Iman Kepada Kitab Suci Allah SWT

Iman Kepada Kitab Suci Allah SWT
Pengertian Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT.
A. Pengertian Iman

Menurut bahasa, iman berasal dari bahasa Arab yaitu

‫أم‬
‫ي‬
‫ماَن‬
‫م‬
‫ؤ‬
‫ي‬
ُ-‫ن‬
‫م‬
‫إ‬
‫ُ إ إي مي‬-‫ن‬
‫ن‬
‫ن‬
‫م م‬

artinya


“membenarkan”. Sedangkan menurut istilah, iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan / amal, seluruh ajaran dan perintah Allah SWT dalam
kehidupan sehari hari.
B. Pengertian Kitab-Kitab Allah swt.
Kitab Allah ialah wahyu Allah SWT yang disampaikan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada
umat manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup.Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab itu agar
digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup yang benar dan diridhaiNya. Jadi, iman kepada kitab-kitab Allah SWT adalah mempercayai dan meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah SWT. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul yang berisi wahyu untuk
disampaikan dan diajarkan kepada umat manusia.
C. Suhuf
Selain kitab-kitab, di dalam al-Quran disebutkan adanya Suhuf atau Sahifah (halaman), yang
berjumlah seratus Sahifah. Suhuf adalah firman Allah swt. yang diturunkan kepada para Nabi atau
rasul-Nya yang berisi hukum-hukum dasar sebagai petunjuk dan pedoman dalam menjalankan
agama-Nya. Sahifah ini diberikan Allah SWT kepada tiga orang Nabi-Nya, masing-masing dengan
rincian sebagai berikut:
– 60 Sahifah kepada nabi Syits a.s.
– 30 Sahifah kepada nabi Ibrahim a.s.
– 10 Sahifah kepada nabi Musa a.s.
Firman Allah swt.:


‫ف ا يل ن‬
‫م‬
‫ن هم م‬
‫م‬
َ‫لى‬
‫و‬
‫ذا ل م إ‬
‫ف إ إب يمره إي مي‬
‫ح إ‬
‫ص ن‬
‫ح إ‬
‫ص ن‬
‫إإ ن‬
‫ن‬
‫فىَ ال ص‬
‫ي‬
‫س‬
‫وم ن‬
‫م م‬


Artinya: “Sesungguhnya ini semua benar-benar terdapat di dalam suhuf yang pertama(yaitu) suhufsuhuf Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.”(Qs.al-a’la: 18-19).


Suhuf apabila dikumpulkan menjadi satu kesatuan disebut Mushaf ( Kitab )
D. Dalil-dalil Naqli yang terkait dengan Iman kepada Kitab-kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT. merupakan rukun iman yang ketiga. Umat Islam wajib
percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa semua kitab yang telah diturunkan Allah
SWT.kepada para Rasul-Nya pasti benar. Firman Allah swt.:

‫ياَ مأ ميهاَ ال نذين أ م‬
‫ي‬
…. ‫ب‬
‫ت‬
‫ك‬
‫ال‬
‫و‬
‫ه‬
‫ل‬
‫و‬

‫س‬
‫ر‬
‫و‬
‫ه‬
‫باَلل‬
‫وا‬
‫ن‬
‫م‬
‫إ‬
‫م‬
‫إ‬
‫إ‬
‫إ‬
‫ن‬
‫إي م م ي إ‬
‫إ‬
‫صم‬
‫م‬
‫مم ن ي‬
‫ل ع مملىَ رسول إه ويالكتب نالذي أ م‬

‫م‬
‫نالذ إيي ن منز م‬
‫ن‬
‫م‬
‫ل‬
‫ز‬
‫ن‬
‫إ‬
‫ي‬
‫م‬
‫م ن ي إ م إم إ‬
‫ي‬
‫إ ي‬
‫قمب ي ن‬
‫ل‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah kamu sekalian beriman kepada Allah dan rasulNya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya dan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya.”(Qs.An-Nisa’:136)
Firman Allah swt.:
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitabkitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang, niscaya
Allah menghendaki niscaya kamu dijadikan satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah bebuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya….(al-Maidah :48)
Kitab-kitab yang dimaksud dalam ayat di atas berisi peraturan, ketentuan, perintah dan larangan
yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menjalankan kehidupan agar tercapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kitab-kitab Allah swt. diturunkan pada masa yang
berlainan, namun di dalamnya terkandung ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran tauhid atau ajaran
tentang keesaan Allah swt. Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman
dan keadaan umat pada waktu itu.

