TEKNIK EDITING DALAM PRODUKSI FEATURE PESONA SENI KOPI LELET.
TEKNIK EDITING DALAM PRODUKSI FEATURE “PESONA SENI
KOPI LELET”
Risa Tusnawati, Suhariyanto
Program Studi Penyiaran-D3, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131
Telp : (024) 3517361, Fax : (024) 3520165
E-mail : risatusnawati1994@gmail.com, haryanto12@gmail.com
Abstrak
Banyak sebagian masyarakat Indonesia yang masih kecil pengetahuannya tentang budaya dan
tradisi yang dimiliki bangsanya. Bahkan generasi-generasi penerus bangsa yang meninggalkan
budaya indonesia dan lebih condong ke budaya barat. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya
budaya yang ada di Indonesia terlupakan. budaya merupakan sesuatu yang harus dijaga dan
dilestarikan karena budaya merupakan jati diri sebuah bangsa. Pemilihan program feature
televisi yang mengangkat tentang budaya serta tradisi-tradisi di Indonesia dianggap mampu
membuat masyarakat untuk lebih tertarik dan mencintai budaya yang ada di Indonesia daripada
budaya barat. Dengan alasan tersebut, penulis memutuskan untuk membuat sebuah program
feature televisi tentang budaya yang berjudul Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet merupakan salah
satu tradisi yang ada di Lasem dan masih dilestarikan hingga saat ini. Selain itu, editor
mempunyai peran penting dalam sebuah produksi feature guna melakukan penyusunan gambar,
rough cut, pemberian transisi dan efek pada gambar dan audio, mixing audio, titling, hingga
finishing dan menghasilkan suatu yang layak untuk ditayangkan. Laporan proyek akhir ini akan
memberikan nilai positif kepada masyarakat Indonesia. Khusunya generasi muda yang
meninggalkan budayanya agar terus menjaga dan melestarikannya
Kata Kunci : Budaya, Feature, Pesona Seni Kopi Lelet, Editor, Televisi
Abstract
The majority of Indonesian community still lack of knowledge of the culture and traditions of
their nation. Even the next generation likely to abandon Indonesian culture and incline to
western culture, so that many cultures that exist in Indonesia can be forgotten. Hence, the
cultures must be maintained and preserved as a cultural identity of a nation. The selection of
television feature program with the theme of culture and traditions in Indonesia might attract
the public to love the Indonesian cultures. Based on these reasons, the author decided to make a
television feature program about culture entitled Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet is one of the
traditions that exist in Lasem and still preserved to this day. In addition, the editor has an
important role in a feature production in order to prapare to images, rough cut, at transitions
and effects on image and audio, mixing audio, titling, and finishing and produce decent feature.
This final project report gives a positive value to the Indonesian people, especially young
generation who leave their culture, to keep maintaining and preserving the culture.
Keywords : Culture, Feature, Pesona Seni Kopi Lelet, Editor, Television
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan
1. PENDAHULUAN
Indonesia
adalah
negara
yang
masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
memancarkan pesona alam, budaya, dan
Setiap
daya
kebudayaan yang berbeda. Namun dari
tarik
masyarakat
yang
mengagumkan.
Kebudayaan
daerah
daerah
perbedaan
memilki
budaya
yang
ciri
ada,
khas
tidak
membuat
masyarakat
kebudayaan
di
masyarakat
daerah
mengasingkan
tidak pernah menjadi pemisah antara
lain,
masing-masing
harus
keberagaman
budaya
karena
mengetahui
yang
dimiliki
identitas
kedaerahan,
seperti Suku, bahasa, dan agama. Mereka
bertemu
dan
berbincang-bincang
di
Indonesia.
warung kopi.
Budaya adalah pikiran, akal budi, adat
Lapisan Industri kopi dalam negeri sangat
istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil
beragam, dimulai dari unit usaha berskala
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
home
manusia, seperti kepercayaan, kesenian
multinasional.
dan adat istiadat (Kamus Besar Bahasa
dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi
Indonesia,
kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri,
1996:149).
