilai terendah sebesar 0,01 dan nilai tertinggi sebesar 0,38.

Analisis Uji Statistik Pengujian Univariate

Dalam pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Indenpedent Sample T Test apabila datanya berdistribusi normal dan Uji Mann Whitney U Test jika datanya tidak berdistribusi secara normal. Untuk itu terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan pengujian One Sample Kolmogorov disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel IV.3 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data diolah 2017

Variabel N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

BP 53 4,97 7,81 6,1745 ,67009

DTA 53 ,14 ,81 ,4152 ,15487

DTE 53 ,17 4,39 ,9226 ,69602

NPM 53 ,01 ,28 ,0842 ,06519

OPM 53 ,01 ,38 ,1160 ,08532

Variabel ρ value Keterangan Distribusi

BP 0,077 ρ >0,05 Normal

DTA 0,200 ρ >0,05 Normal

DTE 0,010 ρ >0,05 Tidak Normal

NPM 0,026 ρ >0,05 Tidak Normal


(11)

7

Berdasarkan tabel IV.3 dapat dilihat bahwa untuk variabel Debt to Total Equity, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin tidak berdistribusi secara normal. Ini ditunjukan oleh nilai probabilitas (ρ-value) atau Asymp. Sig (2-tailed) yang lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian maka pengujian univariate

menggunakan teknik nonparametrik Mann-Whitney Test. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata kedua variabel tersebut, antara perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba. Hasil uji Univariate dengan menggunakan uji Independent Sample T Test dan uji Mann-Whitney Test

dapat dilihat pada tabel IV.4 berikut:

Tabel IV.4 Hasil Uji Univariate

Variabel Uji ρ value Standar ρ value

Keteranga n

BP Uji-t

0,34

6 ρ >0,05

H1

Ditolak

DTA Uji-t

0,65

1 ρ >0,05

H1 Ditolak DTE Mann-Whitney 0,78

3 ρ >0,05

H1 Ditolak NPM Mann-Whitney 0,13

2 ρ >0,05

H1 Ditolak OPM Mann-Whitney 0,18

0 ρ >0,05

H1

Ditolak Sumber: Data diolah 2017

Dari hasil pengujian normalitas diatas dapat kita ketahui bahwa kelima variabel memiliki distribusi yang normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p-value (asym. Sig 2 tiled) yang nilainya > 0,05. Dengan demikian pengujian stastitik Univariate dilakukan dengan uji Independent Sample TTest untuk kelima variabel tersebut

Pengujian Multivariate

Analisis multivariate digunakan untuk menguji pengaruh variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan

Operating Profit Margin, secara serentak maupun secara individual (parsial), terhadap praktik perataan laba. Analisis multivariate dilakukan dengan teknik analisis regresi logistik (Logistic Regression Model) dengan bantuan komputer program IBM SPSS Statistic 23. Dalam penelitian ini dilakukan satu jenis teknik


(12)

8

analisis yaitu: analisis multivariate secara serentak dan analisis multivariate secara terpisah.

Analisis multivariate secara serentak

Analisa multivariate secara serentak berarti bahwa kelima variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan

Operating Profit Margin, secara serentak dimasukkan ke dalam model regresi logistik dan dilakukan estimasi. Pada tahap awal pengujian output hasil dari omnibus tests tidak sig. Hasil pengujian tersaji di tabel IV.5

Tabel IV.5 Hasil Uji Omnibus Test

Sumber: Data diolah IBM SPSS Statistic 23

Dari hasil pengujian diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa dari 53 sampel data perusahaan ada empat sampel data perusahaan yang dikeluarkan atau outlier yaitu dengan cara mengeluarkan dua perusahaan dengan nilai residual tertinggi dan dua perusahaan dengan nilai residual terendah. Hasil pengujian

multivariate secara serentak setelah outlier disajikan pada tabel IV.6 berikut ini: Tabel IV.6