E. Nama-nama kitab Allah swt. dan Rasul yang menerimanya.
Di antara kitab-kitab Allah swt. yang wajib kita imani ada empat (4) yaitu:
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat diwahyukan Allah swt. kepada nabi Musa a.s. sebagai pedoman hidup bagi kaum Bani
Israil.
Firman Allah swt:

‫إناَ أ م‬

‫ن‬
‫ي‬
…….ٌ‫دىً ونن نويررة‬
‫ه‬
َ‫ها‬
‫ي‬
‫ف‬
ٌ‫ة‬
‫را‬
‫و‬
‫لت‬
‫ا‬
َ‫نا‬
‫ل‬
‫ز‬
‫ن‬
‫ن‬
‫م‬
‫إن ي م م‬
‫د‬

‫إيم‬
‫يم‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada )petunjuk dan
cahaya(yang menerangi)”….( Q.S Al-Ma’idah: 44)
Taurat asli yang berisikan akidah dan hukum-hukum syariat sudah tidak ada lagi. Yang beredar di
kalangan orang-orang Yahudi saat ini bukanlah Taurat asli, melainkan palsu. Sebab, mereka telah
melakukan perubahan-perubahan isinya (ajarannya). Para ulama pun sepakat bahwa taurat yang
murni sudah tidak ada lagi. Taurat yang beredar saat sekarang lebih tepat dikatakan sebagai
karangan atau tulisan orang-orang Yahudi pada waktu dan masa yang berbeda.
Allah berfirman:

……‫ن‬
‫ن م‬
‫إ‬
‫حررفنوي م‬
‫هاَد نيوا ي ن م‬
‫ن يالك مل إ م‬
‫م عم ي‬
‫ن ال نذ إي ي م‬
‫م م‬

‫ضعإهإ‬
‫وا إ‬
‫م‬
‫م م‬
Artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya.”(Qs. AnNisa’46).
2. Kitab Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah swt. kepada Nabi Isa a.s. Kitab Injil yang asli memuat keteranganketerangan yang benar dan nyata yaitu perintah-perintah Allah SWT agar manusia mengesakannya
dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan
lahir Nabi yang terakhir.

Kitab Injil yang beredar sekarang hanyalah hasil pikiran manusia bukan wahyu Allah . Misalnya Kitab
Injil matius, Injil lukas dan Injil Johanes. Antar Injil tersebut banyak terdapat perbedaan dan bahkan
bertentangan. Menurut para ahi, isi dari kitab Injil adalah biografi Nabi isa a.s. dan keyakinan yang
ada di dalam ajarannya merupakan pikiran paulus, bukan pendapat orang-orang harawi (pengikutpengikut nabi isa a.s.) . Ada juga yang dinamakan Injil Bernabas, oleh para ulama dianggap sesuai
dengan ajaran tauhid. Namun Injil jenis ini tidak dipakai oleh orang-orang Kristen (Nasrani). Dengan
demikian, yang wajib dipercayai oleh umat islam hanyalah Injil yang diturunkan Allah SWT.kepada
nabi isa a.s.
Firman Allah swt.:

‫م‬

‫جي ي م‬
….‫دىً ونن نويرر‬
‫ه ا يل إن إي‬
‫ومأت مي ين نم‬
‫ل فإي يهإ هن م‬
Artinya: “Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk
dan cahaya (yang menerangi)”…(al-Maidah 46)
3. Kitab Zabur
Kitab zabur diwahyukan Allah swt. Kepada nabi Daud a.s. Nabi Daud hanya diperintahkan oleh Allah
SWT untuk mengikuti syariat Nabi Musa. Maka pokok ajaran kitab Zabur berisi tentang zikir, nasehat
dan hikmah tidak memuat syariat.
Firman Allah swt.:

…..‫داوند م مزب نويدرا‬
‫وما مت مي يمناَ م‬
Artinya: “Dan kami berikan Zabur kepada Daud a.s“(al-Isra’ : 55)
4. Kitab al-Quran
Al-Quran diturunkan Allah swt.kepada Nabi Muhammad saw. Melalui malaikat Jibril itu tidak
sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur, yang waktu turunnya selama 22 tahun 2 bulan 22
hari. Terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6236 ayat ( menurut riwayat hafsh ) , 74.437 kalimat, dan 325.345

huruf. Turunnya al-Quran disebut Nuzulul Quran. Wahyu pertama berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5,
diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 m. Di Gua Hira ketika Nabi Muhammad sedang
berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan
Allah swt. untuk menyampaikan risalahNya kepada seluruh umat. Sedangkan ayat yang terakhir
turun adalah surat al-Maidah ayat 3, ayat tersebut turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 hijriyah

di padang ‘Arafah ketika beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan), karena beberapa
hari sesudah menerima wahyu tersebut nabi Muhammad saw wafat. Al-Quran diwahyukan kepada
Nabi Muhammad saw. Sebahagian isinya menghapus sebahagian syari’at yang tertera dalam kitabkitab terdahulu dan melengkapinya dengan hukum yang sesuai dengan hukum syariat yang sesuai
dengan perkembangan zaman. Al-Quran merupakan kitab suci terlengkap dan abadi sepanjang
masa , berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman, serta pedoman dan petunjuk bagi
manusia dalam menjalankan kehidupan di dunia agar tercapai kebahagiaan di akhirat. Oleh karena
itu,sebagai muslim kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah:

