TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM PRODUKSI FEATURE PESONA SENI KOPI LELET.
TEKNIK PENULISAN NASKAH DALAM PRODUKSI FEATURE
PESONA SENI KOPI LELET
Dwi Sulistiyani, Mukaromah
Program Studi Penyiaran-D3, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131
Telp : (024) 3517361, Fax : (024) 3520165
E-mail : dwisulis014@gmail.com, mukaromahoke@gmail.com
Abstrak
Banyak sebagian masyarakat Indonesia yang masih kecil pengetahuannya tentang budaya dan tradisi
yang dimiliki bangsanya. Bahkan generasi-generasi penerus bangsa yang meninggalkan budaya
Indonesia dan lebih condong ke budaya barat. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya budaya yang
ada di Indonesia terlupakan. Pada sebenarnya budaya merupakan sesuatu yang harus dijaga dan
dilestarikan karena budaya merupakan jati diri sebuah bangsa. Pemilihan program feature yang
mengangkat tentang budaya serta tradisi-tradisi di Indonesia dianggap mampu membuat masyarakat
untuk lebih tertarik dan mencintai budaya yang ada di Indonesia daripada budaya barat. Dengan
alasan tersebut, penulis memutuskan untuk membuat sebuah program feature televisi tentang budaya
yang berjudul Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet merupakan salah satu tradisi yang ada di Lasem dan
masih dilestarikan hingga saat ini. Peran seorang penulis naskah sangat penting, karena untuk
membuat sebuah feature tersebut dibutuhkan penulis naskah yang kreatif. Penulis naskah harus pandai
membuat narasi agar pemirsa mudah memahami informasi yang disampaikan. Laporan proyek akhir
ini akan memberikan nilai positif kepada masyarakat Indonesia. Khusunya generasi muda yang
meninggalkan budayanya agar terus menjaga dan melestarikannya.
Kata Kunci : Budaya, Feature, Pesona Seni Kopi Lelet, Program Televisi, Penulisan Naskah
Abstract
The majority of Indonesian community still lack of knowledge of the culture and traditions of their
nation. Even the next generation likely to abandon Indonesian culture and incline to western culture,
so that many cultures that exist in Indonesia can be forgotten. Hence, the cultures must be maintained
and preserved as a cultural identity of a nation. The selection of television feature program with the
theme of culture and traditions in Indonesia might attract the public to love the Indonesian cultures.
Based on these reasons, the author decided to make a television feature program about culture
entitled Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet is one of the traditions that exist in Lasem and still preserved
to this day. The role of script writer is also important because a creative script writer is needed in a
feature production. Script writer must be good at making a narrative so that the viewers can easily
understand the information conveyed. This final project report gives a positive value to the
Indonesian people, especially young generation who leave their culture, to keep maintaining and
preserving the culture.
Keywords : Culture, Feature, Television Program, Script Writer Art of Coffee
1. PENDAHULUAN
Indonesia
adalah
kebudayaan yang berbeda. Namun dari
negara
yang
perbedaan
budaya
memancarkan pesona alam, budaya, dan
membuat
masyarakat
daya
tarik
masyarakat
yang
kebudayaan
mengagumkan.
Kebudayaan
daerah
masyarakat
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan
keberagaman
masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
Indonesia.
Setiap
daerah
memilki
ciri
khas
di
yang
daerah
harus
budaya
ada,
tidak
mengasingkan
lain,
karena
mengetahui
yang
dimiliki
Budaya adalah pikiran, akal budi, adat
Budaya kumpul-kumpul di warung kopi
istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil
juga ditemukan di berbagai daerah di
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
Indonesia. Di Aceh, kita kenal warung
manusia, seperti kepercayaan, kesenian
kopi Aceh yang khas seperti warung kopi
dan adat istiadat (Kamus Besar Bahasa
Solong. Di Bangka dengan kopi King
Indonesia,
Kong dan Tung Kau yang melegenda,
1996:
149).
