TUGAS HUKUM PIDANA

TUGAS HUKUM PIDANA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
1.

2.
3.

AKHYAN ARIWINATA ERWIN
NIM : 02121401058
RENDY GILANG PERDANA
NIM : 02121401090
FERY ANGGRIAWAN
NIM : 02121401060


ALASAN-ALASAN PENGURANGAN PIDANA

KUHP mengenal dua cara alasan pengurangan pidana bersifat umum
a.
b.
c.
2.

Percobaan (Pasal 53 KUHP )
Pembantuan (Pasal 56 dan pasal 57 KUHP )
Belum cukup umur (Pasal 47 KHUP)
Yang bersifat khusus terdapat dalam Pasal 308, 341, 342 KUHP
PERCOBAAN
Undang – undang tidak memberikan definisi apakah yang dimaksud dengan percobaan itu
tetapi yang diberikan ialah ketentuan mengenai syarat – syarat supaya percobaan pada kejahatan
itu dapat dihukum.
Supaya percobaan pada kejahatan (pelanggaran tidak ) dapat dihukum harus memenuhi
syarat – syarat sebagai berikut :
1. Niat sudah ada untuk berbuat kejahatan.

2. Orang sudah mulai berbuat kejahatan, atau sudah ada permulaan kejahatan.
3. Perbuatan kejahatan itu tidak jadi sampai selesai, karena terhalang oleh sebab – sebab yang
timbul kemudian, tidak terletak pada kemauan penjahat itu sendiri.
Menurut arti kata sehari – hari yang diartikan percobaan yaitu menuju kesuatu hal, akan
tetapi tidak sampai pada hal yang dituju itu, atau hendak berbuat sesuatu, sudah dimulai akan
tetapi tidak selesai, misalnya bermaksud membunuh orang – orangnya tidak mati, hendak
mencuri barang tetapi tidak sampai mengambil barang itu.
PEMBANTUAN
Dalam praktek pada umumnya orang yang membantu itu bisa mendapat hukuman 1/3 lebih
kurang dari hukuman yang dijatuhkan pada penjahat yang dbantunya, akan tetapi ada
kemungkinan bahwa dengan melihat duduk perkaranya hakim menjatuhkan hukuman lebih berat
dari pada orang yang dibantunya. Contoh A membantu B mencuri di rumah C. A menjaga di luar
tetapi ketahuan C lalu A memukul C hingga mati.
Menurut Pasal 56 KUHP pembantuan ada dua macam :
1. Pembantuan sebelum kejahatan dilakukan.
2. Pembantuan pada saat kejahatan dilakukan.

Pembantuan setelah kejahatan dilakukan tidak termasuk dalam pasal ini tetapi
masuk Pasal 480 KUHP yaitu perbuatan sekongkol atau tadah.
BELUM CUKUP UMUR


Apabila seorang anak yang belum cukup umur melakukan suatu kejahatan maka hakim
dapat memutuskan salah satu dari tiga kemungkinan :
1. Anak itu dikembalikan pada orang tuanya atau walinya dengan tidak dijatuhi suatu hukuman
apapun.
2. Anak itu dijadikan anak negara, maksudnya tidak dijatuhi hukuman tetapi diserahkan ke rumah
pendidikan anak – anak nakal untuk mendapat didikan di negara.
3. Anak itu dijatuhi hukuman seperti biasa tetapi hukumannya dikurangi 1/3 dari hukuman yang
sebenarnya.
Dengan tiga macam kemungkinan ini kepada hakim diberi kesempatan untuk menimbang
tentang kecakapan rohani terdakwa yang masih muda itu. Apabila misalnya hakim menganggap
bahwa anak itu kecakapan akalnya ternyata tidak normal perkembangannya maka hakim
mengirim kembali anak itu pada orang tuanya. Akan tetapi apabila hakim menganggap bahwa
anak yang berumur 13 atau 15 tahun itu telah berbuat suatu kejahatan dengan akal yang cukup
mampu untuk membeda - bedakan, hakim ada kesempatan untuk menjatuhkan hukuman akan
tetapi hukuman yang dijatuhkan tidak boleh lebih dari 2/3 maksimum hukum – hukuman yang
diancamkan (dikurangi 1/3 dari hukuman yang diancamkan)
Sebagaimana diatur dalam undang-undan kitab KUHP , pengurangan hukuman dapat
didasarkan pada beberapa hal diantaranya:
1. Pasal 47 ayat 1 KUHP

Yaitu ketika si pelaku kejahatan adalah belum nberumur dewasa sdalanm
pandangan hokum (16 tahun). Jadi ketika sipelaku kejahatan tersebut belum dapat
dianggap dewasa. Maka hukuman pidananya dikurangi sepertiga, sebagaimana contohnya
adalah
Andi berumur 13 tahun, dia mencuri dengan melakukan kekerasan terlebih
dahulu, seharusnya andi dipidana 9 tahun penjara, tetapi dikarenakan umurnya yang
masih dibawah umur pidana, maka ia hanya dipidana dengan 6 tahun penjara.
2. Pasal 53 ayat 2 KUHP
Yaitu ketika sipelaku kejahatan hanya berdasarkan hal percobaan, jadi ketika
sipelaku kejahatan telah dinyatakan sebagai pelaku tindak kejahatan percobaan, maka
hokuman pidananya juga dikurangi sepertiga.
Sebagaimana contoh, andi berencana mencuri, tetapi sebelum ia melakukan tindak
kejahatannya tersebut, ia lebih dahulu ketahuan dan tertangkap oleh pihak yang
berwenang. Dalam pasal 365 seharusnya andi dipidana 9 tahun. Dikarenakan ia baru
dalam hal percobaan, maka ia dipidana 6 tahun.

3. Pasal 57 ayat 1 KUHP
Yaitu ketika sipelaku kejahatan hanya bertindak sebagai pembantu dalam
melakukan kejahatan, maka hukuman tersebut juga dikurangi sepertiga.
Sebagaimana contoh, andi berenncana nuntuk memerangi Indonesia dengan cara

mengadakan hunbungan dengan negara lain yang sama-sama membenci Indonesia.
Namun karena andi adalah orang biasa yang tidak mampu berperang tetapi ia
menjanjikan untuk membantu menyiapkan peta tempat-tempat yang setrategis dalam
rangka melancarkan gerakan, maka seharusnya andi dihukum selama 15 tahun, tapi
karena setatus andi hanya sebagai pembantu, maka andi dihukum selama 10 tahun.