PENGARAH ACARA DALAM PRODUKSI FEATURE PESONA SENI KOPI LELET.

TEKNIK EDITING DALAM PRODUKSI FEATURE PESONA SENI
KOPI LELET
Sony wicaksono, Mutia Rahmi Pratiwi
Program Studi Penyiaran-D3, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131
Telp : (024) 3517361, Fax : (024) 3520165
E-mail : soni.ws.93@gmail.com, mutiarahmipratiwi@gmail.com

Abstrak

Banyak sebagian masyarakat indonesia yang masih kecil pengetahuannya tentang budaya dan
tradisi yang dimiliki bangsanya. Bahkan generasi-generasi penerus bangsa yang
meninggalkan budaya indonesia dan lebih condong ke budaya barat. Hal ini dapat
mengakibatkan banyaknya budaya yang ada di Indonesia terlupakan. budaya merupakan
sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan karena budaya merupakan jati diri sebuah bangsa.
Pemilihan program feature televisi yang mengangkat tentang budaya serta tradisi-tradisi di
Indonesia dianggap mampu membuat masyarakat untuk lebih tertarik dan mencintai budaya
yang ada di Indonesia daripada budaya barat. Dengan alasan tersebut, penulis memutuskan
untuk membuat sebuah program feature televisi tentang budaya yang berjudul Pesona Seni
Kopi Lelet. Nglelet merupakan salah satu tradisi yang ada di Lasem dan masih dilestarikan

hingga saat ini. Peran seorang pengarah acara sangat penting, karena pengarah acara
bertangung jawab bagaimana cara mengemas karya feature menjadi sebuah program televisi
yang menarik untuk ditonton masyarakat. Laporan proyek akhir ini akan memberikan nilai
positif kepada masyarakat Indonesia. Khusunya generasi muda yang meninggalkan
budayanya agar terus menjaga dan melestarikannya
Kata Kunci : Budaya, Feature Pesona Seni Kopi Lelet, , Program Televisi, Pengarah Acara
Abstract

The majority of Indonesian community still lack of knowledge of the culture and traditions of
their nation. Even the next generation likely to abandon Indonesian culture and incline to
western culture, so that many cultures that exist in Indonesia can be forgotten. Hence, the
cultures must be maintained and preserved as a cultural identity of a nation. The selection of
television feature program with the theme of culture and traditions in Indonesia might attract
the public to love the Indonesian cultures. Based on these reasons, the author decided to make
a television feature program about culture entitled Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet is one of
the traditions that exist in Lasem and still preserved to this day. The role of the director is
very important because the director is responsible for the packaging of the features work so
that it can create an interesting television program. This final project report gives a positive
value to the Indonesian people, especially young generation who leave their culture, to keep
maintaining and preserving the culture.

Keywords : Culture, Feature, Pesona Seni Kopi Lelet, television program, program director

Di Indonesia, dari ujung Sumatera hingga

1. PENDAHULUAN
Indonesia

adalah

negara

yang

ujung

Papua

tercipta

kopi


yang

memancarkan pesona alam, budaya, dan

berbhinneka rasanya. Diantaranya mampu

daya

memberikan kopi sepesial.

tarik

masyarakat

yang

mengagumkan.

Kebudayaan


daerah

Budaya kumpul-kumpul di warung kopi

tercermin dalam berbagai aspek kehidupan

juga ditemukan di berbagai daerah di

masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.

Indonesia.

Setiap

khas

Dari kopi kita bisa mengenal Indonesia

kebudayaan yang berbeda. Namun dari


yang Bhinneka Tunggal Ika. Dari ujung

perbedaan

budaya

tidak

Aceh hingga Papua kita memiliki ke-

membuat

masyarakat

mengasingkan

Bhinneka-an jenis kopi. Namun hal itu

lain,


tidak pernah menjadi pemisah antara

daerah

kebudayaan
masyarakat
keberagaman

memilki

di

yang

daerah
harus

budaya


ciri

ada,

karena

mengetahui
yang

dimiliki

masing-masing

identitas

kedaerahan,

seperti Suku, bahasa, dan agama. Mereka

Indonesia.


bertemu

Budaya adalah pikiran, akal budi, adat

warung kopi.

istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil

Lapisan Industri kopi dalam negeri sangat

kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)

beragam, dimulai dari unit usaha berskala

manusia, seperti kepercayaan, kesenian

home

dan adat istiadat (Kamus Besar Bahasa


multinasional.

