DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C PASIR DAN KRIKIL TERHADAP LINGKUNGAN DESA PERTUMBUKAN KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT.

(1)

DAMPAK PENAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C PASIR

DAN KRIKIL TERHADAP LINGKUNGAN DESA PERTUMBUKAN

KECAMATAN WAMPU KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Di Ajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

ZULKIFLI HARAHAP NIM. 3113331043

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Zulkifli Harahap. 3113331043. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Pasir dan Krikil Terhadap Lingkungan Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat, Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Proses Penambagan Bahan Galian C Pasir dan Krikil di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat (2) Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi (pendapatan) di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.

Penelitian ini dilakukan di Desa PertumbukanKecamatan Wampu Kabupaten Langkat pada tahun 2015. Populasi sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah 9 mesin penambang yang ada di sepanjang pinggiran aliran sungai wampu di Desa Pertumbukan KecamatanWampu Kabupaten Langkat,. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung dan observasi langsung. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Proses Penambagan Bahan Galian golongan C di Desa Pertumbukan yang dulu mengunakan cara tradisional sekrang menggunakan alat yang modren seperti mesin dongfeng/ diesel. (2) Dampak penambangan terhadap lingkungan fisik bernilai negatif yaitu a) Erosi tebing sungai yang menyebabkan longsor tebingsungai. b) Berkurangnya debit air sungai wampu dari debit maksimum 97 M'/detik dan minimum 0,85 M'/detik menjadi maksimum 90 M'/detik dan minimum 0,55 M3/detik c) Berkurangnya tingkat sedimentasi sungai wampu sebelumnya 0,50 - 14,00 Ton/Ha/l menjadi 0,30 12,00 TonAIaIHai d) Kerusakan jalan. (3) Dampak penambangan terhadap lingkungan ekonomi (pendapatan) bemilai positif yaitu a) Meningkatnya pendapatan masyarakat 50-100%. b) Menyerap tenaga kerja c) Terbukanya lapangan kerja baru dengan munculnya warung makan 13 unit dan usaha lainya 5 unit.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Dampak Penambagan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat”. Adapun tujuan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis masih banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kenadala yang dihadapi tersebut dapat diatasi sehingga terselesaikanya skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya buat kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Efril Suredi Harahap dan Ibunda Jerima Br Sianturi yang selalu menjadi motivator utama dalam menjalani perkuliahan sampai saat ini dan senantiasa memberikan do’a dan restunya pada penulis yang membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini demi mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Medan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.

2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.

3. Drs. Ali Nurman, M.Si selaku ketua jurusan yang telah banyak membimbing selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi. 4. Dra. Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi 5. Dra. Rosni, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan banyak waktu dan pemikiran dalam menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini

6. Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam penyelesain skripsi.

7. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yag telah membimbing selama perkuliahan.

8. Darwin P Lubis S.Si, M.Si selaku Dosen ahli yang telah memberikan banyak masukan dalam penyelesain skripsi.


(6)

9. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta para staf khususnya Bapak H. Siagian yang telah banyak membantu penulis.

10. Kepala Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat dan staff yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

11. Buat abang Kuswandi Harahap, SE, Syamsul Harahap SST, Kakak Ratna Dewi M.Pd, dan adik-adik tersayang Evi Damai Ani Br Harahap Dan Loviana Br Harahap yang selalu memberi motivasi dan dukungan.

12. Sahabat-sahabat penulis yang sama-sama berjuang Wahyu fahreza, Musdalifa Nst, Winda Widya, Debby Patriani Ginting, Syintia Utami Daulay,Yogi Marulitua Ambarita, Sahala Fransiskus Marbun, Nova Rina Pasaribu, Eka Sandy Pritiwi, Diyah Sari Anjarika, Fahri Rawi Andika, Nur Aini Hutabarat, serta teman-teman Mahasiswa Geografi khususnya angkatan 2011.

13. Teman-teman PPLT UNIMED 2011 SMA N 1 HINAI (RH) yang telah memberikan semangat serta dukungannya dalam penulisan skripsi

14. Terimakasih buat Herman Samuel, S.Pd, M. Reja Fahrezi, S.Pd, Ridwan Nakasih Roli Yahim S.Pd, Fajrin Agung H Siagian S.Pd, Ali Badarun Harahap S.Pd, Zumadi Capah S.Pd yang telah memberi semangat, motivasi dan membantun dalam pembuatan skripsi.

