Analisis Koordinasi Proteksi Kondisi Resetting

Sedangkan untuk koordinasi antara relay R3-11 dengan relay R3-9 dapat dilihat pada gambar kurva koordinasi diatas. Tampak pada gambar dapat dilihat terdapat 2 kurva koordinasi proteksi. Yang mana kurva relay R3-11 yang merupakan pengaman relay arus lebih utama ditunjukkan dengan kurva berwarna hijau, sedangkan untuk kurva relay R3-9 yang merupaan pengaman relay arus lebih cadangan ditunjukkan dengan kurva berwarna biru. Dari kedua kurva relay dapat dilihat bahwa tidak adanya kurva yang saling berpotongan atau pun bersentuhan seperti pada kurva koordinasi proteksi kondisi eksisting 1. Hal ini dapat dikatakan bahwa koordinasi dari kedua relay telah mengalami perbaikan dengan menggunakan data resetting yang telah dilakukan. Koordinasi dari kedua relay ini dapat dikatakan dengan baik ialah dengan tidak adanya kurva yang saling berpotongan atau pun saling bersentuhan satu dengan yang lain. Karena apabila terjadi hal tersebut maka bisa terjadi kegagalan pembacaan terhadap relay untuk mengoperasikan pengaman circuit breaker saat terjadi gangguan hubung singkat 4.6.2. Analisis Koordinasi Proteksi Kondisi Resetting 2 Analisis koordinasi proteksi kondisi resetting 2 merupakan analisis yang dilakukan terhadap 2 buah pengaman relay arus lebih yang terpasang pada jaringan distribusi bus 02-MC-201 6,9 kv sampai dengan bus 16-SG-101 11 kv miliki pabrik Kaltim-1A. Pada jaringan distribusi tersebut terdapat 2 buah pengaman relay arus lebih yang terpasang, yaitu relay F3-1 dan relay F-3. Kedua relay tersebut sebelumnya telah dilakukan evaluasi dan analisis terhadap setting dari relay tersebut dengan menggunakan software Etap Power Station. Dan hasil yang diperoleh ialah pengaman relay F3-1 dan relay F-3 bisa dikatakan tidak bekerja dengan baik atau gagal dalam mengatasi suatu gangguan hubung singkat dan dengan koordinasi yang kurang baik. Oleh karena itu, dilakukan kembali penyetelan ulang terhadap resetting dari kedua relay tersebut. Tabel 1.11. Data Resetting Dari Relay F3-1 Dan Relay F-3 ID Merk Type Rasio CT Data Resetting Curve Tap TMS F3-1 Merlin Gerin SPAM 2000 12505 Inverse 0,7 0,63 F-3 Merlin Gerin SPAM 1000 7005 Standard Invese 0,43 1,2 Data tabel diatas merupakan data dari hasil perhitungan penyetalan ulang terhadap setting pengaman relay F3-1 dan relay F-3 yang terpasang pada jaringan distribusi bus 02-MC-201 6,9 kv sampai dengan 16-SG-101 11 kv milik pabrik Kaltim-1A. Sebelumnya , pengaman relay F3-1 dan relay F-3 telah dilakukan evaluasi dan analisis dari pengaman tersebut. Dan hasilnya ialah pengaman relay F3-1 dan realay F-3 tidak bekerja dengan baik saat terjadi gangguan hubung singkat di bus 02-MC-201 6,9 kv. Tidak hanya itu saja, koordinasi dari kedua pengaman relay pun tidak baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyetelan ulang dan diperolehlah data tabel seperti diatas. Dari data tebal, kemudian dilakukan analisis dan simulasi terhadap data setting yang telah diperoleh dengan menggunakan software Etap Power Station untuk menentukan apakah settingan telah cocok atau tidak. Dan berikut adalah hasil terhadap data resetting dari relay F3-1 dan relay F-3. Gambar 25. Simulasi Koordinasi Proteksi Resetting Relay F3-1 dan Relay F-3 Gambar diatas merupakan simulasi koordinasi proteksi yang dilakukan dengan menggunakan data resetting terhadap relay F3-1 dan relay F-3 yang sebelumnya mengalami kesalahan dalam mengatasi gangguan hubung singkat yang terjadi pada bus 02-MC-201 6,9 kv di jaringan distribusi pabrik Kaltim-1A. Setelah dilakukannya simulasi dengan data resetting dari pengaman relay F3-1 dan relay F-3. Tampak seperi digambar bahwa pengaman relay F3-1 dan relay F-3 telah bekerja dengan benar. Hal ini terlihat pada gambar bahwa saat terjadi gangguan hubung singkat pada bus 02-MC-201 6,9 kv relay F3-1 yang