DAMPAK PENGEMBANGAN SENTRA TAMBAK UDANG TERHADAP KERUSAKAN HUTAN MANGROVE KAWASAN PESISIR PANTAI MUARAREJA KOTA TEGAL

DAMPAK PENGEMBANGAN SENTRA TAMBAK UDANG TERHADAP
KERUSAKAN HUTAN MANGROVE KAWASAN PESISIR PANTAI
MUARAREJA KOTA TEGAL
Oleh: Yuda Hanggara ( 03230061 )
Dept. of Goverment Science
Dibuat: 2008-03-26 , dengan 2 file(s).

Keywords: dampak, sentra tambak udang, kerusakan hutan mangrove
Sumber daya kelautan dan perikanan akan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk
kesejahteraan rakyat yang akhirnya dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru daerah.
Sehingga upaya untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan perairan laut serta
meningkatkan kontribusi pembangunan daerah dapat tercapai.
Terkait dengan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan pada perspektif otonomi daerah
tersebut diatas, di propinsi Jawa Tengah melalui Proyek Pembangunan Masyarakat Pantai dan
Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Pantai secara berkelanjutan, yang berlokasi di Pantai
Muarareja Kota Tegal dengan konsentrasi khusus di pantai Muarareja.
Langkah penanaman bakau kerap tidak berjalan optimal karena rancangan tidak didasarkan pada
pertimbangan terpadu antara aspek ekologis, teknis, dan sosial ekonomi. Pemberdayaan
masyarakat pesisir yang masih minim mengakibatkan hutan bakau diperkirakan sebagai perusak
tambak. Mangrove yang ditanam juga rusak karena ulah masyarakat sendiri atau terhantam
ombak. Penanaman bakau harus dipasang lebih dulu alat pemecah ombak yang dapat meredam

gelombang laut. Pada tahun 2006 telah ditanam mangrove seluas 2.250 hektar di sepanjang
pantura di 10 . Hasil sementara masih cukup baik, tetapi berapa persen yang tumbuh baru akan
dievaluasi pada bulan Oktober 2006. Selain konservasi, aspek legal yang menjadi landasan
pengaturan dan perlindungan sabuk hijau pantai sangat diperlukan.
Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan
dan menganalisis sampai menyusun laporannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
yaitu dengan cara analisis yang menggambarkan keadaan obyek berdasarkan data yang
dikumpulkan dari lapangan penelitian dan tidak menggunakan data statistik.
Kondisi mangrove (hutan bakau) di Kota Tegal, Jawa Tengah, semakin memprihatinkan.
Kerapatan mangrove di pantai yang mempunyai garis pantai cukup panjang, sekitar 12 km itu
hanya terdapat 248 pohon per hektarenya atau kurang dari separuh kerapatan ideal 600 pohon per
hektare. Kondisi ini menyebabkan abrasi terjadi di pantai kota Tegal, terutama di Desa
Muarareja sehingga pantai kota Tegal berkurang sekitar 10 meter setiap tahunnya.
Menipisnya mangrove yang ada di Kota Tegal, selain disebabkan faktor alam (gempuran ombak)
juga adanya perubahan perilaku penduduk yang kurang bijaksana dalam memanfaatkan
mangrove. Antara lain, tindakan warga yang melakukan penebangan mangrove untuk dijadikan
tambak-tambak udang. Selain itu, pemanfaatan yang paling banyak adalah untuk kayu bakar,
baik yang sudah tua maupun tunasnya. Penebangan terhadap hutan bakau, sudah dilakukan
penduduk dan pemilik tambak udang di kawasan pantai utara dari Brebes hingga Tegal. Menurut
para pemilik tambak udang, penebangan hutan bakau tersebut, karena dinilai mengganggu

kehidupan udang, akibat tingkat keasaman yang cukup tinggi dari hutan bakau. Dampak konkret
yang bisa dilihat dari perbuatan itu, yakni terjadi abrasi yang tentu saja merugikan bagi
masyarakat sendiri, baik tempat tinggal maupun tambak yang hilang disapu gelombang air laut
yang dapat langsung menerjangnya, karena tidak tertahan mangrove, sebagai pelindung

gempuran ombak.
Tahun ini pemerintah Kota Tegal mengajukan anggaran ke provinsi untuk melanjutkan proyek
pemasangan batu pemecah ombak. Tahun lalu sudah digunakan menangani abrasi 12 kilometer
kemudian dilanjutkan tahun ini karena jarak antara garis pantai dengan tambak semakin dekat 510 meter. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah juga menganggarkan dana untuk mengatasi masalah
abrasi ini.
Melihat gejala perusakan hutan mangrove untuk berbagai kepentingan tersebut maka diperlukan
konsiderasi komunitas dalam perlindungan dan pengelolaan serta rehabilitasi ekosistem
mangrove secara optimal dan berkelanjutan. Penanaman dan penanggulangan sudah dilakukan
tetapi hasilnya belum maksimal. Sedangkan sosialisasi yang dilakukan tidak berjalan sehingga
perlu pendekatan yang lebih terhadap masyarakat dengan program-program yang lebih fokus.
Solusi atas kerusakan hutan mangrove yang dikarenakan budidaya tambak udang tidak dapat
diselesaikan hanya dengan kembali pada pola budidaya tradisional namun juga menyelesaikan
dampak sosial ekonomi yang kemungkinan akan timbul. Pemerintah kota Tegal harus dapat
melakukan pendekatan agar lahan hutan mangrove yang sudah terlanjur dipergunakan sebagai
tambak bisa dilanjutkan karena kawasan tersebut sudah tidak lagi reprsentatif untuk lahan