15. Terimakasih juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membantu penyelesaian skrips ini. Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan manfaatnya kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khusnya Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Medan. Sekian dan terima kasih.

Medan, Januari 2016 Penulis

Zulkifli Harahap NIM. 311331043


(7)

ii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING………... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI………. ii

KATA PENGANTAR………. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………... v

ABSTRAK……… vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL……….... ix

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN………... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Identifikasi masalah ... . 6

C. Pembatasan Masalah ... . 6

D. Rumusan masalah ... . 7

E. Tujuan Penelitian ... . 7

F. Manfaat Penelitian... . 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori………... 8

B. Penelitian Yang Relevan……… 28

C. Kerangka Berfikir………... 30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian……… 32

B. Populasi dan Sampel.………. 32

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional……… 33

D. Teknik Pengumpulan Data………. 34

E. Teknik Analisa Data………... 35

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah……….. 36

B. Non Fisik Wilayah………. 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 47


(8)

ii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 68

A. Kesimpulan……….... 68

B. Saran……….. 69

DAFTAR PUSTAKA……….. 71

LAMPIRAN………. 72


(9)

vii

DAFTAR TABEL

NO URAIAN HAL

1. Penggolongan Sumberdaya Mineral Berdasarkan Jenis Mineral ... 13

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Pertumbukan ... 40

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun ... 42

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa Tahun ... 43

5. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Desa Pertumbukan Tahun……... 44

6. Sarana dan Prasarana Transportasi di Desa Pertumbukan Tahun ... 45

7. Perbandingan Kondisi Fisik Sungai Bilah... 52

8. Debit Air Sungai Wampu... ... .. 53

9. Tingkat Sedimentasi di Sungai Wampu.……….. .54

10. Data Pemilik Tambang Bahan Galian C ... 57

11. Pendapatan Pemilik Tambang Bahan Galian C ... 58

12. Pendapatan Bersih Pemilik Tambang Galian C ... 59

13. Pendapatan Penambang Bahan Galian C ... 60

14. Pendapatan Buruh Angkut Bahan Galian C ... 61

15. Pendapatan Supir Pengangkut Bahan Galian C ... 63


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

NO URAIAN HAL

1. Skema Kerangka Berpikir ... 31 2. Erosi Tebing Sungai Yang Terjadi di Sungai Wampu ... 49 3. Jalan Perlintasan Truk Yang Rusak Akibat Penambangan ... 55


(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

NO URAIAN HAL

1. Dokumentasi Penelitian... 72

2. Pedoman Wawancara Untuk Masyarakat ... 73

3. Pedoman Wawancara Untuk Penambang ... 74

4. Pedoman Wawancara Untuk Pemilik Tambang ... 75


(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertambahan penduduk telah meningkatkan kebutuhan terhadap sandang, pangan, papan, air bersih dan energi. Hal tersebut mengakibatkan eksploitasi terhadap sumber daya alam semakin tinggi serta cenderung mengabaikan aspek-aspek lingkungan hidup. Pertambahan jumlah penduduk dengan segala konsekuensinya akan memerlukan lahan yang luas melakukan aktivitas dan memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan berdampak pada penurunan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan (Kartodihardjo,2005).

Sumber daya alam berdasarkan sifatnya digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi secara berlebihan, seperti: tumbuhan, hewan, udara, angin, dan air. Sedangkan SDA alam yang tidak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaannya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan terus-menerus akan habis. Salah satu contoh dari SDA yang tidak dapat diperbaharui adalah bahan galian atau bahan tambang.


(13)

2

Bahan galian selain sebagai SDA yang tidak dapat diperbaharui juga merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang keterjadiannya disebabkan proses-proses geologi. Berdasarkan kejadian dan sifatnya, bahan galian dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu mineral logam, mineral industri, serta batubara dan gambut. Karakteristik ketiga bahan galian tersebut berbeda sehingga metode eksplorasi yang dilakukan juga berbeda. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam metode untuk mengetahui keterpadatan, sebaran, kuantitas, dan kualitasnya (Rachimoellah, 2002).

