Nilai Kalor Penelitian Utama

16

5. Nilai Kalor

Nilai kalor perlu diketahui dalam pembuatan briket, karena untuk mengetahui nilai panas pembakaran yang dapat dihasilkan oleh briket itu sendiri. Nilai kalor menjadi parameter mutu penting bagi briket sebagai bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan oleh bahan bakar briket, maka akan semakin baik pula kualitasnya. Nilai kalor adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu jumlah tertentu bahan bakar. Semakin tinggi berat jenis bahan bakar, maka semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Manik 2010, bahwa kualitas nilai kalor suatu briket akan meningkat seiring dengan bertambahnya bahan perekat yang digunakan dalam campuran suatu briket. Gambar 10. Histogram nilai kalor briket blotong Pembuatan briket pada blotong terbukti dapat meningkatkan nilai kalor blotong itu sendiri. Nilai kalor blotong awal sebelum dijadikan briket adalah 1026,00 kalgram. Nilai tersebut meningkat setelah dibuat menjadi briket. Kenaikan nilai kalor dapat dilihat sesuai dengan data hasil penelitian pada Gambar 10. Data lengkap untuk nilai kalor hasil penelitian disajikan pada Lampiran 7. Naiknya nilai kalor pada pembuatan briket blotong dikarenakan adanya penambahan bahan perekat, baik dengan perekat molases ataupun perekat tapioka. Bahan perekat memiliki sifat dapat meningkatkan nilai kalor karena mengandung unsur C Manik 2010. Data nilai kalor briket blotong hasil penelitian semakin meningkat seiring dengan peningkatan atau penambahan jumlah bahan perekat. Histogram pada Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai kalor tertinggi adalah pada briket blotong dengan konsentrasi perekat molases 15, sedangkan nilai kalor terendah adalah pada briket blotong dengan konsentrasi perekat tapioka 10. Hal ini sesuai dengan pendapat Hartoyo dan Roliandi 1978, bahwa bahan perekat molases dapat menghasilkan nilai kekuatan briket yang lebih tinggi dari pada dengan penggunaan perekat pati tapioka sehingga nilai kalornya pun akan lebih tinggi. Nilai kalor hasil penelitian ini sangat jauh berbeda dengan nilai kalor briket arang kayu yang sudah ada di pasar dan standar nilai kalor yang dikehendaki oleh SNI. Berdasarkan pengamatan, bahwa nilai kalor untuk briket arang kayu dan SNI masing-masing adalah 4546,00 kalgram dan 5000,00 kalgram, sehingga disimpulkan briket blotong hasil penelitian masih harus dilakukan 1954 1995 1978 1615 1752 1627 4546 5000 1000 2000 3000 4000 5000 6000 10 15 20 N ila i k a lo r k a l g Kadar bahan perekat Molases Tapioka Briket Pasar SNI 17 modifikasi baik dalam proses pembuatan atau kombinasi bahan baku lain untuk dapat memenuhi nilai kalor yang dikehendaki oleh Standar Nasional Indonesia.

6. Laju Pembakaran