Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SEI SIKAMBING MEDAN

TAHUN 2012

DEVI SUSANA PINEM 115102089

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

Nama : Devi Susana Pinem

Nim : 115102089

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun : 2012

Abstrak

Latar belakang : ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan dan seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain studi kolerasi dengan manggunakan pendekatan cross sectional . dengan jumlah populasi 462 dan Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 orang. pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan

Consecutive sampling . Penelitian dilakukan di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012. Analisis data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji Fisher Exact.

Hasil : Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden usia 20 – 35 tahun sebanyak 62 responden (75,7%), Pendidikan Ibu mayoritas SMA sebanyak 56 responden (68,3%), Paritas mayoritas multipara sebanyak 33 responden (40,2%).Pengetahuan Ibu mayoritas baik sebanyak 54 responden (65,9%), 2 orang memberikan ASI ekslusif dan 52 orang tidak memberikan ASI ekslusif. Hasil uji statistik diperoleh dengan menggunakan Fisher exact p value =0,545 dengan nilai α = 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif .

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ada beberapa hal lain yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif selain pengetahuan. Meskipun demikian informasi tentang manfaat ASI eksklusif harus tetap diberikan pada ibu menyusui agar ibu menyusui mengetahui pemberian ASI eksklusif itu penting bagi ibu dan bayinya.

Kata Kunci : Pengetahuan ibu menyusui, Pemberian ASI Eksklusif


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelimpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012”. Dimana Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan D-IV Bidan Pendidik.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-basarnya kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Nur asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua pelaksana program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku Penguji I yang telah memberi masukan yang membangun bagi peneliti.

3. dr. Sarma N. Lumbanraja, SpOG (K), selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam memberkan bimbingan, petunjuk, arahan dan saran sehingga KTI ini dapat terselesaikan.

4. dr. M. Fidel Ganis Siregar, SpOG selaku penguji II yang telah memberikan masukan yang berguna bagi peneliti

4. Seluruh staf dosen dan pegawai administrasi Program D-IV Bidan Pendidik FK-USU, yang telah membekali penulis dengan ilmu dari awal bangku kuliah sampai selesainya pendidikan ini.


(5)

5. Drg. Hj. Yumna Sari Siregar, selaku kepala Puskesmas Helvetia Medan yang telah memberi izin dalam melakukan penelitian di Kelurahan Sei Sekambing Helvetia Medan.

6. Teristimewa kepada Orang tua penulis dan seluruh keluarga, yang telah menyumbangkan segala bantuan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Seluruh rekan-rekan D-IV Bidan Pendidik FK-USU yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan moril dan materi kepada penulis.

Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya Mahasiswa D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis

Devi Susana Pinem


(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1.Tujuan Umum ... 4

2.Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 6

1. Pengertian Pengetahuan ... 6

2. Tingkat Pengetahuan ... 6

B. ASI Eksklusif ... 7

C. Manfaat ASI ... 15

D. Pengertian Menyusui ... 17

E. Cara Menyusui yang Benar ... 17

BAB III. KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ... 19

B. Hipotesis ... 19

C. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

C. Tempat Penelitian ... 22


(7)

D. Waktu Penelitian ... 23

E. Etika Penelitian ... 23

F. Alat Pengumpulan Data ... 23

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 24

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 25

I. Analisa Data ... 26

1. Pengolahan Data ... 26

2. Analisa Data ... 26

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

A. Hasil Penelitian ... 27

B. Pembahasan ... 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. Kesimpulan ... 35

B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 3.1. Kerangka Konsep ………. 19


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Contoh daftar makanan ibu meneteki dalam sehari ... 10

Tabel 2. Komponen dan Komposisi ASI ... 14

Tabel 3. Perbedaan Komposisi ASI, Susu Sapi, dan Susu Formula ... 15

Tabel 4. Defenisi Operasional ... 20

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012 ... 28

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pertanyaan Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012 ... 29

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu menyusui di kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012 ... 30

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012... 30

Tabel 5.5 Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012 ……… 31


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Izin Data Pendahuluan dari Fakultas Kaperawatan USU Lampiran 5 : Surat Izin Pengambilan Data Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Selesai Penelitian Lampiran 7 : Daftar Riwayat Hidup


(11)

Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

Nama : Devi Susana Pinem

Nim : 115102089

Jurusan : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun : 2012

Abstrak

Latar belakang : ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan dan seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan Ibu menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain studi kolerasi dengan manggunakan pendekatan cross sectional . dengan jumlah populasi 462 dan Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 82 orang. pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan

Consecutive sampling . Penelitian dilakukan di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012. Analisis data yang digunakan yaitu analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji Fisher Exact.

Hasil : Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas responden usia 20 – 35 tahun sebanyak 62 responden (75,7%), Pendidikan Ibu mayoritas SMA sebanyak 56 responden (68,3%), Paritas mayoritas multipara sebanyak 33 responden (40,2%).Pengetahuan Ibu mayoritas baik sebanyak 54 responden (65,9%), 2 orang memberikan ASI ekslusif dan 52 orang tidak memberikan ASI ekslusif. Hasil uji statistik diperoleh dengan menggunakan Fisher exact p value =0,545 dengan nilai α = 0,05 hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan Ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif .

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa ada beberapa hal lain yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif selain pengetahuan. Meskipun demikian informasi tentang manfaat ASI eksklusif harus tetap diberikan pada ibu menyusui agar ibu menyusui mengetahui pemberian ASI eksklusif itu penting bagi ibu dan bayinya.

Kata Kunci : Pengetahuan ibu menyusui, Pemberian ASI Eksklusif


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan. Sebenarnya menyusui, khususnya yang secara eksklusif merupakan cara pemberian makanan bayi yang alamiah. Namun, seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang bagaimana menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya (Roesli,2009 )

Menurut the World Health Report (2005), angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap 6 menit satu bayi Indonesia meninggal (Roesli, 2005).

