Metodologi Ekranisasi Sebagai Wahana Adaptasi Dari Karya Sastra Ke Film EKRANISASI I

2 karya. Perubahan yang muncul merupakan wujud dari apa yang disebut Jauss sebagai horizon harapan pembaca. Kolker 2002: 128 menyebutkan bahwa intertekstualitas dalam film adalah sebuah persepsi beberapa teks dengan mempertimbangkan budaya yang berkembang pada saat itu. Jadi, wajar bila sebuah karya masa lalu muncul kembali dengan wajah masa kini. Seperti yang diungkapkan Ratna 2003: 176, sebagai manifestasi struktur sosial, karya sastra selalu dikaitkan dengan gejala-gejala sosial yang terjadi pada masanya. Artinya, fungsi karya sastra paling sesuai apabila dikaitkan dengan masa kelahirannya. Meskipun demikian, sebagai manifestasi struktur imajinatif, dengan kapasitas medium bahasa metaforisnya, karya sastra tidak hanya berfungsi untuk memahami universum tertentu, melainkan juga mengacu pada masa lalu dan masa yang akan datang.Proses ekranisasi juga disebut sebagai proses adaptasi dari karya sastra ke film 1 . Proses adaptasi ini disebut ekranisasi, yaitu pelayarputihan atau pemindahanpengangkatan sebuah novel karya sastra ke dalam film. Sebuah novel atau cerpen yang ditransformasikan ke bentuk film memang akan mengalami perubahan. Hal tersebut adalah sebuah kewajaran karena perbedaan sistem sastra dengan sistem film. Namun, menganalisis tentang perbedaan-perbedaan yang ada bukan semata disebabkan oleh perbedaan sistem sastra dan sistem film, tapi selanjutnya menemukan makna akibat perubahan itu adalah tindakan yang penting untuk dilakukan.

2. Metodologi

1 Disebut kan pada Kamus Ist ilah Sast ra, Ekranisasi: ist ilah ini berhubungan dengan adapt asi at au alih wahana m edia dalam bidang f ilm , secara um um ist ilah ini diart ikan sebagai proses adaptasi dari t eks bahasa m enuju m edia f ilm . Ist ilah ini berasal dari kat a Perancis ėcran yang art inya ‘layar ’.Sem ent ara it u Enest e 1991 m engart ikan ekranisasi sebagai pro ses p elayarput ihan atau pem indahan sebuah t eks at au novel ke dalam sebuah film . Sem entara Sapardi Djo ko Damono pen. m em andang bahw a ekranisasi adalah proses alih wahana. Alih wahana sendiri m engandung aspek yang lebih luas yakni pengalihan sat u jenis kesenian t er t en tu ke jenis kesenian yang lain. Um umnya, ekranisasi it u dihubungkan dengan karya sast ra yang dialihkan dalam bent uk film . Proses t ersebut t ent u saja m engandung berbagai ko nsekuensi. Salah satunya adalah bahasa teks yang b erubah dalam gam bar bergerak dalam periode wakt u t ert ent u. Proses ini hakikatnya m engalihkan t anda bahasa ke dalam t anda gam bar yang diikut i dengan suara, suasana, t okoh, latar, dan durasinya. Pro ses ini m elibat kan kerja dalam t im , yakni sang sut radara, penata cahaya, penat a gam bar, art is, dan berbagai ko m ponnen yang lain sepert i penat a r ias dan pem ilihan lat ar. Ekranisasi bukanlah m em bandingkan segi st ruktural dalam satu t eks sast ra pada t eks f ilm , m isalnya karakt er at au t o koh A di dalam novel dengan t o ko h A di dalam film seper t i um um yang t er jadi dalam penelit ian sastra. Bila t erjad i hal dem ikian, hal it u bukanlah ekranisasi, t etapi perbandingan ant ara strukt ur t eks sast ra dengan t eks film . Penelit i yang m enekuni ekranisasi harus m encari info rm asi tent ang pengalihan, m isalnya waw ancara kepada sut radara, akt or, dan pendukung yang lain unt uk m enanyakan pilihan-pilihan adegan, durasi, latar, suasana, dan berbagai hal yang berhubungan perpindahan kode bahasa kepada ko de layar at au gam bar Su sant o, 2015: 208- 209. 3 Kajian ini ditulis secara deskriptif kualitatif berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari hasil studi kepustakaan Data-data dari hasil studi kepustakaan berupa buku-buku yang relevan dan sejumlah karya sastra berupa novel dan cerpen, serta naskah skenario dikumpulkan untuk dianalisis, guna memberikan penjelasan tentang hal ihwal ekranisasi. Dikemukakan di sini beberapa contoh karya sastra novel dan cerpen yang diadaptasi menjadi karya film, dikemukakan secara deskriptif guna memberikan gambaran bahwa ekranisasi sebagai wahana adaptasi dari karya sastra ke film diminati di Indonesia.

3. Fungsi Adaptasi dari karya sastra ke film