‫وما من يمزل يمناَ ا إل مي ي م‬
….‫ن‬
‫ب إباَل ي م‬
‫ك يالك إت م م‬
‫صد رمقاَ ل ر م‬
‫حقر ن‬
‫م م‬
‫ماَب مي ي م‬
‫مدناَ ع مل مي يهإ‬
‫مهمي ي إ‬
‫ي مد مي يهإ إ‬
‫ب وم ن‬
‫ن ال يك إت م إ‬
‫م م‬
Artinya: “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitabkitab yang lain itu…(al-Maidah : 48)
Firman Allah swt.:

‫ذ مل إ م‬
‫ن‬
‫مت ن إ‬
‫ب فإي يهإ هن د‬
‫ب ل ممري ي م‬
‫ك ال يك إت م ن‬
‫دىً ل إل ي ن‬
‫قي ي م‬
Artinya: “Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya,petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa”.(Qs.al-Baqarah:2)
Isi pokok kandungan al-Quran adalah:
1. aqidah atau keimanan
2. Ibadah baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah
3. Akhlak seorang hamba kepada khaliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya
4. Mu’amalah yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia
5. Wa’ad dan wa’id
6. Kisah kisah nabi dan rasul, orang-orang shaleh dan orang-orang yang inkar
7. Ilmu pengetahuan.

F. Keistimewaan kitab suci al-Quran dibanding dengan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir dan terjamin keasliannya. Al-Quran sebagai kitab suci
yang terakhir selalu dijaga kemurnian dan keasliannya oleh Allah swt. sampai akhir zaman.
firman Allah swt.:

‫ن‬
‫ح إ‬
‫ضو ي م‬
‫ف ن‬
‫ه لم م‬
‫إ إنناَ ن م ي‬
‫ن ن منزل يمناَ الذ رك يمر ومإ إنناَل م ن‬
‫ح ن‬
Artinya: “Sesungguhnya kamilah yang menurunkan al-Quran dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.”(al-hijr:9)
2. Al-Quran memiliki isi kandungan yang paling lengkap dan sempurna. Isi al-Quran mencakup
segala aspek kehidupan manusia.
3. Al-Quran tidak dapat ditiru dan dimasuki oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya
karena Allah swt. yang selalu memeliharanya.Allah swt. Berfirman:

‫ي‬
‫م‬
‫قن ي‬
‫وا‬
‫ل ل مئ إ‬
‫ن ي نأت ين‬
‫مع م إ‬
‫ن ع مملىَ أ ي‬
‫نا ي‬
‫س موال ي إ‬
‫جت م م‬
‫ت ا يل إن ي ن‬
‫ج ص‬
‫إ‬
‫قرأ م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ي‬
‫ل هم م‬
‫م‬
‫ه‬
‫ض‬
‫ع‬
‫ب‬
‫ن‬
َ‫كا‬
‫و‬
‫ل‬
‫و‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ث‬
‫م‬
‫ب‬
‫ن‬
‫و‬
‫ت‬
‫يأ‬
‫ل‬
‫ن‬
‫إ‬
‫إ‬
‫إ‬
‫ن‬
‫بإ إ‬
‫ن‬
‫ي‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ي‬
‫م‬
‫م‬
‫ن ي‬
‫ي إ‬
‫م ي‬
‫ذا يال ن ي‬
‫مث ي إ‬
‫ض ظ مهإي يدرا‬
‫ل إب معي ض‬
Artinya: “Katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa alQuran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia. Sekalipun sebahagian
mereka menjadi pembantu bagi sebahagian yang lainnya.”( Qs.al-Isra’88)
4. Al-quran isinya sesuai dengan perkembangan zaman, berlaku sepanjang masa dan untuk seluruh
umat manusia.
5. Membaca dan mempelajari isi al-Quran adalah ibadah. Masih banyak keistimewaan al-Quran
dibanding dengan kitab-kitab sebelumnya.
Oleh karena itu, sebagai kitab suci umat Islam, kita harus berusaha mempelajari dan mengkaji alQuran dengan sungguh-sungguh, insya Allah akan diperoleh berbagai keuntungan untuk hidup di
dunia dan di akhirat. Karena dengan hanya membaca saja sudah merupakan ibadah kepada Allah
apalagi jika kita dapat memahami dan mengamalkannya.