Menurut Simkin, et all (2007) dalam Marlina (2005) menyatakan pada tahun 1979, lebih dari 50% para ibu di Amerika menyusui bayinya. Dewasa ini, sekitar 60% para ibu menyusui bayinya yang baru lahir dan kira-kira 22% masih tetap menyusui yang sudah berusia enam bulan. Harapan mereka, setidaknya 75% wanita menyusui bayinya yang baru lahir dan setidaknya 50% dari ibu-ibu ini masih menyusui sampai bayinya berusia lima atau enam bulan.


(13)

Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh manis dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama, umum dilakukan di banyak negara . Kebiasaan ini sering dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru menujukan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir di beri air manis atau teh (Linkages, 2002).

Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia pada tahun 1997 dan 2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%, sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat. Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (BKPP-ASI)(Prasetyono,2009 ).

Meskipun pemerintah telah menghimbau namun cakupan pemberian ASI ekslusif masih rendah berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-5 bulan 27,2% jika dilihat detail pemberian ASI pada bayi 5 bulan hanya 15,3%. Data Survey Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan tahun 2002 memberi ASI 40% pada tahun 2007 turun menjadi 32% (Riskesdas, 2010).

Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibukota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 80%, dari total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu- ibu tersebut tak pernah mendapat 2


(14)

informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tak pernah mendengar tentang ASI eksklusif (Kodrat, 2010 ).

Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dipengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan formula.Menurut Adelia, iklan-iklan tersebut bisa mengarahkan para ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikanya kepada bayi belum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi. (Prasetyo,2009).

Pengetahuan akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku hidup sehat dan dalam menanggulangi masalah yang kurang mengerti tentang manfaat pemberian ASI eksklusif tersebut. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, banyak ibu-ibu yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang dilakukan tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukannya baik atau tidak dalam pemberian ASI (Notoatmodjo, 2002).

Dalam penelitian Marlina (2005) mengatakan 1.204 bayi yang meninggal pada usia 24 hari sampai satu tahun akibat kelainan bawaan atau tumor berbahaya dan 7.740 bayi yang masih hidup pada usia satu tahun. Mereka menelusuri angka kematian bayi tersebut keterkaitan dengan ASI dan durasi pemberian ASI. Bayi yang tidak pernah mendapat ASI beresiko meninggal 21% lebih tinggi dalam periode sesudah kelahiran dari pada bayi yang mendapat ASI. Mempromosikan pemberian ASI berpotensi menyelamatkan 720 (37,20%) kematian sesudah kelahiran di Amerika Serikat setiap tahunnya dari jumlah kelahiran 1935 bayi.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Sei Sikambing Medan, diperoleh jumlah sasaran bayi pada tahun 2011 sebanyak 462 bayi, di mana yang mendapat ASI eksklusif sebanyak 17 bayi yaitu pada bulan Januari 1 bayi, Febuari 1 bayi, Maret 3 bayi, April 3 bayi, Mei 2 bayi, Juni 2 bayi, Juli 1 bayi, Agustus 1 bayi, September 2 bayi, dan Oktober 1 bayi.


(15)

Berdasarkan uraian latar belakang maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu menyusui Dengan Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui hubungan pengetahuan Ibu Menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui karakteristik Ibu menyusui di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012.

b) Untuk mengetahui pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing MedanTahun 2012.

c) Untuk mengetahui pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012.


(16)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden

Meningkatkan informasi tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi. 2. Bagi Profesi Bidan

Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan tentang pemberian ASI eksklusif bagi tenaga kesehatan dalam memberikan imformasi tentang pemberian ASI eksklusif. 3. Bagi Peneliti

Mempromosikan dan memberi informasi tentang pentingnya manfaat pemberian ASI eksklusif .

4. Bagi Insitusi Pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Sebagai refrensi yang melengkapi bahan perpustakaan dan bahan bacaan agar bermanfaat dalam proses belajar mengajar dan menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa Sumatra Utara khusus Program D_IV Bidan pendidik fakultas keperawatan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan ini bertujuan untuk mengelompokkan atau individu yang diinginkan, bagaimana individu itu berfikir, berbuat sabagai suatu unit pengetahuan yang telah diberikan. Adapun tingkat pengetahuan tersebut :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.


(18)

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria- kriteria yang ada (Notoatmodjo, 2003).

B. ASI Eksklusif 1) Pengertian ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam organic yang di sekresi oleh kedua belah kelenjar payudara Ibu, sebagai makanan utama bagi


(19)

bayi.komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu .hal ini berdasarkan stadium laktasi (Kristiyansari, 2009).

Roesli (2005) menyatakan ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono, 2009).

2) Pengertian ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan.Bayi tidak di berikan apa-apa kecuali makanan langsung yang diberikan oleh ibu karena bayi memperoleh nutrisi terbaiknya melalui ASI (Yuliarti, 2010).

ASI eksklusif adalah bayi yang hanya di beri ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,jeruk,madu,air teh,dan air putih , serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,bubur susu,biskuit,bubur susu bubur nasi dan nasi tim (Kristiyansari, 2009).

3) Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI a. Makanan

Produksi ASI sangat di pengaruhi oleh makanan yang di makan ibu, apabila makanan yang dimakan ibu, Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta 8


(20)

mineral yang sukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/ hari.

Bahan makanan yang di batasi untuk ibu menyusui adalah (1)Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alcohol; (2)Yang membuat kembung, seperti: ubi, singkong, kool, sawi, dan daun bawang; (3)Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.

b. Ketenangan jiwa dan fikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan,sedih,kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional yang menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI.untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang.

c. Penggunaan alat kontrasepsi

Pada ibu yang bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.

d. Penggunaan alat kontrasepsi

Pada ibu yang bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.

e. Perawatan Payudara

Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypofise untuk mengeluarkan hormone progesterone dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oksitoksin.


