HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AIR SUSU IBU DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN FAJAR BULAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU

TENTANG AIR SUSU IBU DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN FAJAR BULAN

KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(Skipsi)

Oleh Desfi Lestari (0918011092)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRACT

RELATEDMOTHER’S KNOWLEDGELEVEL

ON BREAST MILK AND WORK IN THE PROVISION OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING FAJAR BULAN VILLAGE OF WEST LAMPUNG

REGENCY

B y

DESFI LESTARI

Conditions of exclusive breastfeeding in Indonesia is quite alarming. The percentage of infants who are exclusively breastfed in 2010 amounted to only 15.3%. Knowledge and maternal employment is one of the important factors that affect a mother breastfeeding her baby. Therefore, researchers aimed to determine the relationship between the level of knowledge of mothers about breastfeeding and maternal employment with exclusive breastfeeding in the Village of West Lampung regency.

This research is an analytic cross-sectional approach, sampling was done by using a quota sampling in 86 mothers in the Village Dawn Month in November 2012 until February 2013. Identify variables knowledge, jobs and exclusive breastfeeding using a questionnaire. Statistical test using Chi-Square test with α <0.05.

The results showed that there is a significant relationship between the level of knowledge of mothers about breastfeeding with exclusive breastfeeding, grade (p = 0.001). There was no significant relationship between the job with exclusive breastfeeding, grade (p = 0.754).


(3)

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat

Nama Mahasiswa : Desfi Lestari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0918011092 Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

dr. Reni Zuraida, M.Si dr. TA Larasati, M.Kes

NIP. 197901242005012015 NIP. 197707182005012003

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Dr. Sutyarso, M. Biomed.


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :dr. Reni Zuraida, M.Si

Sekretaris :dr. TA Larasati, M.Kes

Penguji

Bukan Pembimbing :dr. Azelia Nusa Dewiarti, MPH

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Sutyarso, M. Biomed. NIP. 195704241987031001


(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidomulyo, Lampung Barat pada tanggal 31 Desember 1991, putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak H. Parjiyo dan Ibu Hj. Winarwati.

Jenjang pendidikan penulis diawali dari TK Citra Dharma Lampung Barat, SD Negeri 02 Fajar Bulan Lampung Barat tahun 1997-2003. SMP Negeri 01 Way Tenong Lampung Barat pada tahun 2003-2006. SMA Negeri 01 Sumberjaya Lampung Barat pada tahun 2006-2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswi di Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung melalui jalur (PBUD) Penjaringan Bibit Unggul Daerah Kabupaten Lampung Barat. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi mahasiswa intra kampus diantaranya pada periode 2010-2011 sebagai bendahara DPM FK UNILA dan penulis juga aktif di FSI Ibnu Sina pada periode 2009-2011.


(6)

Ku persembahkan karya mungil ini untuk

Mama dan Papa tersayang

Yang tak kenal lelah dalam memperjuangkan dan mendidikku

Yang selalu memberikan kasih sayang, kebahagiaan, motivasi, dan

doa yang selalu diberikan untuk mengiringi langkahku

Terimakasih Mama dan Papa atas semuanya.

Meskipun didera oleh cobaan, air mata, keringat,

membutuhkan kerja keras dan perjuangan

Mudah-mudahan karya mungil ini menjadi kado awal yang terindah

yang bisa ku berikan untuk Mama dan Papa.

Untuk adik-adikku tersayang dan Dedi Haryanto, terimakasih atas

doa dan motivasi yang membuat ku semakin semangat untuk berjuang.


(7)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan nikmat dan karunia–Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan dan nabi akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya sampai akhir zaman.

Skripsi berjudul ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat” ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat masukan, bantuan, dorongan, saran, bimbingan, dan kritik dari berbagai pihak. Maka dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung.


(8)

2. Dr. Sutyarso, M. Biomed., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

3. dr. Reni Zuraida, M. Si., selaku Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, masukan, pengarahan, saran, motivasi dan nasihat dalam penyusunan skripsi ini.

4. dr. TA Larasati, M. Kes., selaku Pembimbing Kedua yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, pengarahan, nasihat, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Azelia Nusa Dewiarti, M.P.H., selaku pembahas yang telah memberikan banyak masukan, pengarahan, nasihat, dan motivasi semangat selama penyelesaian skripsi ini.

6. dr. Dewi Nur Fiana, selaku Pembimbing Akademik, terima kasih atas nasihat, saran, masukan, motivasi semangat dan bimbingannya selama ini.

7. Seluruh Staf Dosen/Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Lampung atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis untuk menambah wawasan yang menjadi landasan bagi masa depan dan cita-cita.

8. Bapak dan Ibu Staff Administrasi, Akademik, dan TU FK Unila, Bu sofi Bu Mega, Mba Novi, Mba Yulis, Mas Bayu, Mas Wawan, Mas Kandar, Mas Heri, Pak Pangat, Mas Mikdar, Mbak Lutfi, Mbak Zeta,dll terima kasih atas bantuan selama ini.


(9)

9. Spesial buat Mama dan Papa yang tersayang dan tercinta, yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, nasihat, dukungan, bantuan, serta selalu memberikan kasih sayang, ku persembahkan skripsi ini sebagai rasa hormat dan sayangku sepanjang masa atas jerih payah, kesabaran, dan tanggung jawab dalam mendidikku. Semoga karya mungil ini memberikan kebanggaan dan kebahagiaan bagi mama dan papa.

10. Adikku tersayang, Selfy Nurwidia Wati dan Dafid Candra Kusuma Wardana yang selalu memberikan semangat, keceriaan dan masukan.

11. Abangku Bribtu Dedi Haryanto yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi, nasehat, keceriaan, dan selalu sabar menghadapi ku saat galau dengan skripsi. Terimakasih untuk waktu, bantuan dan semua yang telah diberikan.

12. Keluarga besar dari nenek (Alm. Eliyani), yang telah menjaga dan mendikku dari kecil, selalu memberi semangat, doa, dan nasihat.

