Kalimat Efektif

  PERTEMUAN I, II Kalimat Efektif

  Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif lebih mengytamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.

  Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepadua, dan kelogisan.

  a. Kesepadanan

  Contoh:

  Bagi semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi Ijazah SLTA..

  seharusnya

  Semua mahasiswa baru harus menyerahkan legalisasi ijazah SLTA.

  contoh:

Penyusunan disertasi ini saya dibimbing oleh para promotor.

seharusnya

  Adiknya menjadi jura renang. Sedangkan kakaknya jura menari.

  Seharusnya

  Kami datang agak terlambat sehingga tidak bisa memilih presiden Adiknya menjadi jura renang sedangkan kakaknya jura menari.

  contoh: a) Mahasiswa Unikom itu yang berasal dari Sumatera.. menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

  Contoh:

  a. Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Jepang sedang menerjemahkan tugas mata kuliah translation dan pengetikan naskah asing.

  b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang, dan pengetikan. pengetikan. Kalimat harus diubah menjadi predikat nominal, sebagai berikut.

  b. Langkah penerjemahan adalah membaca naskah, mengedit ulang, dan mengetik hasil terjemahan.

  c. Ketegasan Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Pada sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberikan penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat. 1) Meletakan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat

  Pencuri itu merangkak, meloncat dan berlari agar tidak terlihat orang.

  3) Melakukan pengulangan kata-repetisi Contoh:

  Saya suka akan kedermawanan mereka, saya suka akan keramahan mereka.

  4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan Contoh:

  Dia bukan anak yang malas dan bodoh, tetapi rajin dan cerdas.

  5) Mempergunakan partikel penekanan-penegasan

  1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

  Perhatikan contoh:

  a. Kareana ia sakit keras, dia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.

  b. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah mereka mendengar aba-aba dari panitia. Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:

  c. Kareana sakit keras, ia tidak bisa mengikuti perlombaan renang.

  d. Para peserta lomba bersiap-siap memasuki arena setelah

  Dapat diubah menjadi Ia memakai baju hijau Di mana engkau mengankap merpati itu?

  3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

  Kata naik bersinonim dengan ke atas Kata turun bersinonim dengan ke bawah Kata naik bersinonim dengan saja Kata sejak bersinonim dengan dari Perhatikan kalimat-kalimat dibhaw ini: Dia hanya belajar komputer saja.

  para ibu-ibu para ibu beberapa bapak-bapak beberapa bapak

  Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut: Istri lurah yang cerewet itu.

  Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.

  Kalimat a- memiliki makna ganda yaitu siapa yang cerewet, lurah atau istri lurah.

  Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berfikir yang tidak sistematis. Oleh karena itu, hindari kalimat yang tidak padu. Misalnya:

  Kemajuan teknologi dalam benuk alat transpor memungkinkan manusia berpindah tempat dari pulau ke pulau, dari desa ke desa. Pada satu pihak kita lihat sekolah itu sebagai lembaga yang harus mengawetkan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang dengan menyampaikan kepada generasi muda. kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita. Perhatikan kalimat ini.

  Mereka membahas daripada persiapan pemilu.

Buku ini akan membahas tentang manfaat penguasaan

Komputer.

  Seharusnya: Mereka membahas persiapan pemilu.

  Buku ini membahas manfaat penguasaan komputer.

  Bentuk yang Salah Bentuk yang Benar

  1. Kepada yang terhormat Rektor Yang terhormat Rektor Unikom atau kepada Unikom Rektor Unikom

  2. Atas perhatiannya, kami ucapkan Atas perhtian Bapak, kamu ucapkan terima terima kasih. kasih.

  3. Pendapat itu saya kurang cocok. Pendapat itu bagi saya kurang cocok.

  4. Mahasiswa membawa komputer Mahasiswa membawa komputer sebanyak lima sebanyak 5 unit. unit.

  

5. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakusa. kata dalam bahasa Indonesia. Keraguan itu mungkin disebabkan pengaruh lafal bahasa daerah atau lafal bahasa asing. Padahal, semua singkatan atau kata yang terdapat dalam bahasa Indonesia termasuk singkatan yang berasal dari bahasa asing harus dilafalkan secara lafal Indonesia.

  AC BBC LNG

  IUD TVRI

  Memiliki Pascasarjana Logis Sosiologi Ke mana beberapa

  Be be se/bi bi si Ay yu di Ti vi er i Em te kyu Ay ji ji ay Mangkin Memuasken Pendidi,an Memili,i Bau-membau Paskarsajana

  Lafal Baku

  A ce Be be ce El en ge I u de Te ve er i Em te ki L ge ge i Makin Memuaskan Pendidikan

  Ke mana

  Ada pendapat yang menyatakan bahwa singkatan yang berasal dari bahasa Kalau begitu, kita akan mengalami kesulitan melafalkan singkatan yang berasal dari bahas Rusia, bahasa Jerman, atau bahas Aztec karena nama-nama huruf dalam bahasa tersebut pasti berbeda dengan nama-nama huruf dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, akronim bahasa asing-singkatan yang dieja seperti kata-yang bersifat internasional tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi singkatan itu tetap dilafalkan seperti lafal aslinya. Misalnya

  Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku

  Unesco u nes tjo yu nes ko Unicef u ni tjef yu ni syef

  Cara-cara Mengutip

  Perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung-kutipan isi- akan membawa akibat yang berlainan saat memasukannya dlam teks. Abaegitu juiga cara membuat kutipan langsung akan berbeda pula menurut panjang pendeknya kutipan itu. Agar tipa-tiap kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikanlah cara- pcara berikut:

  Sebuah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari empat baris ketikan, akan dimasukkan ke dalam teks dengan cara-cara berikut:

  2) Jarak antara baris dengan baris dua spasi

4) Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke

  atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu. Nomor urut penunjukan mempunyai pertalian dengan nomor urut penunjukan yang terdapat dalam catatan kaki. Nomor penunjukan ini bisa berlaku untuk tiap bab, dapat pula berlaku seluruh karangan tersebut. Masing-masing cara tersebut akan membawa konsekuensi tersendiri. Pada nomor urut penunjukan yang hanya berlaku pada tiap bab, maka pertama, pada tiap bab akan dimulai dengan nomor urut 1; kedua, untuk penunjukan yang pertama dalam tiap bab, nama pengarang harus disebut secara lengkap, sedangkan penunjukan pengarang, ditambah penggunaan singkatan-singkatan ibid., op.cit., atau loc. Sebaliknya bila nomor urut penunjukan berlaku untuk seluruh karangan, maka hanya untuk penyebutan yang pertama nama pengarang ditulis secara lengkap; penyebutan selanjutnya hanya mempergunakan nama singkat, dan singkatan-singkatan sebagaimana tersebut diatas. Misalnya: .......................................................................... Guru tak dapat memperhatikan muridnya seorang demi seorang. Dalam seminar The teaching of modern languages oleh sekretariat UNESCO di Nuwara Elliya, Sailan pada bulan Agustus 1953 dikatakan: Because of the very special nature of languages,

teaching us well on general education grounds, it is vital that class should be Jadi kalimat Because of the very special nature of languages, ... dst.

  Merupakan sutau kutipan, tetapi kutipan itu tidak lebih dari empat baris ketikan. Oleh akarea itu kutipan tersebut harus diintegrasikan dengan teks, serta spasi anatara baris adalah spasi rangkap. Tetapi sebagai pengenal bahwa bagian itu merupakan kutipan, mak bagian itu ditempatkan dalam tanda kutip. Bila menggunakan cara kedua , maka sesudah kutipan langsung ditempatkan nama pengarang-singkat, tahun, dan halaman dalam kurung.

  Bila sebua kutipan terdiri dari lima baris atau lebih, amak seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut:

  2) Jarak antar baris dengan bais kutipan satu spasi; 4) Sesudah kutipan selesaidiberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;

  5) Seluruh kutipan itu dimasukan ke dalam 5-7 ketika; bila kutipam itu dimulai dengan aline baru, maka baris pertama dari kutipan itu dimasukan lagi 5-7 ketikan. Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan itu terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini daat ditempuh dua cara: Mempergunakan tanda kutip ganda “|..........| bagi kutipan asli dan tada kutip

  Bagi kutipan asli tidak dipergunakan tanda kutip, sedangkan kutipan dalam Untuk jelasnya, perhatiakanlah ketiga contoh berikut! Masing-masing memperlihatkan kutipan langsung yang menggunakan atanda kutip, yang tidak menggunakan tanda kutip, dan yang mempergunakan dua jenis tanda kutip.

  Contoh a: Mempergunakan tanda kutip ............................................................................................................................. .... Terjemahan karya ilmuiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak memuaskan karean para penterjemah tidak terlatih dalam ilmu penterjemahan-suatu aspek linguistik terapan yang telah menjadi disiplin

  Misalnya salah satu terjemahan buku ilmu pengetahuan populer diparakatai “ Suatu fikiran yang telah tersebar luas seali di kalangan orang banyak menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda yang tak berjiwa, tidak efektif -sic!- , serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam kelindunga-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dai biara-biara dan universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang jauh dari dunia yang jahat dan materialistis ini ” –Asrul Sani 1957:7- Buku aslinya berbunyi ............................................................................................................................. .....

  Contoh diatas dapat pula ditempatkan dalam bagian tersendiri dengan tidak karean bagian yang dikutip ditempatkan agak ke dalam, serta jarak antar spasi rapat. Perhatikan bagaimana cara menulis kutipan diatas tanpa mempergunakan tanda kutip: ...........................................................................................................................

  Terjemahan karya ilmuiah dalam bahasa Indonesia banyak yang tidak memuaskan karean para penterjemah tidak terlatih dalam ilmu penterjemahan-suatu aspek linguistik terapan yang telah menjadi disiplin ilmu tersendiri-.

