Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Film Kisah Nabi Yusuf As Di Televisi Republik Indonesia (Tvri)

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM FILM KISAH NABI YUSUF AS
DI TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI).
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Dan Penyiaran Islam(S.Sos.I)

Oleh:
KHAERIAH
NIM. 108051000114

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlakudi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Mei 2013

khaeriah

ABSTRAK
Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Film Kisah Nabi Yusuf AS
Di Televisi Republik Indonesia (TVRI)
Media kini telah menjadi sebuah alat bagi setiap individu dalam memenuhi
kebutuhannya akan sebuah informasi. Namun tidak hanya itu, media massa juga
mempunyai beberapa fungsi umum selain memberikan informasi. Yaitu edukasi,

hiburan dan juga alat untuk menyampaikan isi pesan dakwah. Keunggulan dari
media sebagai alat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siapapun yang
menggunakan media itu sendiri yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh manusia
untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Dakwah pada saat ini dapat dilakukan dengan berbagai media massa,
termasuk media elektronik seperti televisi. Pada zaman sekarang para da’i atau
dai’ah banyak menggunakan media massa untuk berdakwah, yang bisa dilakukan
melalui lagu, artikel, Koran dan majalah.
Stasiun televisi pertama yang mengudara di Indonesia pada tahun 1962.
Siaran perdana TVRI dahulu masih hitam putih. TVRI merupakan salah satu
media massa (elektronik) yang tayang pertama kali di Indonesia. TVRI
merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang
jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton
sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah
dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia.
Dalam film kisah para Nabi yang tayang di TVRI pada bulan Ramadhan
menggambarkan dengan visual tentang bagaimana syariat yang ada pada NabiNabi sebelum nabi Muhammad, kemudahan dalam memahami kisah-kisah Nabi
terdahulu lewat film tersebut ketimbang harus membaca dan memahami langsung
dari al-Qur’an, kitab tafsir dan hadist yang tidak semua orang bisa melakukannya,

dan satu-satunya media televisi yang mengangat program kisah Nabi terdahulu.
Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentang isi pesan dakwah dalam film kisah
Nabi Yusuf AS di TVRI.
Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis isi pesan pada penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif (deskriptif). Yang biasanya menggunakan narasi
atau menjelaskan suatu kejadian berdasarkan tema.
Film kisah Nabi Yusuf dominan menggambarkan tentang bagaimana
akhlaq seorang utusan Allah SWT yang merupakan manusia pilihan Tuhan untuk
memberikan tauladan yang baik terhadap umat manusia. Jika selama ini seseorang
hanya mendapatkan gambaran tentang kisah Nabi Yusuf dari al-Qur’an dan
Hadist, kini lewat film tersebut kita dapat melihat secara fisual mengenai
perjalanan kisah hidup Nabi Allah Yusuf lewat film kisah Nabi Yusuf.

i

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Media masa kini telah menjadi sebuah alat bagi setiap individu dalam

memenuhi kebutuhannya akan sebuah informasi. Namun tidak hanya itu, media
massa

juga

mempunyai

beberapa

fungsi

umum

selain

memberikan

informasi.Yaitu edukasi, hiburan dan juga alat untuk menyampaikan isi pesan
dakwah. Keunggulan dari media sebagai alat yang dapat dengan mudah dijangkau
oleh siapapun yang menggunakan media


itu sendiri yang pada akhirnya

dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Pemilik media terus berlomba-lomba untuk menciptakan sebuah program
acara yang menurut mereka dapat membawa keuntungan yang besar, karena
semakin banyak orang yang melihat suatu acara maka semakin banyak juga
orang-orang yang berkepentingan untuk memasarkan sebuah produk baik berupa
iklan, jasa dan juga kampanye politik. Hal ini semata-mata untuk publisitas
kepada halayak umum.
Penentuan program acara dalam sebuah industri media masa tentunya
melalui beberapa tahap, baik dari menejerial yang meliputi “planning, organizing,
directing, dan controlling” 1 sampai dengan perencanaan anggaran yang harus
dikeluarkan dalam setiap produknya.
Perindustrian media masa baik yang bersifat cetak, online, dan televisi di
Indonesia semakin banyak dan beragam, peta persaingan pun antara media masa
1