Dalam
ilmu
industry
hingga
berskala
Produk-produk
yang
antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang
namun juga luar negeri.
lingkupnya. Menurut ilmu antropologi,
menunjukkan bahwa konsumsi kopi di
kebudayaan adalah keseluruhan sistem
dalam
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
menarik bagi kalangan pengusaha yang
dalam
yang
masih memberikan prospek dan peluang
dengan
sekaligus menunjukkan adanya kondisi
kehidupan
masyarakat
dijadikan milik diri manusia
negeri
merupakan
Hal tersebut
pasar
yang
belajar (Koentjaraningrat, 2009: 144).
yang kondusif dalam berinvestasi dibidang
Indonesia memiliki budaya minum kopi,
industri kopi (Edy Panggabean, 2011: 15).
karena
Indonesiamerupakan
negara
Kondisi yang menguntungkan ini
produsen kopi ketiga terbesar dunia setelah
juga
Brazil dan Vietnam. (Creative Data Make
industri kopi di Indonesia. Di Pulau Jawa
Investigation & Research, 2015:39).
juga terdapat banyak perkebunan kopi,
Di Indonesia, dari ujung Sumatera hingga
seperti kebun Kayu Mas, Blewan dan
ujung
Jampit di Bondowoso Jawa Timur, kebun
Papua
tercipta
kopi
yang
memicu
berkembangnya
Ngrangkah
Pawon
di
jumlah
berbhinneka rasanya. Diantaranya mampu
kopi
Kediri,
memberikan kopi sepesial.
Bangelan di Malang. Namun budaya
Budaya kumpul-kumpul di warung kopi
minum kopi tidak hanya berkembang di
juga ditemukan di berbagai daerah di
daerah yang memiliki perkebunan kopi. Di
Indonesia.
Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah,
Dari kopi kita bisa mengenal Indonesia
budaya minum kopi juga berkembang di
yang Bhinneka Tunggal Ika. Dari ujung
kota ini. Meski tidak memiliki kebun kopi
Aceh hingga Papua kita memiliki ke-
bukan berarti Lasem sepi dari budaya
Bhinneka-an jenis kopi. Namun hal itu
ngopi.
Lasem yang dikenal banyak masyarakat
Hasil observasi dan wawancara dengan
merupakan sebuah kota kecil yang berada
anggota
di bagian timur Jawa Tengah, tepatnya di
diketahui
Kabupaten
ormas
kesejarahan
bahwa
Lasem
nglelet
budaya
Lasem
dikenal
berkembang
kecil"
karena
Kebiasaan masayarakat di Lasem yang
merupakan kota awal pendaratan orang
menuangkan karya seninya di sebatang
Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat
rokok ini dilatar belakangi oleh kebiasaan
perkampungan Tionghoa
membatik orang Lasem sejak dulu. Para
sebagai
Rembang.
"Tiongkok
yang banyak
sekitar
tahun
1970-an.
penikmat kopi lelet kerap menggunakan
tersebar di kota Lasem.
karena
ampas kopi untuk menambah khas cita
keindahan helai batik yang dihasilkan khas
rasa rokok. Rokok yang diolesi ampas kopi
dengan
dengan
ini cita rasanya akan lebih sedap. Karena
pewarnaan yang berani. Penduduk dengan
bagi perokok, merokok dengan batang
karakteristik yang
heterogen membuat
rokok yang telah dilelet ini menjadi
tingkat kreatifitas warga disana sangat
kenikmatan yang berbeda. Rokok yang
tinggi untuk berkreasi. Sehingga seni batik
umumnya hanya beraroma tembakau dan
Lasem tidak hanya berhenti di atas kain
cengkih, kini menjadi lebih nikmat dengan
saja. Para pecinta kopi yang biasanya
tambahan kopi yang sudah meresap dalam
dibarengi dengan kegiatan merokok yang
rokok.
mempunyai
Namun tidak
Kota
Lasem
juga
motif
terkenal
peranakan
kreatifitas
yang
tinggi
semua
paham
membatik
kurangnya referensi buku, surat kabar, dan
bahan
kopi
yang
budaya
ini.
luas
mengubah sebatang rokok menjadi seni
dengan
tentang
masyarakat
Karena
terkenal dengan nglelet.
sumber internet yang mengangkat tentang
Pada umumnya, masyarakat menikmati
budaya
kopi hanya merasakan sensasi manis dan
dibuatlah sebuah karya cipta berformat
pahit pada secangkir kopi. Berbeda dengan
feature dengan judul “Pesona Seni Kopi
masyarakat Lasem yang menikmati kopi
Lelet”.