Indonesia,

ilmu

dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi

antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang

kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri,

lingkupnya. Menurut ilmu antropologi,

namun juga luar negeri.

kebudayaan adalah keseluruhan sistem

menunjukkan bahwa konsumsi kopi di


gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia

dalam negeri merupakan pasar yang

dalam

yang

menarik bagi kalangan pengusaha yang

dijadikan milik diri manusia dengan

masih memberikan prospek dan peluang

belajar (Koentjaraningrat, 2009: 144).

sekaligus menunjukkan adanya kondisi

Indonesia memiliki budaya minum kopi,


yang kondusif dalam berinvestasi dibidang

karena

negara

industri kopi (Edy Panggabean, 2011: 15).

produsen kopi ketiga terbesar dunia setelah

Kondisi yang menguntungkan ini

1996:149).

kehidupan

Indonesia

Dalam

masyarakat

merupakan

dan

berbincang-bincang

industry

hingga
Produk-produk

di

berskala
yang

Hal tersebut

Brazil dan Vietnam. (Creative Data Make

juga

Investigation & Research, 2015:39).

industri kopi di Indonesia. Di Pulau Jawa

memicu

berkembangnya

jumlah

juga terdapat banyak perkebunan kopi,

seperti kebun Kayu Mas, Blewan dan

Pada umumnya, masyarakat menikmati

Jampit di Bondowoso Jawa Timur, kebun

kopi hanya merasakan sensasi manis dan

kopi

Kediri,

pahit pada secangkir kopi. Berbeda dengan

Bangelan di Malang. Namun budaya

masyarakat Lasem yang menikmati kopi

minum kopi tidak hanya berkembang di

lelet dengan cara yang unik dan kreatif.

daerah yang memiliki perkebunan kopi. Di

Kopi lelet adalah kopi khas Lasem. Kopi

Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah,

Lelet ini identik dengan kegiatan nglelet,

budaya minum kopi juga berkembang di

yaitu membatik dengan media batang

kota ini. Meski tidak memiliki kebun kopi

rokok dan tintanya menggunakan lethekan

bukan berarti Lasem sepi dari budaya

kopi lelet (ampas kopi lelet/kopi lasem

ngopi.

yang dicampur susu krimer).

Lasem yang dikenal banyak masyarakat

Hasil observasi dan wawancara dengan

merupakan sebuah kota kecil yang berada

anggota

di bagian timur Jawa Tengah, tepatnya di

diketahui

Kabupaten

Ngrangkah

Pawon

di

ormas

kesejarahan

bahwa

dikenal

berkembang

kecil"

karena

Kebiasaan masayarakat di Lasem yang

merupakan kota awal pendaratan orang

menuangkan karya seninya di sebatang

Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat

rokok ini dilatar belakangi oleh kebiasaan

perkampungan Tionghoa yang banyak

membatik orang Lasem sejak dulu. Para

tersebar di kota Lasem.

penikmat kopi lelet kerap menggunakan

sebagai

"Tiongkok

tahun

nglelet

Lasem

Rembang.

sekitar

budaya

Lasem

1970-an.

karena

ampas kopi untuk menambah khas cita

keindahan helai batik yang dihasilkan khas

rasa rokok. Rokok yang diolesi ampas kopi

dengan

dengan

ini cita rasanya akan lebih sedap. Karena

pewarnaan yang berani. Penduduk dengan

bagi perokok, merokok dengan batang

karakteristik yang heterogen membuat

rokok yang telah dilelet ini menjadi

tingkat kreatifitas warga disana sangat

kenikmatan yang berbeda. Rokok yang

tinggi untuk berkreasi. Sehingga seni batik

umumnya hanya beraroma tembakau dan

Lasem tidak hanya berhenti di atas kain

cengkih, kini menjadi lebih nikmat dengan

saja. Para pecinta kopi yang biasanya

tambahan kopi yang sudah meresap dalam

dibarengi dengan kegiatan merokok yang

rokok.

mempunyai

Namun tidak semua masyarakat luas

Kota

Lasem

juga

motif

terkenal

peranakan

kreatifitas

yang

tinggi

mengubah sebatang rokok menjadi seni

paham

membatik

kurangnya referensi buku, surat kabar, dan

dengan

bahan

terkenal dengan nglelet.

kopi

yang

tentang

budaya

ini.

Karena

sumber internet yang mengangkat tentang

nglelet

maka

menggunakan tinta yang khas. Jika pada

dibuatlah sebuah karya cipta berformat

batik menggunakan media kain mori

feature dengan judul “Pesona Seni Kopi

dengan canting dan malam batik serta

Lelet”.

penonton

warna-warna soga, sedangkan pada nglelet

program feature ini bisa mengenal lebih

ini menggunakan media batang rokok

jauh budaya nglelet masyarakat Lasem

dengan lethekan kopi dan kreamer. Jelas

yang merupakan bagian dari budaya

jika tradisi ini berlangsung secara turun-

bangsa dan diharapkan dapat menambah

temurun dan sudah merupakan suatu

kecintaan kita terhadap Tanah Air yang

budaya khas masyarakat Lasem. Feature

indah ini, terpenting juga kita wajib

Pesona Seni Kopi Lelet ini memberikan

menjaga sekaligus melestarikannya.