13. Yossi Anastasia, Dita Mardhania Putri, Risti Graharti, Hema Aggika Pratami, Yuda terima kasih atas bantuan, motivasi, masukan, keakraban dan persahabatan yang telah kalian berikan.

14. Teman satu bimbingan, Risti Graharti, Nadia, R. A. Siti Marhani, Rahma Putri Kinasih, Muslim Thaher, Aroma Harum, Reza Remontito, Riska Atina dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua bantuan, masukan, dan kerjasamanya.


(10)

15. Nora, Nadia, Fajar, Arif, Syahrul, Dyah, Sandi, Putri, Tetra, Censo, Friska, Megan, Ajo, Lewi terima kasih atas bantuan yang telah kalian berikan. 16. Sahabat tercinta dari SD, SMP, SMA terimakasih untuk kebersamaan dan

semangatnya.

17. Seluruh teman yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan dalam memperlancar penulisan skripsi ini.

18. Teman-teman Kedokteran 2009 (Dorlan), teman seperjuangan selama menuntut ilmu di FK UNILA, terima kasih atas kerja sama dan kebersamaan yang kita lalui baik suka maupun duka. SATU KEDOKTERAN SATU!!! 19. Seluruh Civitas Akademika FK UNILA yang tidak dapat disebutkan satu–

persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Penulis juga berdoa semoga segala bantuan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin. Bandar Lampung, Februari 2013


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...i

GAMBAR ...ii

I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...7

D. Manfaat Penelitian ...8

E. Kerangka Penelitian ...9

1. Kerangka Teori...10

2. Kerangka Konsep ...11

F. Hipotesis ...11

II . TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi ASI dan ASI Eksklusif ...12

B. Komposisi ASI ...13

C. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif...16

D. Cara Penyimpanan ASI ...20


(12)

F. Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Eksklusif...24

G. Status Pekerjaan Ibu Menyusui ...27

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...31

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...31

C. Populasi dan Sampel ...32

1. Populasi Penelitian ...32

2. Sampel Penelitian ...32

D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi...33

1. Kriteria Inklusi ...33

2. Kriteria Eksklusi...33

E. Variabel Penelitian ...34

1. Variabel Bebas ...34

2. Variabel Terikat ...34

F. Definisi Operasional...35

G. Pengumpulan Data ...36

1. Jenis Data ...36

2. Alat dan Instrumen Penelitian ...36

3. Cara Pengambilan Data ...36

H. Pengolahan dan Analisis Data...37

1. Pengolahan Data...37

2. Analisis Data ...38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...39


(13)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...63 B. Saran...64

DAFTAR PUSTAKA ...iii


(14)

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Sampel Tiap Wilayah Posyandu... 34 2. Definisi Operasional... 35 3. Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Memiliki Bayi di Kelurahan

Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat... 40 4. Distribusi Frekuensi Tingkat PendidikanTerakhir Ibu yang Memiliki

Bayi di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat ... 41 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang ASI pada Ibu yang

Memiliki Bayi 0-6 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten

Lampung Barat... 42 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang ASI pada Ibu

yang Memiliki Bayi 0-6 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten

Lampung Barat... 43 7. Distibusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Memiliki Bayi 0-6 bulan di

Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat... 44 8. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan


(15)

9. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Ibu tentang ASI

dengan Pemberian ASI Eksklusifdi Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat... 46 10. Tabulasi Silang Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori……….10 2. Kerangka Konsep….……….11


(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan di Indonesia (Hidayat, 2008). Masalah kesehatan anak ditandai dengan tingginya angka kematian bayi (Depkes RI, 2010). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 terdapat rata-rata 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia per tahunnya sebelum bayi berusia 1 tahun.

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi diantaranya adalah sepsis, kelainan bawaan, infeksi saluran pernapasan atas, lingkungan, dan faktor nutrisi. Faktor nutrisi ternyata memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya preventif untuk menyelamatkan bayi-bayi dari kematian (Nelson, 2000).

Sumber nutrisi alamiah bagi bayi yang memiliki kandungan gizi cukup dan merupakan makanan yang paling sempurna adalah Air Susu Ibu (ASI). ASI memiliki nilai gizi yang tinggi seperti protein, vitamin A, karbohidrat,


(18)

2 dan lemak rendah (Depkes RI, 2005). Kandungan gizi ini memiliki nilai yang paling tinggi pada kolostrum. Kolostrum merupakan ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir. Kolostrum diketahui memiliki manfaat untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi yang berkaitan dengan kecerdasan bayi dan meningkatkan kekebalan terhadap penyakit (Rosita, 2008).

Berdasarkan SK Menkes No.450 /Men.Kes /SK/ IV /2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia tanggal 7 April 2004 telah ditetapkan rekomendasi pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan. Dalam rekomendasi tersebut dijelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI Eksklusif selama enam bulan pertama.

Ternyata kondisi pemberian ASI eksklusif di Indonesia cukup memprihatinkan (UNICEF, 2012). Menurut Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan mendapatkan ASI eksklusif. Data selanjutnya menyebutkan bahwa jumlah ini mengalami penurunan setiap tahunnya. Persentase bayi yang diberi ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan pada tahun 2010 sebesar 15,3% (Depkes RI, 2010). Nilai ini masih jauh dari rata-rata dunia yaitu 85% (UNICEF, 2012).


(19)

3 Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung (2002) jumlah bayi 0-4 bulan yang diberi ASI eksklusif yaitu 68.527 orang atau 42,83% dari 159.987 orang. Sedang tahun 2003 jumlah bayi 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif sebesar 29,54%, pada tahun 2004 sebesar 34,53% dari 165.656 bayi. Berdasarkan hasil perhitungan data Susenas tahun 2006 persentase bayi usia 0-4 bulan yang menerima ASI eksklusif di Propinsi Lampung sebesar 55,48%. Pemberian ASI Eksklusif di provinsi Lampung menunjukan penurunan dan masih rendah dari target cakupan ASI Eksklusif nasional karena target ASI Eksklusif nasional sebesar 80 persen.

Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif disebabkan karena berbagai kendala. Kurangnya pemahaman Ibu dan petugas kesehatan mengenai manfaat ASI eksklusif memegang peranan yang sangat kuat dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Prasetyono, 2009). Adanya promosi dan pemasaran susu formula yang begitu intensif dan sulit dikendalikan, serta masih ban`yaknya rumah sakit yang belum mendukung pemberian ASI eksklusif juga menjadi kendala. Hal ini ditandai dengan belum dilakukannya rawat gabung antara ibu dan bayi yang baru dilahirkan, sehingga Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sulit dilakukan (Depkes RI, 2010).

Berkurangnya jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya umumnya terjadi di perkotaan. Sekitar 70% wanita Indonesia adalah pekerja, baik di sektor formal maupun informal (Khassawneh et al, 2008). Pada ibu yang bekerja, pemberian ASI eksklusif sering kali mendapatkan hambatan


(20)

4 karena singkatnya masa cuti hamil, jam kerja yang sangat terbatas, dan kesibukan dalam melaksakan pekerjaan. Selain itu faktor ini terkait pula dengan kurangnya pengetahuan ibu. Ibu yang bekerja beranggapan bahwa ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi saat ibu kekerja, dan dengan pemberian ASI eksklusif akan menghabiskan waktu di rumah. Sehingga ibu memilih untuk menggunakan susu formula karena dianggap lebih menguntungkan dan membantu saat ibu bekerja. Inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI eksklusif (Baskoro, 2010).

Kendala dalam bidang kesehatan berupa tingginya angka kematian ibu dan bayi juga terjadi di Kabupaten Lampung Barat. Kurangnya tenaga kesehatan serta kondisi geologis menjadi kendala bagi para pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Diketahui luas wilayah Lampung Barat sebesar 4.950,4 km2 atau 13,99% dari luas wilayah Provinsi Lampung, dan jumlah penduduk 420 ribu jiwa lebih yang tersebar di berbagai pelosok perbukitan dan pedalaman, serta kepadatan penduduk 77,52 jiwa/ km2. Terdiri dari 14 kecamatan dan dengan 170 desa, dan 4 kelurahan, sebagian besar mata pencaharian pokok penduduk bertumpu pada sektor pertanian. Menurut Bupati Lampung Barat Drs. Hi. Mukhlis Basri, Kabupaten Lampung Barat masih termasuk kategori kabupaten tertinggal di Provinsi Lampung dan di Indonesia. Kecamatan Way Tenong merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Kecamatan Way Tenong memiliki luas wilayah sebesar 185,48 km2 dengan jumlah penduduk 45.729


(21)

5 jiwa, terdiri dari 14 desa, 1 kecamatan, dan memiliki 1 Puskesmas Induk dengan 2 Puskesmas pembantu. Puskesmas induk di Kecamata Way Tenong adalah Puskesmas Fajar Bulan.

Puskesmas Fajar Bulan merupakan puskesmas terbesar di Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat dibandingkan dengan 14 puskesmas lainnya di kecamatan ini. Menurut data Puskesmas Fajar Bulan 2012, jumlah bayi yang dilahirkan per tahun 2012 sebesar 905 bayi. Menurut data sasaran program KIA Puskesmas Fajar Bulan pada tahun 2011, jumlah bayi 0-6 bulan yang diberi ASI eksklusif 61,25% dengan target 80%, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 55,87% dari 905 bayi dengan target 85%. Hal ini menunjukan terjadi penurunan jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif dan belum tercapainya cakupan target pemerintah sebesar 85%.

Sebagian besar profesi ibu-ibu di kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat adalah sebagai petani dan buruh. Sebagian lainnya berprofesi sebagai PNS, wiraswasta (Pekon Fajar Bulan, 2012). Berdasarkan survei awal, pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi mengenai ASI eksklusif masih cukup rendah. Mereka menganggap bahwa pemberian ASI eksklusif bukanlah pemberian ASI secara berturut-turut selama 6 bulan, melainkan dapat ditambahkan dengan pemberian cairan dan makanan padat tambahan seperti jeruk, madu, air teh, susu formula, pisang, biskuit. Dikelurahan Fajar Bulan, Kabupaten Lampung Barat belum pernah dilakukan penelitian mengenai


(22)

6 hubungan tingkat pengetahuan dan pekerjaan Ibu serta hubungan dengan pemberian ASI eksklusif.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Pemberian ASI eksklusif dan optimal akan membuat bayi tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Tingkat pengetahuan dan pekerjaan menjadi faktor yang juga mempengaruhi terbentuknya sikap ibu.

Melihat masih rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan, Kabupaten Lampung Barat maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan tinggkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat?


(23)

7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. b. Mengetahui gambaran status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

c. Mengetahui persentase ibu menyusui eksklusif dan tidak eksklusif pada bayi 0-12 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

d. Mengetahui dan menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

e. Mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.


(24)

8

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Memperoleh pengalaman belajar dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis khususnya dalam bidang penelitian mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

2. Bagi masyarakat

Hasil penelitiann ini diharapkan dapat memberi gambaran dan informasi khususnya ibu tentang pemberian ASI Eksklusif, sehingga mencegah angka kesakitan dan kematian.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan adanya gambaran mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif menjadi dasar untuk melakukan pennelitian selanjutnya.

4. Bagi institusi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan bagi institusi pendidikan terutama di dalam ilmu kedokteran.


(25)

9

E. Kerangka Penelitian

Menurut Lawrence Green, mengemukakan bahwa perilaku manusia dari tingkat kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non- behavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan dari 3 faktor. Faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Pada faktor predisposisi terdapat beberapa faktor yaitu usia, pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi dan pekerjaan. Sedangkan faktor pendukung terdiri dari faktor pelayanan kesehatan, media massa, penyuluhan sosial budya dan faktor pendorong terdiri dari dukungan keluarga (suami dan atau orang tua).