Dengan
lelet dengan cara yang unik dan kreatif.
program
feature ini bisa mengenal lebih
Kopi lelet adalah kopi khas Lasem. Kopi
jauh budaya nglelet masyarakat Lasem
Lelet ini identik dengan kegiatan nglelet,
yang
yaitu membatik dengan media batang
bangsa dan diharapkan dapat menambah
rokok dan tintanya menggunakan lethekan
kecintaan kita terhadap Tanah Air yang
kopi lelet (ampas kopi lelet/kopi lasem
indah ini, terpenting juga kita wajib
yang dicampur susu krimer).
menjaga sekaligus melestarikannya.
minum
merupakan
kopi
nglelet
demikian,
bagian
maka
penonton
dari
budaya
2. LANDASAN TEORI
kebudayaan, mari kita menghargai budaya
2.1 Sinopsis
dan menjunjung tinggi nilai-nilai dari
Feature yang bertema kebudayaan dengan
kebudayaan yang ada serta menumbuhkan
judul Pesona Seni Kopi Lelet berdurasi 16
pengetahuan
menit
budaya bangsa Indonesia”.
43
detik
menceritakan tentang
dan
kecintaan
terhadap
budaya masyarakat Lasem yang nglelet
2.2
atau membatik dengan media batang rokok
Segment 1
dan tintanya menggunakan lethekan kopi
Opening Tune
lelet (ampas kopi lelet/ kopi lasem yang
Opening Program
dicampur susu krimer). Budaya nglelet
Suasana kota Rembang (Timelapse Tugu)
berkembang sekitar tahun 1970. Mulai
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
awal
Soundbite
yang
membentuk
masih
blok,
sederhana
hingga
hanya
berkembang
Treatment
Tathoya
Ketua
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
menjadi motif batik yang memiliki nilai
Segment 2
artistik yang luar biasa.
Hyperlapse kapal
Ditinjau dari sosial-budaya masyarakat
Gambar perkebunan kopi
Lasem, diketahui bahwa sejak dahulu kala
Aktivitas
masyarakat Lasem biasa membatik dan
diberbagai tempat
sampai sekarang masyarakat Lasem pun
Segment 3
masih membatik. Jelas membatik dan
Jalanan kota Rembang
nglelet ini mempunyai hubungan dekat,
Soundbite
yaitu sama-sama mengekspresikan motif-
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
motif
Segment 4
melalui
suatu
media
dengan
Paguyuban
orang-orang
Tathoya
sedang
Ketua
ngopi
Paguyuban
menggunakan tinta yang khas. Jika pada
Establish (Mengenalkan kota Lasem)
batik menggunakan media kain mori
Suasana warung kopi
dengan canting dan malam batik serta
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
warna-warna soga, sedangkan pada nglelet
Soundbite
ini menggunakan media batang rokok
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
dengan lethekan kopi dan kreamer. Jelas
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
jika tradisi ini berlangsung secara turun-
Soundbite
temurun dan sudah merupakan suatu
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
budaya khas masyarakat Lasem. Feature
Segment 5
Pesona Seni Kopi Lelet ini memberikan
Stok Shoot proses membuat kopi lelet
pesan
bahwa
“Indonesia
kaya
akan
Tathoya
Tathoya
Soundbite Tathoya
Ketua
Ketua
Paguyuban
Paguyuban
Soundbite Fadli dan Rifa’i penikmat kopi
Segment 6
lelet
Suasana warung kopi dan orang-orang
Proses nglelet
sedang ngopi
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Orang sedang minum kopi dan nglelet di
bawah
galangan
kapal
(closing).
DAFTAR PUSTAKA
[10] Panggabean , Edy. (2011). Buku
[1] CDMI. (2015). Studi Peluang Bisnis
Pintar
Industri KAKAO & KOPI di Indonesia,
Agromedia Pustaka
2015 – 2019. Jakarta: CDMI
[11] Pratama, Bayu. (2009). Perbandingan
[2] Depdikbud. (1990). Kamus Besar
Penerapan
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
[3] Depdikbud. (1996). Kamus Besar
dalam Pencapaian Tujuan Koonitif pada
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Siswa.
