dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimana Wajib PajakPenanggung Pajak berdomisili.
Prosedur penyitaan selanjutnya sama dengan yang sebelumnya, dimana Berita Acara Pelaksanaan Sita yang telah ditandatangani dikirim Kepala Kantor Pelayanan
Pajak yang meminta bantuan penyitaan.
C. Barang-Barang Wajib Pajak yang Dapat Disita dan Pengecualiannya
Barang milik Wajib PajakPenanggung Pajak yang dapat disita adalah barang yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau di tempat lain
termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau yang dijaminkan
sebagai pelunasan utang tertentu yang dapat berupa:
a Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito
berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, obligasi, saham, atau surat berharga
lainnya, piutang, dan penyertaan modal pada perusahaan lain; dan atau b
Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal dengan isi kotor tertentu 20 m
3
c Hak lainnya yang dapat disita yang diatur dengan peraturan
pememrintah. Ketentuan ini diperlukan untuk menampung kemungkinan perluasan objek sita berupa hak lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Terhadap Wajib PajakPenanggung Pajak Orang Pribadi penyitaan dapat dilaksanakan atas barang milik pribadi yang bersangkutan, isteri, dan anak yang
masih dalam tanggungan, kecuali dikehendaki secara tertulis oleh suami atau isteri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan. Selain itu,terhadap Wajib
PajakPenanggung Pajak badan penyitaan dapat dilaksanakan atas barang milik perusahaan, pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik
modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan, di tempat tinggal mereka maupun di tempat lain. Penyitaan dilaksanakan dengan mendahulukan barang
bergerak kecuali dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan langsung terhadap barang tidak bergerak.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000, barang-barang milik Wajib PajakPenanggung Pajak yang dikecualikan dari penyitaan yaitu barang
bergerak milik Penanggung Pajak yang berupa : a.
Pakaian dan tempat tidur beserta perlengkapannya yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan keluarga yang menjadi tanggungannya
b. Persediaan makanan dan minuman untuk keperluan satu bulan beserta
peralatan masak yang berada di rumah c.
Perlengkapan Penanggung Pajak yang bersifat dinas yang diperoleh dari negara
d. Buku-buku yang bertalian dengan jabatan atau pekerjaan Penanggung Pajak
dan alat-alat yang dipergunakan untuk pendidikan, kebudayaan dan keilmuan
Universitas Sumatera Utara
e. Peralatan dalam keadaan jalan yang masih digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan atau usaha sehari-hari dengan jumlah seluruhnya tidak lebih dari Rp20.000.000 dua puluh juta rupiah.
f. Peralatan penyandang cacat yang digunakan oleh Penanggung Pajak dan
keluarga yang menjadi tanggungannya. Dalam melakukan penyitaan, Juru Sita Pajak berwenang memasuki dan
memeriksa semua ruangan termasuk membuka lemari, laci dan tempat lain untuk menemukan objek sita ditempat usaha, ditempat kedudukan atau tempat tinggal
Wajib PajakPenanggung Pajak atau tempat lain yang diduga sebagai tempat penyimpanan sebagai objek sita pajak. Juru Sita Pajak dapat menjalankan tugasnya
diwilayah kerja pejabat yang mengangkatnya, kecuali ditetapkan lain dengan Keputusan Menteri Keuangan atau keputusan Kepala Daerah.
Sewaktu –waktu Juru Sita Pajak dapat diberhentikan apabila : a.
Meninggal dunia b.
Pensiun c.
Pengalihan tugas atau keperluan dinas lainnya. d.
Lalai atau tidak cakap dalam menjalankan tugasnya. e.
Melanggar sumpah atau janji Juru Sita Pajak.
D. Penyitaan Tambahan