Banyaknya persepsi tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. Diantara persepsi-persepsi itu adalah menyusui merubah bentuk payudara, menyusui menyebabkan kesukaran menurunkan berat badan, ibu bekerja tidak dapat memberikan ASI Eksklusif, payudara kecil tidak dapat menghasilkan ASI yang cukup, ASI yang pertama kali keluar harus dibuang karena kotor (Evariny, 2008).


(26)

10

1. Kerangka Teori

Gambar 1. Teori Lawrence Green-Faktor yang membentuk perilaku (Notoatmodjo, 2003)

Keterangan:

Variabel Bebas: Variabel Terikat:

Pemberian ASI Eksklusif

Faktor Pendukung:

• Pelayanan kesehatan

• Media massa

• Penyuluhan

• Lingkungan Faktor Pendorong:

• Dukungan

keluarga : suami, orangtua,dll. Faktor Predisposisi:

• Usia

• Pendidikan

• Pengetahuan

• Sikap

• Persepsi


(27)

11

Tingkat pengetahuan ibu tentang ASI Pekerjaan ibu

Pemberian ASI eksklusif 2. Kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2. Kerangka konsep

F. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini :

1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

2. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ASI dan ASI Eksklusif 1. Definisi ASI

ASI (Air Susu Ibu) adalah sumber makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan merupakan makanan yang paling sempurna. Zat-zat gizi yang berkualitas tinggi pada ASI banyak terdapat dalam kolostrum. Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah bayi lahir, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental dimana banyak mengandung nilai gizi yang tinggi seperti protein, vitamin A, karbohidrat dan lemak rendah. ASI mengandung asam amino essensial yang sangat penting untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi yang berkaitan dengan kecerdasan bayi dan sangat baik untuk kesehatan karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit (Depkes RI, 2005).

Air Susu Ibu (ASI) ialah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae

ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama (Baskoro, 2010). Sedangkan


(29)

13 menurut Roesli (2005) ASI akan merangsang pembentukan daya tahan tubuh bayi sehingga ASI berfungsi pula sebagai imunisasi aktif.

2. Definisi ASI Eksklusif

ASI eksklusif ialah bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat (WHO, 2006). Bayi yang diberi susu selain ASI Eksklusif, mempunyai 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA) salah satu faktor adalah karena buruknya pemberian ASI Eksklusif (Depkes RI, 2005).

B. Komposisi ASI

Riksani (2011) memaparkan beberapa kandungan ASI sebagai berikut: 1. Air

ASI mengandung 88,1% air sehingga ASI yang diminum bayi sudah mencukupi kebutuhan dan sesuai dengan kesehatan bayi. ASI dengan kandungan air yang lebih banyak biasanya akan keluar pada hari ketiga atau keempat.


(30)

14 2. Karbohidrat

Karbohidrat terbanyak dalam ASI adalah laktosa yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Laktosa juga berperan membantu penyerapan kalsium yang berguna untuk pembentukan tulang. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula.

3. Protein

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi (80%).

ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.


(31)

15 4. Lemak

Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya DHA dan ARA yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.

ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak yang lama tidak baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

5. Karnitin

Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.


(32)

16 6. Mineral

Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat pada susu sapi. Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.

C. Manfaat pemberian ASI Eksklusif 1. Manfaat ASI untuk bayi

a. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi, karenanya Asi mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan nutrisi.

b. Meningkatkan daya tahan tubuh.

c. Antibodi yang ada didalam kolostrum juga melindungi bayi baru lahir dari alergi, asma, diare dan lain-lain.

d. Meningkatkan jalinan kasih sayang. e. Meningkatkan kecerdasan.


(33)

17 f. Merupakan sumber zat gizi yang ideal, berkomposisi seimbang dan secara alami disesuaikan dengan pertumbuhan masa pertumbuhan bayi.

g. ASI mudah diserap dan mencegah karies karena mengandung mineral selenium (Darmayanti, 2009).

2. Manfaat ASI untuk Ibu

a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan

Apabila bayi disusui segera setalah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang. Ini Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan oksitosin yang berguna juga untuk konstriski / penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu. b. Mengurangi terjadi anemia

Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.

c. Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberikan ASI eksklusif dan belum haid, 98 % tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 % tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.


(34)

18 d. Mengecilkan Rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali keukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat disbanding pada ibu yang tidak menyusui.

e. Lebih cepat langsing kembali

Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dan lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.

f. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. Sedangkan resiko terkena kanker indung telur pada ibu menyusui berkurang sampai 20-25%.

g. Lebih ekonomis/murah

Dengan memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk


(35)

19 berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, beli obat, bahwa biaya perawatan rumah sakit.

h. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persedian susu habis pada malam hari maka kita harus repot mencarinya.

i. Portabel dan praktis

Mudah di bawa kemana-mana (portabel) sehingga saat bepergian alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alt listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. Air susu ibu dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap diminum, serta dalam suhu yang selalu tepat.

j. Memberi kepuasan bagi ibu

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagian yang mendalam (Roesli, 2008).

3. Manfaat ASI untuk keluarga

a. Aspek Ekonomis

Penggunaan ASI akan mengurangi pengeluaran keluarga karena tidak hanya mengurangi pengeluaran untuk membeli susu formula dan


(36)

20 perlengkapan membuatnya, tetapi juga biaya kesehatan untuk bayi. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif telah terbukti hampir tidak pernah sakit dibanding dengan bayi yang diberikan susu formula. b. Aspek Psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c. Aspek Kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapakan air masak botol, dan dot yang terus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain (Baskoro, 2010).

D. Cara Penyimpanan ASI 1. ASI Segar

ASI yang baru saja diperah atau ASI segar, bisa bertahan rata-rata 4 jam dalam suhu ruangan. Kolostrum berbentuk cairan kekuningan yang lengket dan kental, keluar pada beberapa hari setelah kelahiran hingga hari ke lima setelah persalinan, kolostrum masih aman disimpan selama 4 jam setiap kali perah dalam suhu ruang kurang dari 25oC.