(21)

f. Anatomis buah dada

Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobus pun berkurang. Dengan demikian produksi ASI pun berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat makanan dari pembuluh darah akan berkurang.

g. Fisiologi

Terbentuknya ASI dipengaruhi hormone terutama prolaktin ini merupakan hormone laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan darah akan berkurang.

h. Fisiologi

Terbentuknya ASI dipengaruhi hormone terutama prolaktin ini merupakan hormone laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan sekresi susu.

i. Faktor istirahat

Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembetukan dan pengeluaran ASI berkurang.

j. Faktor isapan anak

Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang.

k. Faktor obat-obatan

Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormone prolaktin dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI .Apabila hormon-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI. (Cadwell, 2011 )


(22)

Tabel 1.Contoh daftar makanan ibu meneteki dalam sehari

Bahan makanan Berat (gr) Ukuran

Beras 500 2,5 gelas

Daging 75 3 potong

Tempe 125 5 potong

Sayuran 300 3 gelas

Buah Pepaya 200 1 potong

Susu 200 1 gelas

Gula pasir 30 3 sdm

Minyak 40 4 sdm

Dikutip dari Kristiyanti, (2009) 4) Zat-zat yang terkandung dalam ASI

a) Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kuning-kekuningan yang dihasilkan pada sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi kaya akan gizi dan sangat baik bagi bayi.

b) Protein

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit di cerna). ASI lebih banyak mengandung whey daripada sehingga protein ASI mudah di cerna.

c) Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy utama) dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi.lebih mudah dicerna karna sudah dalam bentuk emulsi.


(23)

d) Laktosa

Merupakan karbohidrat utama pada ASI. Fungsinya sebagai sumber energy, meningkatkan absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacilus bifidus.

e) Vitamin A

Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 IU/dl. f) Zat besi

Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0,5- 1,0 mg/liter), bayi yang menyusui jarangkekurangan zat besi (anemia).hal ini dikarenakan zat besi pada ASI yang lebih mudah diserap.

g) Taurin

Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi .

h) Lactobacillus

Berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

i) Lactoferin

Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.

j) Lisozim

Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens caries dentis dan maloklusi (kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusi dengan botol dan dot).( Proverawati, 2011 )


(24)

Tabel 2.Komponen dan Komposisi ASI Faktor Nutrisi Umur

(Bulan)

Komposisi per dl

Komposisi Per 100 gr

Laktosa (g) 12-18 7,93 7,69

Lemak total (g) 12-18 3,53 3,42

Protein (g) 12-18 0,995 0,965

Energi (kcal) 12-18 67,47 65,44

Total kalori (g) 12-18 59,57 57,8

Kalisium (mg) 12-18 18,1 17,6

Fosfor (mg) 12-26 15,8 15,3

Besi (mg) 12-26 0,12 0,12

Vitamin A (g RE) 11,5-23,5 21,2 20,6

-karoten (g) 11,5-23,5 18,8 18,2

Tiamin (g) 13-18>18 16 15,5

Ribolavin (g) 13-18,.18 15,2 14,7

Niasin (g) 9-12 102 98,9

Asam pantothenent (g) 9-12 103 99,9

Biotik (g) 9-12 160 155,1

Vitamin B (g) 9-12 7,7 7,5

Vitamin C (mg) 12-18,>18 3,1 3

Asam folat (g) 1,5-3 0,83 0,8

Dikutip dari Proverawati, (2010).

5) Perbedaan ASI dari waktu ke waktu dari menit ke menit.

ASI yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan Foremilk.Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian disebut Hindmilk.Foremilk lebih encer.hindmilk mengandung 4-5 kali lebih bnyak disbanding foremilk.hindmilk inilah yang menyenangkan bayi.(Suherni,2010)


(25)

Berikut ini perbandingan ASI dengan susu formula,seperti yang di tulis Roesli (2005 ):

a. ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap

b. Meski kadar mineral ASI relatife rendah, tidak cukup untuk bayi sampai 6 bulan.

c. Hampir semua vitamin dan mineral dalam ASI akan diserap oleh tubuh bayi.

d. Zat makanan yang tidak tidak terserap akan memperberat kerja usus bayi,mengganggu keseimbangan (ekologi) dalam usu bayi dan meningkaatkan pertumbuhan bakteri yang jahat.

e. Suatu hal yang menyebabkan ASI efesien adalah jumlah zat-zat ini akan berubah secara otomatis sesuai dengan pertumbuhan bayi saat itu.

Tabel 3.Perbedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu formula Komposisi/100ml ASI matur Susu sapi Susu formula

Kalori 75 69 67

Protein 1,2 3,5 1,5

Lactalbumin (%) 80 18 60

Kasein (%) 20 82 40

Air (ml) 87,1 87,3 90

Lemak (gr) 4,5 3,5 3,8

Karbohidrat 7,1 4,9 6,9

Ash (gr) 0,21 0,72 0,34


(26)

Mineral

Na 16 50 21

K 53 144 69

Ca 33 128 46

P 14 93 32

Mg 4 13 5,3

Fe 0,05 Trace 1,3

Zn 0,15 0,04 0,42

Vitamin

Dikutip dari Kristiyanti,(2009) C.Manfaat ASI

1) Bagi Bayi

a. Umumnya bayi lebih cerdas karena menyusui memberikan banyak stimulasi secara bersamaan pada bayi.

b. Meningkatkan kedekatan Ibu dan bayi .bayi yang merasakan kehangatan ibunya akan lebih tenang,serta tidur lebih baik sehingga dapat bertumbuh dan berkembeng secara optimal.