[4] Gohamad Goenawan. 1996. Seandai-
http//hendygoblog.blogspot.com/, diakses
nya Saya Wartawan TEMPO, Jakarta :
22 Juni 2015, 20:05
ISAI dan Yayasan Alumni TEMPO
[12]
[5] Kelompok Gramedia Anggota IKAPI.
Aspek Ilmu Komunikasi. Remaja Karya
2008.
Video
CVBandung.
Media
[13] Setyawan. 2004. Diklat Editing
Video
Production.
Editing
Jakarta:
dan
Elex
Kopi.
1st
edition.
Pembelajaran
:
Konvensional
[Online].
Pratikto,
Jakarta
Riyono.1987.
Tersedia:
Berbagai
Computindo.
AKINDO. Yogyakarta
[6] Koentjaraningrat. 2009. Pengantar
[14] Umar Nur Zain. (1995). “Penulisan
Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Feature’’. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
[7] Mappatoto, Andi Baso. 1999. Teknis
[15]www.minumkopi.com/literatur/20/09/2
Menulis Feature (karangan khas). Jakarta:
012/indonesia-dalam-secangkir-kopi,
Gramedia Pustaka Utama.
diakses 22 Juni 2015, 13:14
[8] Mascelli, Joseph V. 1998. The Five
[16]www.kompasiana.com/adisatria/warun
C’s of Cinematography. Los angeles.
g-kopi-gaya-hidup-atau, diakses 22 Juni
Motion
2015, 13:41
Picture
Filming
Techniques,
Silman –James Press.
[9]
Nardi,
Leo.
[17]https://kopidjawa.wordpress.com/kopi-
1977.
Penuntun
Kinematografi 8mm. Bandung: Yayasan
foto Indonesia
jawa-artikel/, diakses 23 Juni 2015, 06:14
KOPI LELET”
Risa Tusnawati, Suhariyanto
Program Studi Penyiaran-D3, Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Jl. Nakula 1 No. 5-11, Semarang, Kode Pos 50131
Telp : (024) 3517361, Fax : (024) 3520165
E-mail : risatusnawati1994@gmail.com, haryanto12@gmail.com
Abstrak
Banyak sebagian masyarakat Indonesia yang masih kecil pengetahuannya tentang budaya dan
tradisi yang dimiliki bangsanya. Bahkan generasi-generasi penerus bangsa yang meninggalkan
budaya indonesia dan lebih condong ke budaya barat. Hal ini dapat mengakibatkan banyaknya
budaya yang ada di Indonesia terlupakan. budaya merupakan sesuatu yang harus dijaga dan
dilestarikan karena budaya merupakan jati diri sebuah bangsa. Pemilihan program feature
televisi yang mengangkat tentang budaya serta tradisi-tradisi di Indonesia dianggap mampu
membuat masyarakat untuk lebih tertarik dan mencintai budaya yang ada di Indonesia daripada
budaya barat. Dengan alasan tersebut, penulis memutuskan untuk membuat sebuah program
feature televisi tentang budaya yang berjudul Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet merupakan salah
satu tradisi yang ada di Lasem dan masih dilestarikan hingga saat ini. Selain itu, editor
mempunyai peran penting dalam sebuah produksi feature guna melakukan penyusunan gambar,
rough cut, pemberian transisi dan efek pada gambar dan audio, mixing audio, titling, hingga
finishing dan menghasilkan suatu yang layak untuk ditayangkan. Laporan proyek akhir ini akan
memberikan nilai positif kepada masyarakat Indonesia. Khusunya generasi muda yang
meninggalkan budayanya agar terus menjaga dan melestarikannya
Kata Kunci : Budaya, Feature, Pesona Seni Kopi Lelet, Editor, Televisi
Abstract
The majority of Indonesian community still lack of knowledge of the culture and traditions of
their nation. Even the next generation likely to abandon Indonesian culture and incline to
western culture, so that many cultures that exist in Indonesia can be forgotten. Hence, the
cultures must be maintained and preserved as a cultural identity of a nation. The selection of
television feature program with the theme of culture and traditions in Indonesia might attract
the public to love the Indonesian cultures. Based on these reasons, the author decided to make a
television feature program about culture entitled Pesona Seni Kopi Lelet. Nglelet is one of the
traditions that exist in Lasem and still preserved to this day. In addition, the editor has an
important role in a feature production in order to prapare to images, rough cut, at transitions
and effects on image and audio, mixing audio, titling, and finishing and produce decent feature.