Bahan-bahan galian menjadi primadona karena memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Bahan galian yang memiliki nilai tinggi antara lain adalah minyak bumi, batubara, tembaga, emas, dan berlian. Dalam UU Nomor 11 Tahun 1976 tentang pertambangan di Indonesia mengacu PP Nomor 25 Tahun 2000, secara rinci telah menjelaskan mengenai kewenangan pemerintah dan provinsi sebagai daerah otonomi termasuk di bidang pertambangan terdapat klasifikasi bahan galian menurut kepentingannya bagi pemerintah. Pertama, golongan A atau bahan galian strategis. Artinya bahan galian tersebut penting untuk pertahanan/keamanan Negara atau untuk menjamin perekonomian Negara seperti semua jenis batubara, minyak bumi dan gas alam, bahan radio aktif, aluminium, mangaan, timah putih, besi, dan nikel. Kedua, golongan B atau bahan galian vital. Maksudnya bahan galian ini dapat menjamin hajat hidup orang banyak seperti emas, perak, seng, wolfram, asbes, dan magnesium. Dan ketiga, golongan C yaitu bahan galian yang tidak termasuk golongan A dan golongan B. Contohnya: batu, kerikil dan pasir.

Indonesia memiliki persebaran bahan galian yang merata. Hampir di setiap daerah memiliki sumber bahan galian. Emas contohnya terdapat di Papua dan


(14)

3

Sumatera Utara di daerah Tapanuli selatan. Minyak bumi dan gas alam yang merupakan bahan galian golongan A terdapat di pesisit timur Pulau Sumatera. Sedangkan bahan galian C seperti batu, kerikil dan pasir hampir terdapat di setiap daerah di Indonesia karena terdapat di sekitar daerah aliran sungai.

Dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat drastis menyebabkan kebutuhan akan pemukiman yang merupakan kebutuhan papan meningkat pesat. Pada umunmya bahan galian C sering dianggap sebelah mata karena tidak memiliki nilai yang setinggi bahan galian A dan B. Sekarang mulai diperhitungkan karena memiliki permintaan dan kebutuhan yang meningkat. Karena bahan galian C ini biasanya digunakan sebagai bahan dasar pembangunan infrastruktur, baik bangunan pribadi, swasta maupun pemerintah. Oleh karena itu mulai banyak orang yang melakukan penambangan bahan galian C.

Penambangan dan lingkungan, merupakan dua sisi dari satu keping mata uang yang saling terkait. Munculnya aspek lingkungan merupakan salah satu faktor yang ikut diperhitungkan dalam menentukan kegiatan usaha penambangan. Menurut Salim (2007) setiap kegiatan pembangunan di bidang pertambangan pasti menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. Kegiatan penambangan bahan galian C mulai dari eksplorasi sampai eksploitasi dan pemanfaatannya mempunyai dampak terhadap lingkungan baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan dari penambangan bahan galian C yaitu (1) terserapnya tenaga kerja sehingga mengurangi pengangguran, (2) menambah pendapatan masyarakat, (3) menambah pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak, iuran-iuran dan retribusi penambangan, dan (4) memperlancar akses transportasi. Sedangkan dampak negatifnya adalah berupa resiko akibat


(15)

4

penambangan bahan galian C tersebut. Pada umumnya pengusaha penambangan bahan galian C menggunakan alat-alat berat untuk mengeruk bahan galian tersebut sehingga meninggalkan lubang-lubang besar dan apabila tidak direklamasi akan menyebabkan lingkungan sekitarnya menjadi rusak. Selain menggunakan alat-alat berat, truk-truk besar digunakan untuk pendistribusiannya. Sehingga menebang vegetasi penutup akibatnya akan meningkatkan erosi di daerah tersebut. Rona awal lahan yang sebelumnya kebun tanaman budidaya masyarakat sekitar di pinggiran sungai akibat penambangan terjadi pelebaran alur sungai apabila sungai meluap akan merendam tanaman budidaya tersebut. akibat dari pelebaran alur sungai yang akibatkan erosi lateral menyebabkan pendangkalan sungai dan mengurangi debit air sungai. pada musim kemarau daerah tersebut akan kesulitan mencari air disungai dan muka air sungai akan menurun sejalan dengan menyusutnya debit air sungai.

Selain masalah fisik daratan terdapat juga masalah lain seperti pencemaran air. Pencemaran air yang terjadi terutama disebabkan oleh tetesan minyak dari alat yang digunakan dan disebabkan oleh proses pengerukan material di dalam air sehingga air bercampur minyak sedangkan sungai-sungai tersebut sebagian besar masih digunakan masyarakat sebagai sarana MC (mandi dan cuci) dan masih ada juga yang menggunakannya sebagai sumber air bersih. Habitat yang ada di dalam air terutama ikan-ikan dan berbagai hidup lainnya juga akan terganggu. Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas mesin yang digunakan akan sangat mengganggu ketenangan.