merupakan pengaman relay utama bekerja terlebih dahulu dikarenakan gangguan hubung singkat tersebut dekat dengan pengaman relay F3-1. Kemudian relay F-3 yang merupakan pengaman cadangan bekerja setelah pengaman utama relay F3-1 bekerja. Hal ini pun ditunjukkan dengan koordinasi yang baik yang dapat dilihat pada gambar kurva koordinasi dari kedua relay. Gambar 26. Kurva Koordinasi Relay F3-1 Dan Relay F-3 Resetting Gambar merupakan gambar kurva koordinasi dari relay F3-1 dan relay F- 3 yang telah mengalami perbaikan. Dan hasilnya ialah relay bekerja dengan baik dan koordinasi dari kedua relay F3-1 dan relay F-3 pun baik. Ini ditunjukkan pada gambar yang mana pada gambar kurva koordinasi dapat terlihat terdapa 2 kurva relay, yang berwarna hijau ialah kurva dari relay F3- 1 yang merupakan relay pengaman utama. Sedangkan kurva berwarna biru ialah kurva dari relay F-3. Dari kedua kurva tidak saling berpotongan atau pun bersinggungan dan tumpang tindih seperti pada sebelumnya Gambar Kurva Koordinasi Proteksi Relay F3-1 Dan Relay F-3 Eksisting 2. 67

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap koordinasi relay arus lebih overcurrent relay yang terdapat pada jaringan distribusi milik pabrik Kaltim- A1 PT. Pupuk Kalimantan Timur dengan menggunakan software Etap Power Station Version 12.6.0. di dapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut ; 1. Analisis gangguan hubung singkat dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan hubung singkat tersebut ke dalam software Etap Power Station. Gangguan hubung singkat tersebut dilakukan pada bus bar 21-MC-401 0.4 kv, 02-MC-201 6.9 kv, dan 16-SG-101 11 kv pada jaringan distribusi pabrik Kaltim-1A PT. Pupuk Kalimantan Timur. Untuk bus 21-MC-401 0.4 kv berkaitan dengan pengaman relay R3-11 dan relay R3-9. Sedangkan untuk bus 02-MC-201 berkaitan dengan pengaman relay F3-1 dan F-3. 2. Analisis koordinasi proteksi pada penelitian ini dilakukan dengan membagi 2 daerah koordinasi proteksi. Yaitu pada koordinasi eksisting 1 dari bus bar 21-MC-401 hingga bus bar 02-MC-201 dan pada koordinasi eksisting 2 dari bus bar 02-MC-201 sampai dengan 16-SG-101. Analisis koordinasi proteksi ini dilakukan dengan menggunakan data setting relay yang berasal dari pabrik Kaltim-1A PT. Pupuk Kaliamantan Timur dan disimulasikan dengan menggunakan software Etap Power Station. 3. Pada analisis koordinasi proteksi eksisting 1 yaitu pada relay R3-11 dan relay R3-9, koordinasi pada kedua relay tidak bekerja dengan baik. Karena kurva koordinasi antara relay R3-11 yang merupakan relay pengaman utama berpotongan dengan relay R3-9 yang merupakan relay pengaman cadangan. Selain itu, granding time kedua relay adalah sebesar 0.039 sekon yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh IEEE 242. 68 4. Untuk analisis koordinasi proteksi eksisiting 2 yaitu pada relay F3-1 dan relay F-3, koordinasi pada kedua relay tidak bekerja dengan baik. Karena kurva koordinasi antara relay F3-1 dan relay F-3 saling berpotongan. Selain itu, kurva dari relay F-3 pun berpotongan dengan kurva dari FLA transformator 02-TR-201. Untuk granding time dari kedua kurva ialah sebesar 0.19 sekon. Besar granding time tersebut tidaklah sesuai dengan standar IEEE 242 yang telah ditentukan. 5. Analisis koordinasi resetting dilakukan dengan menggunakan data setting yang telah diperoleh dari analisis perhitungan setting relay arus lebih. Dari analisis koordinasi resetting ini pun di bagi kedalam dua kondisi resetting. Resetting pertama telah memiliki kordinasi proteksi antara relay R3-11 dengan relay R3-9 yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan granding time sebesar 0.4 sekon antara relay R3-11 dengan R3-9. Untuk resetting kedua yaitu pada relay F3-1 dan relay F-3 pun telah mengasilkan koordinai proteksi yang baik dengan granding time sebesar 0.45 sekon.