This final project report gives a positive value to the Indonesian people, especially young
generation who leave their culture, to keep maintaining and preserving the culture.
Keywords : Culture, Feature, Pesona Seni Kopi Lelet, Editor, Television
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan
1. PENDAHULUAN
Indonesia
adalah
negara
yang
masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
memancarkan pesona alam, budaya, dan
Setiap
daya
kebudayaan yang berbeda. Namun dari
tarik
masyarakat
yang
mengagumkan.
Kebudayaan
daerah
daerah
perbedaan
memilki
budaya
yang
ciri
ada,
khas
tidak
membuat
masyarakat
kebudayaan
di
masyarakat
daerah
mengasingkan
tidak pernah menjadi pemisah antara
lain,
masing-masing
harus
keberagaman
budaya
karena
mengetahui
yang
dimiliki
identitas
kedaerahan,
seperti Suku, bahasa, dan agama. Mereka
bertemu
dan
berbincang-bincang
di
Indonesia.
warung kopi.
Budaya adalah pikiran, akal budi, adat
Lapisan Industri kopi dalam negeri sangat
istiadat. Sedang kebudayaan adalah hasil
beragam, dimulai dari unit usaha berskala
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)
home
manusia, seperti kepercayaan, kesenian
multinasional.
dan adat istiadat (Kamus Besar Bahasa
dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi
Indonesia,
kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri,
1996:149).
Dalam
ilmu
industry
hingga
berskala
Produk-produk
yang
antropologi jauh lebih luas sifat dan ruang
namun juga luar negeri.
lingkupnya. Menurut ilmu antropologi,
menunjukkan bahwa konsumsi kopi di
kebudayaan adalah keseluruhan sistem
dalam
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
menarik bagi kalangan pengusaha yang
dalam
yang
masih memberikan prospek dan peluang
dengan
sekaligus menunjukkan adanya kondisi
kehidupan
masyarakat
dijadikan milik diri manusia
negeri
merupakan
Hal tersebut
pasar
yang
belajar (Koentjaraningrat, 2009: 144).
yang kondusif dalam berinvestasi dibidang
Indonesia memiliki budaya minum kopi,
industri kopi (Edy Panggabean, 2011: 15).
karena
Indonesiamerupakan
negara
Kondisi yang menguntungkan ini
produsen kopi ketiga terbesar dunia setelah
juga
Brazil dan Vietnam. (Creative Data Make
industri kopi di Indonesia. Di Pulau Jawa
Investigation & Research, 2015:39).
juga terdapat banyak perkebunan kopi,
Di Indonesia, dari ujung Sumatera hingga
seperti kebun Kayu Mas, Blewan dan
ujung
Jampit di Bondowoso Jawa Timur, kebun
Papua
tercipta
kopi
yang
memicu
berkembangnya
Ngrangkah
Pawon
di
jumlah
berbhinneka rasanya. Diantaranya mampu
kopi
Kediri,
memberikan kopi sepesial.
Bangelan di Malang. Namun budaya
Budaya kumpul-kumpul di warung kopi
minum kopi tidak hanya berkembang di
juga ditemukan di berbagai daerah di
daerah yang memiliki perkebunan kopi. Di
Indonesia.
Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah,
Dari kopi kita bisa mengenal Indonesia
budaya minum kopi juga berkembang di
yang Bhinneka Tunggal Ika. Dari ujung
kota ini. Meski tidak memiliki kebun kopi
Aceh hingga Papua kita memiliki ke-
bukan berarti Lasem sepi dari budaya
Bhinneka-an jenis kopi. Namun hal itu
ngopi.