Jenny Ratna, Soleh Soemirat, Elvinaro Ardianto, Komunikasi Organisasi, Jakarta,
Universitas Terbuka, Cet.1; Ed. 2, 2009, h, 4.13


1

2
negeri dan swasta semakin ketat untuk mencari penonton. hal ini semakin
memotivasi pemilik media untuk tetap bertahan dengan persaingan atau harus
tersingkir dan gulung tikar, oleh karena itu pemilik media harus terus melakukan
inovasi produk mereka agar tetap mendapat penonton terbanyak.
Latar belakang masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam
tentunya menjadi alasan bagi pemilik media untuk berlomba-lomba membuat
produk mereka berbackground islam. Seperti diskusi islami, tabligh akbar, talk
show islami, kuliah subuh, sinetron religi dan film islami. Kebanyakan media saat
ini dari hasil pengamatan sementara peneliti yaitu lebih banyak membuat program
acara talk show dan diskusi panel dengan narasumber ustadz yang mempunyai
kredibilitas dan popularitas tinggi dalam masyarakat. Namun sedikit sekali media
yang melakukan dakwah dengan mengangkat film islami.
Televisi Republik Indonesia atau yang dikenal dengan TVRI adalah
stasiun televisi milik Negara yang menayangkan film tentang kisah-kisah para
Nabi. Hal ini menarik perhatian peneliti karena satu-satunya stasiun televisi yang
menayangkan kisah Nabi terdahulu. Berbeda dengan kebanyakan stasiun TV

swasta, mereka lebih memprioritaskan paradigma modern yang terjadi dalam
masyarakat ketimbang perkembangan islam pada zaman Nabi terdahulu yang
hanya dapat ditemukan dalam al-Qur’an, kitab tafsir dan hadist.
Ketertarikan penulis meneliti hal ini adalah selain mengedepankan
dakwah, informasi dan edukasi, dalam film kisah-kisah para Nabi juga dapat
menggambarkan dengan visual tentang bagaimana syariat yang ada pada NabiNabi sebelum Nabi Muhammad, kemudahan dalam memahami kisah-kisah nabi
terdahulu lewat film tersebut ketimbang harus membaca dan memahami langsung

3
dari al-Qur’an, kitab tafsir dan hadist yang tidak semua orang bisa melakukannya,
dan satu-satunya media televisi yang mengangat program kisah-kisah nabi
terdahulu. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti tentangANALISIS ISI PESAN
DAKWAH DALAM FILM KISAH NABI YUSUF AS DI TELEVISI
REPUBLIK INDONESIA (TVRI).

B.Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Film tentang kisah Nabi yang ada di TVRI diantaranya Nabi Ya’kub, Nabi
Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Yusuf. Kemudian peneliti memberi
batasan hanya pada film kisahNabi Yusuf mulai episode 5 sampai episode 17.

Film ini sendiri terdiri atas 34 episode, dimana dalam episode tersebut terjadi dua
perjalanan, yaitu ketika Nabi Yusuf di istana, dan Nabi Yusuf dewasa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah maka secara rinci rumusan masalah yang
menjadi pertanyaan penelitian adalah:
Bagaimana analisisisi pesan dakwah dalam film kisahNabi Yusuf

di

televisi republik Indonesia (TVRI) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan telah diajukan, maka ada tujuan penelitian
sebagai berikut:
Mengetahui isi pesandakwah yang ada dalam film kisahNabi Yusuf AS.

4
2. Manfaat Penelitian
Selanjutnya dengan terciptanya tujuan tersebut penulis mengharapkan

hasil penelitian ini mendapatkan manfaat yang antara lain:
a.