Dalam
ilmu
antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang
Manggar-Blitung Timur
lingkupnya. Menurut ilmu antropologi,
sebagai kota seribu warung kopi, hingga
kebudayaan adalah keseluruhan sistem
Pontianak dengan deretan warung kopi
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
Tiam hingga Singkawang. Makasar dan
dalam
Papua
kehidupan
masyarakat
yang
juga
memiliki
yang dikenal
kultur
serupa.
dijadikan milik diri manusia dengan
(www.kompasiana.com/adisatria/warung-
belajar (Koentjaraningrat, 2009: 144).
kopi-gaya-hidup-atau, 22 Juni 2015, 13:41
Indonesia memiliki budaya minum
WIB)
kopi, karena Indonesia merupakan negara
Dari kopi kita bisa mengenal Indonesia
produsen kopi ketiga terbesar dunia setelah
yang Bhinneka Tunggal Ika. Dari ujung
Brazil
kopi
Aceh hingga Papua kita memiliki ke-
Indonesia rata rata mencapai 685.000 ton
Bhinneka-an jenis kopi. Namun hal itu
per tahun, jauh dibanding Brazil yang
tidak pernah menjadi pemisah antara
mencapai 2,9 juta ton per tahun dan
masing-masing
Vietnam 1,2 juta ton. (Creative Data Make
Identitas
Investigation & Research, 2015:39).
identity yang memiliki pengertian harfiah
dan
Vietnam.
Produksi
identitas
kedaerahan.
berasal dari bahasa
inggris
Di Indonesia, dari ujung Sumatera
ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang
hingga ujung Papua tercipta kopi yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang
berbhinneka rasanya. Diantaranya mampu
membedakannya
memberikan kopi sepesial yakni Aceh
(Wibisono Koento, 2005:16). Identitas
Gayo, Sumatera Mandheling, Lintong,
kedaerahana yaitu bahwa di daerah tentu
Sidikalang, Kintamani, Bajawa Flores,
memiliki identitas yang tidak sama dengan
Robusta Lampung, Toraja, dan masih
daerah lainnya, seperti suku, bahasa, dan
banyak lagi daerah yang menghasilkan
agama. Mereka bertemu dan berbincang-
kopi
bincang di warung kopi.
istimewa.
(www.minumkopi.com/
literatur/20/09/2012/indonesia-dalamsecangkir-kopi, 22 Juni 2015, 13:14 WIB).
dengan
yang
lain
Lapisan Industri kopi dalam negeri
sangat beragam, dimulai dari unit usaha
berskala home industry hingga berskala
multinasional.
Produk-produk
yang
dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri,
namun juga luar negeri.
Hal tersebut
perkampungan Tionghoa yang banyak
tersebar di kota Lasem.
Kota Lasem juga terkenal karena
keindahan helai batik yang dihasilkan khas
menunjukkan bahwa konsumsi kopi di
dengan
motif
peranakan
dalam negeri merupakan pasar yang
pewarnaan yang berani. Penduduk dengan
menarik bagi kalangan pengusaha yang
karakteristik yang heterogen membuat
masih memberikan prospek dan peluang
tingkat kreatifitas warga disana sangat
sekaligus menunjukkan adanya kondisi
tinggi untuk berkreasi. Sehingga seni batik
yang kondusif dalam berinvestasi dibidang
Lasem tidak hanya berhenti di atas kain
industri kopi (Edy Panggabean, 2011: 15).
saja. Para pecinta kopi yang biasanya
Kondisi yang menguntungkan ini juga
dibarengi dengan kegiatan merokok yang
kreatifitas
dengan
memicu berkembangnya jumlah industri
mempunyai
kopi di Indonesia. Di Pulau Jawa juga
mengubah sebatang rokok menjadi seni
terdapat banyak perkebunan kopi, seperti
membatik
kebun Kayu Mas, Blewan dan Jampit di
terkenal dengan nglelet.
dengan
yang
bahan
tinggi
kopi
yang
Bondowoso Jawa Timur, kebun kopi
Pada umumnya, masyarakat menikmati
Ngrangkah Pawon di Kediri, Bangelan di
kopi hanya merasakan sensasi manis dan
Malang. Namun budaya minum kopi tidak
pahit pada secangkir kopi. Berbeda dengan
hanya
yang
masyarakat Lasem yang menikmati kopi
memiliki perkebunan kopi. Di Lasem
lelet dengan cara yang unik dan kreatif.