A (iu) 182 140 210

C (mg) 5 1 5,3

D (iu) 2,2 42 42

E (iu) 0,08 0,04 0,04

Thiamin (mg) 0,01 0,04 0,04

Riboflavin (mg) 0,04 0,03 0,06

Niacin (mg) 0,2 0,17 0,7

Ph Alkaline Acid Acid

Bacteria iontent Sterle Nonsterile Sterile


(27)

c. Setiap kali menyusui,bagian payudara yang masuk ke dalam mulut bayi cukup besar sehingga pertumbuhan rahang cenderung bulat dan melebar untuk menyediakan tempat yag cukup bagi pertumbuhan gigi tetap dan mencegah pertumbuhan gigi yang tidak teratur.

2) Bagi Ibu

a. Mempercepat berhentinya pendarahan dan penyembuhan setelah melahirkan.

b. Mengurangi depresi setelah melahirkan (baby blues). c. Mengurangi kanker payudara dan kanker indung telur. d. Mangurangi resiko osteoporosis.

e. Mengurahi resiko diabetes mellitus. f. Mempercepat penurunan berat badan .

g. Menumbuhkan rasa bangga rasa bahagia jika Ibu berhasil menyusui secara esklusif selama 6 bulan pertama dan tetap menyusi hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih.

3) Bagi keluarga

a. Menghemat biaya yang dikeluarkan untuk membeli susu formula. b. Metode penjarangan kehamilan alami selama 6 bulan pertama.

c. Meningkatkan kehangatan dan dukung dan kedekatan emosi antar anggota keluarga.

4) Bagi lingkungan

a. ASI begitu sederhana dan praktis, tidak menghabiskan energi dan sumber daya alam.


(28)

b. Menyusui mengurangi sampah (kaleng/kardus kemasan susu formula,botol susu dan empeng) yang sulit didaur ulang. (Handy, 2010).

D. Pengertian Menyusui

Menyusui merupakan salah satu komponen dari sistem reproduksi: hamil, melahirkan dan menyusui. Proses menyusui tidak selalu berjalan dengan baik karena menyusui itu bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, tetapi merupakan suatu keterampilan yang perlu diajarkan dan dipersiapkan sejak hamil.

1. Persiapan agar Ibu berhasil menyusui

a. Persiapan fisik Ibu yang di butuhkan ibu adalah (1) makanan yang bergizi disesuaikan dengan keperluan ibu hamil agar kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah sekitar 11 kg; (2) Senam hamil; (3) Pemeriksaan kehamilan yang teratur; (4) cukup istirahat.

b. Persiapan mental ibu yang di butuh ibu adalah; (1) Meyakinkan ibu bahwa menyusui merupakan proses alamiah dan setiap ibu dapat menyusui asalkan dilaksakan dengan baik; (2) Menambah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI sehingga ibu termotivasi untuk menyusui; (3) Mengikutsertakan suami dan anggota keluarga lain untuk mendukung ibu dalam menyusui (Yuliarti, 2010).

E. Cara menyusui yang benar

Menurut Suherni (2010 ) cara menyusui yang benar adalah (1) Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian di oleskan pada puting susu dan areola; (2) Ibu berada pada posisi yang rilex dan nyaman; (3) Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang 17


(29)

bayinya; (4) Payudara di pegang dengan menggunakan ibu jari diatas sedangkan jari yang lainya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk membentuk putting susu demikian rupa sehingga mudah memasukanya ke mulut bayi; (5) Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara: menyentuhkan bibir bayi ke putting susu atau dengan cara menyetuh sisi mulut bayi; (6) Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu digerakan ke mulut bayi; (7)Arahkan bibir bawah bayi di bawah putting susu sehingga dagu bayi menyentuh payudara; (8)Perhatikanlah bayi selama menyusui itu.


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Independent Variabel Dependent

B. Hipotesis

Hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan Ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan.

Pengetahuan Ibu menyusui

Pemberian ASI eksklusif


(31)

C. Defenisi Operasional N o Variabel Penelitian Defenisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala Ukur 1 Independen:

Pengetahuan

Pemahaman atau

kemampuan ibu menyusui tentang

pengertian ASI eksklusif serta manfaat ASI eksklusif .

Kuesioner Angket 1.Nilai baik, jika responden mampu menjawab dengan skor 8-15

2.Nilai Cukup, jika responden mampu menjawab dengan skor 0-7 Ordinal

2 Dependen: Pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI saja tanpa

tambahan cairan lain selama 0-6 bulan.

kuesioner Angket 1. Ya 2. Tidak

Nominal 20


(32)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Arikunto, 2006 (dalam Setiawan dan Saryono, 2010, hal.172), desain penelitian adalah studi korelasi (Correlation Study) dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Dimana peneliti ingin mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI ekslusif di kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 6 bulan – 1 tahun di Kelurahan Sei Sikambing Medan yaitu sebanyak 462 bayi yang di ambil berdasarkan jumlah sasaran bayi di Puskesmas Helvetia Medan.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling sesuai menurut Sugiono, 2001 ( dalam Azis, A .2007) yaitu dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi.

Dalam menentukan besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Solvin yaitu:


(33)

n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = standar eror (10%)

n = 462 1+(462.0.12 n = 462/1 + (4,62) n = 462/ 5,62 n = 82,2 n = 82

Kriteria inklusi:

a.Ibu yang mempunyai bayi usia 6 bulan – 1 tahun. b.Ibu yang menyusui

c.Ibu yang bersedia menjadi responden penelitian.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sei Sikambing Medan. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena mudah dijangkau oleh peneliti dan cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah di banding kelurahan-kelurahan lain di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan.


(34)

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-April Tahun 2012.

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat izin dari Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Puskesmas Helvetia Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang berisikan tentang pengetahuan ibu menyusui dan pemberian ASI eksklusif. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah bentuk pertanyaan tertutup (Closed Ended) dimana jawaban yang disediakan yaitu “Benar dan Salah” untuk kuesioner pengetahuan dan “Ya dan Tidak” untuk kuesioner pemberian ASI ekslusif. Selain itu,


(35)

instrumen penelitian yang juga digunakan adalah berupa angket.Kuesioner ini diberikan pada saat ibu datang ke posyandu yang ada di kelurahan Sei Sekambing Medan.