Hasil Pengujian Multivariat Secara Serentak

Variabel ρ value Standar ρ

value Keterangan

BP 0,008 ρ >0,05 H2 Diterima

DTA 0,229 ρ >0,05 H2 Ditolak

DTE 0,094 ρ >0,05 H2 Ditolak

NPM 0,161 ρ >0,05 H2 Ditolak

OPM 0,651 ρ >0,05 H2 Ditolak

Sumber: Data diolah 2017

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 6,991 5 ,221

Bloc

k 6,991 5 ,221

Mod


(13)

9

Hasil pengujian multivariate secara serentak pada tabel IV.6 dapat dilihat bahwa untuk variabel Debt to Total Asset, Debt to Equity, NetProfit Margin, dan

Operating Profit Margin memiliki probabilitas (ρ-value) lebih besar dari 0,05, sedangkan variabel Besaran Perusahaan memiliki probabilitas lebih kecil dari 0,05. Dari hasil Regresi, menunjukkan bahwa dari lima variabel yang diperiksa, hanya variabel Besaran Perusahaan yang signifikan mempengaruhi praktik perataan laba. Hal ini sesuai dengan dugaan semula dengan dengan variabel Besaran Perusahaan yang tinggi mengakibatkan perusahaan diberi kemudahan untuk memperoleh dana tambahan dengan melakukan pinjaman. Hal ini wajar karena kreditur mengijinkan untuk meminjamkan uang lebih banyak sebab kreditur memerlukan jaminan atas dana yang dipinjamkan Selanjutnya, untuk lebih meyakinkan hasil pengujian multivariate secara serentak, dilakukan pengujian multivariate secara terpisah.

Analisis multivariate secara terpisah

Analisis multivariate secara terpisah berarti bahwa pengaruh kelima variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan

Operating Profit Margin diestimasisecara bertahap, dimulai dengan memasukkan kelima variabel tersebut kedalam model pada tahap pertama, kemudian bergerak mundur mengeluarkan satu variabel yang memiliki nilai probabilitas terbesar dan lebih besar dari 0,05 pada tahap kedua. Proses ini terus berlanjut ke tahap berikutnya dan berakhir dimana tidak ada lagi variabel yang dikeluarkan dari model.

Hasil pengujian multivariate secara terpisah pada tahap pertama (sama dengan pengujian multivariate secara serentak) pada tabel IV.6 terlihat bahwa variabel

operating profit margin memiliki nilai probabilitas terbesar yaitu 0,651. Hal ini menunjukkan tingkat signifikansi yang jauh lebih besar dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel operating profit margin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan perataan laba pada tingkat signifikansi 0,05. Karena variabel operating profit margin tidak berpengaruh terhadap praktek perataan laba maka dikeluarkan dari model. Selanjutnya pada tahap kedua, analisis dilakukan


(14)

10

terhadap keempat variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, NetProfit Margin. Hasil analisis disajikan pada tabel IV.7 berikut ini:

Tabel IV.7

Hasil Pengujian Multivariat Secara Terpisah Tahap II Variabel ρ value Standar ρ

value

Keteranga n

BP 0,009 ρ >0,05 H2

Diterima

DTA 0,216 ρ >0,05 H2

Ditolak

DTE 0,081 ρ >0,05 H2

Ditolak

NPM 0,013 ρ >0,05 H2

Diterima Sumber: Data diolah 2017

Hasil pengujian multivariate secara terpisah tahap kedua pada table IV.7 dapat dilihat bahwa variabel Debt to Total Asset memiliki nilai probabilitas terbesar yaitu 0,216, sedangkan variabel Besaran Perusahaan memiliki nilai probabilitas 0,009, dan variable Net Profit Margin memiliki nilai probabilitas yaitu 0,013. Hal ini menunjukkan tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel Besaran Perusahaan dan variabel Net Profit Margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, variabel Debt to Equity memiliki nilai probabilitas yaitu 0,081, hal ini menunjukkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel besaran perusahaan, Debt to Total Asset, Debt to Equity, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan perataan laba pada tingkat signifikansi 0,05.

Tabel IV.8

Hasil Pengujian Multivariate Secara Terpisah Tahap III Variabel ρ value Standar ρ

value Keterangan

BP 0,006 ρ >0,05 H2

Diterima

DTE 0,035 ρ >0,05 H2

Diterima

NPM 0,005 ρ >0,05 H2

Diterima Sumber: Data diolah 2017


(15)

11

4. PENUTUP 4.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat indikasi praktik perataan laba oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena dari 53 perusahaan manufaktur yang diteliti terdapat 20 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan

Operating Profit Margin antara perusahaan perata laba dan bukan perata laba.

