Pengaruh Lingkungan Bisnis Dan Strategi Operasi Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Fanshop Persib Di Wilayah Bandung
Nama Lengkap : Sendi Aji Saputra
Nama Panggilan : Sendi
Tempat/Tanggal Lahir : Bandung , 16 Januari 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Tetap : Gg.Babakan Priangan IV RT/RW 08/01 No.01 Kel.Cisereuh Kec. Regol, Bandung 40255
No Telepon : Handphone : 0857 2388 3393
Email : [email protected]
2011 - 2015 : Universitas Komputer Indonesia, Fakultas Ekonoomi, Program Studi Manajemen Spesialisasi Bisnis. Program Srata-1
2008 - 2011 : SMA Pasundan 1 Bandung 2005 - 2008 : SMP Negeri 21 Bandung
1999 - 2005 : SD Negeri Babakan Priangan II Bandung 1998 - 1999 : TK Melati Mekar Bandung
DATA PRIBADI
(2)
Dalam Rangka Acara Motivasi, UNIKOM, 2012.
Nilai-Nilai Pancasila Untuk Generasi Muda, UNIKOM, 2012. Sistem Ekonomi Syariah Berbasis IT, UNIKOM, 2012.
Dalam Acara Umum Motivasi ”Mahasiswa Berprestasi di Kampus, 2012. Pelatihan Character Building, UNIKOM, 2012.
Pelatihan Pajak Terapan, UNIKOM, 2013.
Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung, UNIKOM, 2013. Kunjungan Study Kelayakan Bisnis, Jakarta, 2014.
Table Manner, UNIKOM, 2014.
2005 - 2007 : Anggota Paskibra SMPN Negeri 21 Bandung
2008 : Panitia Karang Taruna di RW/RT
2013 : Organisasi Oriflame di Bandung
Spesifikasi Keterangan
Microsoft Word Word Processing
Microsoft Excel Excel Processing
Microsoft Power Point Power Point Processing SEMINAR / PELATIHAN / ……
PENGALAMAN BERORGANISASI
(3)
(4)
(5)
(6)
Kinerja Perusahaan di pengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu diantaranya Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi. Fenomena variabel Lingkungan Bisnis, Lingkungan Bisnis Perusahaan fanshop Persib yang berada jauh dari kawasan yang menyukai t-shirt Persib mengalami kesulitan dalam Persaingan,ketersediaan tenaga kerja dan dimensi pasar dengan perusahaan lainnya.
Fenomena variabel Strategi Operasi, strategi Operasi yang di terapkan dalam perusahaan Fanshop Persib tersebut kurang baik, dikarenakan Perusahaan tersebut menjual produk dengan harga yang tinggi dibanding dengan perusahaan lain dan dalam strategi pengiriman perusahaan masih kurang cepat dalam layanan penjualan dan pelayanan setelah penjualan. Dan fenomena variabel Kinerja Perusahaan, Kinerja Perusahaan Fanshop Persib masih kurang berkembang sehingga sulitnya meningkatkan pertumbuhan penjualan,pertumbuhan produk baru dan pertumbuhan laba terhadap perusahaan.
Pada saat ini sebuah perusahaan wajib untuk melakukan suatu kegiatan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, kegiatan yang dimaksudkan adalah melakukan suatu proses menciptakan dan memuaskan para pelanggan dengan cara melakukan penilaian secara terus menerus akan kebutuhan para pelanggan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja perusahaan di Fanshop Persib Wilayah Bandung. () pengaruh strategi operasi terhadap kinerja perusahaan di Fanshop Persib Wilayah Bandung. Dan (3) pengaruh lingkungan bisnis dan strategi operasi terhadap kinerja perusahaan di Fanshop Persib Wilayah Bandung. Sebanyak 41 Perusahaan diambil sebagai sampel melalui teknik penarikan sampel dengan metode ample random ampling. Data di kumpulkan melalui penyebaran kuesioner, observasi dan wawancara. Metode survey yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif. Data di analisis dengan metode imple regreion analyi dengan menggunakan software program SPSS 1.0 for window. Hasil penelitian menunjukan Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi memberikan pengaruh yang relatif besar terhadap Kinerja Perusahaan pada perusahaan Fanshop Persib Wilayah Bandung secara parsial maupun simultan.
Kata Kunci : Lingkungan Bisnis, Strategi Operasi, Kinerja Perusahaan BSTRCT
Sendi ji Saputra 21211016, “The influence of the business environment and operating strategies gainst the performance of the company in the region of Bandung, Persib Fanshop”, under the guidance of Dr.Raeni Dwi Santy, SE., M.Si.
(7)
3
companie.
The phenomenon of variable operating trategie, operating trategie in implementing within the company the Perib Fanhop le well, becaue the company i elling a product with a high price compared to other companie and trategie hipping companie till le quickly in ervice ale and ervice after the ale. And the phenomenon of the variable performance of the company, the company' performance till le developed Perib Fanhop o hard it increae ale growth, new product growth and profit growth to the company.
At thi time a company i obliged to perform an activity to improve the company' performance, the activity in quetion i a proce of creating and atifying it cutomer by continuou aement of the need of the cutomer. Thi reearch aim to know the: (1) influence the buine environment on performance of companie in the area of Perib Bandung Fanhop. (2) the operating trategy of the influence on performance of companie in the area of Perib Bandung Fanhop. And (3) the influence of the buine environment and operating trategie againt the company' performance in the area of Perib Bandung Fanhop. A many a 41 Companie taken a a ample through the withdrawal of ample with the ample random ampling method. The data collected through the diemination of quetionnaire, obervation and interview. The urvey method ued i decriptive and verifikatif. Data analyi with the method of imple regreion analyi by uing the oftware SPSS 13.0 program for window. The reearch reult how the buine environment and operating trategie provide a relatively large influence on performance of the company on the company Fanhop Perib Bandung Region partially a well a imultaneou. Keyword: Business Environment, Operating Strategies, CompanyPerformance
(8)
7 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Lingkungan isnis
2.1.1.1 Pengertian Lingkungan isnis
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (200:46) mengemukakan bahwa:
Lingkungan (environment) merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dalam pengelolaan kegiatan bisnis. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perencanaan strategi bisnis.
Menurut Glueck and Jauch dalam penelitian Wispandono (200:54) mengemukakan bahwa:
Lingkungan bisnis meliputi faktor-faktor di luar perusahaan yang dapat menimbulkan peluang atau ancaman bagi perusahaan. Analisis diartikan sebagai penelusuran peluang atau ancaman sampai ke pangkalnya. Analisis lingkungan diartikan sebagai proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.
(9)
Suryana (2006: 06) mengemukakan bahwa:
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannnya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/ perusahaan adalah lingkungan internal dan eksternal.
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (200: 46-47) mengemukakan beberapa alasan pentingnya analisis faktor lingkungan dilakukan, yaitu sebagai berikut:
. Lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis sehingga para pimpinan perusahaan perlu mennganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan tersebut.
2. Para pimpinan perlu menyelidiki lingkungan, khususnya untuk:
a. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.
b. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.
3. Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis dan diagnosis lingkungan umumnya lebih efektif dibandingkan dengan yang tidak melakukannya.
(10)
Dapat disimpulkan bahwa factor lingkungan sangat berpengaruh dalam menjalankan sebuah perusahaan, dengan lingkungan yang dinamis dan strategi memungkinkan perusahaan akan berkembang sangat cepat.
2.1.1.2 Dimensi-Dimensi Lingkungan isnis
Lingkungan organisasi merupakan variabel yang sangat penting dalam menentukan strategi bisnis perusahaan dan dipandang sebagai trend perubahan yang dapat menciptakan kesempatan dan tantangan bagi organisasi (Swamidass & Newell, 987). Lingkungan bisnis menjadi elemen kausal dalam hubungan strategi operasi dan kinerja bisnis perusahaan sehingga organisasi perlu melakukan "scanning environment" secara berkesinambungan untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi.