Bagian instrumen berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan ibu menyusui, bagian ini terdiri atas 15 penyataan. Di mana jawaban yang benar diberi nilai 1 dan yang salah di beri 0. Dimana untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan sebagai berikut:

a. Menentukan nilai terbesar dan terkecil Nilai terbesar : 15

Nilai terkecil : 0

b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang : nilai terbesar – nilai terkecil : 15 – 0

: 15

c. Menentukan nilai panjang kelas (i)

Panjang kelas (i) = rentang = 15 = 7,5 = 7 Banyak kelas 2

d. Menentukan kategori berdasarkan perolehan nilai

Baik : apabila responden mendapatkan skor 8-15 Cukup : apabila responden mendapat skor 0-7 G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas tidak dilakukan pada instrumen penelitian ini, karena instrumen penelitian ini merupakan instrumen penelitian terdahulu yang sejenis yang dilakukan oleh Resytesya Mulianda (2010) dengan nilai uji validatas 0,77 dan nilai reliabilitas 0,62 .


(36)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden, untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 bulan – 1 tahun. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin kepada Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan Kepala Puskesmas Helvetia. Setelah mendapat izin, peneliti memulai penelitian dengan mengikuti beberapa kegiatan di 5 posyandu yang ada di kelurahan tersebut yaitu posyandu Anyelir, Melati, Kamboja, Cempaka dan Mawar. Kemudian pada saat peneliti mengikuti kegiatan posyandu peneliti, mengidentifikasi ibu menyusui yang memiliki bayi usia 6 bulan – 1 tahun. Selanjutnya melakukan pengambilan sampel sesuai dengan jumlah yang telah tetapkan yaitu 17 orang ibu menyusui di Posyandu Melati yang dilakukan pada tanggal 6 Maret 2012 , 17 orang di Posyandu Mawar yang dilakukan pada tanggal 7 Maret 2012,16 orang di Posyandu Anyelir yang dilakukan pada tanggal 5 April 2012, 16 orang di Posyandu Kamboja yang dilakukan pada tanggal 12 April 2012, 16 orang di Posyandu Cempaka yang dilakukan pada tanggal 16 April 2012. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian peneliti meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani

informed consent, setelah itu peneliti memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian kuesioner. Setelah memberikan penjelasan, peneliti memberikan kuesioner untuk mengidentifikasikan hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 6 bulan-1 tahun di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012. Lembar kuesioner diisi oleh ibu kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.


(37)

I. Analisa Data 1. Pengolahan Data

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk memeriksa data yang sudah terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi tanpa dilakukan penggantian jawaban responden.

b. Coding

Pada tahap ini dilakukan dengan memberi kode pada semua variabel agar mempermudah dalam pengolahan data.

c. Tabulating

Tabulasi dilakukan untuk pengorganisasian data yang sudah terkumpul agar mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan serta dianalisa.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi setiap variabel penelitian yaitu karakteristik responden, variabel bebas pengetahuan dan variabel terikat prilaku ibu menyusui pada pemberian ASI eksklusif. b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diteliti yaitu pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif . pengetahuan merupakan skala ordinal, pemberian ASI eksklusif berskala nominal, maka analisa yang digunakan adalah uji Fisher Exact.


(38)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012 sebanyak 82 responden.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu menyusui umur, pendidikan, paritas, pengetahuan ibu menyusui dan pemberian ASI eksklusif.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Dalam menganalisa data bivariat, uji pengetahuan merupakan skala ordinal, pemberian ASI eksklusif berskala nominal, maka analisa yang digunakan adalah uji Fisher Exact.

1. Analisis Univariat

1.1Karakteristik Responden

Berdasarkan golongan umur di dapati bahwa mayoritas responden berumur 20-35 tahun sebanyak 62 responden (75,6%), berumur > 20-35 tahun sebanyak 14 responden (17,1%), dan minoritas berumur < 20 tahun sebanyak 6 responden (7,3%).

Berdasarkan golongan pendidikan di dapati bahwa mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 56 responden (68,3%), berpendidikan PT sebanyak 20 reponden (24,4%), berpendidikan SMP sebanyak 5 responden (6,1) dan minoritas berpendidikan SD sebanyak 1 responden (1,2%).


(39)

Berdasarkan golongan Paritas di dapati bahwa mayoritas paritas responden Multipara sebanyak 33 responden (40,2%), paritas primipara sebanyak 29 reponden 35,4%), dan minoritas scundipara sebanyak 20 responden (24,4%).Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012

di peroleh hasil sebagai berikut:

No F %

1 Umur

1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35tahun

6 62 14 7,3 75,6 17,1

Total 82 100

2 Pendidikan terakhir 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT 1 5 56 20 1,2 6,1 68,3 24,4

Total 82 100

3 Paritas

1. Primipara 2. Scundipara 3. Multipara 29 20 33 35,4 24,4 40,2

Total 82 100

1.2Pengetahuan Ibu menyusui

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, distribusi jawaban responden tentang Pengetahuan Ibu menyusui mayoritas responden memberikan jawaban benar pada pertanyaan nomor 1 yaitu ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan sempurna bagi bayi sebanyak 75 responden (91,5%), dan minoritas responden yang menjawab benar pada pertanyaan nomor 8 dan nomor 12 yaitu pertanyaan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif lebih jarang sakit dibandingkan bayi yang mendapat ASI eksklusif dan pertanyaan Manfaat Pemberian ASI pada ibu adalah untuk mempercepat 28


(40)

involusi uterus (sebagai metode alat kontrasepsi ilmiah, menjarangkan kehamilan, praktis serta mengurangi kemungkinan terjadinya kanker rahim) sebanyak 23 responden (28,0%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pertanyaan Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012

di peroleh hasil sebagai berikut:

Pertanyaan Pilihan Jawaban Jumlah

Benar Salah

f % f % F %

1. ASI (Air Susu Ibu ) adalah Makanan paling sempurna bagi bayi.

75 91,5 7 8,5 82 100 2. ASI esklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan.