3. Besaran Perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung oleh dengan pengujian multivariate yang menyatakan bahwa ada pengaruh secara signifikan antaraperusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba.

4. Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan pengujian multivariate yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh Debt to Totat Assets, Debt to Equity,

Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin secara signifikan antara perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba.

4.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran–saran yang diajukan adalah:

a. Bagi emitem sebaiknya tidak melakukan praktik perataan laba karena hal itu dapat menyebabkan pengungkapan laba yang tidak memadai dan menyesatkan. Dan hal itu tentu saja akan merugikan banyak pihak terutama bagi investor yang akan menilai perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang baik padahal tidak sesuai dengan kenyataan.


(16)

12

b. Bagi investor sebaiknya lebih teliti dalam menilai laporan keuangan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan informasi laba sehingga keputusan yang tidak akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari. c. Penelitian yang akan datang sebaiknya meningkatkan cara mengukur dan

mendeteksi adanya praktik perataan laba dan memasukkan variabel-variabel lain yang diperkirakan mampu mempengaruhi praktik perataan laba misalnya harga saham, struktur kepemilikan, rencana bonus, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Yogyakarta. BPFE

Berryllian, Diefky. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogjakarta, Universitas Islam Indonesia.

Dwiatmini, Sesilia dan Nurkholis. 2001. Analisis Reaksi Pasar Terhadap Informasi Laba : Kasus Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tema, vol II no 1, maret Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariae dengan Program SP SS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Harahap, Sofyan, Syafi’i. 2004. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Houston, F, Joel & Eugene F. Brigham. 2006. Fundamentals of Financial Management. Eight Edition

https://www.idx.co.id.

IAI. 2007. Standar Akuntasi Keuangan. Salemba Empat.

Indonesian Capital Market Directory 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014

Irawati, Zulfa dan Anugerah Maya A. 2007. Analisis Perataan Laba (Income Smooting):Faktor yang Mempengaruhinya dan Pengaruhnya Terhadap Return dan Risiko Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Benefit ,vol 11 no 1, juni

Juniarti dan Corolina. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smooting) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. http://www.petra.ac.id/-puslit/journals/dir.php

Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode kuantitatif. Yogyakarta: AMP YKPN

Masodah. 2007. Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya. ISSN:1858-2559, vol 2

Ma’ruf, Muhammad. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Manajemen Laba pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogjakarta, Universitas Islam Indonesia.

Mastika, Masastahelan, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ


(17)

(1999-13

2002), Skripsi, Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Narsa, I Made, Bernadetta Diana Nugraheni dan Benedikta Maritza. 2003. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik perataan laba Selama Krisis Moneter Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Majalah Ekonomi XII no 2

Suwito, Edi dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII solo

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi perekayasaan Laporan Keuangan. Edisi ketiga. Yogyakarta, BPFE

Syahriana, Nani. 2006. Analisis Perataan Laba dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogjakarta, Universitas Islam Indonesia.

W, Teguh. 2004. Cara Mudah Melakukan Analisa Statistik dengan SPSS. Gava Media: Yogyakarta.


(1)

8

analisis yaitu: analisis multivariate secara serentak dan analisis multivariate secara terpisah.

Analisis multivariate secara serentak

Analisa multivariate secara serentak berarti bahwa kelima variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin, secara serentak dimasukkan ke dalam model regresi logistik dan dilakukan estimasi. Pada tahap awal pengujian output hasil dari omnibus tests tidak sig. Hasil pengujian tersaji di tabel IV.5

Tabel IV.5 Hasil Uji Omnibus Test

Sumber: Data diolah IBM SPSS Statistic 23

Dari hasil pengujian diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa dari 53 sampel data perusahaan ada empat sampel data perusahaan yang dikeluarkan atau outlier yaitu dengan cara mengeluarkan dua perusahaan dengan nilai residual tertinggi dan dua perusahaan dengan nilai residual terendah. Hasil pengujian multivariate secara serentak setelah outlier disajikan pada tabel IV.6 berikut ini:

