TINJAUAN PUSTAKA Dinamika Transfer Energi Pada Protein α-Heliks Berdasarkan Ansatz I Model Davydov Dengan Variasi Kopling Antar Peptida

penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana menentukan persamaan gerak nonlinier Davydov dengan variasi kopling antar peptida? b. Bagaimana dinamika molekuler yang terjadi pada makromolekul protein?

1.4. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut: a. Solusi persamaan nonlinier Davydov dapat berupa soliton untuk parameter fisis tertentu yang tepat. b. Dinamika terjadi pada protein akan dipengaruhi oleh variasi kekuatan kopling.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Protein, Fungsi dan Strukturnya Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Kata protein berasal dari “protos atau proteos” yang berarti pertama atau utama yaitu senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino dan dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein merupakan makromolekul yang mempunyai fungsi sangat penting pada sel hewan atau manusia. Protein yang terdapat di dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. 2 Banyak dari proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung ada di dalam tubuh kita. Fungsi protein yaitu sebagai enzim atau katalisator reaksi-reaksi biokimia dalam sel, sebagai alat pengangkut dan penyimpan molekul-molekul kecil dan ion, sebagai penunjang mekanis atau keomponen pendukung kekuatan regang, sebagai media perambatan impuls saraf, sebagai pengendalian pertumbuhan, sebagai komponen sistem kekebalan tubuh, sebagai pengatur ekspresi genetik. 4 Fungsi Protein tidak hanya dijelaskan dengan bahan-bahan kimia pada molekul yang membentuk protein tetapi juga pada dinamika fisika pada protein. Sekarang protein dilihat sebagai dinamika objek di samping objek-objek yang lain. Protein dapat disebut juga sebagai biomekanika, artinya secara efisien dapat mengubah energi kimia menjadi energi mekanik. Energi kimia pada protein adalah hasil reaksi dari hidrolisis ATP. 9 Protein merupakan polimerisasi dari 20 jenis asam amino L- α oleh ikatan peptida seperti pada Gambar 1. Setiap asam amino terdiri dari grup amino NH 2 yaitu sebuah grup karboksil COOH dan grup radikal R yang terkait pada α-karbon Cα. Grup radikal merupakan ciri yang membedakan antar jenis asam amino. Polimerisasi asam amino melalui ikatan peptida disebut juga sebagai polipeptida karena tampak seperti pengulangan grup peptida N-H- C=O atau disebut juga grup amida. Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer tingkat satu, sekunder tingkat dua, tersier tingkat tiga, dan kuarterner tingkat empat 4 seperti yang terlihat pada Gambar 2. Pada struktur sekunder protein, protein dapat terbentuk menjadi α-heliks atau bentuk lainnya. Protein alpha-helix α-helix, “puntiran alfa” yaitu protein berupa pilinan rantai asam amino berbentuk seperti spiral. Gambar 1. Reaksi Kondensasi Dua Asam Amino Membentuk Ikatan Peptida 10 Gambar 2. Struktur Protein Secara Umum. 10 2.2 Protein α-Heliks Di dalam sistem kehidupan biologi, protein α-heliks telah ditemukan. Protein α-heliks tersebut distabilkan oleh ikatan hidrogen dan dibentuk antar ikatan C=O dan N- H. Kelompok α-heliks mempunyai 3,6 asam amino setiap putaran pilinan dan tiga ikatan hidrogen yang menghubungkan satu peptida ke peptida yang lain. Dengan demikian, garis α-heliks muncul seperti tiga rantai kelompok asam amino melalui ikatan hidrogen yang dihubungkan oleh ikatan kovalen satu sama lain. 2 Di dalam α-heliks, asam amino kelompok R terlihat seperti bentuk polipeptida menggulung. Permukaan dari suatu α-heliks sebagian besar terdiri dari asam amino kelompok R. Prinsip dasar struktur protein mencakup struktur sekunder. Jenis struktur sekunder yang paling umum di dalam protein adalah α- heliks. Salah satu faktor utama di dalam stabilisasi yaitu membentuk suatu ikatan hidrogen. Struktur sekunder di dalam protein terbentuk karena suatu ikatan hidrogen untuk dibentuk dua elektronegatif atom dari α-heliks amida N Gambar 3. Struktur Protein α-Heliks. 11 dan gugus karbonil O harus saling berhubungan dengan hidrogen yang sama. Hidrogen dihubungkan dengan salah satu atom ikatan hidrogen itu secara kovalen tetapi saling berhubungan secara elektrostatik dengan lain penerima ikatan hidrogen. Di dalam protein hampir semua kelompok yang mampu mengikat hidrogen. 12,13 . Struktur protein α-heliks dapat dilihat pada Gambar 3. 2.3 Hidrolisis Adenosine Triphosphat ATP Adenosine Triphosphat ATP adalah suatu nukleotida yang dalam biokimia dikenal sebagai satuan molekular pertukaran energi intraselular. Artinya, ATP dapat digunakan untuk menyimpan dan menyalurkan energi kimia dalam sel. ATP juga berperan penting dalam sintesis asam nukleat. Molekul ATP juga digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan tumbuhan dalam respirasi selular. 