  Misalnya salah satu terjemahan buku ilmu pengetahuan populer menggambarkan buku-buku sebagai benda-benda yang tak berjiwa, tidak efektif -sic!- , serba damai yang pada tempatnya sekali berada dalam kelindunga-kelindungan sejuk dan ketenangan akademis dai biara-biara dan universitas-universitas dan tempat-tempat pengasingan diri yang lain yang jauh dari dunia yang jahat dan materialistis ini. –Asrul Sani 1957:7- Buku aslinya berbunyi ............................................................................................................................. ..... Contoh c: Mempergunakan dua jenis tanda kutip

  Bila dalam sebuah kutipan terdapat pula kutipan, maka keduanya dibedakan perhatiakn contoh berikut: ............................................................................................................................. .... Masih ada penadapt lain tentang konflik itu. Untuk tidak dalah tanggap, pembiacar kutip disini sepenggal tanggapan Mh. Rustandi Kartakusuma tentang apa itu sebenarnya yang disebut Dramatik, dalam prakata dramanya:

  merah semua putih semua:

  ”Dramatik oleh pertentangan-konflik-: Pertentangan dengan Alam atau Tuhan, dengan diri sendiri, dengan manusia sesama, dengan lingkungan.

  Akan tetapi pertentangan sendiri dimungkinkan oleh apa? Apa sumber Syahdan sumber pertentangan taiadalah alain selain jiwa manusai.

  Jiwa manusia seagai benda logam yang bermuatan listrik. Bila bertemu dengan benda lain yang berlistrik maka timbullah dramatik:#Sebelum kutarik handle ini dan elektron berloncatandari kutub ke kutub ungu gelora panas- bangis ...?

  Jadi, dasar dramatik yang paling dalam adalah kejiwaan manusia , benda bermuatan listrik, yang voltasenya lebih dari seribu.” ............................................................................................................................. ... Seperti halnya dengan contoh b, maka contoh diatas pun dapat ditempatkan kutipan itu dapat ditempatkan dalam tanda kutip ganda.

  Daalam kutipan tidak langsung biasanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Seabab itu kutipan itutidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tak langsung: Kutipan itu diintegrasikan dengan teks; Jarak anta baris dua spasi; Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;

  Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.

  Contoh .............................................................................................................................

  .. Pertama-tama harus dibedakan dahulu antara kata “aksen” dan “tekanan”. Dalam tata istilah ilmu bahasa aksen tidak sama dengan tekanan. Tata aksen dalam suatu bahasa memperbedakan suku-suku kata –yang sama bentuk fonetik-segmentalnya- dengan jlan titinada, kontur lagu, jangka bunyi, dan tekanan. Dengan perkataan lain, tekanan itu hanya satu bagian dari tata aksen, ...........................................................................................................................

  Pada cacatan kaki dengan nomor urut penunjuk 21 kita dapat membaca penjelasan sebagai berikut:

  PETEMUAN IX Pembatasan Topik

  Pengalaman-penglaman menunjukan bahwa pada saat pertama kali seorang mulai panjang atau besarnya tulisan itu. Mungkin penulis sudah mengetahui apa yang akan ditulisnya tetapipengetahuannya tentang topik itu saja belum mencukupi. Ia harus membatasi subjek tadi agar ia tidak hanyut dalm suatu persoalan yang tidak akan habis-habisnya, serta menulis tanpa suatu tujuan yang khusus. Setiap penulis harus betul-betul ykain bahwa tipik yang dipilihnya harus cukup

  

sempitdan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Kecendrungan tiap penulis

  baru dalah mengungkapkan sesuatu dalam uraian yang terlalu umum, akibatanya uaraian itu akan menjadi kabur dengan menggunakan istilah-istilah yang tidak tepat dan cermat. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal. Pertama, pembatasan itu memungkinkan penulis menulis dengan penuh

  Pemabatasan dan penyempitan topik memungkinkan penulis untuk mengadakan akan lebih mudah memilih hal-hal yang mudah dikembangkan. Pokok yang paling khususdan yang paling baik untuk digarap oleh penulis adalah refleksi dari observasi-observasi yang pernah dilakukan penulis, atau gagasan-gagasan dan nilai- nilai dari hal-hal yang dialami sendiri. Karena observasi dari pengalaman itu tidak lain daripada peristiwa yang khusus amakatidak ada sama sekali bahaya untuk menjangkau terlalu luas dan umum. Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara berikut. Pertama, tetapkanlah topikyang dingin digarap dalam suatu sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan apa topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut. Bila dapat, tempatkanlah perinciannya disekitar lingkaran topik pertama

  Keermpat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih sangat khusus yang akan digarap lebih lanjut. Perhatikan contoh berikut ini:

  Jadi topik yang khusus yang dipilih berdasarkan perincian diatas adalajh arus informasi pada Direktorat Perguruan Tinggi Swasta yang berada dibawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen Pendidikan Nasional. Topik yang

  PERTEMUAN V Kata Asing dan Kata Serapan

  Dalam proses perkembangan bahasa mana pun selalu terjadi “peminjaman” dan penyerapan unsur-unsur bahasa asing. Hal ini terjadi akibat adanya hubungan antar bangsa dan kemajuan teknologi, terutama biadang transportasi dan komunikasi. Yang dimaksud dengan kata asing disini ialah unsur-unsur yang berasal dari bahas asing yang masih dipertahankan bentuk aslinya karean belum menyatu dengan atau unsur-unsur serapan adalah unsur-unsur bahasa asing yang telah disesuaikan morfologi diperlakukan sebagai kata asli. Banyak diantara kata-kata serapan ini yang sudah tidak terasa lagi keasingannya. Kata-kata seperti pelopor, dongkrak, dan sakelar adalah contoh-contoh kata semacam itu.