Literatur konseptual tentang lingkungan bisnis telah dikembangkan dalam literatur manajemen (Dess & Beard, 984; Sharfanan & Dean, 99 dikutip dalam Badri et al., 2000). Dimensi dimensi tersebut meliputi environmental munificence, environmental dynamism, dan environmental complexity. Environmental munificence merupakan tingkat dukungan lingkungan terhadap pertumbuhan organisasi yang ada di dalamnya dan diukur melalui tiga hal yaitu biaya bisnis, ketersediaan tenaga kerja, dan tingkat persaingan. Biaya bisnis mewakiIi semua biaya produksi yang dibutuhkan perusahaan dalam kegiatan operasional. Ketersediaan tenaga kerja mewakili fokus pada pengurangan teknisi, clerical, dan pekerja produksi. Tingkat persaingan
(11)
mencakup fokus pada penurunan permintaan baik dalam pasar lokal maupun pasar asing dan fokus pada profit margin yang rendah dan standar kualitas permintaan.
Dinamisme lingkungan menunjukkan kondisi perubahan lingkungan yang tidak dapat diprediksi (Dens & Beard, 984 dikutip dalam Ward et al, 995). Kondisi ini mengukur tingkat produk dan jasa dalam proses, dan tingkat perubahan selera, serta preferensi konsumen. Lingkungan yang dinamis mengindikasikan suatu lingkungan yang berubah cepat dan diskontinu dalam hal permintaan, pesaing, teknologi, dan peraturan seperti informasi yang tidak akurat, tidak tersedia, dan ketinggalan jaman. Kompleksitas lingkungan mewakili heterogenitas dalam aktivitas organisasi. Bourgeouis (980) mengemukakan bahwa kompleksitas lingkungan merupakan fokus yang lebih relevan untuk strategi perusahaan dari pada pada level analisis unit bisnis. Penyebab ketidakpastian dan turbulensi lingkungan bisnis terkait dengan kebutuhan, selera konsumen, peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan isu sosial ekonomi (Braglia &Petroni, 2000).
2.1.1.3 Lingkungan Internal
Hunger dalam Moeljadi (998: 33) mengemukakan bahwa Setiap usaha yang dilakukan perusahaan selalu dihadapkan pada situasi yang selalu berubah. Kondisi tersebut tidak mungkin dilaksanakan tanpa adanya proses penyesuaian terhadap kondisi internal yang ada. Jadi
(12)
lingkungan internal merupakan cerminan kekuatan atau kelemahan dari suatu organisasi perusahaan dan dapat mencerminkan kemampuan manajemen untuk mengelola perusahaan. Hal ini dapat menunjukkan kekuatan sumber daya, meliputi segala aspek material atau non material yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan usaha dan fungsinya untuk berproduksi secara komersial. Konsep tersebut terdiri dari kemampuan pengusaha, kemampuan optimalisasi proses produksi yang ada, kapabilitas mengadakan ekspansi pasar, dan pengelolaan keuangannya.
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (200: 49) mengemukakan bahwa Lingkungan internal adalah “para pelaku yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan”.
Wispandono (200:55) lingkungan internal adalah „lingkungan organisasi yang ada di dalam suatu organisasi. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi relatif dibanding dengan para pesaingnya‟.
Menurut Rahayu Puji Suci (2008: 337) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “secara internal, lingkungan perusahaan adalah organisasi perusahaan itu sendiri beserta elemen-elemen di dalamnya”.
Menurut Saydam dalam penelitian I Gusti Putu Darya (20: 66) bahwa, “lingkungan internal mungkin dapat dikendalikan secara organisator oleh pelaku usaha sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan”.
(13)
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam suatu perusahaan yang elemen-elemen di dalamnya berpengaruh terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.1.1.4 Komponen Analisis Lingkungan Internal
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2006:48) Proses analisis lingkungan internal penting dilakukan oleh perencanaan strategi dengan urutan sebagai berikut:
. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dapat dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
2. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.
3. Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang terhadap lingkungan.
2.1.1.5 Pengertian Lingkungan Eksternal
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (200:5-54) lingkungan eksternal adalah “kekuatan-kekuatan yang
(14)
timbul dan berada diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.”
Menurut Pearce and Robinson; Hunger and Whelen dalam penelitian I Gusti Putu Darya (20:66) adalah :
“menyatakan bahwa Lingkungan eksternal suatu perusahaan memberikan banyak tantangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam upaya untuk menarik atau memperoleh sumber daya yang diperlukan dan untuk memasarkan barang dan jasanya secara menguntungkan”.
Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (200:54) adalah :
“Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar organisasi yang dapat menciptakan peluang dan ancaman atas keberadaan suatu organisasi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada kegiatan perusahaan/usaha dan dapat menciptakan peluang atau ancaman bagi perusahaan.
2.1.1.6 Golongan Lingkungan Eksternal
Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (200: 54) menggolongkan Lingkungan Eksternal menjadi 3 golongan
(15)
yaitu:
) Lingkungan jauh (remote environment)
Faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi. 2) Lingkungan industri
Hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan substitusi, dan persaingan antar perusahaan.
3) Lingkungan operasional
Pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok.
2.1.1.7 Komponen Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Herry achmad buchory dan Djaslim Saladin (200: 48-49) mengemukakan bahwa komponen analisis lingkungan eksternal terdiri dari:
1. Scanning.
Mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan lingkungan. Jadi scanning adalah usaha untuk mempelajari segmen dalam lingkungan umum.
2. Monitoring
Mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan kecenderungan lingkungan.
(16)
Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang di monitoring.
4. Assessing
Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan untuk strategi perusahaan dan manajemennya.
2.1.1.8 Indikator Lingkungan isnis
Berdasarkan hasil penelitian dari Wispandono (200: 54) bahwa, ada 4 indikator Lingkungan Bisnis
Biaya Bisnis
a) Peningkatan biaya tenaga kerja b) Peningkatan biaya material
c) Peningkatan biaya pengangkutan bahan mentah dan barang jadi f) Peningkatan biaya penyewaan gedung
Ketersediaan Tenaga kerja
a) Pengurangan staf manajerial dan administrasi b) Pengurangan teknisi
e) Pengurangan staf produksi
Tingkat Pesaing
a) Tajamnya persaingan dalam pasar lokal c) Peningkatan permintaan konsumen
(17)
Dimensi Pasar
a) Tingkat produk dan jasa menjadi ketinggalan dibanding pesaing
b) Tingkat inovasi produk baru
2.1.2 Strategi Operasi
2.1.2.1 Pengertian Strategi Operasi
Strategi Operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Strategi operasional adalah seperangkat sasaran, rencana, dan kebijakan yang
(18)
menjabarkan bagaimana fungsi operasi menunjang strategi bisnis organisasi.
Beberapa definisi strategi operasi telah diberikan dalam kepustakaan yang membantu menjelaskan dan mengembangkan definisi dari strategi operasi diatas, meliputi:
Slack and Lewis, (2008) mengemukakan bahwa Strategi operasi adalah suatu formulasi rencana yang terpadu dalam pembentukan kemampuan operasi jangka panjang tiap tipe operasi (misalnya perusahaan galangan kapal) dan kontribusinya terhadap seluruh strategi yang ada melalui suatu proses rekonsiliasi antara kebutuhan pasar dengan sumber daya operasi.
T. Hani Handoko 2006 Strategi operasi juga dapat dikatakan sebagai suatu strategi fungsional yang berpedoman pada strategi bisnis , agar dapat menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam keputusan-keputusan operasi.
Schroeder, Anderson, dan Cleveland (986) dalam Maat Pono (200:62) mendefinisikan bahwa strategi operasi terdiri dari empat komponen : misi (mission), tujuan (objectives), keunggulan khusus (djstinctive competence), dan kebijakan (policies). Keempat komponen ini membantu menegaskan tujuan apa yang akan dicapai dan bagaimana akan mencapai tujuan itu. Hasil strategi akan membantu mengarahkan dalam pengambilan keputusan pada seluruh tahap operasi.