Sabda Rasulullah saw.:

‫ق رأ م‬
‫ك إفىَ ا يل م‬
‫ن‬
‫ك ب إت إل مومةٌإ ي‬
‫ع مل م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
(‫ض‬
‫ر‬
‫ل‬
‫ر‬
‫و‬
‫ن‬
‫ه‬
‫ن‬
‫إ‬
‫ف‬
‫ن‬
‫ن‬
‫ال‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ن‬
‫م‬
‫ي‬
‫ن‬
‫ي‬
‫ر‬
‫ي‬
‫ي‬
‫إ‬
‫إ‬
‫خنر ل م م‬
‫ماَإء )رواه ابن ماَجه‬
‫ومذ ن ي‬
‫ك إفىَ ال ن‬
‫س م‬
Artinya: “atas engkau membaca al-Quran adalah cahaya bagimu dibumi dan simpananmu
dilangit.”(HR. Ibn Majah)

Dengan membaca dan mempelajari dan menggali isi kandungan ilmu pengetahuan yang ada dalam
al-Quran,akan:
– Menghilangkan kegelisahan bathin, bahkan penyakit jiwa yang erat kaitannya dengan



penyakit jasmani.
– Meningkatkan kewaspadaan diri untuk selalu menjalankan segala perintah-Nya dan



meninggalkan segala larang-Nya.
– Meningkatkan kesadaran bahwa apa yang diperbuat di atas dunia ini akan dipertanggung



jawabkan di akhirat kelak.
Dengan demikian, selaku seorang muslim haruslah kita:
– Menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup ini, dan jangan berpedoman



dengan yang lainnya,
– Berusaha untuk selalu menghormati, memuliakan dan menjunjung tinggi kitab suci al-


Quran.


– Senantiasa membaca al-Quran dalam segala kesempatan di kala suka maupun duka.



– berusaha untuk memahami arti dan isi kandungannya



– berusaha untuk mengamalkan isi kandungannya di dalam kehidupan sehari-hari.
G. Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
1.

Mempertebal keimanan kepada Allah swt. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang
tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah mampu
menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang
nampak maupun yang gaib.

2.

Memperkuat keyakinan seseorang kepada tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan
meyakini kitab-kitab Allah swt. Maka akan percaya terhadap kebenaran al-Quran dan ajaran
yang dibawa oleh nabi Muhammad saw.

3.

Menambah ilmu pengetahuan. Karena di dalam kitab-kitab Allah, di samping berisi tentang
perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk
mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan
perkembangan zaman.

4.

Menanamkan sikap toleransi terhadap agama lain. Karena dengan beriman kepada kitabkitab Allah maka umat Islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain. Hal ini
sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam al-Quran dan hadits.

Kesimpulan :
1.

Iman kepada kitab Allah swt. adalah rukun iman yang ketiga.

2.

Pengertian Iman kepada kitab Allah swt adalah meyakini dan membenarkan bahwa Allah swt
telah menurunkan Wahyu-Nya kepada para Rasul, yang termuat di dalam Kitab-kitabNya.
(Taurat, Zabur, Injil dan al-Quran).

3.

Isi pokok dari semua kitab Allah swt ini sama yaitu bertauhid dan mengesakan Allah swt.

4.

Kitab al-Quran memiliki keistimewaan dibanding kitab yang lainnya, di antara keistimewaan
itu adalah, bahwa: – Al-Quran berlaku untuk seluruh umat manusia – Al-Quran terjamin
pemeliharaannya sampai akhir zaman.

5.

Fungsi utama beriman kepada kitab Allah swt adalah sebagai pedoman bagi umat manusia
untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Wallahuaklam

Kitab Taurat.
Kitab taurat atau Torah dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama
Tanakh atau Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Taurat dalam bahasa Yunaidini
disebut Pentateukh.

Kitab Injil.
Injil (Yunani:/euangelion ُ- "kabar baik" atau "berita baik" atau "berita suka
cita") adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat kitab pertama

dalam Alkitab Perjanjian Baru. Kitabُ-kitab tersebut adalah: Injil Matius, Injil
Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Kata injil sendiri berasal dari bahasa
Arab.

Kitab Zabur.
Zabur (bahasa Arab: ) disamakan oleh sebagian ulama dengan Mazmur,
yang menurut Islam, adalah salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum
Alُ-Qur'an (selain Taurat dan Injil). Istilah zabur adalah persamaan dengan
istilah Ibranizimra, bermaksud "lagu, musik."