5.2. Saran

Setelah melakukan analisis terhadap penelitian dari relay arus lebih pada pabrik Kaltim-1A PT. Pupuk Kalimantan Timur dan telah mengetahui hasil analisis dari penelitian ini. Penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Dapat melakukan pengecekan secara berkala pada relay arus lebih yang terpasang pada sistem jaringan kelistrikan pabrik Kaltim-1A khususnya dan keseluruhan kelistrikan pada pabrik-pabrik lain PT. Pupuk Kalimantan Timur. 2. Menggunakan relay lain untuk sebagai pengganti relay yang tidak sesuai dengan kondisi gangguan yang terjadi pada setiap titik yang berpotensi terjadinya gangguan hubung singkat. Seperti contoh adalah dengan menggunakan Merlin Gerin yang dalam penyetelan relay tersebut sangat mudah dan cocok untuk mengatasi gangguan hubung singkat yang terjadi pada jaringan distribusi. 69 Daftar Pustaka Alawiy, Muhammad Taqiyyuddin, 2006, “Proteksi Sistem Tenaga Listrik” Universitas Islam Malang. Malang. Faisal Batiq, Julda, 2016, “Analisis Perencanaan Koordinasi Sistem Proteksi Relay Arus Lebih Pada Jaringan Distribusi Tenaga Listrik Pusdiklat Migas Cepu ”, Universitas Muhammdiyah Surakarta. Surakarta. Kasmir, 2011, “Koordinasi Rele Arus Lebih Di Gardu Induk Bukit Siguntang Dengan Simulasi ETAP 6.00 ” Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang. Lesnanto, M.P., Restu, P.A., 2013, “Modul Pelatuhan Etap” Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Yogyakarta. Rachmantu Tufan, Alfian, 2011,”Studi Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Asahimas Flat Glass Tbk, Sidoarjo ” Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Rusymi, Hasrizal, “Evaluasi Koordinasi Rele Pengaman Pada Jaringan Distribusi 20 KV Di Gardu Induk Garuda Sakti, Panam-Pekanbaru ” Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Setya Laksana, Eks, 2010, “Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming Dan Penyulang Transformator 3 Di GI Sukolilo Surabaya ” Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Warsito, Adhi, 2013, “Analisis Evaluasi Setting Relay OCR Sebagai Proteksi Pada Jaringan Distribusi Dengan Pembangkitan Terdistibusi Studi Kasus Pada Penyulang BSB, Kendal – Jawa Tengan” Teknik Elektro Universitas Diponegoro. Semarang. PERHITUNGAN SETTING RELAI ARUS LEBIH  Relai R3-11 Manufacture : Siemens Tipe : ISGS Curve : Inverse Rasio CT : 12005 I sc Max 21-MC-401 : 6.33 kA I sc Min 21-MC-401 : 5.6 kA Waktu Operasi : 0.2 detik  Full Load Amper FLA ��� = ��� √3 × �� = √3 × . = . 8 �  Pick Up . �� × ��� ≤ �� ≤ .3 �� × ��� . × . 8 ≤ �� ≤ .3 × . 8 . ≤ �� ≤ 38. 8 . 3 ≤ �� ≤ . 8  Time Dial Waktu Operasi : 0.2 detik Arus Aktual I set : 0.63 × 1200 = 756 � = �� × � × [ �� � ∝ − ] � � = �� × � × [ � �� ��� ��� × �� ∝ − ] � � = . × × [ 33 . 3 × 1 − ] 3. � = .