(19)
Krawjesky dan Ritzman (2002) mendifinisikan strategi operasi sebagai dimensi yang harus dimiliki oleh sistem produksi suatu perusahaan untuk mendukung permintaan pasar agar perusahaan tersebut mampu bersaing.
Hayes dan Wheelwright (2005) yang mendefinisikan strategi operasi sebagai suatu pola yang konsisten dalam keputusan operasi. Makin konsisten keputusan itu dan makin besar tingkatan strategi operasi menujang strategi bisnis, maka akan makin baik. Mereka lebih lanjut menegaskan bagaimana keputusan utama dalam operasi dibaut dan dipadukan satu dengan yang lain.
2.1.2.2 Dimensi-Dimensi Strategi Operasi
Strategi operasi dipandang sebagai kekuatan manufaktur yang efektif yang merupakan senjata kompetitif untuk mendapai tujuan bisnis dan perusahaan. Strategi operasi mempengaruhi tujuan dan strategi bisnis yang memungkinkan fungsi-fungsi manufaktur untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan daya saing perusahaan dalam jangka panjang (Hayes & Wheelright, 985 dikutip dalam Ward & Duray, 2000).
(20)
Heizer & Render (2004) mengemukakan bahwa strategi operasi yang sukses tidak hanya harus konsisten dengan permintaan konsumen, melainkan juga siklus hidup produk. Menurut beberapa peneliti, strategi operasi mewakili prioritas kompetitif yang meliputi biaya, kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman.
Stonebraker dan Leong, 994 (dikutip dalam Badri et al.,2000) mendefinisikan strategi biaya sebagai produksi dan distribusi produk dengan biaya terendah dan sumber daya tersisa yang minimum.Harga yang rendah dapat meningkatkan permintaan produk atau jasa tapi juga mengurangi keuntngan perusahaan jika produk atau jasa tidak dapat diproduksi pada harga yang lebih memadai. Untuk dapat bersaing dalam lingkngan bisnis dengan berbasis pasar biaya, seorang manajer manufacturer perlu menawarkan produk dan jasa pada biaya per unit yang rendah baik biaya tenaga kerja, material, scrap, maupun biaya overhead lainnya. Strategi kualitas didefinisikan sebagai aktivitas perusahaan untuk memproduksi produk yang sesuai dengan spesifikasi atau memenuhi kebutuhan konsumen. Strategi kualitas memfokuskan pada pentingnya memproduksi produk dan jasa yang dapat memuaskan spesifikasi dan kebutuhan konsumen. Perusahaan perlu memperhatikan perbaikan kualitas sehingga dapta mengurangi biaya produksi, karena dengan melakukan seuatu dengan benar saat pertama kali barang dan jasa diproduksi dapat mengeliminasi “waste”.
(21)
Menurut Finch (2006) dan Hayes t al. (2005) keputusan strategis operasi terdiri dari dua kategori yaitu kategori keputusan struktural dan kategori keputusan infrastruktural. Keputusan struktural berhubungan dengan hal-hal tangibl seperti bangunan, peralatan, cara peralatan dan karyawan diorganisasikan dalam proses-proses, dan bagaimana bisnis berhubungan dengan dengan bisnis lain.
2.1.2.3 Indikator strategi Operasi
Menurut Stonebraker dan Leong, 994 (dikutip dalam Badri et al.,2000) dalam Penelitian Maat Pono (200:6) :
Strategi Biaya Rendah
a) Menurunkan biaya per unit b) Menurunkan biaya persediaan
Strategi Kualitas
a) Menurunkan tingkat kerusakan
b) Memperbaiki kinerja dan keandalan produk c) Memperbaiki kualitas produk
Strategi Fleksibilitas
a) Menurunkan tenggang waktu perolehan bahan mentah dan penerimaan
(22)
b) Menurunkan waktu pengembangan produk baru c) Meningkatkan model dan variasi produk
Strategi Pengiriman
a) Meningkatkan keandalan pengiriman dan Meningkatkan kecepatan pengiriman
b) Memperbaiki layanan sebelum penjualan dan pendukung yang bersifat teknis
c) Memperbaiki bantuan pelayanan teknis kepada pelanggan
2.1.3 Kinerja Perusahaan
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Perusahaan
Kinerja bisa dibilang cerminan atau acuan dari proses – proses aktifitas yang ada di perusahaan. Kinerja didalam perusahaan sangat penting untuk mengukur sejauh mana perkembangan perusahaan dalam menerapkan visi, misi , serta tujuan perusahaan itu sendiri.
(23)
Pengertian kinerja perusahaan sendiri menurut Rivai & Basri ( 2004:6 ) adalah merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan. Pengukuran aktivitas kinerja perusahaan dirancang untuk menaksir bagaimana kinerja aktivitas dan hasil akhir yang dicapai”
Definisi lain dikemukakan oleh Mulyadi ( 2007 : 328 ) yang menyebutkan bahwa kinerja perusahaan merupakan “ Keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dalam mencapai sasaran – sasaran stratejik ygang telah ditetapkan melalui strategik inisiatif pilihan”.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dinyatakan bahwa kinerja perusahaan adalah sebuah pengukuran dari strategi yang disusun oleh sebuah perusahaan guna mencapai sasaarn – sasaran dan perealisasian dari visi,misi dari perusahaan.
2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi menurut Ruky (200:7) diantaranya yaitu:
. Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan
(24)
oleh organisasi. Semakin berkualitas teknologi yang digunakan, maka akan semakin tinggi tingkat kinerja organisasi tersebut. 2. Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi. 3. Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja,
penataan ruangan dan kebersihan
4. Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan.
5. Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.
6. Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi imbalan, promosi dan lainnya.
2.1.3.3 Karakteristik Kinerja Perusahaan
Kaplan dan Norton (992:76) dalam Nursiah (2009:72) mengembangkan tolak ukur keberhasilan perusahaan yang lebih komprehensif, dinamakan Balanced Scorecard. Menurut konsep balanced scorecard kinerja perusahaan untuk mencapai keberhasilan kompetitif dapat dilihat dari empat bidang, yaitu berdasarkan :
(25)
. Perspektif finansial
Dimana pada perspektif ini perusahaan dituntut untuk meningkatkan pangsa pasar, peningkatan penerimaan melalui penjualan produk perusahaan. Selain itu peningkatan efektifitas biaya dan utilitas asset dapat meningkatkan produktifitas perusahaan.
2. Perspektif Pelanggan
Dimana perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan segmen pasar. Identifikasi secara tapat kebutuhan pelanggan sangat membantu perusahaan bagaimana memberikan layanan kepada pelanggan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dimana perusahaan harus mengidentifikasi proses-proses yang paling kritis untuk mencapai tujuan peningkatan nilai bagi pelanggan.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Dimana tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finacial, pelanggan dan proses bisnis internal mengidentifikasi dimana organisasi harus unggul untuk mencapai terobosan kinerja, sementara tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan infrastruktur yang memungkinkan tujuan-tujuan ambisius dalam ketiga perspektif itu tercapai.
(26)
2.1.3.4 Indikator Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan yang merupakan penilaian terhadap suatu operasional perusahaan memiliki indikator – indikator yang dikemukakan oleh Hadjimanolis dalam Prakosa (2005) dan Ratna Kusumawati (200:56) dengan indikator :
. Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan penjualan berkaitan dengan Permintaan pasar dan Daya saing antar perusahaan.
2. Pertumbuhan Produk Baru
Inovasi produk dan desain produk baru sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan produk baru.
3. Pertumbuhan Laba
Meningkatnya permintaan dan penjualan produk mempengaruhi terhadap pertumbuhan laba.