konservasi. Namun akan lebih baik jika timbul kesadaran dari petambak untuk meremajakan
hutan mangrove di sekitar tambak sebagai penyeimbang. Sedangkan hutan mangrove yang masih
memiliki potensi keanekaragaman hayati tinggi harus mendapatkan perlindungan secara
maksimal guna mempertahankan kelestarian hutan mangrove dan keanekaragaman di dalamnya.

Oceaninc resource and fishery will be able to be exploited on an ongoing basis for the prosperity
of people which finally can become the source of growth of new economics area. So that strive
to take care of continuity of fish resource and environment territorial water of sea and also
improve contribution development of area can reach.
Related to management of fishery sumberdaya and oceaninc is in perpective the area autonomy
above, Central Java province through the Project Of Development of Coastal Society and
Management Of Resource Fishery of Coast on an ongoing basis, which have location in Coast of
Muarareja Tegal Town with special concentration in coast of Muarareja.
Step cultivation of frequent mangrove do not walk optimal because device do not be relied on
inwrought consideration between ecological aspect, technical, and economic social. Enableness
of coastal area society which still minim result mangrove forest estimated as pest of fishpond.
Planted Mangrove also destroy because act of society alone or punched by wave. Cultivation of
mangrove have to be attached in advance knapping appliance of wave able to weaken waving
sea. In the year 2006 have been planted by mangrove for the width of 2.250 hectare alongside
pantura in 10. Result of whereas still is good enough, but how much/many gratuity which grow

will evaluate in October 2006. Besides conservation, legal aspect which become the basis for
arrangement and protection of green belt of coast very is needed.
Research method is the way of conducting an activity to look for, to noting, formulating and
analysing compile its report. This research represent descriptive research that is by analysis
depicting situation of obyek pursuant to collected data of research field and do not use statistical.
Condition of mangrove (mangrove forest) in Tegal Town, Central Java, progressively concern.
Closeness of mangrove [in] coast having coastline enough length, around 12 that km only there
are 248 tree per its it or half less than ideal closeness 600 tree per hektare. This condition cause
abrasi happened in Tegal town coast, especially in Countryside of Muarareja so that Tegal town

coast decrease around 10 metre every year.
Attenuating of it mangrove exist in Tegal Town, besides caused by natural factor (wave attack)
also the existence of change of behavior of undiplomatic resident in exploiting mangrove. For
example, citizen action conducting hewing of mangrove to be made by prawn fishponds.
Besides, exploiting which at most is to firewood, both for have old and also its bydm soriyt.
Hewing to mangrove forest, have been done/conducted by owner and resident dam out prawn in
coastal area is north the than Brebes till Tegal. According to all owner dam out prawn,
deforestation of mangrove, because assessed to bother life of prawn, effect of acidity storey;
level which enough is high the than mangrove forest. Affect konkret which can be seen from that
deed, namely happened abrasi which of course harm to society alone, residence goodness and

also missing fishpond sweeped by waving direct which can sea water dashing against it, because
is irrepressible of mangrove, as protector of wave attack.
This year of government of Tegal Town raise budget to provinsi to continue the project of
installation of knapping stone of wave. Last year have been used to handle abrasi 12 kilometre is
later; then continued by this year because distance among/between coastline with fishpond closer
5-10 metre. Governmental of Province Central Java also budget fund to overcome the problem of
this abrasi.
See symptom disforesting of mangrove to various the importance hence needed by community
konsiderasi in management and protection and also rehabilitate mangrove ekosistem in an
optimal fashion and have continuation. Cultivation and of penanggulangan have been conducted
by but its result not yet is maximal. While conducted socialization do not walk so that need more
approach to society with more programs of focus.
Solution of damage of forest of mangrove which because of conducting dam out prawn cannot
be finished only returned at traditional conducting pattern but also finish social impact of
economics which is possibility will arise. Government of Tegal town have to earn to conduct
approach that/ to be] forest farm of mangrove have come too far unintentionally which have is
utilized as fishpond can be continued by because the area have shall no longger reprsentatif for
the farm of conservation. But will be more be good if arising awareness of petambak to
rejuvenate forest of mangrove around fishpond as penyeimbang. While forest of mangrove
which still have variety potency involve high have to get protection maximally utilize to

maintain continuity of forest of mangrove variety and in it.