  Bacalah kutipan berikut! Tetapi moral dari dongeng ini belumlah diceritakan. Moral disini ialah bahwa pertapa pertama yang pengamat penemu yang tajam, pertama kedua yang penuh pikir, dan penonton yang menjadi hakim tidaklah mewakili individu yang berbeda melainkan empat kaidah mental yang terdapat dalam suatu individu yang terlatih dalam .... –WM. Davis dalam Jujun S. Suriasumantri,

  Sebagian sudah tidak terasa keasingannya dan sudah menjadi perbendaharaan kata populer. Unsur-unsur serapan itu lebih-lebih kata asing harus digunakan secara berhati-hati. Makna dan cara penulisannya harus dipahami benar. Kita sering mendengar atau membaca kata-kata semacam itu yang sering digunakan secara tidak tepat. Contoh:

  Favorit, hobi, praktis, logis, asosiasi, ekonomis Tidak tepat : Saya hobi membaca novel Seharusnya : Hobi saya membaca novel

  Kata-kata baru

  kehidupan lainnya. Demikian pula bhasa Indonesia. Akhir-akhir ini banyak sekali kata-kata baru yang dikemukakan berbagai pihak. Sebagian diantranya telah diterima oleh masyarakat. Contoh: Canggih pemerian ......

  Rambang, acak atak terandalkan Kendala telaah laik, kelaikan Lahan pemantauan prakiraan Sangkil pendekatan pascabedah

  Kita dapat menggunakan kata-kata seperti itu asal kita tahu denga tepat tanpa tanda khusus; tetapi jika kata itu belum dibakukan atau belum dikenal secara luas kita perlu menggaris bawahi dan memberikan padanannya dalam bahas asing atau dalam bahasa Indionesia.

  PERTEMUAN VI,VII, (VIII=UTS) IX Syarat-syarat pembentukan paragraf

  Dalam pengembangan paragrafkita harus menyajikan dan mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah kesatuan, kepaduan dan kelengkapan.

  Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau topik. Fungsi pengemabangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.

  Paragraf dianggap mempunyai kesatuan jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlepas topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik yang mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan. Penulis yang masih dalam tahap belajar/tahap pemula sering mendapat kesulitan dalam memelihara kesatuan ini.

  Setiap negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiridari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi, tidak setiap wilayah kondisisnya memungkinkan posisisnya menguntungkan, atau mempunyai potensi yang cukup baik untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu, sehingga harus mencukupinya dari tempat lain yang hampir selalu menyangkut kepentgingan negara lain. Untuk itu dibinalah hubungan internasional yang memungkinkan terbukanya peluang bagi setiap negara untuk mencukupi kebutuhannya dari negara lain melalaui jalan damai. Namun, untuk mencukupi kebutuhan ini tidak jarang pula ditempuh jalan kekerasan. Oleh sebab itu, masalah utama setiap negara sealain yang meliputi kemerdekaan, kedaulatan, kesatuan bangsa, dan keutuhan Gagasan pokok atau tema paragraf di atas adalah masalah utama setiap negara- meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan eksistensinya-. Gagasan pokok ini diperinci atau dijelaskan oleh beberapa penunjang berikut:

  Setiap negara seharusanya mampu menghidupi dirinya sendiri  Tidak semua negara kondisisnya memungkinkan  Diperlukan hubungan dengan negara lain 

  Perincian atas penjelasan ini diurut sedemikian rupa sehingga hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain merupakan satu kesatuan yang bulat.

  Sebaliknya cobalah bandingkan contoh paragraf diatas dengan paragraf Contoh:

  Kebutuhan hidup sehari-hari keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung dari besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi. Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk pembangunan tempat-tempat beribadah atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat-tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara gotong royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang

  • Dikutip dari:Tugas mahasiswa- Terlepas dari struktur kalimat yang digunakan, paragraf diatas tidak didukung oleh kesatuan. Ada kalimat yang sangat jauh hubungannya dengan gagasan utama. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu keluarga, dalam pengembangannya kita jumpai lagi gagasan pokok yang lain yaitu tempat ibadah. Hubungan anatara satu kalimat dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama. Penyimpangan ini mungkin terjadi karena beberapa hal, misalnya karean penulis melamun, atau bosan dengan topik yang sedang ditangani atau
baru , tetapi tidak relevan dengan isi. Hal ini tidak mudah membetulkannya. kalimat topik dan tujuan inilah yang menjadi pedoman pengembangannya.