4. Produktivitas Karyawan
Dengan adanya pelatihan dan standar kerja produk/jasa akan menimbulkan produktivitas kerja karyawan terhadap perusahaan.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
(27)
No Tahun Sumber Jurnal
Nama
Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1
Desembe r
200
JAM, Vol 2, No 3 . 23-242 ISSN : 0853-259
Fahmy
Radhi Pengaruh lingkungan bisnis, Aliansi Stratejik dan Strategi Inovasi Terhadap Kinerja Perusahaan Hasil evaluasi
Goodness of Fit model yang telah dimodifikasi menunjukkan bahwa semua kriteria
terpenuhi dengan baik sehingga dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Menggunak an variable independen yang sama yaitu lingkungan bisnis dan kinerja perusahaan Menggunaka n variable yang berbeda yaitu aliansi stratejik dan strategi inovasi 2 Novemb er 200 Jurnal Aplikasi Manajemen Vol 7, No 4 ISSN : 693-524
Maat Pono Pengaruh Dinamika Lingkungan, Strategi Bersaing dan Strategi Operasi Terhadap Kinerja Perusahaan Para manajer
manufaktur di Sulawesi Selatan telah
menggunakan
pandangan baru dalam menyusun strategi bersaing dan strategi operasi Menggunak an variable dependen yang sama yaitu Strategi Operasi dan Kinerja Perusahaan Menggunaka n variable yang berbeda yaitu Strategi bersaing dan dinamika lingkungan 3 Oktober
200 Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, Vol., No. 2 . 52-62 ISSN 2087-090
R.M.Moch.
Wispandono Pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja pengrajin industry batik di kabupaten bangkalan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa variabel pembeli, pemasok, teknologi, pemerintah, pemasaran, keuangan dan produksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja secara simultan. Menggunak an variable Idependen yang sama yaitu lingkungan bisnis Menggunaka n variable independen yang berbeda yaitu kinerja 4 Desembe
r 20 Prestasi Vil.8 No.2 ISSN : 4-497 Suhaji Analisis Lingkungan Bisnis Industri Jamu Tradisional
Hasil analisis tentang lingkungan industry menunjukan bahwa dalam segi ancaman pendatang bari, meskipun mudah untuk masuk ke industry, namun standar yang tinggi akan sulit dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan baru Menggunak an variable Independen yang sama Lingkungan Bisnis Menggunaka n Variabel Independen yang berbeda yaitu lingkungan industry 5 Decenber
202 Journal of Operations and Supply Chain Management Special Issue pp – 20
ISSN 984-3046
Luri
Gavronski Resources and Capabilities for Sustainable Operations Strategy
In this paper,we built on the operations strategy literature,identifying five dimensions, namely Menggunak an variable independen yang sama yaitu strategi operasi Menggunaka n variable independen yang berbeda
(28)
6
Agustus
203 Jurnal Ilmiah WIDYA Ekonomika Volume Nomor Mei ISSN : 2338-3807
PM Budi
Haryono Hubungan antara motivasi awal tenaga Penjual dan kinerja perusahaan sekalipun menghadapi kendala-kendala di dalam pekerjaan yang berarti secara profesional dapat meningkatkan kinerja bagi perusahaan Menggunak an variable Independen yang sama yaitu Kinerja Perusahaan Menggunaka n Variabel Dependen yang berbedea yaitu Motivasi awal dan Tenaga Penjual 2.2 Kerangka Pemikiran
Sebuah perusahaan yang berdiri pada era globalisasi seperti sekarang ini tidak dapat terlepas dari pengaruh yang ada di lingkungan industri , salah satunya adalah kompetitor, konsumen dan juga lingkungan bisnis. Sebuah perusahaan yang memiliki lingkungan bisnis yang baik dengan strategi operasi yang sudah diarahkan secara tepat dan efektif pada perusahaan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan itu sendiri. Dengan adanya lingkungan bisnis yang baik dari para pelaku bisnis, maka perusahaan tersebut dianggap mampu berkembang dibanding kompetitor. Lingkungan bisnis dan strategi operasi yang baik terhadap perusahaan akan menunjukkan bagaimana kinerja dalam perusahaan itu sendiri, karena dengan strategi operasi yang terarah, maka kinerja perusahaan akan terorganisir dan akan membawa berimbas pada kemajuan usaha.
Dalam konteks suatu usaha atau bisnis perlu menganalisis lingkungan Internal dan Eksternal dengan tujuan agar keberhasilan usaha dapat dicapai dengan baik. Perencanaan strategik dalam sistem
(29)
manajemen strategik bisnis menempati posisi yang utama dan pertama. Dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompleks perusahaan perlu menyusun perencanaan strategik yang dijabarkan melalui strategi pilihan untuk mewujudkan visi dan misi organisasi kedalam sasaran-sasaran strategik. Konsep manajemen modern menunjukkan perusahaan melakukan suatu kegiatan ekonomi tidaklah berdiri sendiri melainkan berada dalam lingkungan internal dan eksternal yang saling berpengaruh. Kemampuan perusahaan menempatkan posisinya dalam lingkungan dengan memperhitungkan dan mengevaluasi kondisi perusahaan dari faktor-faktor lingkungan yang saling mempengaruhi akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya beberapa pendapat dari para ahli dan hasil penelitian mengenai lingkungan internal dan eksternal serta kinerja usaha, salah satunya adalah Menurut Wispandono (200:55) yang menyatakan bahwa Lingkungan Internal adalah “Lingkungan organisasi yang ada di dalam suatu organisasi”. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi relatif dibanding dengan pesaingnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Lingkungan Eksternal Menurut William F. Glueck dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (200:46) menyatakan bahwa: lingkungan Eksternal perusahaan adalah “faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan peluang-peluang (opportunities) atau ancaman-ancaman (threat) pada perusahaan”.
(30)
Strategi Operasi adalah suatu visi fungsi operasi yang menetapkan keseluruhan arah atau daya dorong untuk pengambilan keputusan. Strategi operasional adalah seperangkat sasaran, rencana, dan kebijakan yang menjabarkan bagaimana fungsi operasi menunjang strategi bisnis organisasi.
Heizer & Render (2004) mengemukakan bahwa strategi operasi yang sukses tidak hanya harus konsisten dengan permintaan konsumen, melainkan juga siklus hidup produk. Menurut beberapa peneliti, strategi operasi mewakili prioritas kompetitif yang meliputi biaya, kualitas, fleksibilitas, dan pengiriman.
Kinerja perusahaan adalah hasil pembentukan sikap dan strategi yang dijalankan perusahaan , dan juga aktifitas perusahaan yang tersermin dari kegiatan harian yang dilakukan pelaku organisasi dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini, kinerja perusahaan memegang peranan penting sebagai modal awal untuk bersaing , dan menjadi perusahaan yang unggul dibanding perusahaan pesaing. Kinerja perusahaan yang baik juga tidak semata – mata ada dengan sendirinya, namun kinerja perusahaan dapat diciptakan dengan baiknya sikap pemilik perusahaan, dan juga budaya yang sudah ada diperusahaan tersebut.
Kinerja Perusahaan terdapat 4 (empat) alat ukur, diantaranya Pertumbuhan penjualan, Pertumbuhan Produk Baru, Pertumbuhan Laba, Produktivitas Karyawan. Hal ini mengacu pendapat atau penelitian Hadjimanolis dalam Prakosa (2005) dan Ratna Kusumawati (200:56).
(31)
Kinerja perusahaan yang baik akan mendapatkan hasil yang baik dan itu tidak lebih dari penerapan strategi yang benar. Kinerja perusahaan akan berjalan secara optimal jika di dalamnya terdapat didasarkan atas kecakapan,pengalaman,dan kesungguhan serta waktu. Diperlukan motivasi kepada karyawan dengan diberikan nya reward agar tingkat prestasi atau hasil nyata yang dicapai kadang-kadang dipergunakan untuk memperoleh suatu hasil positif. Jika seluruh karyawan bekerja dengan maksimal dan kualitas layanan terhadap konsumen sangat baik sudah di pastikan kepuasan konsumen terhadap perusahaan akan terpenuhi dan memberikan keuntungan bagi perusahaan serta mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam menjalankan suatu bisnis perusahaan.