(37)

21 Level suhu dan durasi waktu penyimpanan yang aman untuk ASI perah yaitu:

a. ASI yang disimpan dalam suhu ruang 16-29oC aman dikonsumsi dalam 3-6 jam.

b. ASI yang disimpan dalam kulkas dengan suhu 0-4oC bisa bertahan hingga 3-8 bulan dan masih aman dikonsumsi.

c. ASI yang disimpan dalam freezer lemari es satu pintu dengan suhu kurang dari 15oC aman dikonsumsi hingga 2 minggu. Jika ASI disimpan dalam freezer lemari es dua pintu dengan suhu kurang dari 18oC waktu penyimpanan bisa lebih lama, yaitu hingga 3-6 bulan. d. ASI yang disimpan dalam freezertunggal/khusus dengan suhu kurang

dari 18oC, ASI aman disimpan hingga 6-12 bulan (Riksani, 2011).

2. ASI Beku

ASI yang sudah disimpan dalam jangka waktu tertentu dalam freezer dan menjadi beku. ASI yang menjadi beku sebelum diberikan pada bayi, sebaiknya dihangatkan ke dalam mangkuk yang diisi air hangat dan segera diberikan kepada bayi. Batas maksimal penyimpanan ASI beku dalam suhu ruangan rata-rata selama 4 jam, meskipun 5-6 jam masih ditoleransi jika kondisinya sangat bersih. ASI yang masih tersisa jangan disimpan dalamfreezerkembali tapi harus segera dibuang.


(38)

22 Berikut cara-cara menyimpan ASI dalam lemari es ataufreezeryaitu: a. ASI perah disimpan dalam botol kaca dan pengisian maksimal 3/4 dari

daya tampung botol.

b. Pastikan botol yang akan digunakan telah dibersihkan dan disterilkan. c. Menempelkan label jam dan tanggal pada botol kaca atau tempat yang

akan digunakan untuk menyimpan ASI perah.

d. Pisahkan ASI dengan bahan makanan lain yang tersimpan dalam lemari es, lebih baik lagi jika mempunyai lemari es khusus untuk menyimpan ASI.

e. Bila ASI keluar dalam jumlah banyak, simpan sebagian di freezer

untuk jangka panjang dan sebagian dilemari es bagian bawah untuk pemakaian jangka pendek.

f. Menyimpan ASI di bagian dalam freezer atau lemari es, bukan dibagian pintu. Karena bagian pintu berpeluang mengalami perubahan dan variasi suhu udara.

g. ASI beku yang tersimpan di freezer dan akan diberikan kepada bayi, sehari sebelumnya diturunkan ke lemari es bagian bawah agar pelelehan ASI perah yang sudah beku berjalan perlahan.

h. Jika ASI perah belum benar-benar meleleh sempurna, masukkan botol yang berisi ASI ke dalam mangkuk yang berisi air hangat (Riksani, 2011).


(39)

23

3. ASI yang Sudah Dihangatkan dengan Air Hangat

ASI perah yang sudah dicairkan dengan air hangat sebaiknya langsung diberikan kepada bayi atau sampai jadwal minum ASI berikutnya. Menyimpan dalam botol di lemari es selama 4 jam.

Cara menghangatkan ASI perah, yaitu :

a. Berikan ASI dengan hari dan tanggal yang paling lama disimpan dalamfreezer.

b. Amati bau dan rasanya, jika tercium basi jangan gunakan ASI tersebut untuk dikonsumsi.

c. Cairkan ASI yang sudah beku dengan memindahkannya darifreezerke dalam lemari pendingin, simpan selama 12 jam sebelum diberikan kepada bayi.

d. Hangatkan ASI dengan cara meletakkan botol atau wadah ASI kedalam mangkuk berisi air hangat.

e. Tidak memanaskan atau merebus ASI diatas kompor, atau memanaskan ASI dalamwicrowave(Riksani, 2011).

f. Periksa suhu ASI yang sudah dihangatkan dan mencicipi ASI tersebut sebelum diberika kepada bayi.

4. ASI yang Sudah Diminum

Pentingnya menyimpan ASI sesuai takaran pemakaian. Jika menyimpan ASI dalam botol atau wadah yang melebihi takaran penggunaan (tersisa), sebaiknya ASI harus dibuang. Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah


(40)

24 diminum bayi dari botol yang sama ke dalam lemari es dan freezer

(Riksani, 2011).

E. Kontraindikasi menyusui

Proses menyusui terkadang tidak dapat dilaksanakan karena terdapat kelainan penyakit atau genetik pada bayinya. Misalnya, pada bayi yang sakit berat,

galaktosemia, maple syrup urine disease, stomatitis yang berat, dehidrasi,

asidosis, bronkopneumonia, dan ensefalitis (staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2002).

F. Pengetahuan Ibu mengenai ASI eksklusif

Pengetahuan adalah hasil pengindraan atau hasil tahu seseorang terhadap objek, melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran dan indra penglihatan (Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif, yaitu (Notoatmodjo, 2010) :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.


(41)

25 Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya. Misalnya, ibu tahu tentang arti ASI eksklusif.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan objek yang dipelajari. Misalnya, ibu dapat menjelaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi lain. Misalnya, Ibu dapat mengaplikasikan cara menyusui yang benar.

d. Analisis(analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini


(42)

26 dapat dari penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. e. Sintesis(synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi(evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misal dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak memberikan ASI eksklusif.

Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2010) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Kesadaran (awareness), keadaan saat orang tersebut menyadari atau mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).


(43)

27 b. Merasa tertarik (interest)terhadap stimulus atau objek tersebut. Dalam hal

ini sikap subjek sudah mulai terbentuk.

c. Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Uji coba (trial), keadaan saat subjek mulai mencoba melakukan sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adopsi (adoption) dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Roger menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2010).