Al-Quran.
Alُ-Qur'an adalah wahyu Allah ( 7:2 ) yang berfungsi sebagai mu'jizat bagi
Rasulullah Muhammad saw ( 17:88; 10:38 ) sebagai pedoman hidup bagi
setiap Muslim ( 4:105; 5:49,50; 45:20 ) dan sebagai korektor dan
penyempurna terhadap kitabُ-kitab Allah yang sebelumnya ( 5:48,15; 16:64 ),
dan bernilai abadi.
Dalam keempat kitab tersebut memiliki persamaan yaitu adalah samaُ-sama
kitab Allah yang diturunkan sebagai wahyu.

Taurat, Zabur dan Injil
A. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kumpulan firmanُ-firman Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini berlaku hanya bagi
Nabi Musa as. dan Bani Israil. Firman Allah SWT. “Dan
sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat)
kepada Musa. ” (QS. Al Baqarah: 87). “Dan Kami berikan
kepada Musa kitab Taurat dan Kami jadikan kitab Taurat
petunjuk bagi Bani Israil.” (QS. Al Isra’: 2).
Kitab Taurat ini hanyalah salah satu bagian dari Kitab suci
agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab (terdiri dari Thora,

Nabiin, dan Khetubiin). Di kemudian hari orang Kristen
menamainya Perjanjian Lama (Old Testament). Konon Taurat
yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal dari Nabi
Musa as. dan dibagi menjadi lima kitab:
1. Kitab Kejadian (Genesis) yang mengisahkan kejadian alam
semesta, kejadian Adam dan Hawa serta dikeluarkannya
mereka dari surga, dan turunnya Adam , dan sejumlah Nabi
sampai Yusuf as.
2. Kitab Keluaran (Exodus) yang mengisahkan tentang
keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as.
akibat penindasan Fir’aun, keberadaan Musa di Padang Tih,
Semenanjung Sinai selama 40 tahun, munajat Musa as.
terhadap Yahwe (Allah SWT), sampai turunnya Sepuluh
Perintah.
3. Kitab Imamat (Leviticus) yang berisi kumpulan hukum/syariat
dalam agama Yahudi.
4. Kitab Bilangan (numbers) yang menerangkan jumlah
keturunan dua belas Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.
5. Kitab Ulangan (Deuteronomy) yang berisi pengulangan kisah
kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan
peraturan.
Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang berarti
syariat atau hukum. Kitab Taurat itu sendiri memang diturunkan
dalam bahasa Ibrani. Nama Taurat disebut dalam Al Qur’an
sebanyak delapan belas kali. Isi pokok kitab ini adalah Sepuluh
firman atau Perintah (Ten Commandements) Allah SWT yang
diterima oleh Nabi Musa as. ketika berada di puncak gunung
Thursina.
Sepuluh Firman atau Perintah yang mencakup asasُ-asas akidah
(keyakinan) dan asasُ-asas syariat (kebaktian) itu termuat
dalam kitab Keluaran pasal 20: 1ُ-17 dan Kitab Ulangan pasal 5:
1ُ-21. Sepuluh Perintah Allah SWT tersebut sebagai berikut:

1. keharusan mengakui keُ-Esaُ-an Allah dan mencintaiُ-Nya.
2. larangan menyembah patung atau berhala, sebab Alllah SWT
tidak dapat diserupakan dengan makhlukُ-makhlukُ-Nya baik
yang ada di langit, di darat, maupun di air.
3. perintah menyebut nama Allah SWT dengan hormat
4. perintah memuliakan hari Sabat (sabtu)
5. perintah menghormati ayahُ-ibu
6. larangan membunuh sesama manusia
7. larangan berbuat cabul (mendekati zina)
8. larangan mencuri
9. larangan berdusta (menjadi saksi palsu)
10. larangan berkeinginan memiliki atau menguasai barang
orang lain dengan cara yang tidak benar.
Selain Sepuluh Firman atau Perintah Allah SWT tersebut, Nabi
Musa as. juga menerima wahyu lain tentang cara
melaksanakan sholat, berqurban, upacara, dan lain sebagainya.
Dalam menyiarkan ajaran tersebut, Nabi Musa as., dibantu oleh
saudaranya, Nabi Harun as.
Hanya saja, yang patut disesalkan, beberapa waktu lamanya
setelah Nabi Musa as. wafat, isi kitab Taurat telah diubah oleh
pemuka Yahudi. Sebagian firman Allah SWT dalam kitab
tersebut mereka gelapkan, sebagaimana telah diberitakan oleh
Allah SWT dalam Al Qur’an. “Dan mereka tidak memuliakan
Allah dengan kemuliaan yang semestinya saat mereka
berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada
manusia.” Jawablah (ya Muhammad): “Siapakah yang
menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai
cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu
lembarann-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu

perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian
besarnya, padahal telah diajarkan apa yang kamu dan bapakbapak kamu belum ketahui.” Katakanlah: “Allah (telah
menurunkannya)”. Kemudian biarkanlah mereka bermain-main
dalam kesesatannya.” (QS. Al An’am: 91) Maksudnya Nabi
Muhammad saw disuruh meninggalkan orangُ-orang yang
mempermainkan agama setelah menyampaikan petunjuk yang
benar.
Di antara isi Kitab Taurat yang diubah adalah tentang kerasulan
Muhammad dan sifatُ-sifatnya. Firman Allah SWT. “Apakah kamu
(umat Muhammad) masih mengharapkan mereka akan percaya
kepadamu, padahal sebagian mereka telah mendengar firman
Allah,
lalu
mereka
mengubahnya
setelah
mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah:
75) Ayat ini menegaskah bahwa di antara orang Yahudi ada
yang mengubah isi Taurat, antara lain yang berhubungan
dengan kerasulan Muhammad saw.
Setelah adanya perubahan isi dalam kitab Taurat tersebut,
masihkah kita wajib mempercayainya? DSalah satu cara
menyikapi kitab Taurat seperti yang diterangkan dalam
Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.
“… Oleh karena itu keimanan umat Islam dengan Taurat
sebagai satu di antara kitabُ-kitab suci yang diwahyukan
sebelum Alُ-Qur’an, sudah cukup dalam bentuk membenarkan
berita Alُ-Quran dan hadits Nabi, bahwa dulu Nabi Musa
menerima firmannُ-firman Tuhan, yang dinamakan dengan
Taurat. Sebagian firmanُ-firman yang disampaikan kepada Musa
itu disebutkan dalam Alُ-Quran dan apa yang disebutkan AlُQuran itu tentu dipercaya sebagai bagian dari kandungan
Taurat”.
B. Kitab Zabur

Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Dawud as. Firman Allah SWT. “Dan
Kami berikan (kitab) Zabur kepada Dawud.” (QS. Al Isra’: 55)
Kata
zabur
(bentuk
jamaknya
zubur)
berasal
dari
zabaraayazburuُ-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya
adalah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal
dengan sebutan mazmuur (jamaknya mazamir), dan dalam
bahasa Ibrani disebut mizmor (nyanyian rohani yang dianggap
suci).
Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani
yang dianggap suci (Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi
Dawud as. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini
berkisah tentang seluruh peristiwa dan pengalaman hidup Nabi
Daud as. mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya,
pengampunan dosanya oleh Allah, sukacita kemenangannya
atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan Mesias
yang akan datang. Jadi kitab ini sama sekali tidak mengandung
hukumُ-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi
Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan
yang dibawa oleh Nabi Musa as.
Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan
oleh Nabi Daud as. terdiri dari lima macam:
1. ratapan dan doa individu;
2. ratapanُ-ratapan jamaah;
3. nyanyian untuk raja;
4. nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan; dan
5. nyanyian perorangan sebagai rasa syukur.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur:146
1. besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.

2. maka aku akah memuji Allah seumur hidupku, dan aku akan
nyanyi pujianُ-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3. janganlah kamu percaya pada rajaُ-raja atau anakُ-anak Adam
yang tiada mempunyai pertolongan.
4. maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah
asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5. maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai
penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan Allah.
6. yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala isinya,
dan yang menaruh setia sampai selamanya.
7. yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi
makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang
yang terpenjara.
8. dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan
orang yang tertunduk, dan Allah mengasihi orang yang benar.
9. bahwa Allah akan berkerajaan kelak sampai selamaalamanya
dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman berzaman. Besarkanlah Allah
olehmu.
Mazmur (nyanyian rohani yang dianggap suci) itulah yang kini
dimuat dalam Perjanjian Lama. Menurut Dr. F.L. Bakker, pendeta
Kristen dari Belanda dan penulis buku Sejarah Kerajaan Allah
(judul aslinya: Geschiedenis der Gods Openbaring) dari 150
nyanyian rohani dalam Perjanjian Lama itu, hanya 73 di
antaranya yang berasal dari Nabi Dawud as. (yakni mazmur 3ُ9, 11ُ-32, 34ُ-41, 51ُ-65, 68ُ-70, 86, 101, 103, 108ُ-110, 122, 124,
131, 138ُ-145). Selebihnya adalah mazmur dari putraُ-putra
Korah (yaitu mazmur: 42, 44ُ-49, 84, 85, 87, 88), mazmur Asaph
(50, 73ُ-83), mazmur Ma’a lot (120ُ-134), dan mazmur Haleluyah
(104ُ-106, 111ُ-113, 115ُ-117, 135, 146ُ-150).
C. Kitab Injil