Kabupaten Rembang Jawa Tengah, budaya
Kopi lelet adalah kopi khas Lasem. Kopi
minum kopi juga berkembang di kota ini.
Lelet ini identik dengan kegiatan nglelet,
Meski tidak memiliki kebun kopi bukan
yaitu membatik dengan media batang
berarti Lasem sepi dari budaya ngopi.
rokok dan tintanya menggunakan lethekan
(https://kopidjawa.wordpress.com/kopi-
kopi lelet (ampas kopi lelet/kopi lasem
jawa-artikel/, 23 Juni 2015, 06:14 WIB).
yang dicampur susu krimer).
berkembang
di
daerah
Lasem yang dikenal banyak masyarakat
Hasil observasi dan wawancara dengan
merupakan sebuah kota kecil yang berada
anggota
di bagian timur Jawa Tengah, tepatnya di
diketahui
Kabupaten
ormas
kesejarahan
bahwa
dikenal
berkembang
kecil"
karena
Kebiasaan masayarakat di Lasem yang
merupakan kota awal pendaratan orang
menuangkan karya seninya di sebatang
Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat
rokok ini dilatar belakangi oleh kebiasaan
sebagai
"Tiongkok
tahun
nglelet
Lasem
Rembang.
sekitar
budaya
Lasem
1970-an.
membatik orang Lasem sejak dulu. Para
batang rokok dan tintanya menggunakan
penikmat kopi lelet kerap menggunakan
lethekan kopi lelet (ampas kopi lelet/ kopi
ampas kopi untuk menambah khas cita
lasem
rasa rokok. Rokok yang diolesi ampas kopi
Budaya nglelet berkembang sekitar tahun
ini cita rasanya akan lebih sedap. Karena
1970. Mulai awal yang masih sederhana
bagi perokok, merokok dengan batang
hanya
rokok yang telah dilelet ini menjadi
berkembang menjadi motif batik yang
kenikmatan yang berbeda. Rokok yang
memiliki nilai artistik yang luar biasa.
yang
dicampur
membentuk
susu
krimer).
blok,
hingga
umumnya hanya beraroma tembakau dan
Ditinjau dari sosial-budaya masyarakat
cengkih, kini menjadi lebih nikmat dengan
Lasem, diketahui bahwa sejak dahulu kala
tambahan kopi yang sudah meresap dalam
masyarakat Lasem biasa membatik dan
rokok.
sampai sekarang masyarakat Lasem pun
Namun tidak semua masyarakat luas
masih membatik. Jelas membatik dan
Karena
nglelet ini mempunyai hubungan dekat,
kurangnya referensi buku, surat kabar, dan
yaitu sama-sama mengekspresikan motif-
sumber internet yang mengangkat tentang
motif
paham
tentang
budaya
ini.
nglelet
melalui
suatu
media
dengan
maka
menggunakan tinta yang khas. Jika pada
dibuatlah sebuah karya cipta berformat
batik menggunakan media kain mori
feature dengan judul “Pesona Seni Kopi
dengan canting dan malam batik serta
Lelet”.
penonton
warna-warna soga, sedangkan pada nglelet
program feature ini bisa mengenal lebih
ini menggunakan media batang rokok
jauh budaya nglelet masyarakat Lasem
dengan lethekan kopi dan kreamer. Jelas
yang merupakan bagian dari budaya
jika tradisi ini berlangsung secara turun-
bangsa dan diharapkan dapat menambah
temurun dan sudah merupakan suatu
kecintaan kita terhadap Tanah Air yang
budaya khas masyarakat Lasem. Feature
indah ini, terpenting juga kita wajib
Pesona Seni Kopi Lelet ini memberikan
menjaga sekaligus melestarikannya.