Segi

Akademis,

memberikan

kontribusi

bagi

pengembangan

penelitian melalui pendekatan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi
sebagai alat bantu utama pada jurusan KPI Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Memberikan kontribusi dan pengetahuan tentang dakwah Islamiyah
melalui media masa bagi


Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
c. Segi praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
wawasan bagi kader dakwah dan aktifis dakwah Islam pada
umumnya.
D. Kajian Pustaka
1. Kajian terdahulu
Dari sekian banyak skripsi yang membahas mengenai analisis isi sudah
banyak dilakukan oleh mahasiswa KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam), namun
tidak mengecilkan hati dan minat penulisuntuk meneruskan dari berbagai
penelitian yang berkaitan dengan komunikasi untuk menunjang penelitian. Antara
lain:
Rosidatun Munawaroh 106051001877 Fakultas Dakwah dan Komunikasi
jurusan Komunikasi Penyiaraan Islam UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta 2011 M.
judul Analisis isi pesan dakwah pada materi Tausiah agama menjelang senja
(Tamasya) Qolbu di radio Gema Annisa 102,8 FM, Cikarang Utara. membahas

5

tentang bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui program Tamasya Qolbu
mengandung 3 kategori pesan yakni, Aqidah, syariah & akhlaq. lebih cenderung
narasumbernya menjelaskan mengenai ibadah shalat & Hukum muamalah yang
menjadi nilai keislamaan seseorang.
Nur Hikmah 107051002364 Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan
Komunikasi Penyiaraan Islam UIN Syarif Hidayatulloh 2011 M. Judul Analisis Isi
pesan dakwah rubrik pribadi muslim majalah keluarga Muzakki (Edisi April - Juli
2011).Membahas pesan-pesan keagamaan yang tediri dari pesan dakwah didalam
diri, dakwah antar pribadi, dakwah dalam kelompok, dakwah dalam organisasi
dan setelah di analisis pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan dakwah
yang menjelaskan tentang dakwah didalam diri.
Neneng Ratna Komala Sari 207051000620 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatulloh
Jakarta 2011 M. Judul Analisis isi pesan dakwah dalam rubric people majalah
Glow UpEdisi September 2009-Januari 2010. Membahas pesan yang terdapat
dalam rubrik glow people adalah pesan keagamaan berdakwah melalui profesi,
pesan dakwah melalui profesi itu sendiri terbagi kedalam 3 kategorisasi yaitu
dakwah melalui profesi, menajemen dakwah melalui profesi, factor pendukung
dan penghambat.
Sedangkan skripsi yang saya buat yaitu Analisis isi pesan dakwah dalam
film kisahNabi Yusuf AS di TVRI. membahas tentang isi pesan dakwah yang
terdapat dalam sebuah film yaitu film kisahNabi Yusuf yang mana film tersebut
“merupakan film yang dibuat dengan meneliti dari 60 kitab tafsir dan

6
menghabiskan waktu riset selama delapan tahun dalam penggarapannya”2.
Kemudian TVRI memberikan warna yang berbedadengan mengemas dakwah
dalam sebuah film para Nabi terdahulu yaitu Nabi Yusuf. Berbeda dengan media
lain yang kebanyakan tidak berdakwah dengan film-film islami seperti ini, mereka
cenderung seragam dalam mengemas dakwah seperti: talk show, diskusi panel,
tabligh akbar, kuliah subuh dan acara dzikir.

C. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini bersifat analisis isi
deskriftif, yaitu metode penelitian melelui pendekatan kualitatif yang dihasilkan
dari survei lapangan. Data tersebut berupa data, kata-kata, gambar, dan dokumen.
Metode analisis isi digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam
penelitian ini dokumen yang di maksud adalah film kisah Nabi yusuf yang ada di
TVRI.
Krippendorf mengemukakan kajian isi adalah tekhnik penelitian yang
dimanfaatkan menarik kesimpulan yang dapat ditiru dan sahih data atas dasar
konteksnya, sedangkan R.Holsty memberikan definisi bahwa kajian isi adalah
tekhnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha
menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis. 3
Selanjutnya unsur konteks sebuah penelitian dengan metode analisis isi haruslah
memperhatikan konteks dari data yang di analisis.