(16)

5

Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara terdapat lokasi-lokasi penambangan bahan galian C, khususnya batu, kerikil dan pasir. Pada beberapa lokasi penambangan merupakan daerah aliran sungai. Akibat penambangan bahan galin C ini, dapat mengakibatkan terjadinya pengikisan terhadap humus tanah, yaitu lapisan teratas dari permukaan tanah yang dapat mengandung bahan organik yang disebut unsur hara dan berwarna gelap karena akumulasi bahan organik. Selain itu, terjadinya lubang-lubang yang besar akan mengakibatkan lahan itu tidak dapat digunakan lagi dan pada saat menerima hujan lubang-lubang itu akan digenangi air yang potensial menjadi sumber penyakit karena menjadi sarang nyamuk. Pada sungai aktif lingkungan fisik akan mengalami perubahan, permukaan sungai melebar, berpindahnya aliran sungai karena runtuhnya tepi tebing sungai sehingga mengakibatkan terjadinya erosi. Sehingga perlu diadakan reklamasi atau upaya mengatasi kerusakan lingkungan akibat penambangan tersebut.

Kecamatan wampu Kabupaten Langkat terdapat penambangan pasir yang merupakan bahan galian golongan C yang terletak di Desa Pertumbukan dan sumber galian berasal dari alur Sungai Wampu. Jumlah penambangan yang terdapat di desa pertumbukan terdapat 9 mesin penambang. Pada awalnya para penambang menggunakan cara menyelam dan mengeruknya dengan kerukan dan meletakkannya ke perahu. Tapi karena adanya intensifikasi dalam penambangan akibat permintaan akan pasir yang melonjak maka tidak ada lagi yang menggunakan cara seperti itu dan menggunakan mesin yang biasa disebut dongfeng. Lebih dari itu karena adanya intensifikasi penambangan pasir dilakukan 5-6 hari seminggu bahkan terkadang seminggu penuh Adanya perubahan inilah


(17)

6

sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk mengatasi dampak negatif dari intensifikasi dari penambangan pasir tersebut sehingga penulis tertarik meneliti tentang dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan di Dessa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

(1)Adanya perubahan metode atau cara dalam proses penambangan bahan galian golongan C berupa pasir terhadap lingkungan di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.(2)Adanya dampak positif dan negatif dari penambangan bahan galian golongan C (pasirdan krikil) terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah proses dan dampak dampak negatif dan positif dari penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi di Desa Pertumbukan Kecamatan wampu Kabupaten Langkat


(18)

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses penambangan bahan galian golongan C di Desa pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi di Desa pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat?

E. Tujuan Penelitian

Di lihat dari rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Proses penambangan bahan galian golongan C di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.

2. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.


(19)

8

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi mengenai dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa Pertumbukan.

2. Bagi penambang, untuk memberikan informasi agar dapat mengurangi dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa Pertumbukan.

3. Bagi Pemerintah Daerah, sebagai bahan masukan untuk mengurangi dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa Pertumbukan.

4. Sebagai bahan referensi untuk peneliti lain yang akan meneliti dengan objek yang sama dengan lokasi yang berbeda.

5. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam menulis karya ilmiah berupa skripsi.


(20)

68 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang berjudul Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut :

1. Proses Penambagan Bahan Galian golongan C di Desa Pertumbukan yang dulu mengunakan cara tradisional sekrang menggunakan alat yang mendren seperti mesin dongfeng/ diesel

2. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik di Desa Pertumbukan bernilai negatif yaitu : a) Erosi tebing sungai yang berpotensi longsor menyebabkan pinggiran sungai Wampu semakin lebar dan dalam b) Berkurangnya debit air sungai Wampu dari debit maksimum adalah 97 M3/detik dan minimum 0,85 M3/detik menjadi menjadi 90 M3/detik dan minimum 0,55 M3/detik c) Berkurangnya tingkat sedimentasi sungai Wampu sebelumnya dengan berkisaran 0,50 – 14,00 Ton/Ha menjadi 0,30-12,00 Ton/Ha/Hari d) Kerusakan jalan akibat dilalui oleh truk pengangkut pasir dan krikil dan meningkatnya debu di musim kemarau.

3. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan ekonomi (pendapatan) adalah bernilai positif yaitu : 1) Pendapatan masyarakat dari hasil


(21)

69

penambangan yang meningkat 50 - 100% 2) Terbukanya lapangan kerja baru dengan munculnya warung penjual makan di sekitar lokasi penambangan berjumlah 18 unit.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan di atas mengenai dampak aktivitas penambangan pasir dan krikil di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat maka saran yang diajukan dalam rangka pengendalian kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Kecamatan wampu, mengingat pentingnya lingkungan khususnya sungai bagi kehidupan umat manusia, diharapkan pemerintah daerah lebih bijaksana dalam pemberian izin usaha penambangan serta memberikan sanksi yang tegas pada kegiatan penambangan tanpa izin, sehingga tidak terjadi eksploitasi secara berlebihan yang akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan diperoleh pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumberdaya yang terbatas.

2. Bagi para penambang, eksploitasi sumberdaya alam yang dilakukan secara berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan memperhatikan dan menerapkan azas-azas pelestarian lingkungan hidup sehingga sumberdaya yang tersedia bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama dan berkelanjutan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dari beberapa dampak aktivitas penambangan bahan galian C di Desa Pertumbukan yang dipaparkan di atas maka tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dengan adanya aktivitas penambangan pasir dan Krikil


(22)

70

seperti: dampak terhadap sosial masyarakat, kesehatan, kerusakan jalan, penurunan kualitas dan kuantitas air, perubahan morfologi sungai, serta fenomena aliran sungai yang sering berpindah-pindah, dari berbagai masalah tersebut dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan cara dan metode yang berbeda dari penelitian sebelumnya.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Hasibuan. 2006. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Sekitarnya Di Kabupaten Deli Serdang. (http://journal-equ-feb2006-4.pdf) diakses 29 April 2013 pukul 21.00

Natalia, Dina. 2012. Skripsi. Dampak Penambangan Emas Terhadap Lingkungan Di Desa Widodaren Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, FIS.Unimed

Notohadiprawiro, T. 2006. Pengelolaan Lahan dan Lingkungan Pasca Penambangan.

(online). http:/iwww.soil.paperta.ugm.ac.id/pengelolaan/pdf. Diakses 17 Februari 2015 Novita, Kiki.201l. Studi Tentang Penambangan Bahan Galian C di Desa Kaloy

Kecamatan Tamiang Hulu Kabupaten Aceh Tamiang. Skripsi. Modan : Jurusan Pendidikan Geograf, FIS.Unimed

Siagian, Damelia. 2011. Skripsi. Dampak Pertambangan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Hidup di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan (Studi Kasus Pertambangan Batu Cadas di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, FIS. Unimed

Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Subagyo. P. Joko. 2002. Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya. Rineka Cipta. Jakarta

Sulton, Ali. 2011. DAMPAK AKTTVITAS PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C TERHADAP KONDISI KEHIDUPAhI il/TASYAIU{IA{T DESA (Analisis Sosial-Ekonomi dan Sosial-Ekologi Masyarakat Desa Cipinang

Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor,Jawa Barat). Skripsi (online). Diakses tanggal 15 Febuari 2015


(1)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana proses penambangan bahan galian golongan C di Desa pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi di Desa pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat?

E. Tujuan Penelitian

Di lihat dari rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Proses penambangan bahan galian golongan C di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.

2. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik dan social ekonomi di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat.


(2)

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi mengenai dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa Pertumbukan.

2. Bagi penambang, untuk memberikan informasi agar dapat mengurangi dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa Pertumbukan.

3. Bagi Pemerintah Daerah, sebagai bahan masukan untuk mengurangi dampak penambangan bahan galian golongan C ( pasir dan krikil) di Desa Pertumbukan.

4. Sebagai bahan referensi untuk peneliti lain yang akan meneliti dengan objek yang sama dengan lokasi yang berbeda.

5. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam menulis karya ilmiah berupa skripsi.