pesan
2. LANDASAN TEORI
kebudayaan, mari kita menghargai budaya
2.1 Sinopsis
dan menjunjung tinggi nilai-nilai dari
budaya
minum
Dengan
kopi
demikian,
Feature yang bertema kebudayaan
bahwa
“Indonesia
pengetahuan
berdurasi 16 menit 43 detik menceritakan
budaya bangsa Indonesia”.
nglelet atau membatik dengan media
akan
kebudayaan yang ada serta menumbuhkan
dengan judul Pesona Seni Kopi Lelet
tentang budaya masyarakat Lasem yang
kaya
dan
kecintaan
terhadap
2.2 Treatment
sedang ngopi
Segment 1
Orang sedang minum kopi dan nglelet di
Opening Tune
bawah galangan kapal (closing).
Opening Program
Suasana kota Rembang (Timelapse Tugu)
DAFTAR PUSTAKA
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
[1]
Soundbite
Bisnis Industri
Tathoya
Ketua
Paguyuban
CDMI.
Studi
(2015).
KAKAO
&
Peluang
KOPI
di
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
Indonesia, 2015-2019. Jakarta: CDMI
Segment 2
[2] Depdikbud. (1996). Kamus Besar
Hyperlapse kapal
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Gambar perkebunan kopi
[3] Depdikbud. (1990). Kamus Besar
Aktivitas
orang-orang
sedang
ngopi
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
diberbagai tempat
[4] Der Valk, Jos Van. (1992). Mengarang
Segment 3
Naskah Video (terjemahan oleh Roesdi
Jalanan kota Rembang
S.J). Jakarta: Kanisius.
Soundbite Tathoya Ketua Paguyuban
[5] D.V Swain, J.R Swain. (1988). Film
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
Scriptwriting:
Segment 4
Boston: Focal Press.
Establish
(Mengenalkan
kota
Lasem)
Sukses
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Grasindo.
Soundbite
[7]
Ketua
Paguyuban
Practical
Manual.
[6] Elizabeth, Lutters. (2004). Kunci
Suasana warung kopi
Tathoya
A
Menulis
Skenario.
Jakarta:
Goenawan,
Mohamad.
(1997).
Wartawan
Tempo.
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
Seandainya
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi dan
Soundbite
Yayasan Alumni Tempo.
Tathoya
Ketua
Paguyuban
Saya
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
[8] Koentjaraningrat. (2009). Pengantar
Segment 5
Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Stok Shoot proses membuat kopi lelet
[9] Mappatoto, Andi Baso. (1999). Teknis
Soundbite Tathoya
Penulisan
Soundbite Fadli dan Rifa’i penikmat kopi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
leletProses nglelet
[10] Panggabean, Edy. (2011). Buku
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Pintar
Segment 6
Agromedia Pustaka
Suasana warung kopi dan orang-orang
[11] Riyon, Pratikto. (1984). Kreatif
Feature
Kopi.
1st
(karangan
edition.
khas).
Jakarta:
Menulis Feature. Bandung: Offset alumni
2015, 13:14 WIB
Bandung.
[15]http://www.kompasiana.com/adisatria/
[12] Sutrisno. (1996). Pedoman praktis
warung-kopi-gaya-hidup atau, diakses 22
penulisan skenario Televisi dan Video.
Juni 2015, 13:41 WIB
Jakarta:
[16]https://kopidjawa.wordpress.com/kopi-
PT.