  2. Kepaduan Syarat kedua yang dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.

  Satu paragraf bukanlah satu kumpulan atau tumpukan kalimat yang masing- masing berdiri sendiri atau terlepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Pembaca dapat dengan mudah mengikuti atau memahami jalan pikiran penulis tanpa hambatan karean adanya loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya keterpaduan . Jadi kepaduan atau koherensi

  Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan

  a. Repetisi atau pengulangan kata kunci

  b. Kata ganti

  c. Kata transisi atau ungkapan penghubung dan

  d. paralelisme

  2) Pemerincian dan urutan isi paragraf Bagaimana cara mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran-pikiran penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya. Perincian ini dapat diurutkan secara kronologis –menurut urutan waktu- secara logis –sebab- akibat , akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus-, menurut urutan ruang

  • –spasial-, menurut proses dan dapat juga dari sudut pandang yang satu ke Perhatikanlah contoh berikut: Contoh Dalam mengajarkan sesuatu langkah pertama yang harus kita lakukan ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tanpa adanya tujuan yang sudah ditetapkan, materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang akan kita gunakan, serta bentuk
  • perhatikan kata yang dicetak miring- yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kata kunci yang mula-mula timbul pada awal paragraf kemudian diulang-ulang dalam kalimat berikutnya. Pengulangan ini berfungsi memelihara kepaduan semua kalimat. Perhatikan contoh dibawah ini! Contoh Perkulaiahan bahasa Indonesia sering kali membosankan sehingga

disebabkan , bahan kuliah yang disajikan dosen sebenarnya meruapakan yang tidak diperlukan mahasiswa. Disamping itu, mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun merasa sudah mampu menggunkan bhasa Indoensia.

  

Akibatnya, memilih atau menentukan bahan kuliah yang kan diberikan

  pada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar bahasa Indonesia. Perhatikanlah kata atau frase yang digunakan –dicetak miring-, yang mnyatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunkan frase tarnsisi ini, tulisan

  Paralelisme juga digunakan untuk menunjukan koherensi, walaupun tidak penggunaan kata ganti. Pada prinsipnya paralelisme meruapakan penuangan ide-ide ke dalam kalimat-kalimat yang secara struktural sama. Cobalah perhatikan contoh paragraf dibawah ini! Contoh

  Menurut jadwal kerja, Pingkan bertugas sampai pukul 19.12. Artinya kios itu tutup pukul 19.00, dan Pingkan diberi waktu menghitung uang, mengisi buku penjualan, mengunci safe, serta memasang alarm sebelum meninggalkan kios itu. Tetapi kereta api bawah tanah ke Hogdalen, tempat manusia pun sanggup melakukan semua tugas diatas dalam waktu

  3. Kelengkapan Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

  Perhatikan contoh berikut! Contoh Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka

  

pengulangan. Kita lihat ungkapan bertengkar pada kalimat pertama hanya

diulangi dengan sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa.

  Perhatikan lagi contoh berikut! Contoh

  Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggeamar penghuni darat atau burung-burung yang indah.

  Dapat dilihat dari contoh paragraf di atas hanya terdiri dari satu berfungsi menunjang kejelasan kalimat topik. Dengan kata lain, kalimat Cobalah bandingkan dengan contoh paragraf berikut, yang dikembangkan secara lengkap.

  Contoh: Masalah kelautan yang diohadapi dewasa ini ialah tidak hanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak da penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari kima atau tiram mutiara sebagai halnya untuk panda dan harimau. Jenis makhluk laut tertentu, tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian dewasa padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian di pantai barat Afrika sampai bagian barat Laut Teduh. Kini hanya dijumpai di daerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi semua ini# Dalam paragraf di atas penulis sudah berusaha mengemukakan contoh- contoh tentang masalah kelautan sehingga dengan conto-contoh tersebut masalahnya jadi jelas. Jadi, dalam pengembangan paragraf, kita harus menyediakan detail yang cukup untuk menunjang kalimat topik.

  Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling menunjang dan hanya mengandung satu gagasan pokok dan dijelaskan oleh beberapa gagasan penunjang. Gagasan pokok dituang ke dalam kaliumat topik dan gagasan penunjang ke dalam kalimat-kalimat penunjang. Jadi, setiap paragraf terdiri dari kalimat topik dan kalimat-kalimat penunjang. Dalam kalimat topik, penulis kadang-kadang mengemukakan generalisasi yang menuntut penguraian dan pembuktian. Penguraian dan pembuktian ini dekemukakan dalam kalimat-kalimat panjang atau kalimat-kalimat pembantu. Pengemabangan paragraf dalam bentuk ini dimulai dengan mengetengahkan persoalan pokok atau gagsan utama, kemudian diikuti dengan gagasan- berisi pernyataan umum berada pada permulaan paradraf. Pengembangan ini Kalimat Topik Generalisasi Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang

  Gagasan Penunjang Cobalah perhatikan contoh berikut Contoh

  Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling

dasar dalam kemampua berbahasa, khusus dalam karang mengarang.