Pustaka Nilna, film Seri Nabi Yusuf As” artikel Diakses Pada Rabu 07 November 2012
dari http://www.pustakanilna.com/film-seri-nabi-yusuf-as/
3
Sojono & Abdurrahman, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), cet. Ke
1.h,13
2

7
Analisis isi (content analysis) adalah “penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.
Analisis ini biasanya digunakan pada penelitian kualitatif”4. Pelopor analisis isi
adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu
mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi. Ada
beberapa definisi mengenai analisis isi.
Analisis isi secara umum diartikan sebagai metode yang meliputi semua
analisis mengenai isi teks, tetapi di sisi lain analisis isi juga digunakan untuk
mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus. “Menurut Holsti, metode
analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan
mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif,
sistematis, dan generalis”5. Objektif berarti menurut aturan atau prosedur yang
apabila dilaksanakan oleh orang (peneliti) lain dapat menghasilkan kesimpulan
yang serupa. Sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut
aturan yang diterapkan secara konsisten, meliputi penjaminan seleksi dan
pengkodingan data agar tidak bias. Generalis artinya penemuan harus memiliki
referensi teoritis. Informasi yang didapat dari analisis isi dapat dihubungkan
dengan atribut lain dari dokumen dan mempunyai relevansi teoritis yang tinggi.
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk
komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi maupun semua bahanbahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat
menggunakan analisis isi sebagai teknik/metode penelitian.

4

Sojono dan Abdurrahman, Metode Penelitian: Suatu Pembelajaran Dan Penerapan, (
Jakarta, PT Rineka Cipta, 1999), h. 3.
5
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, ( Bandung, Tarsito, 1990), h. 140.

8
Menurut Badgan dan Taylor seperti yang dikutip oleh Moelong dalam
bukunya penelitian kualitatif adalah “sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa, kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan pelaku yangdiamati.”6Artinya dalam penulisan ini penulis berupaya
menghimpun data mengenai isi pesan dakwah dalam film kisah Nabi Yusuf di
TVRI, kemudian penulis mengelola dan menganalisa data secara deskriptif
dengan menafsirkan secara kualitatif.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penulisan ini adalah isi pesan dakwah yang ada
dalam film kisah Nabi Yusuf. Sedangkan objek penelitian ini adalah film kisah
Nabi Yusuf yang ada di TVRI.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik sebagai
berikut:
a. Observasi, adalah “suatu cara pengumpulan data dengan mengamati
suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan
secara sistematis tentang hal-hal tertentu”7. Yakni dengan mengamati
langsung film kisahNabi Yusuf yang ditayangkan oleh TVRI pada
pukul 17.00-18.00 WIB Yang hanya ditayangan pada bulan puasa.
b. Wawancara, adalah Tanya jawab antara pewawancara dengan yang
diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu
hal, yakni penulis mendengar dan memperoleh informasi dan

6

Lexy J. Moelong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, cet X (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 1999), h, 3.
7
Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: PPM, 2007), h. 184

9
keterangan dengan cara tanya jawab dan tatap muka secara langsung
dengan responden pada skripsi ini.
c. Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data data baik yang
bersifat tulisan dan juga foto-foto yang berkaitan dengan skripsi ini.
4. Sistematikapeulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2007” sebagai pedoman dan rujukan dalam pembuatan skripsi.

D. Sistematika Penulisan
Hasil penelitian ini akan diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I :

PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, batasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini meliputi pengertian Analisis isi, Pengertian Dakwah ,
Unsur-Unsur Dakwah, Pesan Dakwah, Pengertian Pesan Dakwah,
Kategorisasi Pesan Dakwah, Pengertian Akhlak, Aqidah dan
Syari’ah, Pengertian Film, Unsur-unsur dalam Film, dan Dakwah
Melalui Film.