2.2.1 Keterikatan Antar Variabel
2.2.1.1 Keterikatan antara Lingkungan isnis dengan Kinerja Perusahaan
(Hunger, Wheelen: 2007, Lumpkin. Taylor :2005) Lingkungan bisnis (business environment) memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja perusahaan, terlebih kondisi saat dunia bisnis sudah tidak terbatas oleh suatu teritorial negara (borderless world), beralihanya hard technology ke smart technology serta perubahan fundamental lainnya berdampak terhadap kebijakan yang akan diambil oleh manajemen perusahaan
(32)
Dedi Kusmayadi : 2008 Jurnal Akutansi FE Unsil, Vol. 3 No. 2, 2008 ISSN 907-9958 Lingkungan bisnis memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja perusahaan,terlebih saat dunia bisnis sudah tidak terbatas oleh suatu territorial Negara.
2.2.1.2 Keterikatan antara Strategi Operasi dengan Kinerja Perusahaan
Anatan (2006) Jurnal Siasat Bisnis Vol. 3 No. , April 2009 Hal: 43–59 dengan melakukan pengujian empiris pada perusahaan skala besar di Indonesia menemukan bahwa strategi operasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja perusahaan.
2.2.1.2 Keterikatan antara Lingkungan isnis dan Strategi Operasi dengan Kinerja Perusahaan
Swamidass dan Newell (2005) dalam jurnal Maat Pono (200:62) Menegaskan bahwa ada hubungan antara lingkungan bisnis,strategi operasi dan kinerja perusahaan yang secara keseluruhan berhubungan sangat kuat dengan kesesuaian antara persepsi manajer tentang kecepatan perubahan lingkungan dan pentingnya strategi operasi.
Lingkungan Bisnis Biaya Bisnis Ketersediaan
Tenaga kerja Tingkat Pesaing Dimensi Pasar Wispandono (200: 54)
Strategi Operasi Biaya Kualitas Fleksibilitas Pengiriman
Stonebraker dan Leong, 994 (dikutip dalam Badri et al.,2000) dalam penelitian Maat Pono (200)
Kinerja Perusahaan
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan Produk
Baru
Pertumbuhan Laba Produktivitas Karyawan Hadjimanolis dalam Prakosa (2005) dan Ratna Kusumawati (200:56)
(33)
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian 2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Adapun hipotesis yang peneliti simpulkan dalam penelitian ini adalah :
Sub Hipotesis :
. H : Variabel Lingkungan Bisnis berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan pada Fanshop Persib di Wilayah Bandung
2. H2 : Variabel strategi operasi berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan pada Fanshop Persib di Wilayah Bandung Hipotesis Utama :
Terdapat pengaruh lingkungan bisnis dan strategi operasi terhadap kinerja perusahaan di Fanshop Persib di Wilayah Bandung secara parsial dan simultan
(34)
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul : “Pengaruh Lingkungan Bisnis dan
Strategi Operasi Terhadap Kinerja Perusahaan pada Fanshop Persib di Wilayah Bandung”.
Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Lingkungan Bisnis dan (variabel X2) Strategi Operasi.
(35)
2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan.
Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi merupakan faktor penyebab, sedangkan Kinerja Perusahaan faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada perusahaan fanshop persib yang berada di Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.
Menurut Sugiyono (2010:2) mengemukakan metode penelitian
bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”
Menurut penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif kausal (sebab akibat) dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti.
(36)
Sebagaimana dikemukakan Sangadji & Sopiah (2010:30) penelitian asosiatif (hubungan) adalah:
Suatu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan Penelitian asosiatif adalah melihat apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari sebab akibat atau dari variabel independen dan dependen penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:18) “penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen (bebas)
dan dependen (terikat)”.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan Analisis regresi berganda.
3.2.1 Desain Penelitian
Sebelum melakukan penelitian sangatlah perlu kita melakukan suatu perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:288) desain penelitian adalah
“rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan analisis data”.
(37)
Langkah-langkah desain penelitian menurut adalah :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. 3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variable penelitian yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data,teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian
Gambar 3.1 Desain Penelitian
X2 X1
(38)
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Yang
Digunakan Unit Analisi
Time Horizon
T-1 Descrpitive
Dsecriptive & Survey Perusahaan Fanshop Persib Bandung Cross Sectional T-2 Descrpitive & Verifikatif Dsecriptive & Explanatory Survey Perusahaan Fanshop Persib Bandung Cross Sectional T-3 Descrpitive & Ferifikatif Dsecriptive & Explanatory Survey Perusahaan Fanshop Persib Bandung Cross Sectional T-4 Descrpitive & Verifikatif Dsecriptive & Explanatory Survey Perusahaan Fanshop Persib Bandung Cross Sectional
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasional dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas/Independent dan Variabel tergantung/Dependent. Penjelasan variabel penelitian menurut Sugiyono (2009:38):
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”
Operasional variabel adalah langkah yang harus dilakukan sebelum mengadakan penilaian dan penelitian, hal ini dapat mempermudah dalam melakukan penelitian. Operasional variable ini
(39)
diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variable-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dapat dilakukan sesuai dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi Terhadap Kinerja Perusahaan. Maka variable-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Bebas / Independent (Variabel X) yaitu : X1 = Lingkungan Bisnis
X2 = Straegi Operasi
Sugiyono (2008: 39) mendefinisikan tentang variabel bebas, Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
b. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y) yaitu Kinerja Perusahaan.
Sugiyono (2008: 40) mendefinisikan variabel terikat, Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Penelitian ini akan menjelaskan tentang Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan. Selengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini.
(40)
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Ukuran Skala
No Kuisio ner Lingkungan Bisnis (X1)
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) mengemukakan bahwa Lingkungan
(environment)
merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dalam pengelolaan kegiatan bisnis. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perencanaan strategi bisnis. Biaya Bisnis Ketersediaan Tenaga Kerja Tingkat Persaingan Dimensi Pasar
Biaya Tenaga Kerja Biaya Material
biaya penyewaan gedung Biaya Bahan Mentah
Staf Manajerial dan Administrasi Teknisi Staf Produksi
Persaingan dalam Pasar Lokal
Produksi untuk memenuhi Kualitas
Tingkat Permintaan Produk dan Jasa kalah saing Inovasi Produk Baru
Ordinal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(41)
Strategi Operasi (X2)
Krawjesky dan Ritzman (2002) mendifinisikan strategi operasi sebagai dimensi yang harus dimiliki oleh sistem produksi suatu perusahaan untuk mendukung permintaan pasar agar perusahaan tersebut mampu bersaing.
Strategi Biaya Rendah
Strategi Kualitas
Fleksibilitas
Pengiriman
Menurunkan biaya per unit Menurunkan biaya
persediaan
Menurunkan tingkat kerusakan
Memperbaiki kinerja dan keandalan produk Memperoleh sertifikasi kualitas tingkat lokal
Menurunkan tenggang waktu perolehan bahan mentah
pengembangan produk baru Meningkatkan model dan variasi produk
keandalan pengiriman kecepatan pengiriman pelayanan sebelum penjualan dan pendukung yang bersifat teknis bantuan pelayanan teknis kepada pelanggan Ordinal 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
(42)
Kinerja Perusahaan (Y)
Mulyadi ( 2007 : 328 ) yang menyebutkan bahwa kinerja perusahaan merupakan “ Keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dalam mencapai sasaran – sasaran stratejik ygang telah ditetapkan melalui strategik inisiatif pilihan”.
Pertumbuhan Penjualan
Pertumbuhan Produk Baru Pertumbuhan Laba Produktivitas Karyawan Permintaan Pasar Persaingan perusahaan
Inovasi Produk baru Desain Produk baru
Tingkat Pemintaan Tingkat Penjualan
Standar Pengerjaan Produk/ Jasa
Jam Kerja Produktif
Ordinal 24 25 26 27 28 29 30 31
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
Dalam penelitian ini terdapat sumber data dan teknik penetuan data, berikut ini adalah penjelasannya.