  Jumlah kosa kata yang dimiliki oleh sseeorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu jumlah kosa kata yang dikuasai seseorang, juga akan menjadi indikator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi memilih kata-kata yang tepat atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang Kalimat topik-pernyataan umum- terdapat pada awal paragraf, dan diikuti oleh gagasan-gagasan penunjang yang berisi peranan kosa kata bagi seseorang – secara deduktif- Ada juga paragraf yang di mulai dengan generalisasi –kesimpulan- dan diakhiri pula dengan generalisasi. Generalisasi yang pertama merupaklan kalimat topik, sedangkan generalisasi yang kedua –pada akhir paragraf- memberi ringkasan atau kesimpulan dari paragraf tersebut. Bentuk pengembangan ini sering digunakan jika isi paragraf tersebut sangat kompleks sehingga memerlukan pengulangan dan penegasan. Perhatikanlah

  Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang

  Ringkasan akhir generalisasi

  Contoh

  

dengan uasaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan

  cukup, dapat mengubah sistempertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk mememenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup mampu menunjang pemabangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pemabangunan, baik ditingkat pusat, maupun di tingkat daerah. Itulah

  

sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat

mendesak.

  Kalimat topik yang terletak pada wal paragraf kemudian diulang atau Paragraf juga dapat dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus atau gagasan- gagasan penunjang, kemudian dikahiri dengan generalisasi. Dalam bentuk ini kalimat topik terletak pada akhir paragraf-secara induktif-. Perhatikanlah diagram di bawah ini

  Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang

  Gagasan Penunjang Gagasan Penunjang Kalimat Topik Generalisasi Selanjutnya cobalah baca contoh berikut.

  Contoh Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan pengajran bahasa

  Indonesia secara metodologis dan sistematisbukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya. Setelal anak dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Ia jam. Baik waktu istirahat maupun pada jam-jam pelajaran unsur-unsur bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah tersebut bersifat homogen dan gurunya pun penutur bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah

  

yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan

melaju terus dengan cepat.

  Ada juga paragraf yang tidak mempunyai kalimat topik. Topik paragraf tau gagasan pokok tersebar diseluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya kita jumpai dalam karangan narasi-yang berbentuk cerita- atau deskripsi –berbetuk lukisan-. Pikiran utama didukung oleh semua

  Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutanmengendur. Kian lama kian berkurang. Akhirany tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah mulai turun dari kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan raung lalu lintas jalan raya kembali menggiula seperti kemarin. Raung klakson mobil dan desis kereta api bergema-gema menerobos ke relung-relung rumah di sepanjang jalan. Sayup- sayup terdengar dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari kemarin. Paragraf diatas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan membangun paragraf tersebut. Karya fiksi umumnya mengunakan bentuk ini.

  PERTEMUAN X Pengembangan Paragraf

  Menulis paragraf memerlukan penyusunan dan pengekspresian gagasan- gagasan penunjang. Gagasan pokok dari sebuah paragraf hanya akan jelas jika diperinci dengan gagasan-gasasan penunjang. Setiap gagasan penunjang hanya dapat dituangkan ke dalam satu gagasan penunjang atau lebih. Maalahan ada juga kemungkinan beberapa gagasan penunjang dijadikan satu kalimat penunjang.

  Untuk jelasnya cobalah perhatikan contoh dibawah ini. Contoh: Kerangka paragraf Gagasan pokok : Keindahan alam di Batu Malang Gagasan penunjang : - manusia telah mengubah segala-galanya

  • hutan, sawah, dan ladang tergusur
  • pohon tidak ada
  • pagar bunga sudah diganti
  • gedung-gedung mewah dibangun
Kerangka paragraf di atas berisi satu gagasan poko dan beberapa gagasan pengembangan kerangka di atas.

  PERTEMUAN XI, XII

  Singkatan-singkatan yang dipergunakan dalam catatan kaki Untuk memudahkan pencacatan data mengenai sumber data yang dipakai berulang- ulang, sudah menjadi suatu kelaziman dalam dunia penulisan karangan ilmiah dipakai singkatan-singkatan khusus dari kata-kata Latin sebagai pengganti data lengkap mengenai data lengkap sumber yang telah disebut lebih dulu. Pemakaian

  

a) Ibid dari ibidem, artinya sama. Diapakai untuk menyatakan bahwa kutipan itu

  dengan lengkap sebelum kutipan tersebut. Jadi, antara kutipan itu dengan kutipan sebelumnya tidak ada sumber lain. Bila halamannya saja yang berbeda maka dipakai: Ibid.,hlm ...

  

b) Loc. Cit dari loco citato, artinya pada tempat yang telah disebut. Dipakai

  untuk menyatakan bahwa sumber itu sama dengan sumber yang telah mendahuluinya. Begitu pula halamannya, hanya telah diselingi sumber lain.

  

c) Op. Cit. dari opere citato, yang dimaksudnya karya yang telah dikutip terlebih kutipan sebelumnya, tetapi telah diselingi sumber lain. Disamping itu, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh pemakaian ketiga singkatan itu sebagai berikut:

  2 Gustav Bergman, Philoshopy of Science –Madison University of Wisconsin Press. 1952-, hlm. 87.

  3 Rudolf Flesch, How to Test Reliability –New York: Harper and Brother , 1951-, hlm. 46.

  4

  5

  Jadi nama pengarang yang diikuti Loc. It. Dan Op. Cit. itu hanya nama akhirnya saja

  PERTEMUAN XIII Penyusunan Daftar Pustaka

  Data mengenai sumber itu pada bagian tersendiri disususn alfabetis dengan cara yang dipakai pada catatan kaki. Bedanya antara lain pada daftar pustaka nama keluarganya. Gelar pengarang dan no halaman tidak dicantumkan.