Tabel IV.6

Hasil Pengujian Multivariat Secara Serentak

Variabel ρ value Standar ρ

value Keterangan BP 0,008 ρ >0,05 H2 Diterima

DTA 0,229 ρ >0,05 H2 Ditolak

DTE 0,094 ρ >0,05 H2 Ditolak

NPM 0,161 ρ >0,05 H2 Ditolak

OPM 0,651 ρ >0,05 H2 Ditolak

Sumber: Data diolah 2017

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 6,991 5 ,221

Bloc

k 6,991 5 ,221

Mod


(2)

9

Hasil pengujian multivariate secara serentak pada tabel IV.6 dapat dilihat bahwa untuk variabel Debt to Total Asset, Debt to Equity, NetProfit Margin, dan Operating Profit Margin memiliki probabilitas (ρ-value) lebih besar dari 0,05, sedangkan variabel Besaran Perusahaan memiliki probabilitas lebih kecil dari 0,05. Dari hasil Regresi, menunjukkan bahwa dari lima variabel yang diperiksa, hanya variabel Besaran Perusahaan yang signifikan mempengaruhi praktik perataan laba. Hal ini sesuai dengan dugaan semula dengan dengan variabel Besaran Perusahaan yang tinggi mengakibatkan perusahaan diberi kemudahan untuk memperoleh dana tambahan dengan melakukan pinjaman. Hal ini wajar karena kreditur mengijinkan untuk meminjamkan uang lebih banyak sebab kreditur memerlukan jaminan atas dana yang dipinjamkan Selanjutnya, untuk lebih meyakinkan hasil pengujian multivariate secara serentak, dilakukan pengujian multivariate secara terpisah.

Analisis multivariate secara terpisah

Analisis multivariate secara terpisah berarti bahwa pengaruh kelima variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin diestimasisecara bertahap, dimulai dengan memasukkan kelima variabel tersebut kedalam model pada tahap pertama, kemudian bergerak mundur mengeluarkan satu variabel yang memiliki nilai probabilitas terbesar dan lebih besar dari 0,05 pada tahap kedua. Proses ini terus berlanjut ke tahap berikutnya dan berakhir dimana tidak ada lagi variabel yang dikeluarkan dari model.

Hasil pengujian multivariate secara terpisah pada tahap pertama (sama dengan pengujian multivariate secara serentak) pada tabel IV.6 terlihat bahwa variabel operating profit margin memiliki nilai probabilitas terbesar yaitu 0,651. Hal ini menunjukkan tingkat signifikansi yang jauh lebih besar dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel operating profit margin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan perataan laba pada tingkat signifikansi 0,05. Karena variabel operating profit margin tidak berpengaruh terhadap praktek perataan laba maka dikeluarkan dari model. Selanjutnya pada tahap kedua, analisis dilakukan


(3)

10

terhadap keempat variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, NetProfit Margin. Hasil analisis disajikan pada tabel IV.7 berikut ini:

Tabel IV.7

Hasil Pengujian Multivariat Secara Terpisah Tahap II

Variabel ρ value Standar ρ value

Keteranga n

BP 0,009 ρ >0,05 H2

Diterima

DTA 0,216 ρ >0,05 H2

Ditolak

DTE 0,081 ρ >0,05 H2

Ditolak

NPM 0,013 ρ >0,05 H2

Diterima Sumber: Data diolah 2017

Hasil pengujian multivariate secara terpisah tahap kedua pada table IV.7 dapat dilihat bahwa variabel Debt to Total Asset memiliki nilai probabilitas terbesar yaitu 0,216, sedangkan variabel Besaran Perusahaan memiliki nilai probabilitas 0,009, dan variable Net Profit Margin memiliki nilai probabilitas yaitu 0,013. Hal ini menunjukkan tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel Besaran Perusahaan dan variabel Net Profit Margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, variabel Debt to Equity memiliki nilai probabilitas yaitu 0,081, hal ini menunjukkan tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa variabel besaran perusahaan, Debt to Total Asset, Debt to Equity, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tindakan perataan laba pada tingkat signifikansi 0,05.