72 87,8 10 12,2 82 100 3. ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga atau

keempat yang biasanya bewarna kuning atau kekuningan di sebut kolostrum.

45 54,9 37 45,1 82 100

4. Kolostrum mengandung zat kekebalan lebih banyak susu setelah 1 minggu.

43 52,4 39 47,6 82 100 5. Manfaat pemberian ASI salah satunya adalah

meningkatkan jalinan kasih sayang.

54 65,9 28 34,1 82 100 6. ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum

menjadi ASI matang di sebut ASI transisi/ jolong.

35 42,7 47 57,3 82 100 7. ASI dapat meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian

berbicara.

72 87,8 10 12,2 82 100 8. Bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif lebih jarang sakit

dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif.

23 28,0 59 72,0 82 100 9. ASI bersifat praktis dan mudah diberikan kepada bayi

tetapi tidak bersih.

28 34,1 54 65,9 82 100 10. Cara memperbanyak ASI adalah disusui sesering mungkin

serta asupan makanan yang bergizi serta yang banyak mengandung cairan.

65 79,3 17 20,7 82 100

11. Pemberian ASI merupakan metode pembelajaran makanan yang baik, terutama bayi berumur kurang dari 4 bulan.

33 40,2 49 59,8 82 100 12. Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah untuk

mempercepat involusi uterus ( terbentuk semula ) sebagai metode alat kontrasepsi ilmiah, menjarangkan kehamilan, praktis serta mengurangi kemungkinan terjadinya kanker rahim.

23 28,0 59 72,0 82 100

13. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu dan menyentuh sisi mulut bayi.

63 76,8 19 23,2 82 100

14. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air dahulu

67 81,7 15 18,3 82 100 15. Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan

gizi menjadi lebih maksimal


(41)

Berdasarkan hasil Penelitian Pengetahuan ibu menyusui di kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012 adalah mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 54 responden (65,9%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang Cukup sebanyak 28 responden (34,1%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu menyusui di kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

Kategori F %

Cukup 28 34,1

Baik 54 65,9

Total 82 100

1.3Pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012 adalah mayoritas responden yang tidak memberi ASI eksklusif sebanyak 80 responden (97,6%), dan minoritas responden yang memberi ASI eksklusif sebanyak 2 responden (2,4%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

Pemberian ASI Esklusif F %

Ya 2 2,4

Tidak 80 97,6

Total 82 100


(42)

1.4Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI eksklusif Analisis hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif diukur dengan menggunakan uji Fisher Exact. Dari hasil analisis data di dapat p value= 0,545 (α=0,05) dengan p value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berpengetahuan Baik sebanyak 54 responden (65,9%) ,yang terdiri dari yang berpengetahuan baik dan memberikan ASI esklusif sebanyak 2 responden (2,4%), dan yang berpengetahuan baik dan tidak memberi ASI eksklusif sebanyak 52 responden (63,5%) dan minoritas responden yang berpengetahuan Cukup dan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 28 responden (34,1%) . Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini.

Tabel 5.5

Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sekambing Medan

Tahun 2012

Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif Total % p value

Ya Tidak

F % F %

Baik Cukup 2 0 2,4 0 52 28 63,5 34,1 54 28 65,9 34,1 0,545


(43)

B.Pembahasan

Dari hasil penelitian tersebut telah diperoleh data yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner pada ibu menyusui sebanyak 82 responden di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut:

1. Pengetahuan Ibu menyusui tentang Pemberian ASI Esklusif

Dari hasil penelitian didapatkan mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 54 responden (65,9%), dan minoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang cukup sebanyak 28 responden (34,1%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan ini merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang di mana dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang di dasari oleh pengetahuan, akan lebih bertahan lama dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003).

2. Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil penelitian dari 82 responden menunjukan bahwa 80 responden (97,6%) tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan 2 responden (2,4%) memberikan ASI eksklusif.

Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan atau praktik (practice) adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.


(44)

Dalam Notoatmodjo (2003), setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kemudian akan mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Dalam analisa yang dilakukan oleh WHO tahun 2001 bahwa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap sesuatu objek mempengaruhi tindakannya dan perilaku ini terjadi melalui suatu proses. 3. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Berdasarkan hasil analisa statistik dengan Fisher Exact maka didapat p value

=0,545 (α=0,05) dengan p value > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini ditolak yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Resytesya Mulianda (2010) yang mengatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini berarti bahwa Ibu menyusui yang memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif mereka akan memberikan ASI eksklusif pula.

Walaupun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI Esklusif, bukan berarti hasil penelitian ini menunjukkan adanya kegagalan dalam pemberian ASI Esklusif, karena sebagian besar Ibu menyusui sudah mengetahui tentang ASI Esklusif dan sebagian besar Ibu menyusui sudah melaksanakan pemberian ASI eksklusif.

Berdasarkan wawancara peneliti, ada beberapa alasan yang mempengaruhi tindakan ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu ibu melahirkan bayi prematur, puting susu ibu masuk kedalam, ibu bekerja, dan ibu bersalin dengan SC. Peneliti menyarankan


(45)

perlunya pemberian informasi tentang pentingnya ASI eksklusif pada ibu menyusui termasuk didalamnya pelatihan bidan, selain itu penelitian ini perlu ditindak lanjuti melalui penelitian dengan skala yang lebih luas serta dengan metode yang lebih bervariasi untuk memberikan keyakinan terhadap hasil yang diperoleh, sehingga hasilnya lebih bermanfaat dan dapat diterapkan.

Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif dipengaruhi oleh promosi produk-produk makanan tambahan dan susu formula. Menurut Adelia, iklan-iklan tersebut bisa mengarahkan para ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikanya kepada bayi belum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi (Prasetyo, 2009).