Gramedia
Widiasarana
Indonesia.
jawa-artikel/, diakses 23 Juni 2015, 06:14
[13] Zain, Umar Nur. (1995). Penulisan
WIB
Feature. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
[14]http://www.minumkopi.com/literatur/2
0/09/2012/indonesia-dalam-secangkirkopi/#.VYtNki4T1ME, diakses 22 Juni
PESONA SENI KOPI LELET
Dwi Sulistiyani, Mukaromah
Program Studi Penyiaran-D3, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131
Telp : (024) 3517361, Fax : (024) 3520165
E-mail : dwisulis014@gmail.com, mukaromahoke@gmail.com
Abstrak
Banyak sebagian masyarakat Indonesia yang masih kecil pengetahuannya tentang budaya dan tradisi
yang dimiliki bangsanya. Bahkan generasi-generasi penerus bangsa yang meninggalkan budaya
Indonesia dan lebih condong ke budaya barat. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya budaya yang
ada di Indonesia terlupakan. Pada sebenarnya budaya merupakan sesuatu yang harus dijaga dan
dilestarikan karena budaya merupakan jati diri sebuah bangsa. Pemilihan program feature yang
mengangkat tentang budaya serta tradisi-tradisi di Indonesia dianggap mampu membuat masyarakat
untuk lebih tertarik dan mencintai budaya yang ada di Indonesia daripada budaya barat. Dengan
alasan tersebut, penulis memutuskan untuk membuat sebuah program feature televisi tentang budaya
yang berjudul Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet merupakan salah satu tradisi yang ada di Lasem dan
masih dilestarikan hingga saat ini. Peran seorang penulis naskah sangat penting, karena untuk
membuat sebuah feature tersebut dibutuhkan penulis naskah yang kreatif. Penulis naskah harus pandai
membuat narasi agar pemirsa mudah memahami informasi yang disampaikan. Laporan proyek akhir
ini akan memberikan nilai positif kepada masyarakat Indonesia. Khusunya generasi muda yang
meninggalkan budayanya agar terus menjaga dan melestarikannya.
Kata Kunci : Budaya, Feature, Pesona Seni Kopi Lelet, Program Televisi, Penulisan Naskah
Abstract
The majority of Indonesian community still lack of knowledge of the culture and traditions of their
nation. Even the next generation likely to abandon Indonesian culture and incline to western culture,
so that many cultures that exist in Indonesia can be forgotten. Hence, the cultures must be maintained
and preserved as a cultural identity of a nation. The selection of television feature program with the
theme of culture and traditions in Indonesia might attract the public to love the Indonesian cultures.
Based on these reasons, the author decided to make a television feature program about culture
entitled Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet is one of the traditions that exist in Lasem and still preserved
to this day. The role of script writer is also important because a creative script writer is needed in a
feature production. Script writer must be good at making a narrative so that the viewers can easily
understand the information conveyed. This final project report gives a positive value to the
Indonesian people, especially young generation who leave their culture, to keep maintaining and
preserving the culture.
Keywords : Culture, Feature, Television Program, Script Writer Art of Coffee
1. PENDAHULUAN
Indonesia
adalah
kebudayaan yang berbeda. Namun dari
negara
yang
perbedaan
budaya
memancarkan pesona alam, budaya, dan
membuat
masyarakat
daya
tarik
masyarakat
yang
kebudayaan
mengagumkan.
Kebudayaan
daerah
masyarakat
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan
keberagaman
masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
Indonesia.
Setiap
daerah
memilki
ciri
khas
di
yang
daerah
harus
budaya
ada,
tidak
mengasingkan
lain,
karena
mengetahui
yang
dimiliki
Budaya adalah pikiran, akal budi, adat
Budaya kumpul-kumpul di warung kopi
istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil
juga ditemukan di berbagai daerah di
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
Indonesia. Di Aceh, kita kenal warung
manusia, seperti kepercayaan, kesenian
kopi Aceh yang khas seperti warung kopi
dan adat istiadat (Kamus Besar Bahasa
Solong. Di Bangka dengan kopi King
Indonesia,
Kong dan Tung Kau yang melegenda,
1996:
149).
