2. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan masukan kepada
instansi yang terkait dengan proses penyelesaian permohonan kewarganegaraan Republik Indonesia, yaitu Kementerian Hukum Dan
Hak Asasi Manusia.
E. Keaslian Penelitian
Sejauh pengamatan peneliti, belum terdapat penelitian yang secara khusus meneliti atau menganalisis mengenai Penyelesaian Permohonan
Pendaftaran Memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Bagi Anak Hasil Dari Perkawinan
Campuran Yang Lahir Sebelum 1 Agustus 2006. Memang terdapat hasil penelitian lainnya yang mempunyai
keterkaitan, yaitu : 1.
Narita Krisna Murti, 2007, yang meneliti tentang “
Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Status Kewarganegaraan Anak Dalam
Perkawinan Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 di Kota Yogyakarta.
” 2.
IGNB. Mahajaya Irawan, 2008, yang meneliti tentang “
Proses Naturalisasi Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
” 3.
Tri Ratna Anggraini, 2009, yang meneliti tentang “
Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan di Bidang Kewarganegaraan Menurut
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 di Yogyakarta
.”
Dengan demikian penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian sebelumya, baik dalam tema maupun obyek yang
diteliti.
F. Batasan Konsep
1. Menurut Pasal 57 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan, perkawinan campuran ialah perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan, karena
perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan Indonesia.
2. Pewarganegaraan menurut Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan
Republik Indonesia melalui permohonan. 3.
Pengertian anak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, adalah
seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan. 4.
Pasal 41 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia menyatakan bahwa Anak yang
lahir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf, h, huruf I dan anak yang diakui atau diangkat secara sah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 sebelum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 diundangkan dan belum berusia 18 delapan belas tahun atau
belum kawin memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia dengan mendaftarkan diri kepada Menteri melalui pejabat atau
Perwakilan Republik Indonesia paling lambat 4 empat tahun setelah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 diundangkan.
5. Pasal 2 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor M.01-HL.03.01 Tahun 2006, menyatakan bahwa anak-anak yang dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh
kewarganegaraan Republik Indonesia adalah: a.
Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia dan ibu Warga Negara Asing;
b. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
Warga Negara Asing dan ibu Warga Negara Indonesia; c.
Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Asing yang diakui oleh seorang ayah Warga Negara
Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 delapan belas tahun atau belum kawin;
d. Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang
sah, belum berusia 18 delapan belas tahun dan belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing;
e. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia
dari seorang ayah dan ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan dan;
f. Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 lima tahun
diangkat secara sah sebagai anak oleh Warga Negara Asing berdasarkan penetapan pengadilan.
G. Metode Penelitian