(3)

68

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang berjudul Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat adalah sebagai berikut :

1. Proses Penambagan Bahan Galian golongan C di Desa Pertumbukan yang dulu mengunakan cara tradisional sekrang menggunakan alat yang mendren seperti mesin dongfeng/ diesel

2. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan fisik di Desa Pertumbukan bernilai negatif yaitu : a) Erosi tebing sungai yang berpotensi longsor menyebabkan pinggiran sungai Wampu semakin lebar dan dalam b) Berkurangnya debit air sungai Wampu dari debit maksimum adalah 97 M3/detik dan minimum 0,85 M3/detik menjadi menjadi 90 M3/detik dan minimum 0,55 M3/detik c) Berkurangnya tingkat sedimentasi sungai Wampu sebelumnya dengan berkisaran 0,50 – 14,00 Ton/Ha menjadi 0,30-12,00 Ton/Ha/Hari d) Kerusakan jalan akibat dilalui oleh truk pengangkut pasir dan krikil dan meningkatnya debu di musim kemarau.

3. Dampak penambangan bahan galian golongan C terhadap lingkungan ekonomi (pendapatan) adalah bernilai positif yaitu : 1) Pendapatan masyarakat dari hasil


(4)

penambangan yang meningkat 50 - 100% 2) Terbukanya lapangan kerja baru dengan munculnya warung penjual makan di sekitar lokasi penambangan berjumlah 18 unit.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan di atas mengenai dampak aktivitas penambangan pasir dan krikil di Desa Pertumbukan Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat maka saran yang diajukan dalam rangka pengendalian kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Kecamatan wampu, mengingat pentingnya lingkungan khususnya sungai bagi kehidupan umat manusia, diharapkan pemerintah daerah lebih bijaksana dalam pemberian izin usaha penambangan serta memberikan sanksi yang tegas pada kegiatan penambangan tanpa izin, sehingga tidak terjadi eksploitasi secara berlebihan yang akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan diperoleh pemanfaatan yang paling menguntungkan dari sumberdaya yang terbatas.

2. Bagi para penambang, eksploitasi sumberdaya alam yang dilakukan secara berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya alam harus dilakukan dengan memperhatikan dan menerapkan azas-azas pelestarian lingkungan hidup sehingga sumberdaya yang tersedia bisa dimanfaatkan dalam waktu yang lebih lama dan berkelanjutan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, dari beberapa dampak aktivitas penambangan bahan galian C di Desa Pertumbukan yang dipaparkan di atas maka tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengingat banyaknya dampak yang ditimbulkan dengan adanya aktivitas penambangan pasir dan Krikil


(5)

seperti: dampak terhadap sosial masyarakat, kesehatan, kerusakan jalan, penurunan kualitas dan kuantitas air, perubahan morfologi sungai, serta fenomena aliran sungai yang sering berpindah-pindah, dari berbagai masalah tersebut dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan cara dan metode yang berbeda dari penelitian sebelumnya.


(6)

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Hasibuan. 2006. Dampak Penambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Sekitarnya Di Kabupaten Deli Serdang. (http://journal-equ-feb2006-4.pdf) diakses 29 April 2013 pukul 21.00

Natalia, Dina. 2012. Skripsi. Dampak Penambangan Emas Terhadap Lingkungan Di Desa Widodaren Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, FIS.Unimed

Notohadiprawiro, T. 2006. Pengelolaan Lahan dan Lingkungan Pasca Penambangan.

(online). http:/iwww.soil.paperta.ugm.ac.id/pengelolaan/pdf. Diakses 17 Februari 2015 Novita, Kiki.201l. Studi Tentang Penambangan Bahan Galian C di Desa Kaloy

Kecamatan Tamiang Hulu Kabupaten Aceh Tamiang. Skripsi. Modan : Jurusan Pendidikan Geograf, FIS.Unimed

Siagian, Damelia. 2011. Skripsi. Dampak Pertambangan Galian Golongan C Terhadap Lingkungan Hidup di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan (Studi Kasus Pertambangan Batu Cadas di Kecamatan Aek Songsongan Kabupaten Asahan). Medan: Jurusan Pendidikan Geografi, FIS. Unimed

Soemarwoto, Otto. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan

2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Subagyo. P. Joko. 2002. Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya. Rineka Cipta. Jakarta

Sulton, Ali. 2011. DAMPAK AKTTVITAS PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C TERHADAP KONDISI KEHIDUPAhI il/TASYAIU{IA{T DESA (Analisis Sosial-Ekonomi dan Sosial-Ekologi Masyarakat Desa Cipinang

Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor,Jawa Barat). Skripsi (online). Diakses tanggal 15 Febuari 2015