Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
27 1.
Śalat Sunnah Berjamaah
Pernahkah kalian melaksanakan śalat sunnah secara berjama’ah?
Tentunya kalian sering melaksanakannya. Misalnya pada saat melaksanakan śalat hari raya Idul Fitri maupun hari raya Idul Adha śalat idain. Kalian tentu
idak pernah melaksanakan śalat Idul Fitri atau Idul Adha secara munfarīd sendirian. Kedua
śalat ini pasi dilaksanakan secara berjamaah.
Secara lebih rinci śalat-śalat
sunnah yang dilaksanakan secara berjama’ah sebagai berikut :
a. Śalat Idul Fitri
b. Śalat Idul Adha
c. Śalat Kusūf gerhana matahari
d. Śalat Khusūf gerhana bulan
e. Śalat Isisqā meminta hujan
a. Śalat Idul Fitri
Śalat Idul Fitri adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri pada seiap tanggal 1 Syawal setelah melaksanakan
puasa Ramadan satu bulan lamanya. Hukum melaksanakan śalat sunnah
ini adalah sunnah mu’akkad sangat dianjurkan. “Id
” arinya kembali yaitu dengan hari raya Idul Fitri ini kita kembali dihalalkan berbuka seperi makan dan minum di siang hari yang sebelumnya
selama bulan Ramadan hal itu dilarang. Waktu untuk melaksanakan śalat Idul Fitri itu adalah sesudah terbit
matahari sampai tergelincirnya matahari pada tanggal 1 Syawal tersebut. Adapun Tata cara pelaksanaan
śalat hari raya Idul Fitri tergambar dalam cerita Amri dan Salim berikut:
Gambar : gambar dua anak laki-laki Amri dan salim
sedang berjalan kaki berangkat ke masjid. Mereka memakai
pakaian busana muslim.
Sumber: Kemdikbud
Gambar 2.4 : Anak Laki-laki pergi ke Masjid
Akivitas siswa :
a. Bacalah ketentuan dan tata cara śalat-śalat sunnah berjamaah. b. Secara berkelompok, lakukan laihan sampai dapat memprakikkannya
dengan sempurna.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kelas VIII SMPMTs
28
Menyambut Hari Lebaran
Amri dan Salim merupakan dua anak yang saleh. Sebulan penuh dia menyelesaikan puasa Ramadan. Malam itu, tanggal 1 Syawal
mereka menunaikan kewajiban membayar zakat itrah. Mereka menyerahkan zakat itrah kepada paniia zakat itrah di masjid dekat rumah
mereka. Amri berkata, “Salim, besok pagi kita berangkat
śalat Idul Fitri bersama-sama, ya.” Salim menjawab, “Ya, insya Allah. Kita pakai sepeda atau jalan kaki?”
“Jalan kaki saja, kata pak guru disunnahkan untuk jalan kaki. Jangan lupa, mandi dan makan sebelum berangkat juga sunnah”
“Baiklah, sampai ketemu besok ya, assalamu’alaikum..” “
Wa ‘alaikum salam warahmatullah wabarakatuh.” Pagi itu, tanggal 1 Syawal matahari terbit menghangatkan seluruh isi bumi. Takbir
berkumandang di mana-mana. Sungguh suasananya sangat membahagiakan. Amri dan Salim berangkat bersama untuk menunaikan
śalat Idul Fitri. “Wah, bajumu bagus sekali, Amri.” Kata Salim. “Iya, terima kasih. Tapi ini baju lebaran
tahun yang lalu. Sengaja jarang aku pakai karena tahun lalu masih kebesaran.” Amri menjelaskan.
Setelah sampai di masjid, mereka berdua melaksanakan śalat sunnah tahiyatul masjid
sebanyak dua rakaat. Lalu mereka mengumandangkan takbir bersama jamaah yang lain. Saat waktunya telah iba, imam memberikan isyarat dimulainya śalat Id, bilal atau
menyerukan seruan untuk śalat :
“As-Salātu Jāmi’atau, mari kita laksanakan śalat berjama’ah” Amri berbisik, “Tahun yang lalu, aku
śalat Id di tempat lain idak ada seruan seperi ini.” Jawab Salim, “Ya betul, seruan seperi yang tadi memang idak harus dilakukan, ayo kita
berdiri”
Sumber: Muhammad Akhsan
Selanjutnya mereka mengikui śalat Idul Fitri dengan khusyu bersama dengan para jamaah, dengan tata cara sebagai berikut :
1 Imam memimpin pelaksanaan śalat Idul Fitri diawali dengan niat yang
ikhlas di dalam hai. Jika diucapkan maka bunyi niatnya adalah :
Arinya : “Saya berniat śalat sunnah Idul Fitri dua rakaat karena Allah ta’ala.”
2 Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a ititah bertakbir sambil
mengangkat tangan sebanyak tujuh kali. Di sela-sela takbir satu dan lainnya disunnahkan membaca:
Arinya : “Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, ida Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar.”
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
29
3 Setelah takbir tujuh kali dan membaca tasbih tersebut dilanjutkan membaca surah
al-Fāihāh dan membaca salah satu surah dalam al- Qur`ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā.
4 Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan dan di antara seiap takbir
disunnahkan membaca tasbih. Setelah itu membaca surah al-Fāihāh
dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah
al-Gāsyiyah. 5
Śalat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khaib mengumandangkan khutbah dua kali. Khutbah yang pertama dibuka
dengan takbir sembilan kali dan khutbah yang kedua dibuka dengan takbir tujuh kali. Ada pula yang melaksanakan khutbah hanya satu kali.
Setelah śalat Idul Fitri para jama’ah dianjurkan untuk bersalam-
salaman untuk saling memaakan lahir dan bain. Setelah selesai śalat, kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang berbeda dengan pada saat
berangkat.
Di sepanjang jalan kita disunnahkan untuk saling bersilaturrahmi dan bersedekah, saling memberikan maaf kepada sesama keluarga, famili,
tetangga, dan saudara sesama muslim. Khusus hari raya Idul Fitri kita diSunnahkan mengucapkan selamat kepada sesama saudara sesama
muslim keika bertemu.
b. Śalat Idul Adha