Injil adalah kitab yang berisi firmanُ-firman Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dari
Maryam. Firman Allah SWT.“Dan Kami telah memberikan
kepadanya kitab Injil, di dalamnya (berisi) petunjuk dan
cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat, serta menjadi petunjuk
dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Al Maidah: 46)
Kata Injil semula berasal dari bahasa Yunani euangelion yang
berarti kabar gembira. Kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Arab menjadi Injil. Makna dari kabar gembira yang
dimaksud adalah karena Nabi Isa as. menggembirakan para
umatnya dengan berita akan kedatangan Muhammad saw
sebagai utusan Allah SWT yang terakhir untuk seluruh alam.
Nabi Isa as. mengajarkan Injil kepada para pengikutnya hanya
selama tiga tahun. Tepatnya sejak usia 30 sampai usia 33
tahun. Lalu ia diangkat/diselamatkan oleb Allah SWT dari
pengejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya.
Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas orang
muridnya
yang
dalam
Islam
dikenal
dengan
sebutan Hawariyyun (muridُ-murid Nabi Isa yang sangat setia).
Mereka ialah:
1.
2.
3.
4.
5.
Yahya
6.
Ya’kub
7.
8.
9.
10.
11.
Ya’kub
12. Yahuda Iskariot

Simon
bin
bin

bin

Andreas
Petrus
Barnabas
Matius
Zabdi
Zabdi
Thadeus
Yahuda
Bartholomeus
Pilipus
Alpius

Isi yang terkandung dalam Injil ini berbeda dengan kitabُ-kitab
terdahulu. Kitab Taurat mengajarkan tentang Tauhid (keُ-Esaُ-an
Allah SWT), dan Kitab Zabur mengajarkan pujiُ-pujian (zikir dan
doa) kepada Allah SWT, sedangkan Injil mengajarkan tentang
pembersihan jiwaُ-raga dari kekotoran (nafsu duniawi). Dengan
kata lain, Injil mengajak manusia untuk hidup zuhud, yakni pola
hidup yang tidak mengutamakan halُ-hal yang bersifat duniawi.
Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Injil
merupakan kitab dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Isa as. Akan tetapi umat Kristen berpendapat lain. Menurut
mereka, Injil adalah kisah atau laporan yang disusun oleh para
pengikut Isa Almasih tentang kehidupan Almasih, termasuk
tentang pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi
agar mereka beragama secara benar.
Penting untuk kita ketahui, bahwa Injil yang beredar sekarang
ini berbeda dengan aslinya. Kalau begitu dari manakah Injil
yang ada saat ini? Tidak lain karya orangُ-orang Yahudi yang
ditulis beberapa waktu lamanya setelah Nabi Isa as. wafat.
Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Synodes
(muktamar gerejaُ-gereja) di Nicaea, – suatu tempat di Asia
Kecil, dekat Konstantinopel – pada tahun 325 M yang diadakan
oleh Kaisar Constantinus, diputuskan hanya empat injil yang
sah.
1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak
Alpius, seorang Yahudi yang mulaُ-mula bekerja sebagai
pegawai pemungut pajak.
2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus
adalah nama gelar, sedangkan namanya sendiri adalah Yohana
atau Yahya. Semula ia seorang beragama Yahudi, kemudian
masuk Kristen di tangan Petrus. Riwayat lain mengatakan
bahwa penulis Injil Markus adalah guru markus, ialah Petrus.
Markus adalah kemenakan dari Barnabas, yang juga penulis
Injil. Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah)
mengabarkan Injil ke Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap

di Mesir. Ia meninggal dunia karena dibunuh oleh para
penyembah berhala pada tahun 62 M.
Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak
mengakui ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk
Nasrani di daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir, dan
Habsy. ltulah sebabnya Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi
Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak
Maryam bukanlah Tuhan, melainkan Nabi dan Rasul
sebagaimana Nabiُ-Nabi dan Rasulُ-Rasul Tuhan yang lain.
3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran
Antiokia, Yunani. Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang
tukang gambar. Ia murid Paulus, dan keduanya tidak pernah
bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik Lukas maupun
Paulus bukanlah murid Yesus.
4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil Yahya ditulis
pada tahun 100 M oleh seorang ketua Gereja bernama Yahya
atau John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa
Injil Yahya bukan karya Yahya bin Zabid Murid Yesus, sebab ia
terbunuh pada tahun 70 M.
Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil Yahya dikarang oleh
seorang mahasiswa dari perguruan Iskandariyah pada abad
kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup beralasan.
Mengapa? Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana
ajaran tersebut mulaُ-mula datang dari mazab Iskandariyah
yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M
semasa Kaisar Constantinus.
Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan tentang
ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini lebih
lengkap dan jelas diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah
Lengkap karya Drs. Humaidi Tatapangarsa (terbitan Bina Ilmu,
Surabaya).

Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang dapat
dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk
tujuan itu atas desakan dari orangُ-orang disekitarnya.
Seorang penulis Masehi dari Libanon, Jerjis Zuwen mengatakan:
“Sesungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka
di waktu mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa AlُMasih tidak lain adalah seorang manusia dan dia tidak ada
sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun 96 M
berkumpullah semua pendeta Asia dan lainُ-lain di tempat
Yahya. Mereka mengharapkan agar Yahya menulis tentang AlُMasih dan menyerukan sebuah Injil yang belum ditulis oleh ahliُahli Injil yang lain. Lalu ditulisnya dengan cara tersendiri
tentang ketuhanan Allsih.”
Penulis Masehi lainnya, Yusuf Alُ-Dubai Alُ-Khauri menerangkan
pula. “Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada
penghabisan hidupnya atas permohonan pendetaُ-pendeta Asia.
Penyebabnya adalah karena di sana terdapat beberapa
golongan yang mengingkari ketuhanan Masih. Mereka meminta
kepadanya agar ditegaskan ketuhanan Alُ-Masih itu dan
disebutkan apaُ-apa yang ditinggalkan oleh Matius, Markus dan
Lukas dalam Injilُ-injil mereka.”
Jadilah Injil Yahya adalah satuُ-satunya Injil – di antara keempat
Injil – yang diakui sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas
mengajarkan ketuhanan Yesus.
Injilُ-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai
injil Apocrypha (injilُ-injil yang tidak sah, yang dilarang terbit
dan harus dimusnahkan). Injilُ-injil yang dinyatakan tidak sah
tersebut, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Injil
Injil
Injil
Injil
Injil
Injil

Andreas
Apeles
Barnabas
Duabelas
Ebionea
Ibrani

7.
8.
9.
10.
11.
Injil
12.
13.
14.
15. Injil Yudas Iskariot

Injil
Injil
Injil
Injil
Orangُ-orang
Injil
Injil
Injil

Marcion
Maria
Mathias
Nicodemus
Mesir
Philip
Thomas
Yakobus

Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi
keempat Injil (karya Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang
ada sekarang ini? Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa
Allah SWT pernah menurunkan Kitab Injil kepada nabi Isa as.
Akan tetapi Injil yang murni atau benarُ-benar berisi kumpulan
firman Allah SWT kini sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai
umat Islam dilarang mempercayai isi keempat Injil tersebut.
Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim
Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.
Berdasarkan keterangan Al Qur’an dan dengan menganalogikan
Injil dengan Al Qur’an, maka umat Islam memandang bahwa
Injil yang seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah
satu versi seperti Al Qur’an, ia harusiah merupakan himpunan
murni firmanُ-firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Isa
AIُ-Masih dan kemudian ia sampaikan kepada para pengikutnya.
Injil itu seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Almasih
dan kaumnya berbahasa Aramea.
Di antara semua Injil yang tersebut di atas – baik yang sah
maupun tidak – sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik
perhatian, terutama bagi umat Islam. Isi Injil Barnabas banyak
persamaannya dengan yang diberitakan Alُ-Quran. Sebab
dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga:
1. Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas Iskariot
yang telah diserupakan oleh Tuhan – rupa dan suaranya –
dengan rupa dan suara Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat

bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah SWT
(Pasal 215, 216, dan 217).
2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang
Rasul (utusan) Allah.
3. Bahwa putra Nabi Ibrahim as. yang akan disembelih karena
perintah Allah SWT adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang
tersebut dalam Perjanjian lama yang ada sekarang ini.
4. Mesias (yang dimaksudkan di sini “pembebas dunia” atau
“juru selamat”) atau Almasih yang dinantiُ-nantikan itu bukan
Yesus akan tetapi Muhammad, Nabi dan Rasul Allah yang
terakhir.
Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh pihak
Gereja digolongkan sebagai Injil yang tidak sah, sehingga
ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun
1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia
menemukan naskah tertua Injil Barnabas dalam bahasa Italia
yang semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang
terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah
dibuat terjemahannya ke bahasa lain seperti bahasa Inggris,
Spanyol dan Arab.
Penerjemahan Injil Barnabas dari bahasa Itali ke Bahasa Arab
dilakukan oleh Dr. Kholil Sa’adah pada tahun 1908 dan dimuat
dalam majalah Al Manar terbitan Mesir. Datl Injil Barnabas
berbahasa Arab itulah, Husein Abubakar dan Abubakar
Basymeleh menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.