3.2.3.1 Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, karena data yang diambil langsung dari objek penelitian dan sudah teruji kebenarannya. Data sekunder adalah data yang di peroleh dari sumber-sumber lain atau literature yang berkaitan dengan permasalahan yang di ajukan penelitian .
(43)
Menurut Sugiyono (2012:137) mengungkapkan bahwa “Sumber sekunder adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.”
Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa data primer merupakan data pendukung dari suatu persoalan yang diteliti, sebagai alat untuk membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, untuk mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan data primer diperoleh dengan mengadakan peneltian dan kuesioner, tidak jarang juga dapat dijadikan solusi dalam penanganan permasalahan yang diteliti.
3.2.3.2Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
(44)
1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2012:297) tentang pengertian populasi yaitu:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah 70 pengusaha fanshop persib setempat, di kawasan Bandung. Pemilihan jumlah populasi ini untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian.
2. Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena obyek dalam populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah “Bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
(45)
Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik insidental sampling dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran kuesioner adalah Pengusaha fanshop persib di wilayah Bandung. Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel (n) Husein Umar (2004:78) menentukan sampel digunakan rumus sebagai berikut:
70 =
1 + 70(0,1)2
n = 41.17 dan dibulatkan menjadi 41
Dengan menggunakan metode deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan dalam penentuan anggota sampel yang harus diambil adalah 10% dari jumlah populasi yang diketahui. Jadi dapat diketahui dari perhitungan untuk ukuran sample dengan tingkat kesalahan sebesar 10% adalah sebanyak 41.17 responden dan dibulatkan menjadi 41 responden.
(46)
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data serta informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut : Data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observation)
Merupakan teknik yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan. Observasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Fanshop persib di wilayah Bandung serta para konsumen yang berbelanja. 2. Kuisioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakuakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis berbentuk formulir kepada seseorang atau sekumpulan orang (responden) untuk mendapatkan jawaban, tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Peneliti memberikan kuesioner yang berisi beberapa pertanyaan yang terkait dengan Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan di wilayah Bandung Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah di beri skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik.
(47)
3. Wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung secara lisan dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan khususnya yang menyangkut pengaruh Lingkungan Bisnis dan strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa apa saja yang berkaitan dengan Lingkungan Bisnis dan strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan. Adapun sumber informasi dalam penelitian ini adalah pihak manajer perusahaan.
4. Dokumentasi
Merupakan proses pengumpulan data dengan mempelajari, menganalisa, dan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan berkaitan dengan pengaruh Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan.
(48)
3.2.4.1 Uji Validitas
Uji validitas ini bertujuan untuk mengkaji sejauh mana alat ukur, dalam ini kuesioner mengukur apa yang hendak di ukur atau sejauh mana alat ukur yang di gunakan mengenai sasaran. Semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin mengenai sasarannya, atau semakin menunjukan apa yang seharusnya di ukur.
Dari definisi diatas validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat tes (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini yaitu untuk menggambarkan variabel Lingkungan Bisnis (X), Strategi Operasi (X), dan Kinerja Perusahaan (Y).
Tabel 3.3
Standar Penilaian Untuk Validitas Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
Poor 0,10
(49)
Menurut Sugiyono (2012:268) validitas adalah Instrument yang digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pertanyaan dengan skor total. Adapun rumus dari korelasi pearson adalah sebagai berikut:
rx =
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson X = Skor item pertanyaan Y = Skor total item pertanyaan
N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Dimana:
n = ukuran sampel
(50)
Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf signifikansi adalah sebagai berikut :
1. Nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi α= , 5
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel 3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung >
rtabel Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 20 for windows diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan peneliti. 4. Pengujian validitas ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
validitas atau ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur akan dinyatakan valid atau sah jika memiliki nilai koefisien validitas yang lebih besar dari angka yang telah ditentukan yakni sebesar 0,3. Penulis menggunakan software SPSS 20.0 dan diperoleh hasil uji sebagai berikut:
(51)
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel No
Item
Koefisien Validitas
Titik
Kritis Kesimpulan
Lingkungan Bisnis (X1)
1 0,774 0,300 Valid 2 0,806 0,300 Valid 3 0,879 0,300 Valid 4 0,871 0,300 Valid 5 0,766 0,300 Valid 6 0,806 0,300 Valid 7 0,848 0,300 Valid 8 0,786 0,300 Valid 9 0,745 0,300 Valid 10 0,596 0,300 Valid 11 0,766 0,300 Valid 12 0,761 0,300 Valid
Strategi Operasi (X2)
13 0,633 0,300 Valid 14 0,593 0,300 Valid 15 0,794 0,300 Valid 16 0,743 0,300 Valid 17 0,699 0,300 Valid 18 0,705 0,300 Valid 19 0,757 0,300 Valid 20 0,690 0,300 Valid 21 0,672 0,300 Valid 22 0,590 0,300 Valid 23 0,572 0,300 Valid
Kinerja Perusahaan
(Y)
24 0,706 0,300 Valid 25 0,851 0,300 Valid 26 0,774 0,300 Valid 27 0,872 0,300 Valid 28 0,833 0,300 Valid 29 0,817 0,300 Valid 30 0,795 0,300 Valid 31 0,645 0,300 Valid (Sumber: Hasil pengolahan data : 2015)
(52)
Pada tabel di atas menunjukkan hasil uji validitas seluruh pertanyaan yang digunakan untuk mengukur Lingkungan Bisnis, Strategi Operasi dan Kinerja Perusahaan. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan yang digunakan pada penelitian ini memiliki nilai koefisien validitas yang lebih besar dari 0,3 yang artinya seluruh instrumen pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown Correlation) Tehnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kelompok II
(53)
c. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II
Umi Narimawati (2010:44)
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Narimawati Umi, (2010:44)
Keterangan :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :
1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 % maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan
2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.
Ґb + Ґb
(54)
Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS.
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Split Half untuk menguji keandalan dari alat ukur. Variabel akan dikatakan reliabel apabila variabel tersebut memiliki nilai Split Half lebih besar dari 0,7. Penulis menggunakan software SPSS 20.0 untuk mengolah data pada penelitian dan diperoleh hasil uji sebagai berikut:
Tabel 3.5
Rekap Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Variabel Koefisien
Reliabilitas
Titik
Kritis Kesimpulan Lingkungan Bisnis (X1) 0,948 0,700 Reliabel Strategi Operasi (X2) 0,866 0,700 Reliabel Kinerja Perusahaan (Y) 0,877 0,700 Reliabel
(Sumber: Hasil pengolahan data : 2015)
Pada tabel di atas dapat dilihat koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah seluruhnya lebih besar dari titik kritis yaitu 0,7, sehingga alat ukur yang digunakan dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas yang telah diuraikan di atas, penulis menyimpulan bahwa keseluruhan jumlah pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sudah teruji valid dan reliabel sehingga seluruh instrumen pertanyaan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian.
(55)
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, serta membuat kesimpulan. Rancangan analisis ini menggunakan analisis data deskriptif dan verifikatif.
Pada penelitian ini digunakan melalui metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang Pengaruh Lingkungan Bisnis dan Stratego Operasi Terhadap Kinerja Perusahaan. Rancangan analisis penelitian ini terdiri:
3.2.5.2 Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik. Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor
(56)
ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan predisi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan jumlah responden.
Narimawati Umi, 2010:45 Keterangan:
a. Skor actual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal
No. % Skor Kriteria
1 20.00% – 36.00% Sangat Buruk/Sangat Rendah
2 36.01% – 52.00% Buruk/Rendah
3 52.01% – 68.00% Cukup Baik/Sedang
4 68.01% – 84.00% Baik/Tinggi
5 84.01% – 100% Sangat Baik/Sangat Tinggi
Sumber : Umi Narimawati (2010:46)
(57)
4.2.5.3Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu
ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval. Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.