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak selamanya ibu menyusui yang mempunyai pengetahuan yang baik akan memberikan ASI eksklusif, atau sebaliknya yang mempunyai pengetahuan yang kurang tidak akan memberikan ASI eksklusif. 4. Keterbatasan Penelitian

Rancangan penelitian Cross Sectional mempunyai kelemahan dimana hubungan sebab akibat tidak bisa di jelaskan secara tepat, karena didapat pada saat yang bersamaan dan tidak ada waktu pengamatan.

5. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan / Pendidikan Bidan a. Bagi Pelayanan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber informasi bagi petugas kebidanan terutama dalam praktek asuhan kebidanan pada ibu dan bayinya terhadap pemberian ASI eksklusif.

b. Bagi Pendidikan Bidan

Sebagai sumber informasi untuk penelitian berikutnya dengan penelitian yang sejenis.

36


(46)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dari hasil tinjauan hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012, maka peneliti dapat menyimpulkan dan memberikan saran-saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Mayoritas umur responden adalah 20 -35 tahun (75,6%). 2. Mayoritas pendidikan responden adalah SMA (68,3%). 3. Mayoritas paritas responden adalah Multipara (40,2%).

4. Mayoritas responden yang mempunyai pengetahuan yang baik (65,9%).

5. Jumlah ibu yang berpengetahuan baik memberikan ASI Eksklusif adalah (2,4%). 6. Jumlah ibu yang berpengetahuan Cukup memberikan ASI Eksklusif adalah (0%). 7. Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Fisher Exact diperoleh nilai p

value 0,545 dengan nilai α 0,05 (5%), maka dapat ditarik kesimpulan yaitu p value

0,545 > α 0,05 (5%) yaitu tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.


(47)

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan Meningkatkan informasi tentang pengetahuan tentang pemberian ASI eksklusif.

2. Bagi Profesi Bidan

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan tentang pemberian ASI eksklusif bagi tenaga kesehatan dalam memberikan imformasi tentang pemberian ASI eksklusif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang lebih luas.

4. Bagi Insitusi Pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan Sebagai refrensi yang melengkapi bahan perpustakaan dan bahan bacaan agar bermanfaat dalam proses belajar mengajar dan menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa Sumatra Utara khusus Progam D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. ( 2006 ). Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta:Rineka Cipta.

Cadwell, Turner, Matfei. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Handy, Fransisca. 2010. Panduan Menyusui & Makanan Sehat Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda.

Hidayat, A.A. 2007.Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Kodrat, Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI & Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati Anda.

Yogyakarta: MEDIA BACA

Kristiyansari, Weni. 2009. ASI, Menyusui, & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika.

Linkages. 2002. Pemberian Asi Esklusif Atau Asi Saja : Satu- Satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini. Medan: USU , diakses oleh Devi Susana Pinem.

Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi penelitian bidang kesehatan,keperawatan, kebidanan,kedokteran disertai contoh KTI,Skripsi,Tesis.Yogyakarta: Fitramaya. Marlina,Endah. 2005. Hubungan Pengetahuan Sikap Ibu Tantang Asi Esklusif Dengan Praktek Pemberian Asi Esklusif Di Rumah Sakit Bersalin Se-Kecamatan Seragen Kabupaten Seragen.Medan: USU , diakses oleh Devi Susana Pinem. Notoatmodjo,Soekidjo. 2002. Ilmu Kesehatan masyarakat . Jakarta: PT RINEKA

CIPTA

---. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,. Jakarta: PT RINEKA CIPTA


(49)

---. 2007. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Prasetyono,Dwi sunar. 2005. Buku pintar ASI Esklusif pengenalan, pratik, dan kemanfaatan-kemanfaatanya. Jogjakarta: DIVA press (Anggota IKAPI)

Mulianda, Resytesya. 2010 Hubungan pengetahuan dan sikap Ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Delima II Desa Baru Dusun II Batang Kuis tahun 2010. Medan USU diakses oleh Devi Susana Pinem.

Riset Kesehatan Dasar. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Roesli, Utami. 2005. ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya Anggota IKAPI. ---. 2009. ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya Anggota IKAPI

Suherni, Widyasih, Rahmawati. 2010. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. Setiawan dan Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DII, DIV, S1, dan S2.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban Asi Makanan Terbaik Untuk Kesehatan Kecerdasan Dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET


(50)

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Dengan hormat

Nama saya Devi Susana Pinem, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan pendidik fakultas keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Sei Sikambing Tahun 2012”.

ASI adalah cairan hidup yang bener-bener dapat membasmi bakteri. Penelitian telah menunjuk bahwa walaupun dibiarkan pada suhu ruangan, ASI akan mematikan bakteri apapun dan tetap aman serta menyehatkan bagi bayi berjam-jam lamanya. (Chubley, 2010 ).

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. (Kristiyansari,2009 ).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui dengan pemberian ASI eksklusif usia 6 bulan – 1 tahun akan melakukan wawancara tekstruktur kepada ibu tentang :

a. Kuiseoner pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif yang terdiri dari 15 pertanyaan.

b. Serta pemberian ASI eksklusif.

Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan gunakan untuk kepentingan peneliti.


(51)

Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat mengubungi saya : Nama : Devi Susana Pinem

Alamat : TjG.beringin,Psr.V .Kab.Langkat No Hp : 081269407527

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahani berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.

Medan, 2012

Peneliti


(52)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (IMFORMED CONSENT)

Saya yang beartanda tangan di baawah ini: Nama :

Umur : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Esklusif di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012”. Maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut .

Demikianlah surat pernyatakan ini untuk dapat di pergunakan seperlunya.

