Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction

BAB IV MODEL­MODEL PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN Dari sekian banyaknya model­model pembelajaran, ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diantaranya:

A. Model Pembelajaran Langsung Direct Instruction

Direct Instruction diartikan dengan Instruksi Langsung dikenal juga dengan active learning atau ada juga yang menamakan whole­class teaching. Hal ini mengacu pada gaya mengajar guru yang mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada mereka. Karena model ini masih merupakan rentetan dari model pembelajaran behavioral, maka sasaran yang dilakukan oleh guru adalah pencapaian tingkah laku yang lebih positif dan lebih baik dari sebelumnya, kepada seluruh peserta didik Dalam model ini juga, guru menjelaskan mengenai suatu konsep baru kepada peserta didik. Pembelajarannya ditekankan pada aspek modelling, reinforcement penguatan, feedback respon balik, successive approximation perkiraan suksesif, yang pada akhirnya tercipta tingkah laku peserta didik yang lebih positif. Oleh karena karakternya yang seperti itu, tidak semua materi dapat menggunakan model ini, model ini hanya dapat diterapkan pada materi­ materi yang membutuhkan latihan, meskipun demikian model ini mempunyai track record empiris yang cukup solid. Untuk pembelajaran PAI dan Budi Pekerti misalnya, guru dapat melaksanakan model ini pada materi memahami surah dalam al­Qur’an dan materi praktik bersuci atau salat. 1. Prinsip Prinsip­prinsip rancangan dalam model Direct Instruction ini adalah : a. Konseptualisasi performa pembelajaran ke dalam tujuan­tujuan dan tugas­tugas; b. Menguraikan tugas­tugas tersebut ke dalam komponen­komponen yang lebih kecil; c. Mengembangkan aktivitas­aktivitas latihan; d. Memastikan adanya penguasaan; e. Menyusun seluruh situasi pembelajaran ke dalam rangkaian­ rangkaian yang memastikan adanya transfer antara satu komponen dengan komponen yang lain; f. Terpenuhinya prasyarat pembelajaran sebelum menapaki pembelajaran berikutnya. 2. Keunggulan Keunggulan dari model direct instruction ini adalah : a. Fokus terhadap pencapaian akademik peserta didik; b. Arahan dan kontrol guru sangat dominan c. Harapan yang tinggi untuk peserta didik; d. Sistem manajemen waktu sangat ketat sehingga dalam jangka waktu tertentu pencapaian kemampuan akademik peserta didik dapat terpenuhi. Dari keunggulan­keunggulan yang dipaparkan di atas, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa model ini dirancang sedemikian rupa untuk membuat ­11­ sebuah lingkungan pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian prestasi akademik dan mengharuskan peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pada saat melaksanakan tugas­ tugasnya. Dalam bagian sebelumnya, telah dipaparkan, bahwa model Direct Instruction ini adalah model pembelajaran yang terdiri dari; penjelasan guru mengenai konsep baru, menguji pemahaman peserta didik di bawah bimbingan guru, dan mendorong mereka untuk terus melaksakan Praktik. Adapun pelaksanaan dari model ini terbagai menjadi tiga tahap yaitu : a. Tahap Persiapan Sebelum melaksanakan model ini, guru membuat ‘kontrak belajar’ yang berisi : 1 Menentukan materi pelajaran; 2 Melakukan peninjauan terhadap materi sebelumnya dan mengaitkan dengan materi yang akan datang appersepsi; 3 Menentukan tujuan pelajaran 4 Menentukan prosedur pengajaran diantaranya adalah:  arahan yang jelas dan eksplisit tentang tugas yang harus dilakukan;  penjelasan tentang aktivitas yang harus dilakukan dan dijalani selama proses pembelajaran;  Membuat rekapitulasi hasil pelajaran daftar nilai.

b. Tahap Pelaksanaan

1 Presentasi yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :  Menyajikan materi dengan singkat, padat dan memikat;  Menyediakan beragam contoh tentang keterampilan baru;  Memberi gambaran mengenai tugas pembelajaran;  Menghindari digresi, tetap dan konsisten dalam satu topik;  Menjelaskan poin yang sulit. 2 Praktik yang terstruktur  Guru menuntun peserta didik dengan cara memberi contoh  Peserta didik merespons;  Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat paraktek yang benar. 3 Praktik di bawah bimbingan guru  Peserta didik melakukan Praktik lagi di bawah bimbingan guru  Guru menyuruh peserta didik melakukan Praktik secara bergiliran. 4 Diskusi Guru menguji pemahaman peserta didik tentang skill yang baru diajarkan dengan cara menanyakan pertanyaan yang efektif kepada mereka, dengan cara:  Mengajukan pertanyaan yang konvergen yaitu pertanyaan yang mengarah pada satu jawaban;  Memastikan bahwa seluruh peserta didik memiliki kesempatan untuk merespons;  Mengajukan pertanyaan pada mereka selama beberapa waktu;  Menghindari pertanyaan yang tidak berhubungan dengan akademik. ­12­ Guru memberi respons balik. Dalam memberikan respons balik, hendaknya seorang guru menjadi guru yang efektif dengan kriteria:  Apabila jawaban peserta didik salah, guru tidak menghakimi;  Tanggap terhadap peserta didik;  Guru menjelaskan dengan objektif apabila peserta didik mempunyai nilai baik.

c. Tahap Akhir

Tahap akhir dari rangkaian model Direct Instruction ini adalah dengan melaksanakan praktik mandiri, dengan langkah­langkah sebagai berikut: 1 Peserta didik melakukan Praktik secara mandiri di kelas atau di rumah 2 Guru menunda memberikan respons terhadap peserta didik apabila mereka belum menyelesaikan seluruh rangkaian materi pelajaran. 3 Praktik mandiri dilakukan beberapa kali, dalam jangka waktu yang lama. Pada bagian ini penulis akan memaparkan beberapa hal yang merupakan stressing dari model pembelajaran Direct Instruction ini, yaitu: 1 Dengan model ini, peserta didik menghabiskan 50­70 waktu untuk mengeksplorasi kemampuannya seorang diri, oleh karena itu guru harus dapat mengarahkan dan membimbing secara produktif, sehingga mereka menjadi aktif. Cara yang dapat ditempuh oleh guru dalam mengarahkan mereka adalah dengan persiapan yang matang dan penyajian yang optimal. 2 Inti dari model ini adalah aktivitas Praktik peserta didik. Tingkat Praktik yang dimaksud adalah ; a Memperkenalkan skill baru, dengan cara :  Membuat pengelompokan  Peserta didik melaksanakan Praktik  Peserta didik melaksanakan Praktik mandiri  Peserta didik menguasai dengan kesalahan yang minimal. b Penggunaan waktu yang optimal, karena panjang pendeknya sesi berdasarkan pada satu asumsi; semakin sering seseorang untuk memPraktikan sebuah skill, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk melupakannya. Sebaliknya semakin jarang seseorang untuk memPraktikan sebuah skill, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melupakannya. c Kebutuhan akan pemantauan skill peserta didik  Peserta didik sangat membutuhkan respons balik dari guru yang sifatnya korektif untuk mencegah prosedur yang tidak benar  Mendorong peserta didik untuk mencapai tingkat prestasi akademik antara 85­90.  Mereview pelajaran secara berkala  Peserta didik tidak dibiarkan untuk tidak mengulang­ulang skillnya, langkah ini merupakan antisipasi supaya mereka tidak melupakannya. ­13­

B. Model Pembelajaran Kooperatif