10
BAB III : PROFIL FILM KISAH NABI YUSUF AS
Bab ini meliputi Latar belakang pembuatan film kisah Nabi Yusuf,
Visi dan Misi pembuatan film kisah Nabi Yusuf,Profil TVRI
BAB IV :

TEMUAN DAN ANALISA DATA
Bab ini meliputi hasil analisis isi pesan dakwah film kisah Nabi
Yusuf di TVRI berdasarkan klasifikasi AqidahNabi Yusuf di istana
dan Nabi Yusuf dewasa , Nabi Yusuf di istana dan Nabi Yusuf
dewasa, dan Syari’ah, Nabi Yusuf di istana dan Nabi Yusuf
dewasa.

BAB V :

Penutup
(kesimpulan dan Saran)

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Analisis Isi
1. Pengertian Analisis Isi
Pengertian analisis adalah “aktifitas yang memuat sejumlah kegiatan
seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan
dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan
ditaksir maknanya”1.
Analisis isi (Content Analysis) adalah “tekhnik penelitian untuk membuat
inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan
memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi
komunikasi”2. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu
berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun
nonverbal. Sejauh ini, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap
peristiwa komunikasi.
Sebenarnya analisis isi komunikasi amat tua umurnya, setua umur
manusia. Namun, panggunaan teknik ini diintoduksikan di bawah nama analisis
isi (content analysis) dalam metode penelitian tidak setua umur penggunaan
istilah tersebut. Tuanya umur penggunaan analisis isi dalam praktik kehidupan
menusia terjadi karena sejak ada manusia di dunia, manusia saling menganalisis
makna komunikasi yang dilakukan antara satu dengan lainnya. “Gagasan untuk

1

Cara Pedia, Pengertian dan Definisi Analisis, Artikel diakses pada, 05 Febuari 2013 dari
carapedia.com
2
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, ( Yogyakarta, PT. LKSI
Printing Cemerlang 2001) h, 337.

11

12
menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul dari orang seperti
Bernard Berelson (1959)”3. Ia telah menaruh banyak perhatian pada analisis isi.
Berelson mendefinisikan analisis isi dengan: “content anlysis is a research
technique for the objective, systematic, and quantitativ description of the manifest
content of communication”4. Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi
sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis, dan deskripsi kuantitatif dari
apa yang tampak dalam komunikasi.
Analisis isi dapat digunakan pada teknik kuantitatif maupun kualitatif,
tergantung pada sisi mana peneliti memanfaatkannya. Dalam penelitian kualitatif,
Analisis Isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat keajekan isi komunikasi
secara kualitatif, dan bagaimana peneliti memaknakan isi komunikasi, membaca
simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolis yang terjadi dalam komunikasi.
Selain itu penggunaan analisis isi tidak berbeda dengan penelitian
kualitatif lainnya. Hanya saja, karena teknik ini dapat digunakan pada pendekatan
yang berbeda (baik kuantitatif maupun kualitatif), maka penggunaan analisis isi
tergantung pada kedua pendekatan itu. Penggunaan analisis isi untuk penelitian
kualitatif tidak jauh berbeda dengan pendekatan lainnya. Awal mula harus ada
fenomena komunikasi yang dapat diamati, dalam arti bahwa peneliti harus lebih
dulu dapat merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan semua tindakan
harus didasarkan pada tujuan tersebut.
Langkah berikutnya adalah memilih unit analisis yang akan diuji, memilih
objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Kalau objek penelitan
berhubungan dengan data-data verbal (hal ini umumnya ditemukan dalam analisis
3

Jane Stokes, Terjemah How To Do Media and Cultural Studies( Yogyakarta, PT.
Bentang Pustaka, 2003), h, 53.
4
Jane Stokes, Terjemah How To Do Media and Cultural Studies, h. 54.

