Intrepretasi hasil Simulasi Elemen Hingga dan Intrepretasi Hasil

x = 0, To x = 200 μs seperti gambar 4.5 menunjukkan grafik fungsi dinamik pada arah X 0 – 200 μs dan arah Y 0 – 1 – 0. Analisa beban dinamik dapat dilakukan untuk mengetahui waktu perlangkah time per step, yaitu dengan membagi panjang setiap elemen dengan kecepatan rambat gelombang dalam spesimen. Atau dapat ditulis dengan persamaan; l T C = Dimana: T = Time per step l = Panjang per elemen C = kecepatan rambat gelombang Jumlah langkah number of step dapat diperoleh dengan membagi panjang diagonal spesimen dengan panjang per elemen dan dapat ditulis dengan persamaan; d l N l = Dimana: N = Number of step L d = Panjang diagonal spesimen l = Panjang per elemen

4.2.2. Intrepretasi hasil

Hasil simulasi yang telah dianalisa dengan type analisis adalah transient dynamictime dan type output displacement and stress dapat ditunjukkan pada Universitas Sumatera Utara gambar 4.6 pada kontur tegangan utama VonMises gaya sebesar 1500 N, tegangan yang terbesar terjadi didaerah yang kritis yaitu diujung retak pre crack yang berwarna merah ditunjukan dengan tanda panah gambar 4.6 tegangan utama yang terjadi sebesar 50 MPa dan terdapat pada elemen 318 case 27, t = 21,58 μs. Di daerah ini spesimen mengalami kegagalan, karena tegangan yang terjadi melebihi dari batas maksimum tegangan yang diizinkan diujung retak pre crack, seperti yang diungkapkan oleh Joseph e. Shigley Larry D. Mitchell, tentang teori kegagalan Failure Theories. Inisiasi retak diperkirakan terjadi pada daerah yang mempunyai kosentrasi tengangan yang tinggi yaitu diujung retak. Kemudian merambat kekiri dan kanan pelat. Jika tengangan impak yang masuk relatif tinggi dapat terjadi tambahan retakkan pada pelat komposit GFRP. Jadi keretakan yang ditimbulkan merupakan suatu penomena yang masih perlu diklarifikasikan lebih lanjut. Penyebab terjadinya inisiasi keretakan, penjalaran keretakan dan lokasi terjadinya terjadinya inisiasi keretakan yang dihubungkan dengan bentuk geometri pelat serta bentuk pembebanan. Keretakan ini terjadi akibat tegangan tarik, karena besarnya tegangan tekan yang terjadi pada lokasi terjadinya inisiasi keretakan jauh dibawah tegangan tekan material pelat. Gambar 4.7. menunjukan grafik tegangan utama vs waktu yang terjadi diujung retak pre crack. Pada gambar 4.8 dijelaskan distribusi tegangan normal arah σx yang terjadi sebesar 56 MPa case 27 t = 21,58 μs. Universitas Sumatera Utara X Y Z Gambar 4.6. Distribusi tegangan VonMises 50386808. 47281114. 44175420. 41069726. 37964032. 34858338. 31752644. 28646950. 25541256. 22435562. 19329868. 16224174. 13118479. 10012785. 6907091. 3801397. 695703. V1 L1 C1 utput Set: Case 27 Time 2.158E-5 Contour: Plate Top VonMises Stress O C7 E317 E318 E319 50386808. 47281114. 44175420. E334 P13 P15 P46 41069726. 37964032. 34858338. 31752644. 28646950. 25541256. 22435562. 19329868. 16224174. 13118479. 10012785. 6907091. 3801397. 695703. 1: Plate Top VonMises Stress, Element 304 0.0000E+0 2.9475E+6 5.8949E+6 8.8424E+6 1.1790E+7 1.4737E+7 1.7685E+7 2.0632E+7 2.3580E+7 2.6527E+7 2.9475E+7 3.2422E+7 3.5370E+7 0. 