Dalam
ilmu
antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang
Manggar-Blitung Timur
lingkupnya. Menurut ilmu antropologi,
sebagai kota seribu warung kopi, hingga
kebudayaan adalah keseluruhan sistem
Pontianak dengan deretan warung kopi
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
Tiam hingga Singkawang. Makasar dan
dalam
Papua
kehidupan
masyarakat
yang
juga
memiliki
yang dikenal
kultur
serupa.
dijadikan milik diri manusia dengan
(www.kompasiana.com/adisatria/warung-
belajar (Koentjaraningrat, 2009: 144).
kopi-gaya-hidup-atau, 22 Juni 2015, 13:41
Indonesia memiliki budaya minum
WIB)
kopi, karena Indonesia merupakan negara
Dari kopi kita bisa mengenal Indonesia
produsen kopi ketiga terbesar dunia setelah
yang Bhinneka Tunggal Ika. Dari ujung
Brazil
kopi
Aceh hingga Papua kita memiliki ke-
Indonesia rata rata mencapai 685.000 ton
Bhinneka-an jenis kopi. Namun hal itu
per tahun, jauh dibanding Brazil yang
tidak pernah menjadi pemisah antara
mencapai 2,9 juta ton per tahun dan
masing-masing
Vietnam 1,2 juta ton. (Creative Data Make
Identitas
Investigation & Research, 2015:39).
identity yang memiliki pengertian harfiah
dan
Vietnam.
Produksi
identitas
kedaerahan.
berasal dari bahasa
inggris
Di Indonesia, dari ujung Sumatera
ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang
hingga ujung Papua tercipta kopi yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang
berbhinneka rasanya. Diantaranya mampu
membedakannya
memberikan kopi sepesial yakni Aceh
(Wibisono Koento, 2005:16). Identitas
Gayo, Sumatera Mandheling, Lintong,
kedaerahana yaitu bahwa di daerah tentu
Sidikalang, Kintamani, Bajawa Flores,
memiliki identitas yang tidak sama dengan
Robusta Lampung, Toraja, dan masih
daerah lainnya, seperti suku, bahasa, dan
banyak lagi daerah yang menghasilkan
agama. Mereka bertemu dan berbincang-
kopi
bincang di warung kopi.
istimewa.
(www.minumkopi.com/
literatur/20/09/2012/indonesia-dalamsecangkir-kopi, 22 Juni 2015, 13:14 WIB).
dengan
yang
lain
Lapisan Industri kopi dalam negeri
sangat beragam, dimulai dari unit usaha
berskala home industry hingga berskala
multinasional.
Produk-produk
yang
dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri,
namun juga luar negeri.
Hal tersebut
perkampungan Tionghoa yang banyak
tersebar di kota Lasem.
Kota Lasem juga terkenal karena
keindahan helai batik yang dihasilkan khas
menunjukkan bahwa konsumsi kopi di
dengan
motif
peranakan
dalam negeri merupakan pasar yang
pewarnaan yang berani. Penduduk dengan
menarik bagi kalangan pengusaha yang
karakteristik yang heterogen membuat
masih memberikan prospek dan peluang
tingkat kreatifitas warga disana sangat
sekaligus menunjukkan adanya kondisi
tinggi untuk berkreasi. Sehingga seni batik
yang kondusif dalam berinvestasi dibidang
Lasem tidak hanya berhenti di atas kain
industri kopi (Edy Panggabean, 2011: 15).
saja. Para pecinta kopi yang biasanya
Kondisi yang menguntungkan ini juga
dibarengi dengan kegiatan merokok yang
kreatifitas
dengan
memicu berkembangnya jumlah industri
mempunyai
kopi di Indonesia. Di Pulau Jawa juga
mengubah sebatang rokok menjadi seni
terdapat banyak perkebunan kopi, seperti
membatik
kebun Kayu Mas, Blewan dan Jampit di
terkenal dengan nglelet.
dengan
yang
bahan
tinggi
kopi
yang
Bondowoso Jawa Timur, kebun kopi
Pada umumnya, masyarakat menikmati
Ngrangkah Pawon di Kediri, Bangelan di
kopi hanya merasakan sensasi manis dan
Malang. Namun budaya minum kopi tidak
pahit pada secangkir kopi. Berbeda dengan
hanya
yang
masyarakat Lasem yang menikmati kopi
memiliki perkebunan kopi. Di Lasem
lelet dengan cara yang unik dan kreatif.