13
isi), maka perlu disebutkan tempat, tanggal, dan alat komunikasi yang
bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan
dalam suatu media, perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang
mengantarkan pesan itu.
Penggunaan analisis isi dapat dilakukan sebagaimana “Pual W.Missing
melakukan studi tentang “The Voice of America”. Analisis isi didahului dengan
melakukan coding terhadap istilah-istilah atau penggunaan kata dan kalimat yang
relevan, yang paling banyak muncul dalam media komunikasi”5.
“Ada beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi. Seperti yang dikutip oleh
Janis yaitu”6:
1. Analisis isi pragmatis, dimana klasifikasi dilakukan terhadap tanda
menurut sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata
diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka terhadap
produk sikat gigi A.
2. Analisis isi semantik, dilakukan untuk mengklasifikasikan: tanda menurut
maknanya. Analisis ini terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
1) Analisis penunjukan (designation), menggambarkan frekuensi
seberapa sering objek tertentu (orang, benda, kelompok, atau konsep)
dirujuk.
2) Analisis penyifatan (attributions), menggambarkan frekuensi
seberapa

sering

karakterisasi

dirujuk

(misal

referensi

kepada

ketidakjujuran, kenakalan, penipuan, dan sebagainya).

5

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, idiologi, dan politik Media, ( Yogyakarta, LKSI,
2002 ) h, 13.
6
Sojono dan Abdurrahman, Metode Penelitian: Suatu Pengantar Penerapan, ( Jakarta,
PT. Rineka Cipta, 1999), h, 3

14
3) Analisis

pernyataan (assertions),

menggambarkan

frekuensi

seberapa sering objek tertentu dikarakteristikkan secara khusus. Analisis
ini secara kasar di sebut analisis tematik. Contohnya, referensi terhadap
perilaku nyontek di kalangan mahasiswa sebagai maling, pembohong dan
sebagainya
Analisis

sarana

tanda

(sign-vechile),

dilakukan

untuk

mengklasifikasi isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya
berapa kali kata cantik muncul, kata seks muncul.
Dalam penelitian kualitatif, “penggunaan analisis isi lebih banyak
ditekankan pada bagaimana simbol-simbol yang ada pada komunikasi itu
terbaca dalam interaksi sosial, dan bagimana simbol-simbol itu terbaca dan
dianalisis oleh peneliti”7. Dan sebagaimana penelitian kualitatif lainnya,
kredebilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan
peneliti yang mampu menggunakan ketajaman analisisnya untuk merajut
fenomena isi komunikasi menjadi fenomena sosial yang terbaca oleh
orang pada umumnya.
1) Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana adalah “analisis isi yang lebih bersifat kualitatif dan dapat
menjadi salah satu alternatif untuk melengkapi dan menutupi kelemahan dari
analisis isi kuantitatif yang selama ini banyak digunakan oleh para peneliti” 8. Jika
pada analisis kuantitatif, pertanyaan lebih ditekankan untuk menjawab “apa”
(what) dari pesan atau teks komunikasi, pada analisis wacana lebih difokuskan

7

Burhan Mungin ed.., Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta, PT. Raya Grafindo
Persada, 2007), h. 193.
8
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, h, 3.

15
untuk melihat pada “bagaimana” (how), yaitu bagaimana isi teks berita dan juga
bagaimana pesan itu disampaikan.
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang digunakan secara ilmiah,
baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Penggunaan bahasa secara alamiah ini
berarti

penggunaan

bahasa

seperti

dalam

komunikasi

sehari-

hari. Stubbs menjelaskan bahwa analisis wacana menekankan kajian penggunaan
bahasa dalam konteks sosial, khususnya dalam interaksi antar penutur. Senada
dengan itu, cocok dalam hal ini menyatakan bahwa analisis wacana itu merupakan
kajian yang membahas tentang wacana, sedangkan wacana itu adalah bahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi.
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan pada dalam
komunikasi. Lebih tepatnya lagi, telah mengenai aneka fungsi (prakmatik) bahasa.
Kajian tentang pembahasaan realitas dalam sebuah pesan tidak hanya apa yang
tampak dalam teks atau tulisan, situasi dan kondisi (konteks) seperti apa bahasa
tersebut diujarkan akan membedakan makna subyektif atau makna dalam
perspektif mereka.
B. Dakwah
1. PengertianDakwah
Secara “etimologis, kata “ dakwah” berasal dari Bahasa Arab da’ayad’u–
da’watan, yang berarti : ajakan, seruan, panggilan, atauundangan”9.Dakwah
menurut istilah dalam surat An-Nahl ayat 125 adalahmengajak umat manusia
kejalan Allah dengan cara bijaksana, nasehatyang baik serta berdebat dengan cara
yang baik pula.
9

Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani, Kiat sukses Berdakwah, (Jakarta:
Amzah, 2006),hal. xii

16




Artinya : Dan jika kamu) tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kamu orang-orang yang benar.(QS.Al-Baqoroh: 23)
Quraish Sihabmendefinisikannya dakwah sebagai “seruan atau ajakan
kepada keinsyafan, atauusaha mengubah sesuatu yang tidak baik kepada sesuatu
yang lebih baikterhadap pribadi maupun masyarakat”10Dakwah adalah “suatu
proses penyampaian atau penyeruaninformasi Ilahiyah kepada para hamba
manusia yang merupakan bagianintegral dari hidup dan kehidupan setiap individu
muslim”. 11Dakwahadalah “suatu gejala di mana terdapat dua orang atau lebih
yang salah satuatau sebagian diantaranya menyampaikan amar ma’ruf nahi
munkar”12.Jadi, dakwah adalah suatu aktifitas atau kegiatan yang bersifatmenyeru
atau mengajak kepada orang lain, untuk mengamalkan ajaranIslam dengan tujuan
mencari kebahagiaan hidup dunia dan akhirat dengandasar keridhaan Allah.
Sebagaimana ayat al-Qur’an berbicara dalam surat Al-Imran ayat 104:



Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan

10

Tri, Pengertian Dakwah, artikel diakses pada 09 November 2012 dari
http://tri1405.blogsome.com
11
Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group,2006), hal. 62
12
Masduqi Affandi, Ontologi Dakwah, (Surabaya: Dian Tamah, 2007). h. 53

17
mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung.
Menurut Syamsuri Siddiq (1982:8), dakwah adalah : Segala usaha dan
kegiatan yang disengaja dan berencana dalam wujud sikap, ucap dan perbuatan
yang mengandung ajakan dan seruan, baik langsung atau tidak langsung ditujukan kepada orang perorangan, masyarakat, maupun golongan supaya tergugah
jiwanya, terpanggil hatinya kepada ajaran Islam untuk selanjutnya mempelajari
dan menghayati serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari hari.
Sedangkan Endang Saifuddin Anshari memberikan definisi dakwah dalam
arti sempit dan arti Luas. Definisi dakwah secara sempit, dakwah berarti
menyampaikan Islam kepada manusia secara lisan maupun tulisan, serta lukisan.
Arti Dakwah secara luas adalah penyebaran penterjemahan, dan pelaksanaan
Islam dalam peri kehidupan dan penghidupan manusia (termasuk di dalamnya
politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesenian, kekeluargaan
dan sebagainya13.
Meskipun demikian, kesamaan dan perbedaan yang ada bagi para ahli
dalam mendefinisikan dakwah sesunggunya dapat diambil kesimpulan yaitu 14
a.

Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan
dengan sadar dan terencana.

b. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia kejalan Allah,
memperbaiki situasi yang lebih baik ( dakwah sebagai pembinaan
dan pembangunan)
Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni
hidup bahagia sejahtera di dunia atau pun di akhirat.
13
14

h, 21.

