PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Dalam Perusahaan Manufaktur Di Indonesia Tahun 2012-2014.
1 A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan entitas bisnis dalam suatu lingkungan ekonomi dalam jangka panjang bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya melalui asumsi going concern. Kelangsungan hidup usaha selalu
dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola
perusahaan agar bertahan hidup. Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan (Chen dan Church, 1996). Opini audit atas laporan keuangan menjadi salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi yang baik bagi investor (Levitt, 1998) dalam (Fanny dan Saputra, 2005).
Auditor juga bertanggung jawab untuk menilai apakah terdapat
kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Saat ini, auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988). Asumsi going concern (kelangsungan hidup) perusahaan berarti suatu badan usaha
(2)
dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam waktu jangka pendek (Santosa dan Wedari, 2007). Going concern disebut juga sebagai kontinuitas yang merupakan asumsi akuntansi yang memperkirakan suatu bisnis akan berlanjut dalam jangka waktu yang tidak terbatas (Syahrul, 2000).
Permasalahan going concern ini seharusnya diberikan oleh auditor dan dimasukkan dalam opini auditnya. Faktor yang mendorong auditor mengeluarkan opini going concern penting untuk diketahui karena opini ini dapat dijadikan referensi investor berkaitan investasinya. Auditor dipandang sebagai pihak independen yang mampu memberikan pernyataan yang bermanfaat mengenai kondisi keuangan klien. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mendorong auditor dalam menerbitkan opini going concern berbeda-beda dan hasilnya tidak konklusif. Hal ini membuat auditor mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya. Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini (audit failures) yang dibuat oleh auditor menyangkut opini going concern. Dampak yang tidak diharapkan dari opini going concern yang tidak diinginkan tersebut mendorong manajemen untuk mempengaruhi auditor dan menimbulkan konsekuensi negatif dalam pengeluaran opini going concern.
(3)
Kajian atas opini audit going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi seperti reputasi auditor itu sendiri, rasio likuiditas, price earning ratio, dan ukuran perusahaan. Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada opini audit going concern telah dilakukan. Namun, hasil penelitian tersebut masih menunjukkan ketidak konsistenan. Penelitian ini bertujuan menguji kembali faktor-faktor yang memengaruhi opini audit going concern. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah debt default, kondisi keuangan perusahaan, opinion shopping, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan. Penelitian-penelitian tentang opini going concern yang dilakukan di Indonesia antara lain dilakukan oleh Hani dan Mukhlasin (2003) yang memberikan bukti bahwa rasio profitabilitas dan rasio likuiditas berhubungan negatif terhadap penerbitan opini audit going concern.
Menurut Petronela (2004) memberikan bukti bahwa profitabilitas berhubungan negatif dan berpengaruh signifikan terhadap penerbitan opini audit going concern. Penelitian Setyarno (2006) menguji bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan auditee (rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktifitas, rasio leverage dan rasio pertumbuhan penjualan), ukuran auditee, skala auditor dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa rasio likuiditas dan opini audit tahun sebelumnya signifikan secara signifikan berpengaruh terhadap opini going concern. Meskipun
(4)
penelitian-penelitian tentang kualitas audit maupun going concern opinion telah banyak dilakukan namun penelitian yang menghubungkan kedua variabel tersebut masih terbatas.
Mutchler (1985) menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil. Maka semakin besar perusahaan akan semakin kecil
kemungkinan perusahaan menerima opini going concern. Pada
kenyataanya, masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada, sehingga diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti
untuk menentukan status going concern pada perusahaan dan
kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif status going concern tetap dapat diprediksi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING
CONCERN DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
TAHUN 2012-2014”
.
(5)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh debt default, kondisi keuangan perusahaan, opinion shopping, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
(6)
6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh debt default terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap
penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh opinion shopping terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Mengetahui pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(7)
6. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Investor dan Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai going concern ( kelangsungan usaha suatu perusahaan ) sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi.
2. Bagi Auditor Independen
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam hal pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit going concern.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.
(8)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan.
E. Sistematika Penulisan
Sebagai arahan untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menyajikan susunan penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern yakni debt default, kondisi keuangan perusahaan, opinion shopping, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan. Serta mengenai hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan penerimaan opini audit going concern, hipotesis dan penelitian terdahulu serta kerangka teori.
BAB III. METODE PENELITIAN
Menguraikan metode penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metodologi.
(9)
Bab ini berisi penyajian dan analisis data. Pada bab penelitian menyajikan dan menyelesaikan hasil pengumpulan serta analisis data, sekaligus merupakan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.
BAB V. PENUTUP
Menyajikan simpulan yang diperoleh, keterbatasan serta saran-saran yang perlu untuk disampaikan.
(1)
penelitian tentang kualitas audit maupun going concern opinion telah banyak dilakukan namun penelitian yang menghubungkan kedua variabel tersebut masih terbatas.
Mutchler (1985) menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil. Maka semakin besar perusahaan akan semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima opini going concern. Pada kenyataanya, masalah going concern merupakan hal yang kompleks dan terus ada, sehingga diperlukan faktor-faktor sebagai tolak ukur yang pasti untuk menentukan status going concern pada perusahaan dan kekonsistenan faktor-faktor tersebut harus diuji agar dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif status going concern tetap dapat diprediksi.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA TAHUN 2012-2014”
.
(2)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh debt default, kondisi keuangan perusahaan, opinion shopping, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2014. Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
5. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
(3)
6. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan menufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh debt default terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh opinion shopping terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh kualitas audit terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Mengetahui pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
(4)
6. Mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Investor dan Calon Investor
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai going concern ( kelangsungan usaha suatu perusahaan ) sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi.
2. Bagi Auditor Independen
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam hal pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit going concern.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.
(5)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan.
E. Sistematika Penulisan
Sebagai arahan untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menyajikan susunan penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern yakni debt default, kondisi keuangan perusahaan, opinion shopping, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran perusahaan. Serta mengenai hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan penerimaan opini audit going concern, hipotesis dan penelitian terdahulu serta kerangka teori.
BAB III. METODE PENELITIAN
Menguraikan metode penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metodologi.
(6)
Bab ini berisi penyajian dan analisis data. Pada bab penelitian menyajikan dan menyelesaikan hasil pengumpulan serta analisis data, sekaligus merupakan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.
BAB V. PENUTUP
Menyajikan simpulan yang diperoleh, keterbatasan serta saran-saran yang perlu untuk disampaikan.