Lasem yang dikenal banyak masyarakat
Hasil observasi dan wawancara dengan
merupakan sebuah kota kecil yang berada
anggota
di bagian timur Jawa Tengah, tepatnya di
diketahui
Kabupaten
ormas
kesejarahan
bahwa
Lasem
nglelet
budaya
Lasem
dikenal
berkembang
kecil"
karena
Kebiasaan masayarakat di Lasem yang
merupakan kota awal pendaratan orang
menuangkan karya seninya di sebatang
Tionghoa di tanah Jawa dan terdapat
rokok ini dilatar belakangi oleh kebiasaan
perkampungan Tionghoa
membatik orang Lasem sejak dulu. Para
sebagai
Rembang.
"Tiongkok
yang banyak
sekitar
tahun
1970-an.
penikmat kopi lelet kerap menggunakan
tersebar di kota Lasem.
karena
ampas kopi untuk menambah khas cita
keindahan helai batik yang dihasilkan khas
rasa rokok. Rokok yang diolesi ampas kopi
dengan
dengan
ini cita rasanya akan lebih sedap. Karena
pewarnaan yang berani. Penduduk dengan
bagi perokok, merokok dengan batang
karakteristik yang
heterogen membuat
rokok yang telah dilelet ini menjadi
tingkat kreatifitas warga disana sangat
kenikmatan yang berbeda. Rokok yang
tinggi untuk berkreasi. Sehingga seni batik
umumnya hanya beraroma tembakau dan
Lasem tidak hanya berhenti di atas kain
cengkih, kini menjadi lebih nikmat dengan
saja. Para pecinta kopi yang biasanya
tambahan kopi yang sudah meresap dalam
dibarengi dengan kegiatan merokok yang
rokok.
mempunyai
Namun tidak
Kota
Lasem
juga
motif
terkenal
peranakan
kreatifitas
yang
tinggi
semua
paham
membatik
kurangnya referensi buku, surat kabar, dan
bahan
kopi
yang
budaya
ini.
luas
mengubah sebatang rokok menjadi seni
dengan
tentang
masyarakat
Karena
terkenal dengan nglelet.
sumber internet yang mengangkat tentang
Pada umumnya, masyarakat menikmati
budaya
kopi hanya merasakan sensasi manis dan
dibuatlah sebuah karya cipta berformat
pahit pada secangkir kopi. Berbeda dengan
feature dengan judul “Pesona Seni Kopi
masyarakat Lasem yang menikmati kopi
Lelet”.
Dengan
lelet dengan cara yang unik dan kreatif.
program
feature ini bisa mengenal lebih
Kopi lelet adalah kopi khas Lasem. Kopi
jauh budaya nglelet masyarakat Lasem
Lelet ini identik dengan kegiatan nglelet,
yang
yaitu membatik dengan media batang
bangsa dan diharapkan dapat menambah
rokok dan tintanya menggunakan lethekan
kecintaan kita terhadap Tanah Air yang
kopi lelet (ampas kopi lelet/kopi lasem
indah ini, terpenting juga kita wajib
yang dicampur susu krimer).
menjaga sekaligus melestarikannya.
minum
merupakan
kopi
nglelet
demikian,
bagian
maka
penonton
dari
budaya
2. LANDASAN TEORI
kebudayaan, mari kita menghargai budaya
2.1 Sinopsis
dan menjunjung tinggi nilai-nilai dari
Feature yang bertema kebudayaan dengan
kebudayaan yang ada serta menumbuhkan
judul Pesona Seni Kopi Lelet berdurasi 16
pengetahuan
menit
budaya bangsa Indonesia”.
43
detik
menceritakan tentang
dan
kecintaan
terhadap
budaya masyarakat Lasem yang nglelet
2.2
atau membatik dengan media batang rokok
Segment 1
dan tintanya menggunakan lethekan kopi
Opening Tune
lelet (ampas kopi lelet/ kopi lasem yang
Opening Program
dicampur susu krimer). Budaya nglelet
Suasana kota Rembang (Timelapse Tugu)
berkembang sekitar tahun 1970. Mulai
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
awal
Soundbite
yang
membentuk
masih
blok,
sederhana
hingga
hanya
berkembang
Treatment
Tathoya
Ketua
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
menjadi motif batik yang memiliki nilai
Segment 2
artistik yang luar biasa.