12 ATP dapat dihasilkan melalui berbagai proses selular dan sering dijumpai di mitokondria melalui proses fosforilasi oksidatif dengan bantuan enzim pengkatalisis ATP sintase. Pada tumbuhan, proses ini lebih sering dijumpai di dalam kloroplas melalui proses fotosintesis. Bahan bakar utama sintesis ATP adalah glukosa dan asam lemak. Mula-mula, glukosa dipecah menjadi asam piruvat di dalam sitosol dalam reaksi glikolisis. Dari satu molekul glukosa akan dihasilkan dua molekul ATP. Tahap akhir dari sintesis ATP terjadi dalam mitokondria dan menghasilkan total 36 ATP. Peran ATP yang paling banyak dikenali orang adalah sebagai pembawa energi dalam bentuk yang tertukar sebagai ATP dan ADP. Fungsi ini berlangsung di berbagai kompartemen sel, tetapi kebanyakan terjadi pada sitosol ruang di dalam sitoplasma yang berisi cairan kental. Sebagai pembawa energi, ATP juga banyak dijumpai pada mitokondria. ATP dan nukleosida trifosfat lainnya dapat berada di luar sel menempati matriks ekstraselular. 14 Proses energi dihidrolisis oleh adenosine triphosphate ATP dalam adenosine diphosphate ADP adalah sebagai berikut. 5 ATP 4- + H 2 O  ADP 3- + HPO 2- 4 + H + 2.4 Model Davydov Pada Struktur Protein α-Heliks Model Davydov merupakan model yang diusulkan oleh A.S. Davydov untuk menjelaskan mekanisme transfer dan penyimpanan energi pada makromolekul biologi dengan menggunakan teori zat padat. 5 Pendekatan model ini berdasarkan eksperimen yang menunjukan adanya struktur periodik pada molekul-molekul biologi khususnya protein dan DNA. Teori zat padat digunakan terutama untuk menjelaskan masalah penting dalam bioenergetika yaitu tingginya efisiensi transfer energi yang terjadi dalam makromolekul biologi. Dalam menjelaskan transfer energi pada struktur protein, konsep elektron pada kristal molekul sering diadopsi, dalam hal ini menggunakan konsep eksiton. Konsep eksiton pertama kali diperkenalkan oleh Frenkel 1931 untuk menjelaskan konversi cahaya menjadi panas dalam zat padat. 6 Gambar 4.Model Davydov Pada Struktur Protein α-Heliks. 3 Model transfer energi pada protein yang diusulkan oleh Davydov adalah bioenergi yang terlibat disimpan sebagai energi vibrasi dari mode Amida-I peregangan C=O. Hal ini dikarenakan energi yang dihasilkan dari hidrolisis ATP yaitu sekitar 0.42 eV adalah dua kali kuanta energi vibrasi C=O, dimana satu kuanta vibrasi C=O berenergi sebesar 0.205 eV sehingga energi bebas yang dihasilkan dari hidrolisis ATP dapat mengeksitasi keadaan vibrasi internal protein Amida I sebesar dua kuanta energi. Mode vibrasi Amida-I terkopling dengan fonon kisi. Interaksi eksiton dengan fonon melalui kopling menyebabkan deformasi kisi yang mengakibatkan energi vibrasi Amida-I dapat terlokalisasi pada struktur heliks dan terjaga dari dispersi, sehingga memunculkan fenomena “self- localization ”. 5,6 Dalam hal ini, eksiton dapat dipandang sebagai soliton yang merambat sepanjang rantai molekular dengan tetap menjaga bentuk, energi dan momentum. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4 , daerah α-heliks protein merupakan suatu rantai asam amino yang berpilin dan digandeng oleh ikatan hidrogen. Terdapat tiga kanal sepanjang heliks dengan struktur sebagai berikut: 5 Davydov mengusulkan bahwa energi total sistem terdiri atas energi eksiton, fonon dan interaksi eksiton- fonon, dimana Hamiltonian terkait dapat dituliskan sebagai berikut: 3,5,6,15,16 Operator energi eksiton didefinisikan sebagai: dimana indeks n menunjukan molekul peptida ke-n dalam satu kanal protein. dan adalah operator kreasi dan anihilasi boson untuk osilator Amida-I C=O. E adalah energi eksiton, adalah kopling dipol-dipol antar unit terdekat antar peptida dalam satu kanal pada molekul peptida ke-n. merupakan operator jumlah number operator yang akan menghitung jumlah eksitasi pada setiap molekul. menyatakan transfer eksiton dari molekul peptida ke-n ke n±1. Sementara itu, operator energi fonon dinyatakan sebagai: dengan dan masing-masing menunjukan operator momentum dan posisi asam amino, M adalah massa asam amino dan w adalah konstanta pegas dari ikatan hidrogen. Terakhir, operator interaksi eksiton-fonon dinyatakan sebagai: dimana adalah parameter kopling eksiton-fonon yang menentukan tingkat nonlinieritas. Dalam representasi kuantisasi kedua operator posisi dan momentum dinyatakan dalam bentuk operator kreasi dan anihilasi fonon. Metode ini umumnya digunakan untuk menyederhanakan dan mempermudah penanganan kasus partikel banyak pada mekanika kuantum. 5,6,17 dimana dan adalah operator kreasi dan anihilasi fonon dengan bilangan gelombang k. Dengan hubungan operator pada persamaan 5 dan 6, Hamiltonian Davydov dalam representasi kuantisasi kedua dapat dituliskan sebagai berikut: dengan dan adalah frekuensi fonon yang dapat diperoleh dari relasi dispersi berikut: Dengan adalah jarak kisi. Untuk mengetahui perubahan Hamiltonian Davydov representasi kuantisasi pertama menjadi representasi kuantisasi kedua dapat dilihat di lampiran C. Model ansatz yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Akan tetapi dalam penelitian ini persamaan-persamaan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan ansatz , dimana adalah operator transformasi uniter yang mentransformasi keadaan dasar atau vakum ke keadaan quasi-klasik atau keadaan koheren . 5,18

BAB 3 BAHAN DAN METODE