1. MSI (Method of Succesive Interval)
Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:
a) Ambil data ordinal hasil kuesioner
b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya
c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.
d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.
(58)
Dimana:
Means of Interval = Rata-Rata Interval Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah
f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1
Untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi Terhadap Kinerja Perusahaan. Dalam hal ini adalah Pengusaha Fanshop Persib di Wilayah Bandung digunakan analisis regresi Berganda (Multiple Regression).
2. Analisis Regresi Berganda
Menurut Asep Suryana Natawiria dan Riduwan (2010:88) analisis regresi berganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana,kegunaanya yaitu untuk meramalkan nilai variable terikat (Y) apabila variable bebas minimal 2 atau lebih.
(59)
Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui derajat atau kekuatan pengaruh kompetensi wirausaha dan orientasi pasar untuk mencapai kinerja bisnis.persamaan liner berganda adalah :
Dimana : Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen
Α = konstanta
β1, β2 = koefisien masing-masing faktor
Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah Lingkungan Bisnis (X1) dan Strategi Operasi (X2), sedangkan variabel dependen adalah Kinerja Perusahaan (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya:
Dimana
Y = variabel dependen
α= konstanta dari persamaan regresi
= koefisien regresi dari variabel = koefisien regresi dari variabel
(60)
= variabel independen = variabel independen
= faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y
Untuk memperoleh hasil lebih akurat pada analisis berganda maka dilakukan pengujian asumi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi yang memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik merupakan dasar dalam model regresi linier berganda yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Berberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi berganda (multiple linier regression) sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas :
A. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Mendeteksi apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi memenuhi asumsi normalitas (Husein Umar, 2011:181).
(61)
Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :
a. Jika probabilitas >0,06 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas <0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.
B. Uji Multikolineritas
Menuruh Frisch, suatu model regresi dikatakan terkena masalah multikolinearitas bila terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempuran diantara beberapa atau semua variabel bebasnya. Akibatnya model tersebut akan mengalami kesulitan untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya (Mandala, 2001:268-270 dalam Ervan Agus Purmanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, 20011:198). Jiaka terdapat kolerasi yang kuat diantara sesame variabel independen maka konsekuensinya adalah :
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. 2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak
terhingga.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesame variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefesien regresi semakin besra, yang mengakibatkan standar error nya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas
(62)
adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Menurut Gujarati (2003:362), jika nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas.
C. Uji Heteroskedaastisitas
Menurut Gujarati (2005:406), situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efesien dan hasil dapat menjadi kurang atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Rank Spearman yaitu dengan mengkolerasikan masing-masing variabel bebas tehadap nilai absolut dari residual. Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual (error) ada yang signifikan, maka kesimpilan terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen).
3. Analisis Korelasi
Menurut Sugiyono (2009:183),pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variable x dan y,dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus:
(63)
Σ − Σ Σ ) =
√{ Σ − Σ }−{ Σ − Σ )2} Dimana: -1 ≤ r ≤ +1
r = koefisien korelasi
x = Lingkungan Bisnis,strategi operasi z = Kinerja Perusahaa
n = jumlah responden
4. Analisis Koefisien Determinasi
Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot .
Dimana:
d : Koefisien determinasi r : Koefisien Korelasi
(64)
4.2.5.4Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah Pengaruh Orientasi pasar dan KreativitasTerhadap Kinerja Bisnis. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi. Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut :
1. Pengujian Secara Simultan
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
JKregresi / k
Fhitung =
JK(residu)/ (n –k –1)
Dimana :
JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda K = Jumlah variabel bebas
(65)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama–sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas (Orientasi pasar dan Lokasi) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (Kinerja Bisnis) ditolak dan sebaliknya.
Menurut (Sugiyono,2009:183), menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson.
b. Hipotesis
: = 0, Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan pada Fanshop Persib di Wilayah Bandung
Ha: ≠ 0, Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan pada Fanshop Persib di Wilayah Bandung
(66)
2. Pengujian Secara Parsial
Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variable bebas terhadap variable terikat hipotesis sebagai berikut :
a. Rumus uji t yang digunakan adalah :
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji T ( taraf signifikansi 5 %)
Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut: r (n - 2)
Thitung = : db = n-2 1 – r2
Dimana:
r = korelasi parsial yang ditentukan n = jumlah sampel
t = thitung
b. Hipotesis
H0;β1 = 0, Tidak ada pengaruh antara Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan pada fanshop persib di wilayah Bandung.
Ha;β1 ≠ 0, Adanya pengaruh antara Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan pada fanshop persib di wilayah Bandung.
(67)
c. Kriteria pengujian
Untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak, digunakan uji signifikasi yaitu :
Jika t hitung > t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = ditolak, Ha diterima Jika t hitung < t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = diterima, Ha ditolak. Dimana :
1. Dengan tingkat signifikasi (a ) = 0,05 2. Derajat kebebasan (dk) = n-2
Sumber : Suharismi Arikuntoro (2012:161) Gambar 3.2
(68)
155
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi terhadap Kinerja Perusahaan pada Fanshop Persib di Wilayah Bandung, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Lingkunga bisnis di Fanshop Persib Wilayah Bandung tergolong cukup secara statistik dimana perusahaan mendapatkan nilai responden yang cukup yang didalamnya terdapat 4 indikator yaitu, Biaya Bisnis, Ketersediaan tenaga kerja, Tingkat Persaingan, Dimensi Pasar. Yang mana dari keempat indikator tersebut terdapat indikator dengan skor tanggapan responden tertinggi adalah Biaya Bisnis dengan kriteria baik, yang mana para pemilik usaha Fanshop Persib di wilayah Bandung ini mengerti akan kondisi biaya yang akan dikeluarkan dan keuntungan yang di dapat dalam menjalankan usaha ini. Dan ada pula indikator yang memiliki skor terendah dalam variable ini, yaitu Dimensi Pasar dengan kriteria Cukup. Dimana para pemilik usaha Fanshop Persib di wilayah Bandung masih kurang bisa memperhatikan dan memprediksi apa yang akan terjadi di dalam bersaing di pasaran dengan perusahaan lain,dan
(69)
kurang nya inovasi produk baru sehingga dapat menyebabkan lemahnya dimensi pasar pada perusahaan Fanshop Persib di wilayah Bandung. 2. Strategi Operasi di Fanshop Persib Wilayah Bandung tergolong cukup
secara statistik dimana perusahaan mendapatkan nilai responden cukup memuaskan yang didalamnya terdapat 4 indikator yaitu, Strategi Biaya Rendah, Strategi Kualitas, Fleksibilitas, strategi Pengiriman, Strategi Operasi yang terdapat di Fanshop Persib di wilayah Bandung yang mana para pemilik usaha Fanshop Persib di Wilayah Bandung juga terdapat indicator dengan skor tertinggi dan indicator dengan skor terendah. Dimana skor tertinggi adalah Strategi Biaya rendah, para pemilik usaha Fanshop Persib di Wilayah Bandung ini mengerti akan tingkat permintaan yang rendah sehingga menggunakan strategi Biaya rendah dengan harga jual yang murah tapi kualitas yang bagus sehingga tingkat permintaan bisa kembali meningkat. Sedangkan indikator dengan skor terendah yaitu Strategi pengiriman, kurangnya para pemilik usaha Fanshop Persib di wilayah Bandung dalam meningkatkan pengiriman barang dengan cepat masih lambatnya pengiriman yang dilakukan para pemilik usaha Fanshop Persib tersebut.
3. Kinerja perusahaan di Fanshop Persib Wilayah Bandung tergolong cukup secara statistik dimana perusahaan mendapatkan nilai responden cukup memuaskan yang didalamnya terdapat 4 indikator yaitu, Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan Produk Baru, Pertumbuhan Laba, Produktivitas karyawan. Kinerja Perusahaan yang terdapat di Fanshop
(1)
Jurnal Sendi Aji Saputra,Lingkungan Bisnis,Strategi Operasi,Kinerja Perusahaan
JURNAL
dengan indikator yang lain, masukan untuk para pemilik usaha adalah dengan mengadakan pelatihan dan standar kerja produk/jasa sehingga akan menimbulkan produktivitas kerja karyawan terhadap perusahaan Fanshop Persib di wilayah Bandung.