Tabel IV.8

Hasil Pengujian Multivariate Secara Terpisah Tahap III

Variabel ρ value Standar ρ

value Keterangan

BP 0,006 ρ >0,05 H2

Diterima

DTE 0,035 ρ >0,05 H2

Diterima

NPM 0,005 ρ >0,05 H2

Diterima Sumber: Data diolah 2017


(4)

11 4. PENUTUP

4.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat indikasi praktik perataan laba oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, karena dari 53 perusahaan manufaktur yang diteliti terdapat 20 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel Besaran Perusahaan, Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin antara perusahaan perata laba dan bukan perata laba.

3. Besaran Perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung oleh dengan pengujian multivariate yang menyatakan bahwa ada pengaruh secara signifikan antaraperusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba.

4. Debt to Totat Assets, Debt to Equity, Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan pengujian multivariate yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh Debt to Totat Assets, Debt to Equity,

Net Profit Margin, dan Operating Profit Margin secara signifikan antara perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba.

4.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka saran–saran yang diajukan adalah:

a. Bagi emitem sebaiknya tidak melakukan praktik perataan laba karena hal itu dapat menyebabkan pengungkapan laba yang tidak memadai dan menyesatkan. Dan hal itu tentu saja akan merugikan banyak pihak terutama bagi investor yang akan menilai perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang baik padahal tidak sesuai dengan kenyataan.


(5)

12

b. Bagi investor sebaiknya lebih teliti dalam menilai laporan keuangan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan informasi laba sehingga keputusan yang tidak akan menimbulkan penyesalan dikemudian hari. c. Penelitian yang akan datang sebaiknya meningkatkan cara mengukur dan

mendeteksi adanya praktik perataan laba dan memasukkan variabel-variabel lain yang diperkirakan mampu mempengaruhi praktik perataan laba misalnya harga saham, struktur kepemilikan, rencana bonus, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Yogyakarta. BPFE

Berryllian, Diefky. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogjakarta, Universitas Islam Indonesia.

Dwiatmini, Sesilia dan Nurkholis. 2001. Analisis Reaksi Pasar Terhadap Informasi Laba : Kasus Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tema, vol II no 1, maret Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariae dengan Program SP SS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Harahap, Sofyan, Syafi’i. 2004. Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Houston, F, Joel & Eugene F. Brigham. 2006. Fundamentals of Financial Management. Eight Edition

https://www.idx.co.id.

IAI. 2007. Standar Akuntasi Keuangan. Salemba Empat.

Indonesian Capital Market Directory 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014

Irawati, Zulfa dan Anugerah Maya A. 2007. Analisis Perataan Laba (Income Smooting):Faktor yang Mempengaruhinya dan Pengaruhnya Terhadap Return dan Risiko Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Benefit ,vol 11 no 1, juni

Juniarti dan Corolina. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smooting) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public. http://www.petra.ac.id/-puslit/journals/dir.php

Kuncoro, Mudrajat. 2001. Metode kuantitatif. Yogyakarta: AMP YKPN

Masodah. 2007. Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya. ISSN:1858-2559, vol 2

Ma’ruf, Muhammad. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Manajemen Laba pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogjakarta, Universitas Islam Indonesia.

Mastika, Masastahelan, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ


(6)

(1999-13

2002), Skripsi, Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Narsa, I Made, Bernadetta Diana Nugraheni dan Benedikta Maritza. 2003. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik perataan laba Selama Krisis Moneter Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Surabaya. Majalah Ekonomi XII no 2

Suwito, Edi dan Arleen Herawaty. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII solo

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi perekayasaan Laporan Keuangan. Edisi ketiga. Yogyakarta, BPFE

Syahriana, Nani. 2006. Analisis Perataan Laba dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi, Yogjakarta, Universitas Islam Indonesia.

W, Teguh. 2004. Cara Mudah Melakukan Analisa Statistik dengan SPSS. Gava Media: Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Perataan Laba Pada Perusahaan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 23 97

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 3 19

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA (INCOME SMOOTING) PADA Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smooting) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 5 15

PENDAHULUAN Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smooting) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 5 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTING) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 1 10

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 105

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 17

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN NON FINANSIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 14