G. Status Pekerjaan Ibu Menyusui

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya. Dengan bekerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat memperoleh berbagai pengalaman. Notoatmodjo (2007). Seseorang yang bekerja, pengetahuannya akan lebih luas dari pada sesorang yang tidak bekerja, karena seseorang akan banyak mempunyai informasi serta ibu yang bekrja disektor formal memiliki akses


(44)

28 yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk kesehatan sehingga pengetahuan dan pengalaman lebih banyak.

Data statistik menunjukkan bahwa wanita bekerja yang berperan ganda saat ini meningkat tajam dari tahun ke tahun, terutama yang hidup di kota- kota besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, menunjukkan pekerja di Indonesia 100.316.007 orang dimana 64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Sedangkan pada tahun 2004 pekerja wanita berjumlah 33.141.000 orang dari total sekitar 93.722.000 pekerja Indonesia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sekitar kurang lebih 30% pekerja di Indonesia adalah wanita.

Maka para pemimpin perusahaan yang memberikan cuti melahirkan dapat memasyarakat pemberian ASI di tempat kerja agar tenaga kerga dapat merawat bayinya dan memberikan ASi dengan sempurna. Disamping itu diharapkan di tempat kerja terdapat penitipan anak sehingga tenaga kerja dapat memberikan ASI pada waktu tertentu (Depkes RI, 2002).

Pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja adalah hak untuk ibu, tercantum dalam undang-undang yang tertuang dalam Peraturan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Menteri Kesehatan, No.48/ Men.PP/ XII/ 2008, PER.27/ MEN/ XII/ 2008, dan 1177/ MENKES/ PB/ XII/ 2008 tahun 2008 tentang peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Jadi pekerja wanita tidak perlu khawatir karena hak memberi ASI sudah dijamin oleh Negara. Jika ada pihak yang dengan sengaja


(45)

29 menghalangi program pemberian ASI eksklusif bisa dipenjarakan (tercantum dalam pasal 200), hukuman paling lama satu tahun penjara dan denda paling banyak seratus juta rupiah (Riksani, 2011).

Pelaksanaan perlindungan hukum terhadap pekerja wanita berpedoman pada

UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan khususnya pasal 76, 81, 82, 83, 84, pasal 93 Kepmenaker No. 224 tahun 2003 serta Peraturan Perusahaan atau perjanjian kerja bersama perusahaan yang meliputi:

a. Perlindungan jam kerja

Perlindungan dalam hal kerja malam bagi pekerja wanita (pukul 23.00 sampai pukul 07.00) dalam pelaksanaanya masih ada perusahaan yang tidak memberikan makanan dan minuman bergizi tetapi diganti dengan uang padahal ketentuannya tidak boleh digantikan dengan uang.

b. Perlindungan dalam masa haid

Perlindungan terhadap pekerjaan wanita yang dalam masa haid tidak wajib dalam bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid dengan upah penuh. Dalam pelaksanaan lebih banyak yang tidak mengguanakan haknya dengan alasan tidak mendapatkan premi hadir.

c. Perlindungan selama masa cuti hamil

Perlindunga cuti hamil bersalin selama 1,5 bulan sebelum saatnya melahirkan dan 1,5 bulan sesudah melahirkan dengan upah penuh. Ternyata dalam pelaksanaan masih ada perusahaan yang tidak membayar upah secara penuh.


(46)

30 d. Pemberian lokasi menyusui

Pemberian kesempatan pada pekerja wanita yang anaknya masih menyusui untuk menyusui anaknya hanya efektif untuk yang lokasinya dekat dengan perusahaan (Yulivia, 2010).


(47)

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan

cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu, dengan model pendekatanpoint time(Pratiknya, 2008).

B. Tempat dan waktu penelitian 1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 sampai bulan Februari 2013.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Posyandu Kelurahan Fajar Bulan Kecamatan Way tenong Kabupaten Lampung Barat.

Wilayah Posyandu tersebut ialah: a. Wilayah Posyandu Cahaya b. Wilayah Posyandu Harapan Kita


(48)

32 c. Wilayah Posyandu Mawar

d. Wilayah Posyandu Kasih Ibu e. Wilayah Posyandu Mulyasari

C. Popolasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. Berdasarkan data sasaran KIA Puskesmas Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat tahun 2012, data yang diambil 1 tahun terakhir didapatkan populasi dalam penelitian berjumlah 873 bayi.

2. Sampel Penelitian

Sampel ialah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sedangkan Menurut Notoatmodjo (2010), sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan pada bulan Desember 2012 di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat. Jumlah sampel sebesar 86 orang.

Teknik dalam pengambilan sampel ialah dengan menggunakan Quota Sampling yaitu pengambilan sampel secara quota dengan menetapkan


(49)

33 jumlah ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat saat dilakukan penelitian. Sampel diambil bulan Desember karena pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Desember.

Tabel 1. Jumlah Sampel Tiap Wilayah Posyandu Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat

No Nama Wilayah Posyandu Jumlah Responden

1 Cahaya 26 orang responden

2 Harapan Kita 21 orang responden

3 Mawar 17 orang responden

4 Kasih Ibu 13 orang responden

5 Mulya Sari 9 orang responden

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

a. Ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

b. Ibu yang bersedia mengikuti proses penelitian .

c. Ibu yang berada di wilayah Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

2. Kriteria Eksklusi

a. Ibu yang sedang mengidap penyakit kronis atau akut pada saat penelitian dilaksanakan, misalnya penyakit yang dapat menular melalui pemberian ASI.


(50)

34 b. Bayi yang memiliki kelainan metabolik atau genetik untuk mencerna salah satu komponen dalam ASI pada saat penelitian (misalnya

galaktosemia, maple syrup urine disease).

E. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini ialah tingkat pengetahuan ibu dan pekerjaan Ibu tentang ASI.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini ialah pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 0-12 bulan.


(51)

35

F. Definisi Operasional Tabel 2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Tingkat pengetahuan ibu terhadap ASI Pengetahuan ibu terhadap pengertian ASI kandungan ASI,manfaat pemberian ASI,dll. Lembar Kuesioner Digunakan 10 Pertanyaan, Jawaban: 0 = kurang 1 = cukup 2 = baik Keterangan: Baik : skor > 80%

Cukup : skor 60-80%

Kurang : skor < 60%

(Khomsan, 2003).