4. Pengaruh antara ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang cukup baik atau signifikan, pada saat inilah para pemilik usaha Fanshop Persib di Wilayah Bandung lebih dapat membuat temuan baru untuk dapat meningkatkan kinerja bisnisnya sehingga perusahaan akan lebih efektif dalam menerapkan Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi, dan pada akhirnya perusahaan dapat meningkatkan Kinerja Perusahaan yang lebih tinggi sehinggat profit perusahaan dapat diperoleh secara maksimal.secara keseluruhan nya mempunyai pengaruh , namun perusahaan distro airplane systm Bandung seharusnya tidak hanya memperhatikan variabel variabel tersebut tetapi memperhatikan variabel lain juga yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya keputusan pembelian. Karena hal ini dapat berguna sebagai salah satu bahan evaluasi kemajuan perusahaan distro airplane systm Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad S Ruky,2001, Sistem Manajemen Kinerja. Panduan Praktis Untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima, Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama,Jakarta.
Anatan 2006. Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1, April 2009 43–59.
Arikunto,Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Badri, M.A., Davis, D. & Davis, D. 2000. Operation Strategy, Environment Uncertainty, and Performance: a Path Analytic Model of Industries in Developing Country. International Journal of Management Science, 28: 155-173.
Braglia, M. & Petroni, A., 2000, “Towards A Taxonomy of Search Patterns of Manufacturing Flexibility in Small and Medium Sized Firms”, Omega, 28, 195-213.
Dedi Kusmayadi 2005. Jurnal Akutansi FE Unsil, Vol. 3 No. 2, 2008
Finch, B. J. (2006). Operations Now: Profitability, Processes, Performance, McGraw Hill/Irwin, New York.
Hayes, R., Pisano, G., Upton, D., dan Wheelwright, S. (2005). Operation, Strategy, and Technology Pursuing the Competitive Edge, John Wiley dan Sons, Inc., Danvers.
Herry Achmad Buchory & Djaslim Saladin. 2010 Manajemen Strategi bisnis Bandung; Linda Karya
Hunger, J.David, dan Wheelen, Thomas, L. 2003. Manajemen Strategis, Yogyakarta : Penerbit Andi.
(2)
Jurnal Sendi Aji Saputra,Lingkungan Bisnis,Strategi Operasi,Kinerja Perusahaan
JURNAL
I Gusti Putu Darya 2012. “Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan dan Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kompetensi Usaha dan Kinerja Usaha Mikro Kecil di Kota Balikpapan”. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1 No. 01, Januari 2012 65-78.
Isono, dkk 1995, “ Pengembangan Usaha Kecil”, Akatiga, Jakarta
J. David Hunger, Thomas . L. Wheelen, 2007, Strategic Management an Business Policy, Prantice Hall Upper Saddle River, New Jersey
Lumpkin, Marlyn L. Taylor, 2005, Strategc Management : Creating Competitive Advantages, Published by MCGraw-Hill/Irwin.
Maat Pono 2010 .Hayes, R.H.,and Wheelwright, S.C. 1985. Restoring our Competitive Edge : Competing Throught Manufacturing. New York : willey.
Mulyadi. 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: STIM YKPN.
Nursiah 2009. Kaplan, Robert S. and David P. Norton. The Balanced Scorecard – Measures that Drive Performance. Harvard Business Review. 199
Ratna Kusumawati 2010. “Pengaruh Karakterisitik Pipinan dan Inovasi Produk Baru Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5 No. 9, April 2010.
Rivai, Vethzal. 2004. Performance Appraisal. Jakarta: PT. Rajagrafindo.
Roger G. Schroeder. 1992, Manajemen Operasi : Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi. Mc Graw-Hill. 1989. Ahli Bahasa Team Penerjemah Erlangga. 1992. Jakarta Sangadji, E.M & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian.
Yogyakarta. CV. Andi Offset
Slack N , and Lewis, M. 200 Operation Strategy, Prentice Hall Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Swamidass, P.M, and Newell, W.T 1987. Manufacturing Strategy, Environment Uncertainty and Performance A Path Analytic Model, Management Science, Vol.33, No.4, 508-524. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sugiyono 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Alfabeta Bandung. Sugiyono 2012, Metode Penelitian pendidikan : Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Alfabeta
(3)
Jurnal Sendi Aji Saputra,Lingkungan Bisnis,Strategi Operasi,Kinerja Perusahaan
JURNAL
Ward, P.,and Rebecca, D. 2000. Manufacturing Strategy in Contex: Environment
Competitive Strategy and Manufacturing Straegy, Journal Of Operation Management.
Ward, T.P., Duray, R., Leong, K.G., and Sum, C.C. 1995.Business Environment, Operation Strategy and Performabce: an empirical Study of Singapore Manufacturers. Journal of Operation Management, 3: 99-115.
Wispandono, R.M. Moch. 2010. “Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Kinerja Pengrajin Industri Batik di Kabupaten Bankalan”. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1 No. 2, Oktober 2010
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu yang telah memberikan karunia Nya, , Skripsi Manajemen Bisnis yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Bisnis dan Strategi Operasi Terhadap Kinerja Perusahaan pada The Original Viking Fanshop Bandung (Studi Pada Fanshop Persib di Wilayah Bandung)” sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini disusun tidak hanya untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan pada Program Strata 1 Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, tetapi juga sebagai sarana bagi penulis untuk menuangkan ide dan pemikirannya yang bersangkutan dengan bidang keilmuan yang sudah ditempuh. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan, bimbingan, petunjuk, dan saran dari semua pihak.
Penyusunan usulan penelitian ini dilakukan dengan suatu proses yang panjang dan mengalami berbagai tantangan, namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, serta dorongan dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec,Lic. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
(5)
iv
3. Ibu Dr. Raeny Dwisanty SE., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Dr. Rahma Wahdiniwaty, Dra., Msi. Selaku Dosen Wali Manajemen II yang selalu memberi semangat kepada semua anak walinya dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Linna Ismawati,SE., M.Si Selaku Koordinator Usulan Penelitan Skripsi.
6. Ibu Dr. Raeny Dwisanty SE., M.Si. Selaku Pembimbing saya dalam Melakukan Penulisan Usulan Penelitian Skripsi ini.
7. Ibu Trustorini Handayani SE., M.Si dan Bapak Oman Sukirman SE.,MM Selaku Penguji Saya Dalam Melakukan Usulan Penelitian Skripsi ini. 8. Seluruh Staf Dosen dan Staf Manajemen Universitas Komputer Indonesia. 9. Bapak Aris Ariesta, Selaku Sekertariat Fanshop Persib Bandung.
10. Ucapan Terima kasih kepada teman seperjuangan saya yaitu Yocky Ardiansyah, Ridwan Taofik, Uki Dasuki, Soppi Sopiati, Reni Nuraeni. 11. Ucapan Terima Kasih yang tak terhingga Kepada Bapak Dadang Dahman
Dan Ibu Mimi Sumiarti, Selaku Kedua Orang Tua Penulis yang telah membimbing dan mendoakan Penulis dalam Studinya, Serta memberikan dukungan dan semangat serta bantuan moril dan material.
Dalam penyusunan skripsi ini Penulis berusaha menghasilkan sebaik – baiknya, namun penulis menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki, untuk itu skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun
(6)
v
dalam pembahasan. Oleh karena itu segala kritik dan saran diharapkan dan diterima dengan hati lapang.
Untuk segala kebaikan dan bantuannya, Penulis dengan kerendahan hati memanjatkan doa semoga amal ibadahnya dibalas oleh Allah S.W.T. dan harapan penulis mudah – mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Bandung, 20 Agustus 2015