Kabupaten Rembang Jawa Tengah, budaya
Kopi lelet adalah kopi khas Lasem. Kopi
minum kopi juga berkembang di kota ini.
Lelet ini identik dengan kegiatan nglelet,
Meski tidak memiliki kebun kopi bukan
yaitu membatik dengan media batang
berarti Lasem sepi dari budaya ngopi.
rokok dan tintanya menggunakan lethekan
(https://kopidjawa.wordpress.com/kopi-
kopi lelet (ampas kopi lelet/kopi lasem
jawa-artikel/, 23 Juni 2015, 06:14 WIB).
yang dicampur susu krimer).
berkembang
di
daerah
Lasem yang dikenal banyak masyarakat
Hasil observasi dan wawancara dengan
merupakan sebuah kota kecil yang berada
anggota
di bagian timur Jawa Tengah, tepatnya di
diketahui
Kabupaten
ormas
kesejarahan
bahwa
dikenal
berkembang
kecil"
karena
Kebiasaan masayarakat di Lasem yang
merupakan kota awal pendaratan orang
menuangkan karya seninya di sebatang
Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat
rokok ini dilatar belakangi oleh kebiasaan
sebagai
"Tiongkok
tahun
nglelet
Lasem
Rembang.
sekitar
budaya
Lasem
1970-an.
membatik orang Lasem sejak dulu. Para
batang rokok dan tintanya menggunakan
penikmat kopi lelet kerap menggunakan
lethekan kopi lelet (ampas kopi lelet/ kopi
ampas kopi untuk menambah khas cita
lasem
rasa rokok. Rokok yang diolesi ampas kopi
Budaya nglelet berkembang sekitar tahun
ini cita rasanya akan lebih sedap. Karena
1970. Mulai awal yang masih sederhana
bagi perokok, merokok dengan batang
hanya
rokok yang telah dilelet ini menjadi
berkembang menjadi motif batik yang
kenikmatan yang berbeda. Rokok yang
memiliki nilai artistik yang luar biasa.
yang
dicampur
membentuk
susu
krimer).
blok,
hingga
umumnya hanya beraroma tembakau dan
Ditinjau dari sosial-budaya masyarakat
cengkih, kini menjadi lebih nikmat dengan
Lasem, diketahui bahwa sejak dahulu kala
tambahan kopi yang sudah meresap dalam
masyarakat Lasem biasa membatik dan
rokok.
sampai sekarang masyarakat Lasem pun
Namun tidak semua masyarakat luas
masih membatik. Jelas membatik dan
Karena
nglelet ini mempunyai hubungan dekat,
kurangnya referensi buku, surat kabar, dan
yaitu sama-sama mengekspresikan motif-
sumber internet yang mengangkat tentang
motif
paham
tentang
budaya
ini.
nglelet
melalui
suatu
media
dengan
maka
menggunakan tinta yang khas. Jika pada
dibuatlah sebuah karya cipta berformat
batik menggunakan media kain mori
feature dengan judul “Pesona Seni Kopi
dengan canting dan malam batik serta
Lelet”.
penonton
warna-warna soga, sedangkan pada nglelet
program feature ini bisa mengenal lebih
ini menggunakan media batang rokok
jauh budaya nglelet masyarakat Lasem
dengan lethekan kopi dan kreamer. Jelas
yang merupakan bagian dari budaya
jika tradisi ini berlangsung secara turun-
bangsa dan diharapkan dapat menambah
temurun dan sudah merupakan suatu
kecintaan kita terhadap Tanah Air yang
budaya khas masyarakat Lasem. Feature
indah ini, terpenting juga kita wajib
Pesona Seni Kopi Lelet ini memberikan
menjaga sekaligus melestarikannya.