  Contoh: Alexander, Carter. How to Locate Education and Data. New York, Bureau of Publications, 1950. Bales, R.E. Interactions Prosses Analysis. Cambridge, Addison Wesley Publishing Company, 1954. Cambell. What is Science#. New York. Dover Publication, 1952. Demming, William E. Some Theory of Sampling. New York, Jhon Wiley and Sons.

  Flesch, Rudolf. How to Test Reliability. New York, Harper and Brother, 1951.

  Disamping cara diatas, ada cara lain yang dapat digunakan Contoh berikut ini adalah cara yang dipakai dalam penulisan daftar pustaka pada akhir-akhir ini.

  Effendi, Usman.1968 ”Sedikit Caatan tentang Sketsa Pelukis Nashar”: Budaya Jaya, 2 –Juli I- Jassin, H.B. 1959. Tifa Penyair dan Daerahnya Jakarta: Gunung Agung.

  Welek, Rene and Austin Waren. 1956. Theory of iterature. New York: Harcourt Brace and World.

  Penulisan-tifografinya- ada berbagai cara. Cara I Daradjat, Zakiah. 1950. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang Cara II

  Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang

  Cara III Dardjat, Zakiah.

  1950. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang

  PETEMUAN

  Menyusun Kerangka Organisasi Karangan Lazimnya, untuk menususn sebuah karangan terlebih dahulu dibuat kerangkanya. Yang dimaksud dengan kerangka karangan ialah rencana karangan secara garis besar, baik organisasinya maupiun isinya. Kerangka karangan disebut untuk membantu penulis agar ia dapat mengungkapkan ide-idenya secara terinci dan berfungsi juga bagi seorang peneliti sebagai pedoman untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan .................. maupun dan lapangan dan laboratorium.

  Agar diperoleh kerangka karangan yang baik dapat digunakan dua cara yaitu secara klangsung dan secara bertingkat. Yang dimaksud dengan secara langsung ialah ide-ide utama yang kan dikemukakan dalam karangan langsung disususn menurut urutan dan tingkatannya pada bab-bab karangan. Penyusunan kerangka krangan secara bertingkat dalam proses penyusunannya melalaui beberapa thap yaitu:

  (1) Curah ide-brain storming- disebut juga ............ ide Dengan berpedoman pada judul dan tujuan penulisan karangan maka semua ide yang berkaitan dengan judul dn tujuan tersebut ............ cermat

  Ide-ide yang telah terdaftar dikoreksi, kalau-kalau ada ide yang menyimpang ditambahkan maka daftar ide tadi dilengkapi dengan ide-ide yang baru muncul. (3) Pengelompokan Ide

  Ide-ide terebut dikelompokkan menurut jenis dan tingkatannya dan disususn menurut bab dab anak bab. Setiap bab dan anak abab diberi judul sesuai dengan jenis ide yang dikemukakan dalam bab dan anak bab tersebut. Penusunan Kerangka karangan secara bertahap ini membantu penulis untuk memperoleh ide-ide yang terinci dan tersusun. Dibawah ini hanya dikemukan salah satu teknik penyusunan kerangka karangan karangan yang dikehendaki: makalah, laporan teknik, atau laporan penelitian. Contoh tiap-tiap organisasi karangan dapat diperhatikan dibawah ini.

  A. Kerangka Organisasi Makalah

  I. PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah I. 2 Ruang Lingkup Kajian I. 3 Tujuan Penulisan I. 4 Cara Memperoleh Data

  II. DESKRIPSI MASALAH-DATA MENURUT LITERATUR-

  III. PEMBAHASAN/KOMENTAR PENULIS ATAS DATA YANG

  IV. SIMPULAN DAN SARAN

  B. Kerangka Organisasi Laporan Teknik

  I. PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah I. 2 Ruang Lingkup Kajian I. 3 Tujuan Penulisan I. 4 Cara Memperoleh Data

  II. DESKRIPSI MASALAH-DATA MENURUT HASIL SURVAI

  III. PEMBAHASAN MASALAH MENURUT PEMIKIRAN PENULIS

  I. PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang dan Rumusan Malah I. 2 Ruang Lingkup Kajian I. 3 Tujuan Penulisan I. 4 Anggapan Dasar I. 5 Hipotesis I. 6 Metode Penelitian I. 7 Sistematika Pembahasan

  II. TINKAUAN PUSTAKA –PENJABARAN POSTULAT-

  III. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN –PEMBUKTIAN

  IV. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

  PERTEMUAN XIV, XV Baku Tidak Baku Baku Tidak Baku

  E i O U Apotek apotik Khotbah Khutbah Atlet atlit Berkhotbah Berkhutbah Atmosfer atmosfir Cenderamata cinderamata u O Definisi difinisi Juang Joang Kartotek kartotik Berjuang Berjoang Komedi komidi Perjuangan Perjoangan