Medan, 2012


(53)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI KELURAHAN SEI SIKAMBING MEDAN TAHUN 2012

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Nama : Kode :

b. Umur : < 20 Thn

20 – 35 Thn

> 35 Thn

c. Pendidikan : Tidak sekolah / SD

SMP / SMA sederajat

Diploma III / Sarjana (PT)

d. Paritas : Primipara

Scundipara

Multipara II. Pengetahuan

Petunjuk: Pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang ASI esklusif

Isilah kuesioner berikut dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom berikut.

No. Pertanyaan Benar Salah

1. ASI (Air Susu Ibu ) adalah Makanan paling sempurna bagi bayi.

2. ASI esklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan.

3. ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat yang biasanya bewarna kuning atau kekuningan di sebut kolostrum.


(54)

4. Kolostrum mengandung zat kekebalan lebih banyak susu setelah 1 minggu. 5. Manfaat pemberian ASI salah satunya

adalah meningkatkan jalinan kasih sayang.

6. ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI matang di sebut ASI transisi/ jolong.

7. ASI dapat meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara.

8. Bayi yang tidak mendapat ASI Ekslusif lebih jarang sakit dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI Esklusif.

9. ASI bersifat praktis dan mudah diberikan kepada bayi tetapi tidak bersih.

10. Cara memperbanyak ASI adalah disusui sesering mungkin serta asupan makanan yang bergizi serta yang banyak

mengandung cairan.

11. Pemberian ASI merupakan metode pembelajaran makanan yang baik, terutama bayi berumur kurang dari 4 bulan.

12. Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah untuk mempercepat involusi uterus ( terbentuk semula ) sebagai metode alat kontrasepsi ilmiah, menjarangkan kehamilan, praktis serta mengurangi kemungkinan terjadinya kanker rahim. 13. Bayi diberi rangsangan agar membuka

mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu dan menyentuh sisi mulut bayi.

14. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air dahulu.

15. Proses pemberian ASI yang lancar

memungkinkan asupan gizi menjadi lebih maksimal.


(55)

B. Pemberian ASI esklusif

Petunjuk: Pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan pemberian ASI esklusif

Isilah kuesioner berikut dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom berikut.

NO Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah ibu memberikan ASI saja tanpa ada memberikan makanan tambahan lain pada bayi ibu di usia 0-6 bulan.


(56)

(1)

Bila ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat mengubungi saya : Nama : Devi Susana Pinem

Alamat : TjG.beringin,Psr.V .Kab.Langkat No Hp : 081269407527

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpatisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahani berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami siapkan.

Medan, 2012

Peneliti


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (IMFORMED CONSENT)

Saya yang beartanda tangan di baawah ini: Nama :

Umur : Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Esklusif di Kelurahan Sei Sekambing Medan Tahun 2012”. Maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut .

Demikianlah surat pernyatakan ini untuk dapat di pergunakan seperlunya.

Medan, 2012

( ) Lampiran 2


(3)

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI KELURAHAN SEI SIKAMBING MEDAN TAHUN 2012

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN

a. Nama : Kode :

b. Umur : < 20 Thn

20 – 35 Thn

> 35 Thn

c. Pendidikan : Tidak sekolah / SD

SMP / SMA sederajat

Diploma III / Sarjana (PT)

d. Paritas : Primipara

Scundipara

Multipara II. Pengetahuan

Petunjuk: Pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang ASI esklusif

Isilah kuesioner berikut dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom berikut.

No. Pertanyaan Benar Salah

1. ASI (Air Susu Ibu ) adalah Makanan paling sempurna bagi bayi.

2. ASI esklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan.

3. ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat yang biasanya bewarna kuning atau kekuningan di sebut kolostrum.


(4)

4. Kolostrum mengandung zat kekebalan lebih banyak susu setelah 1 minggu. 5. Manfaat pemberian ASI salah satunya

adalah meningkatkan jalinan kasih sayang.

6. ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI matang di sebut ASI transisi/ jolong.

7. ASI dapat meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian berbicara.

8. Bayi yang tidak mendapat ASI Ekslusif lebih jarang sakit dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI Esklusif.

9. ASI bersifat praktis dan mudah diberikan kepada bayi tetapi tidak bersih.

10. Cara memperbanyak ASI adalah disusui sesering mungkin serta asupan makanan yang bergizi serta yang banyak

mengandung cairan.

11. Pemberian ASI merupakan metode pembelajaran makanan yang baik, terutama bayi berumur kurang dari 4 bulan.

12. Manfaat pemberian ASI pada ibu adalah untuk mempercepat involusi uterus ( terbentuk semula ) sebagai metode alat kontrasepsi ilmiah, menjarangkan kehamilan, praktis serta mengurangi kemungkinan terjadinya kanker rahim. 13. Bayi diberi rangsangan agar membuka

mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu dan menyentuh sisi mulut bayi.

14. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air dahulu.

15. Proses pemberian ASI yang lancar

memungkinkan asupan gizi menjadi lebih maksimal.


(5)

B. Pemberian ASI esklusif

Petunjuk: Pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan pemberian ASI esklusif

Isilah kuesioner berikut dengan memberikan tanda checklist ( √ ) pada kolom berikut.

NO Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah ibu memberikan ASI saja tanpa ada memberikan makanan tambahan lain pada bayi ibu di usia 0-6 bulan.


(6)

Dokumen yang terkait

Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

10 100 54

Hubungan Sosial Budaya Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Bener Meriah Tahun 2013

21 120 173

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Di Puskesmas Padang Bulan Medan

1 28 44

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pola Pemberian Asi, MP-ASI Dan Pola Penyakit Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Dusun III Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

1 36 58

Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2007

0 27 61

Hubungan Motivasi Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Dusun XVI Sidomulyo Desa Klumpang Kebun Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

0 55 88

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian Asi Eksklusif.

1 2 16

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Asi Eksklusif Dengan Motivasi Pemberian Asi Eksklusif.

0 1 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan - Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Sei Sikambing Medan Tahun 2012

0 0 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA

0 0 12