Hyperlapse kapal
Ditinjau dari sosial-budaya masyarakat
Gambar perkebunan kopi
Lasem, diketahui bahwa sejak dahulu kala
Aktivitas
masyarakat Lasem biasa membatik dan
diberbagai tempat
sampai sekarang masyarakat Lasem pun
Segment 3
masih membatik. Jelas membatik dan
Jalanan kota Rembang
nglelet ini mempunyai hubungan dekat,
Soundbite
yaitu sama-sama mengekspresikan motif-
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
motif
Segment 4
melalui
suatu
media
dengan
Paguyuban
orang-orang
Tathoya
sedang
Ketua
ngopi
Paguyuban
menggunakan tinta yang khas. Jika pada
Establish (Mengenalkan kota Lasem)
batik menggunakan media kain mori
Suasana warung kopi
dengan canting dan malam batik serta
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
warna-warna soga, sedangkan pada nglelet
Soundbite
ini menggunakan media batang rokok
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
dengan lethekan kopi dan kreamer. Jelas
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
jika tradisi ini berlangsung secara turun-
Soundbite
temurun dan sudah merupakan suatu
Pelestari Pusaka BHRE Lasem
budaya khas masyarakat Lasem. Feature
Segment 5
Pesona Seni Kopi Lelet ini memberikan
Stok Shoot proses membuat kopi lelet
pesan
bahwa
“Indonesia
kaya
akan
Tathoya
Tathoya
Soundbite Tathoya
Ketua
Ketua
Paguyuban
Paguyuban
Soundbite Fadli dan Rifa’i penikmat kopi
Segment 6
lelet
Suasana warung kopi dan orang-orang
Proses nglelet
sedang ngopi
Soundbite John Penjual Kopi Lelet
Orang sedang minum kopi dan nglelet di
bawah
galangan
kapal
(closing).
DAFTAR PUSTAKA
[10] Panggabean , Edy. (2011). Buku
[1] CDMI. (2015). Studi Peluang Bisnis
Pintar
Industri KAKAO & KOPI di Indonesia,
Agromedia Pustaka
2015 – 2019. Jakarta: CDMI
[11] Pratama, Bayu. (2009). Perbandingan
[2] Depdikbud. (1990). Kamus Besar
Penerapan
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
dan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
[3] Depdikbud. (1996). Kamus Besar
dalam Pencapaian Tujuan Koonitif pada
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Siswa.
[4] Gohamad Goenawan. 1996. Seandai-
http//hendygoblog.blogspot.com/, diakses
nya Saya Wartawan TEMPO, Jakarta :
22 Juni 2015, 20:05
ISAI dan Yayasan Alumni TEMPO
[12]
[5] Kelompok Gramedia Anggota IKAPI.
Aspek Ilmu Komunikasi. Remaja Karya
2008.
Video
CVBandung.
Media
[13] Setyawan. 2004. Diklat Editing
Video
Production.
Editing
Jakarta:
dan
Elex
Kopi.
1st
edition.
Pembelajaran
:
Konvensional
[Online].
Pratikto,
Jakarta
Riyono.1987.
Tersedia:
Berbagai
Computindo.
AKINDO. Yogyakarta
[6] Koentjaraningrat. 2009. Pengantar
[14] Umar Nur Zain. (1995). “Penulisan
Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Feature’’. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
[7] Mappatoto, Andi Baso. 1999. Teknis
[15]www.minumkopi.com/literatur/20/09/2
Menulis Feature (karangan khas). Jakarta:
012/indonesia-dalam-secangkir-kopi,
Gramedia Pustaka Utama.
diakses 22 Juni 2015, 13:14
[8] Mascelli, Joseph V. 1998. The Five
[16]www.kompasiana.com/adisatria/warun
C’s of Cinematography. Los angeles.
g-kopi-gaya-hidup-atau, diakses 22 Juni
Motion
2015, 13:41
Picture
Filming
Techniques,
Silman –James Press.
[9]
Nardi,
Leo.
[17]https://kopidjawa.wordpress.com/kopi-
1977.
Penuntun
Kinematografi 8mm. Bandung: Yayasan
foto Indonesia
jawa-artikel/, diakses 23 Juni 2015, 06:14