Ordinal

Pekerjaan Ibu Aktifitas ibu dalam mencari nafkah, meninggalkan rumah lebih dari 4 (empat) jam baik untuk sendiri

maupun keluarga

Lembar Kuesioner

Tidak bekerja :0 Bekerja : 1 a. Buruh b. Petani c. Pegawai

swasta d. PNS

e. Dagang atau wiraswasta f. Lainnya Nominal Pemberian ASI Eksklusif Ibu memberikan ASI Eksklusif Lembar Kuesioner Jika : 1 = ya 2 = tidak


(52)

36

G. Pengumpulan Data 1. Jenis Data

a. Data Primer

Tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu diukur dengan menggunakan kuesioner yang dilengkapi dengan identitas ibu yang sedang menyusui di Kelurahan Fajar BulanKabupaten Lampung Barat.

b. Data Sekunder

Data ibu yang sedang menyusui dan memberikan ASI eksklusif diperoleh dengan mengumpulkan data dari posyandu di Kelurahan Fajar Bulan

Kabupaten Lampung Barat. 2. Alat dan Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dilengkapi dengan identitas ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

3. Cara Pengambilan Data

Data diperoleh dengan membagikan kuesioner yang telah dilengkapi identitas ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan. Kemudian data pemberian ASI diperoleh dari data Puskemas Fajar Bulan dan posyandu Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.


(53)

37

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan akan diubah kedalam bentuk table-tabel, kemudian data diolah menggunakan alat bantu perangkat komputersoftware SPSS for windows versi 17.

Dalam proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

a. Koding, untuk menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam symbol yang cocok untuk keperluan analisis. b. Data Entry, memasukkan data kedalam komputer.

c. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan kekomputer.

d. Output computer, hasil analisis yang telah dilakukan computer kemudian dicetak.


(54)

38

2. Analisis Data

Analisis data yang dilalukan meliputi:

a. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk menjelaskan secara deskriptif masing-masing variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang bertujuan untuk melihat masing-masing variabel tersebut dengan menggunakan tabel frekuensi. Variabel yang diteliti ialah tingkat pengetahuan ibu terhadap ASI dan pekerjaan ibu sebagai variabel bebas, dan variabel terikat adalah pemberian ASI esklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis dua variabel kategorik. Uji statistic yang digunakan ialah Chi-Square, dengan derajat kemaknaan (taraf signifikansi) yang dipakai adalah ( ). Bila tidak memenuhi syarat uji Chi-square, dipakai uji alternatifnya, yaitu uji Fisher

untuk table 2x2 dan uji Kolmogorov-Smirnovuntuk tabel 2x3.Bila p< maka hasil penghitungan statistik bermakna dan bila p> maka hasil penghitungan statistik tidak bermakna.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif. [Skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asty. R. 2006. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Baskoro, A. 2010.ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui.Banyumedia. Yogyakarta. Dahlan, M. S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran Kesehatan. Edisi 5. Salemba

Medika. Jakarta.

Darmayanti, D. 2009. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Garamedia Pustaka. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2006. Profil Kesehatan Profinsi Lampung 2005. http://depkes.go.id/en/downloads/profil/prov%20 lampung% 202005.pdf. Diakses tanggal 28 Oktoberber 2012.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.Profil Kesehatan Indonesia.

Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI, 2010. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI, 2005.Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas.Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI, 2002.Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta.Hal: 2. Evariny, A. 2008. Mitos- Mitos Menyusui.


(56)

Firmansyah, 2011. Pengaruh karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan dan Sikap Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif di Kabupaten Tuban.[Skripsi]. FKM UNAIR. Surabaya.

Gayton, A.C. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. EGC. Jakarta. Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Bidan. EGC.

Jakarta.

Khassawneh, M.,dkk. 2008.Knowledge, attitude and practice of breastfeeding in the north of Jordan. http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/ content/1/1/17. Diakses tanggal 30 Oktober 2012.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lestari. D. 2009. Faktor Ibu Bayi yang Berhubungan dengan Pemberian Asi Eksklusif di Indonesia Tahun 2007(Analisis Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007). [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia. Depok.

Mitra, 2008. Pengaruh Inisiasi Menyusu dalam Satu Jam Pertama Setelah Kelahiran terhadap Kelangsungan Pemberian ASI Eksklusf di Indonesia (Analisis Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003). [Tesis]. FKM UI. Depok.

Menkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.450/Men.Kes.SK.IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Jakarta.

Nelson. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Vol 1.EGC. Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2010.Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 10-197.

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2003.Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 16-76.

Nursalam, S. P. 2001. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. CV. Infomedika. Jakarta.


(57)

Prasetyono, 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif; pengenalan, praktik,dan Kemanfatan- kemanfaatannya. Diva Press. Jakarta.

Pratiknya, A. W. 2008. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedoketran & Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Prawirohardjo, S. 2007.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Hal 98-99

Riksani, R. 2011.Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Dunia Sehat. Jakarta Timur. Hal 124-130

Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta. Rosita, S. 2008.ASI Untuk Kecerdasan Bayi.Ayyana. Yogyakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002.Buku Kuliah 1 dan 3 Ilmu Kesehatan Anak.Infomedika. Jakarta. Sarlito, W. S. 2002. Psikologi Sosial; Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.

Edisi 2003. Balai Pustaka. Jakarta.

The United Nation Childrens' Fund (UNICEF). 2012. Pekan ASI Sedunia tahun 2012. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung.

Word Health Organitation (WHO), 2006. Asuhan Intrapartum. DepKes RI. Jakarta.

Yulivia. 2001. Aturan Hukum untuk wanita pekerja di Indonesia.

http://www.gajimu.com/main/Tentang-wanita/hukum-bagi-pekerja-wanita.pdf. Diakses tanggal 29 Oktober 2012.