  Problematik problematik Berlubang Berlobang Teori tiori Melubangi Melobangi Teoritis tioritis Ubah Obah; robah; rubah Sistem sistim Berubah Berobah Bersistem bersistim Mengubah Mengobah, merobah Sistematika sistimatika Merubah, Sistematis sistimatis Diubah Diobah; dirobah; dirubah Rezeki rizki, rejeki Perobahan Perobahan Telepon tilpun I e -al -il Hakikat hakekat Formal Formil Kaidah kaedah Konsepsional Konsepsionil Nasihat nasehat Operasional operasionil Penasehat penasihat Personalia Personil

  Hierarki hirarki Tradisional Tradisionil Karier karir Spesies spesis F P Varietas varitas Aktif Aktip

  Februari Pebruari E a Intensif Intensip Frase frasa Konferensi Konperensi Metode metoda Positif Positip Sintesis sintesa Tafsiran Tapsiran

  Tarif Tarip F Ph Eks Ek Filologi Philologi Kompleks Komplek Fisik Phisik Teleks Telek Foto Photo Tripleks Triplek

  Or Ort

  V P Ekspor Eksport

  November Nopember Introver Introvert Motivasi Motipasi Paspor Pasport Kreativitas Kreatipitas Produktivitas Produktipitas Isi isa

  Analisis Analisa J Y Menganalisis Menganalisa Objek Obyek Penganalisisan Penganalisaan Objektif Obyektif Hipotesis Hipotesa Subjek Subyek Katalisis Katalisa

  Sintesis Sintesa; sintese Catatan: Proyek Projek Sya Sa

  Masyarakat Masarakat K H Syakwasangka Sakwasangka Teknik Tehnik Syukur Sukur Keteknikan Ketehnikan Mensyukuri Menyukuri Teknisi Tehnisi Teknologi Tehnologi S Sy Arkais Arkhais Sahih Syahih Arkeologi Arkheologi Saraf Syaraf Psikis psikhis Psikologi Phisikologi S Z

  Asas Azas Kh H Asasi Azasi Akhir Ahir Akhlak Ahlak Z J Ikhlas Ihlas Izin Ijin Ikhtiar Ihtiar Lazim Lajim

  Zaman Jaman Ng Ngg Kongres Konggres Z S Linguistik Lingguistik Ijazah Ijasah Ans An Era Ra Ambulans Ambulan Jenderal Jendral Balans Balan Sutera Sutra

  Diesel Disel Kua-,kui-,kuo

  Penerapan Penetrapan; penetrapan Tr Ter Risiko Resiko Istri Isteri Survai Survei Mantra Mantera Tim Team Putra Putera Identitas Indentitas Putri Puteri Itikad Iktikad

  • Kwa-,kwi-,kwo Jadwal Jadual Ekuivalen Ekwivalen Zona Zone Frekuensi Frekwensi Depot Depo Kuantum Kwantum Film Filem Konsekuensi Konsekwensi Manajemen Managemen Kualifikasi Kwalifikasi Manajer manager

  Kuarsa Kwarsa Diferensial Differensial Kuitansi Kwitansi Ilustrasi Illustrasi Kuorum Kworum Konsesi Konsessi Kuota Kwota Masal Massal Likuidasi Likwidasi Misi Missi

  Profesi Professi Asi Ir Keprofesian Keprofessian Konfrontasi Konfrontir Profesor Professor

  Dikonfronta si Dikonfrontir Massa Masa –orang banyak-

  Konsiyasi Konsiyisir Masyrakat ramai Dikonsinyas i

  Dikonsinyir Masalah Masaalah Koordinasi Koordinir, kordinir Kelola Lola Dikoordinas Dikoordinir Mengelola Melola Organisasi Organisir Pengelola Pelola Produksi Produksir Sila Silah Memproduk si

  Memproduksir Mempersilakan Mempersilahkan Proklamasi Proklamir Disilakan Disilahkan Standar Standard Silakanlah Silahkanlah Standardisasi Standarisasi Wujud Ujud Transpor Transport Berwujud Berujud Transportasi Transportir Perwujudan Perujudan

  Lembap Lembab Kelembapan Kelembaban

  O Au Pelembap Pelembab Anggota Anggauta Tunjuk Teladan Tauladan Mempertunjukkan Mempertunjukan

  Pertunjukan pertunjukkan Duduk Mendudukkan Mendudukan Kedudukan Kedudukkan

  Kristal Mengkristal Mengristal Pengkristalan Pengristalan Kelas Klas Klasifikasi Kelasifikasi Produksi Memproduksi memroduksi Sukses Menyukseskan mensukseskan Terjemah Menerjemahkan Menterjemahkan Penerjemah Penterjemah Penerjemahan Penterjemahan Antar Antarinstansi Antar instansi Antarkelas Antar kelas Antarnegara Antar negara Antarpulau Antar pulau