pesan
2. LANDASAN TEORI
kebudayaan, mari kita menghargai budaya
2.1 Sinopsis
dan menjunjung tinggi nilai-nilai dari
budaya
minum
Dengan
kopi
demikian,
Feature yang bertema kebudayaan
bahwa
“Indonesia
pengetahuan
berdurasi 16 menit 43 detik menceritakan
budaya bangsa Indonesia”.
nglelet atau membatik dengan media
akan
kebudayaan yang ada serta menumbuhkan
dengan judul Pesona Seni Kopi Lelet
tentang budaya masyarakat Lasem yang
kaya
dan
kecintaan
terhadap
2.2 Treatment
sedang ngopi
Segment 1
Orang sedang minum kopi dan nglelet di
Opening Tune
bawah galangan kapal (closing).
Opening Program
Suasana kota Rembang (Timelapse Tugu)
DAFTAR PUSTAKA
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
[1]
Soundbite
Bisnis Industri
Tathoya
Ketua
Paguyuban
CDMI.
Studi
(2015).
KAKAO
&
Peluang
KOPI
di
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
Indonesia, 2015-2019. Jakarta: CDMI
Segment 2
[2] Depdikbud. (1996). Kamus Besar
Hyperlapse kapal
Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Gambar perkebunan kopi
[3] Depdikbud. (1990). Kamus Besar
Aktivitas
orang-orang
sedang
ngopi
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
diberbagai tempat
[4] Der Valk, Jos Van. (1992). Mengarang
Segment 3
Naskah Video (terjemahan oleh Roesdi
Jalanan kota Rembang
S.J). Jakarta: Kanisius.
Soundbite Tathoya Ketua Paguyuban
[5] D.V Swain, J.R Swain. (1988). Film
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
Scriptwriting:
Segment 4
Boston: Focal Press.
Establish
(Mengenalkan
kota
Lasem)
Sukses
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Grasindo.
Soundbite
[7]
Ketua
Paguyuban
Practical
Manual.
[6] Elizabeth, Lutters. (2004). Kunci
Suasana warung kopi
Tathoya
A
Menulis
Skenario.
Jakarta:
Goenawan,
Mohamad.
(1997).
Wartawan
Tempo.
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
Seandainya
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Jakarta: Institut Studi Arus Informasi dan
Soundbite
Yayasan Alumni Tempo.
Tathoya
Ketua
Paguyuban
Saya
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
[8] Koentjaraningrat. (2009). Pengantar
Segment 5
Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Stok Shoot proses membuat kopi lelet
[9] Mappatoto, Andi Baso. (1999). Teknis
Soundbite Tathoya
Penulisan
Soundbite Fadli dan Rifa’i penikmat kopi
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
leletProses nglelet
[10] Panggabean, Edy. (2011). Buku
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Pintar
Segment 6
Agromedia Pustaka
Suasana warung kopi dan orang-orang
[11] Riyon, Pratikto. (1984). Kreatif
Feature
Kopi.
1st
(karangan
edition.
khas).
Jakarta:
Menulis Feature. Bandung: Offset alumni
2015, 13:14 WIB
Bandung.
[15]http://www.kompasiana.com/adisatria/
[12] Sutrisno. (1996). Pedoman praktis
warung-kopi-gaya-hidup atau, diakses 22
penulisan skenario Televisi dan Video.
Juni 2015, 13:41 WIB
Jakarta:
[16]https://kopidjawa.wordpress.com/kopi-
PT.
Gramedia
Widiasarana
Indonesia.
jawa-artikel/, diakses 23 Juni 2015, 06:14
[13] Zain, Umar Nur. (1995). Penulisan
WIB
Feature. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
[14]http://www.minumkopi.com/literatur/2
0/09/2012/indonesia-dalam-secangkirkopi/#.VYtNki4T1ME, diakses 22 Juni