0.0000018 0.0000036 0.00000539 0.00000719 0.00000899 0.0000108 0.0000126 0.0000144 0.0000162 0.000018 0.0000198 0.0000216 Set Value Gambar 4.7. Grafik tegangan VonMisses vs waktu Universitas Sumatera Utara X Y Z Hasilnya juga memperlihatkan daerah kritis yang terjadi pada pelat, yang merupakan suatu informasi untuk menganalisa penjalaran retak yang akan terjadi, dan grafik tegangan normal σ x vs waktu arah sumbu x lebih besar terjadi dibandingkan arah sumbu y, ini menunjukan bahwa keretakan yang terjadi pada lokasi retak jelas disebabkan oleh tegangan tarik normal arah saumbu x sehingga membentuk keretakan kearah sumbu y seperti grafik gambar 4.9. 1: Plate Top X Normal Stress, Element 304 -5.0216E+6 -3.8563E+6 -2.6910E+6 -1.5257E+6 -3.6034E+5 8.0498E+5 1.9703E+6 3.1356E+6 4.3009E+6 5.4663E+6 6.6316E+6 7.7969E+6 0. 0.0000018 0.0000036 0.00000539 0.00000719 0.00000899 0.0000108 0.0000126 0.0000144 0.0000162 0.000018 0.0000198 0.0000216 Set Value 56151580. 52531887. 48912194. 45292500. 41672807. 38053114. 34433421. 30813727. 27194034. 23574341. 19954648. 16334955. 12715261. 9095568. 5475875. 1856182. -1763512. V1 L1 C1 Output Set: Case 27 Time 2.158E-5 Contour: Plate Top X Normal Stress C7 E317 E318 E319 E322 E323 E334 56151580. 52531887. 48912194. P13 P15 P46 45292500. 41672807. 38053114. 34433421. 30813727. 27194034. 23574341. 19954648. 16334955. 12715261. 9095568. 5475875. 1856182. -1763512. Gambar 4.8. Distribusi tegangan VonMisses arah sumbu x Gambar 4.9. Grafik distribusi tegangan VonMises vs waktu arah sumbu x Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10 menunjukan tegangan normal σ y arah sumbu y, tegangan normal terjadi sebesar 19 MPa, dan grafik gambar 4.11. menunjukan grafik tegangan utama σ y vs waktu arah sumbu y retak yang sejajar arah impak juga disebabkan oleh tegangan normal arah sumbu y, dimana pada lokasi impak tegangan normal arah sumbu x tidak menunjukan penyebab terjadinya keretakan. X Y Z 19741538. 19061997. 18382456. 17702915. 17023374. 16343832. 15664291. 14984750. 14305209. 13625668. 12946127. 12266586. 11587045. 10907503. 10227962. 9548421. 8868880. V1 L1 C1 Output Set: Case 27 Time 2.158E-5 Contour: Plate Top Y Normal Stress C7 C20 E302 E303 E317 E318 E319 E320 E321 E322 E323 E324 E325 19741538. 19061997. 18382456. E326 E327 E329 17702915. E330 E331 E332 E334 E335 P13 P15 P46 17023374. 16343832. 15664291. 14984750. 14305209. 13625668. 12946127. 12266586. 11587045. 10907503. 10227962. 9548421. 8868880. Gambar 4.10. Distribusi tegangan VonMises arah sumbu y 1: Plate Top Y Normal Stress, Element 304 -3.0741E+7 -2.8179E+7 -2.5617E+7 -2.3055E+7 -2.0494E+7 -1.7932E+7 -1.5370E+7 -1.2809E+7 -1.0247E+7 -7.6851E+6 -5.1234E+6 -2.5617E+6 -3.7253E-9 0. 0.0000018 0.0000036 0.00000539 0.00000719 0.00000899 0.0000108 0.0000126 0.0000144 0.0000162 0.000018 0.0000198 0.0000216 Set Value Gambar 4.11. Distribusi tegangan utama MPa vs waktu μs arah sumbu y Universitas Sumatera Utara Bila diamati dari ketiga grafik tersebut, tegangan terbesar terjadi pada arah σ x karena gaya terpusat pada arah x disebabkan oleh tegangan tarik normal arah saumbu x sehingga membentuk keretakan kearah sumbu y. Dilihat pada waktu dan elemen yang sama maka dapat diambil kesimpulan, bahwa spesimen mengalami kegagalan apabila melebihi batas maksimum tegangan yang diizinkan diujung retak pre crack yang dikenai beban impak.

4.3. Ketangguhan Retak Dinamik