commit to user
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendampingan persalinan merupakan faktor pendukung kelancaran persalinan, karena efek perasaan termasuk kecemasan pada setiap ibu bersalin
berkaitan dengan persepsi orang yang mendukung Mander, 2003. Persalinan dapat menjadi pengalaman yang menegangkan dan melelahkan bagi ibu
terutama pada primigravida. Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi lancar tidaknya
proses persalinan Simkin, 2005. Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada yang lebih efektif bagi ibu
dibandingkan dukungan yang baik dari bidan atau teman yang dipilih untuk menemani dalam membantu seorang calon ibu untuk menghadapi
persalinannya. Dukungan yang penuh kasih mengurangi kebutuhan ibu terhadap obat pereda nyeri dan campur tangan medis dalam persalinannya,
dan ini akan meningkatkan kepuasan terhadap pengalamannya dalam melahirkan Nolan, 2003. Pendamping terutama orang terdekat ibu selama
proses persalinan ternyata dapat membuat persalinan menjadi lebih singkat, mengurangi nyeri, menurunkan derajat robekan jalan lahir serta nilai APGAR
menjadi lebih baik Iskandar, 2005. Pemerintah Indonesia mensosialisasikan program “suami siaga” pada
tahun 1999-2000 dalam rangka meningkatkan peran suami dalam
Making
commit to user
Pregnancy Safe
. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterlibatan dan partisipasi suami terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir Depkes RI, 2001. Kehadiran seorang pendamping persalinan memberikan pengaruh pada
ibu bersalin karena dapat berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan. Pendamping dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada ibu
saat persalinan serta dapat memberikan perhatian, rasa aman, nyaman, semangat, menentramkan hati ibu, mengurangi ketegangan ibu atau status
emosional menjadi lebih baik sehingga dapat mempersingkat proses persalinan Danuatmaja, 2004.
Faktor psikologis yang dapat dialami selama menghadapi persalinan yaitu takut menghadapi nyeri, takut akan kerusakan atau kelainan bentuk
tubuhnya seperti episiotomi, ruptur, jahitan ataupun seksio sesarea, serta kekhawatiran ibu melukai bayinya. Efek dari kecemasan dalam persalinan
mengakibatkan kadar katekolamin yang berlebihan sehingga menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, kontraksi rahim melemah, turunnya aliran
darah ke plasenta, oksigen yang tersedia untuk janin berkurang serta dapat meningkatkan lamanya persalinan Simkin, 2005.
Tidak semua rumah sakit di Indonesia mengizinkan suami atau anggota keluarga lainnya menemani ibu di ruang bersalin. Ketimpangan gender di
Indonesia masih menjadi permasalahan penting baik dalam hal akses informasi maupun peran sehingga masih ada anggapan bahwa kesehatan
reproduksi adalah urusan perempuan. Selama ini pendampingan suami dalam
commit to user proses persalinan dianggap belum membudaya bahkan cenderung suami tidak
ingin tahu bagaimana penderitaan istri yang sedang berjuang dengan penuh resiko dalam menghadapi persalinan. Partisipasi pria dalam kesehatan
reproduksi saat ini masih rendah, masih banyak suami belum menunjukkan dukungan penuh terhadap proses persalinan. Sekitar 68 persalinan di
Indonesia tidak didampingi suami selama proses persalinan Cholil, 2002. Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kota
Surakarta didapatkan data rata-rata jumlah persalinan tahun 2011 sebanyak kurang lebih 60 persalinan setiap bulan. Hasil observasi menunjukkan bahwa
20 ibu bersalin yang tidak didampingi suami atau keluarga dekat karena berbagai faktor antara lain suami tidak siap mendampingi ibu, ibu datang
sendiri ke rumah sakit, pendamping takut darah dan tenaga kesehatan yang tidak mengizinkan keluarga mendampingi ibu . Berdasarkan fenomena yang
telah dipaparkan diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian “Pengaruh Pendampingan Persalinan terhadap Lama persalinan di RSUD Kota
Surakarta”.
B. Rumusan Masalah