(1)

36

G. Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Tingkat pengetahuan dan pekerjaan ibu diukur dengan menggunakan kuesioner yang dilengkapi dengan identitas ibu yang sedang menyusui di Kelurahan Fajar BulanKabupaten Lampung Barat.

b. Data Sekunder

Data ibu yang sedang menyusui dan memberikan ASI eksklusif diperoleh dengan mengumpulkan data dari posyandu di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

2. Alat dan Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dilengkapi dengan identitas ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

3. Cara Pengambilan Data

Data diperoleh dengan membagikan kuesioner yang telah dilengkapi identitas ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan. Kemudian data pemberian ASI diperoleh dari data Puskemas Fajar Bulan dan posyandu Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.


(2)

37

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan akan diubah kedalam bentuk table-tabel, kemudian data diolah menggunakan alat bantu perangkat komputersoftware SPSS for windows versi 17.

Dalam proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

a. Koding, untuk menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian ke dalam symbol yang cocok untuk keperluan analisis. b. Data Entry, memasukkan data kedalam komputer.

c. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan kekomputer.

d. Output computer, hasil analisis yang telah dilakukan computer kemudian dicetak.


(3)

38

2. Analisis Data

Analisis data yang dilalukan meliputi: a. Analisis Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk menjelaskan secara deskriptif masing-masing variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang bertujuan untuk melihat masing-masing variabel tersebut dengan menggunakan tabel frekuensi. Variabel yang diteliti ialah tingkat pengetahuan ibu terhadap ASI dan pekerjaan ibu sebagai variabel bebas, dan variabel terikat adalah pemberian ASI esklusif di Kelurahan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat.

b. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis dua variabel kategorik. Uji statistic yang digunakan ialah Chi-Square, dengan derajat kemaknaan (taraf signifikansi) yang dipakai adalah ( ). Bila tidak memenuhi syarat uji Chi-square, dipakai uji alternatifnya, yaitu uji Fisher untuk table 2x2 dan uji Kolmogorov-Smirnovuntuk tabel 2x3.Bila p< maka hasil penghitungan statistik bermakna dan bila p> maka hasil penghitungan statistik tidak bermakna.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2002. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif. [Skripsi]. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asty. R. 2006. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Tindakan Pemberian ASI Eksklusif Puskesmas Pancur Batu Deli Serdang. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Baskoro, A. 2010.ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui.Banyumedia. Yogyakarta. Dahlan, M. S. 2011. Statistik Untuk Kedokteran Kesehatan. Edisi 5. Salemba

Medika. Jakarta.

Darmayanti, D. 2009. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Garamedia Pustaka. Jakarta.

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2006. Profil Kesehatan Profinsi Lampung 2005. http://depkes.go.id/en/downloads/profil/prov%20 lampung% 202005.pdf. Diakses tanggal 28 Oktoberber 2012.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI, 2010. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2007. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Depkes RI, 2005.Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas.Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Depkes RI, 2002.Pedoman Pemberian Makanan Pendamping ASI. Jakarta.Hal: 2. Evariny, A. 2008. Mitos- Mitos Menyusui.


(5)

Firmansyah, 2011. Pengaruh karakteristik (Pendidikan, Pekerjaan), Pengetahuan dan Sikap Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif di Kabupaten Tuban.[Skripsi]. FKM UNAIR. Surabaya.

Gayton, A.C. 2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11. EGC. Jakarta. Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Bidan. EGC.

Jakarta.

Khassawneh, M.,dkk. 2008.Knowledge, attitude and practice of breastfeeding in the north of Jordan. http://www.internationalbreastfeedingjournal.com/ content/1/1/17. Diakses tanggal 30 Oktober 2012.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lestari. D. 2009. Faktor Ibu Bayi yang Berhubungan dengan Pemberian Asi Eksklusif di Indonesia Tahun 2007(Analisis Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007). [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia. Depok.

Mitra, 2008. Pengaruh Inisiasi Menyusu dalam Satu Jam Pertama Setelah Kelahiran terhadap Kelangsungan Pemberian ASI Eksklusf di Indonesia (Analisis Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003). [Tesis]. FKM UI. Depok.

Menkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.450/Men.Kes.SK.IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. Jakarta.

Nelson. 2000.Ilmu Kesehatan Anak Vol 1.EGC. Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2010.Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 10-197.

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2003.Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 16-76.

Nursalam, S. P. 2001. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. CV. Infomedika. Jakarta.


(6)

Prasetyono, 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif; pengenalan, praktik,dan Kemanfatan- kemanfaatannya. Diva Press. Jakarta.

Pratiknya, A. W. 2008. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedoketran & Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Prawirohardjo, S. 2007.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Hal 98-99

Riksani, R. 2011.Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Dunia Sehat. Jakarta Timur. Hal 124-130

Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta. Rosita, S. 2008.ASI Untuk Kecerdasan Bayi.Ayyana. Yogyakarta.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002.Buku Kuliah 1 dan 3 Ilmu Kesehatan Anak.Infomedika. Jakarta. Sarlito, W. S. 2002. Psikologi Sosial; Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial.

Edisi 2003. Balai Pustaka. Jakarta.

The United Nation Childrens' Fund (UNICEF). 2012. Pekan ASI Sedunia tahun 2012. Jakarta.

Universitas Lampung. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung.

Word Health Organitation (WHO), 2006. Asuhan Intrapartum. DepKes RI. Jakarta.

Yulivia. 2001. Aturan Hukum untuk wanita pekerja di Indonesia.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

1 48 56

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Padang Bulan Medan

1 28 44

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Tindakan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Kartasura.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian Asi Eksklusif.

1 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian Asi Eksklusif.

0 1 17

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI DENGAN TINDAKAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Asi dengan Tindakan Asi Eksklusif.

0 3 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI DENGAN TINDAKAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Asi dengan Tindakan Asi Eksklusif.

1 3 17

Hubungan Pelaksanaan Kelompok Pendukung Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan dan Praktek Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

3 6 77

Hubungan Pelaksanaan Kelompok Pendukung Ibu Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Praktek Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif BAB 0

0 0 16