pesan

2. LANDASAN TEORI

kebudayaan, mari kita menghargai budaya

2.1 Sinopsis

dan menjunjung tinggi nilai-nilai dari

Feature yang bertema kebudayaan dengan

kebudayaan yang ada serta menumbuhkan

judul Pesona Seni Kopi Lelet berdurasi 16

pengetahuan

menit 43 detik menceritakan tentang

budaya bangsa Indonesia”.

budaya masyarakat Lasem yang nglelet

2.2

atau membatik dengan media batang rokok

Segment 1

dan tintanya menggunakan lethekan kopi

Opening Tune

lelet (ampas kopi lelet/ kopi lasem yang

Opening Program

dicampur susu krimer). Budaya nglelet

Suasana kota Rembang (Timelapse Tugu)

berkembang sekitar tahun 1970. Mulai

Soundbite John Penjual Kopi Lelet

awal

Soundbite

budaya

minum

Dengan

yang

kopi

demikian,

masih

sederhana

hanya

bahwa

“Indonesia

dan

kecintaan

Tathoya

Ketua

Pelestari Pusaka BHRE Lasem

menjadi motif batik yang memiliki nilai

Segment 2

artistik yang luar biasa.

Hyperlapse kapal

Ditinjau dari sosial-budaya masyarakat

Gambar perkebunan kopi

Lasem, diketahui bahwa sejak dahulu kala

Aktivitas

masyarakat Lasem biasa membatik dan

diberbagai tempat

sampai sekarang masyarakat Lasem pun

Segment 3

masih membatik. Jelas membatik dan

Jalanan kota Rembang

nglelet ini mempunyai hubungan dekat,

Soundbite

yaitu sama-sama mengekspresikan motif-

Pelestari Pusaka BHRE Lasem

motif

Segment 4

suatu

media

dengan

akan

terhadap

Treatment

membentuk blok, hingga berkembang

melalui

kaya

orang-orang

Tathoya

Paguyuban

sedang

Ketua

ngopi

Paguyuban

Establish (Mengenalkan kota Lasem)

Soundbite Fadli dan Rifa’i penikmat kopi

Suasana warung kopi

lelet

Soundbite John Penjual Kopi Lelet

Proses nglelet

Soundbite

Soundbite John Penjual Kopi Lelet

Tathoya

Ketua

Paguyuban

Pelestari Pusaka BHRE Lasem
Soundbite John Penjual Kopi Lelet

Segment 6

Soundbite

Suasana warung kopi dan orang-orang

Tathoya

Ketua

Paguyuban

Pelestari Pusaka BHRE Lasem

sedang ngopi

Segment 5

Orang sedang minum kopi dan nglelet di

Stok Shoot proses membuat kopi lelet

bawah

galangan

kapal

(closing).

Soundbite Tathoya

Pengantar

[8]

[1] CDMI. Studi Peluang Bisnis Industri

Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 2009

KAKAO & KOPI di Indonesia, 2015–

[9]

2019. Jakarta: CDMI, 2015

Penulisan

[2] Depdikbud. Kamus Besar Bahasa

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

[10] Panggabean, Edy. Buku Pintar Kopi.

[3] Depdikbud. Kamus Besar Bahasa

1st edition, Jakarta: Agromedia Pustaka,

Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1996

2011

[4] Der Valk, Jos Van. Cara praktis

[11] Riyon, Pratikto. Kreatif Menulis

menjadi

Feature,

sutradara

(terjemahan

oleh

Roesdi S.J), Jakarta: Kanisius, 1992
[5]

D.V

Swain,

J.R

Swain.

Koentjaraningrat.

Ilmu

DAFTAR PUSTAKA

Mappatoto,

Baso.

Teknis

(karangan

khas).

Andi

Feature

Bandung:

Offset

Bandung, 1984
Film

[12] Sutrisno. Kunci pengarah acara

Scriptwriting: A Practical Manual, Focal

Televisi,

Press, Boston: 1988

Widiasarana Indonesia, 1996

[6] Elizabeth, Lutters.

Kunci

alumni

Sukses

Jakarta:

PT.

Gramedia

[13] Zain, Umar Nur. Penulisan Feature,

menjadi seorang pengarah acara Jakarta:

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995

Grasindo, 2004

[14] http://www.minumkopi.com/literatur/

[7] Goenawan,

Mohamad. Seandainya

20/09/2012/indonesia-dalam-secangkir-

Saya Wartawan Tempo, Jakarta: Institut

kopi/#.VYtNki4T1ME,

Studi Arus Informasi dan Yayasan Alumni

13:14 WIB)

Tempo, 1997

[15] http://www.kompasiana.com/adisatria

22

/warung-kopi-gaya-hidup-

Juni

2015,

atau_55296cf16ea83486278b459d, 22 Juni
2015, 13:41 WIB)
[16] https://kopidjawa.wordpress.com/kopi
jawa-artikel/, 23 Juni 2015, 06:14 WIB