Endang S. Anshari, Wawasan Islam, ( Interprises, Jakarta 1982), h, 19
Asmuni Syukir, Dasar-dasar strategi Dakwah Islam, (Al-Ikhlas, Surabaya, Indonesia),

18

2 . Unsur-unsur Dakwah
Dalam kegiatan dakwah, unsur-unsur dakwah harus selalu berada di
dalamnya guna dapat mencapai tujuan dakwah yang diinginkan, karena pada
hakekatnya unsur dakwah sendiri merupakan sesuatu yang melekat dalam
dakwah. Dan adapun unsur-unsur dakwah adalah sebagai barikut:
1). Da'i (pelaku dakwah)
Yang dimaksud da'i atau biasa disebut dengan sebutan mubaligh (orang
yang menyampaikan ajaran Islam) adalah orang yang melaksanakan atau
menyampaikan dakwah secara lisan, tulisan ataupun perbuatan baik secara
individu, kelompok ataupun secaraorganisasi.
Jadidakwah

professional

ini

tidak

wajib

bagi

muslim

yang

belummemenuhi persyaratan dakwah seperti itu. Subyek dakwah dalam tarafini
disebut Da'i. salah satu bentuk dari dakwah professional ini antaralain adalah
tabligh, “sedangkan subyek dakwah dalam hal ini disebutdengan istilah
muballigh”15. “Allah SWT telah mewajibkan kepada Rasulnya dan orangorangmu'min untuk berdakwah kepada Allah, akan tetapi Allahmengikat
perintahnya tersebut dengan syarat harus dikerjakan atasdasar ilmu pengetahuan
yang mendalam (bashirah) dan kebijaksanaan(al-hikmah)”16.

2). Mad'u (orang yang menerima dakwah)

15

Sjahroni A.J, Teknik Pidato Dalam Pendekatan Dakwah (Surabaya: Dakwah Digital
Press, 2008), hal. 3.
16
Syaikh Abdurrahman Abdul Khaliq, Methode Dan Strategi Da'wah Islam
(Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 1996), hal.113.

19
Yang dimaksud dengan mad'u adalah manusia yangmenerima dakwah
yang disampaikan oleh da'i atau dengan kata laindisebut sebagai obyek atau
sasaran dakwah, baik secara individu,kelompok, orang Islam maupun tidak.
3). Maddah (materi dakwah)
Unsur dakwah yang ketiga adalah maddah atau pesan dakwah, pesan
dakwah ialah isi yang disampaikan oleh da'i sebagai orang yang menyampaikan
kepada mad'u. Dalam mengkaji tentangmateri dakwah, Sjahroni A. J berpendapat
bahwa, ''Secara umumsebenarnya materi dakwah tercakup dalam Al-Qur'an dan
Al-Hadits.Dengan demikian ajaran Islam yang termuat di dalam dua kitabtersebut
sebagai rumusan secara kaffah tentang materi dakwah''17.
3. Pesan Dakwah
1) Pengertian Pesan Dakwah
Pesan

adalah

olehkomunikator.

keseluruhan

“Pesan

dari

seharusnya

pada

apa

mempunyai

yang
inti

disampaikan
pesan

(tema)

sebagaipengarah didalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah
lakukomunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar, namun yangperlu
diperhatikan dan diarahkan kepada tujuan akhir dari komunikasi” 18.
Sementara Astrid mengatakan bahwa “pesan adalah ide, gagasan,informasi
dan opini yang dilontarkan seorang komunikator kepadakomunikan yang
bertujuan untuk mempengaruhi komunikan kearahsikap yang diinginkan oleh
komunikator”19.

Sjahroni A.J, Teknik Pidato Dalam Pendekatan Dakwah…..hal. 3.
A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bina Aksara, 1986). h.

17
18

14
19

Susanto Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1997). h.

7

20
Dakwah adalah suatu aktifitas atau kegitan yang bersifat menyeruatau
mengajak kepada orang lain, untuk mengamalkan ajaran Islam dengan tujuan
mencari kebahagiaan hidup didunia dan akhirat dengandasar keridhaan Allah
SWT.Dalam Ilmu Komunikasi pesan dakwah adalah message, yaitusimbolsimbol. Dalam literature berbahasa Arab, pesan dakwah disebutmaudlu’ alda’wah ( ‫) موضوعالدعوة‬. Istilah ini lebih tepat dibandingdengan istilah “materi
dakwah” yang diterjemahkan dalam Bahasa Arabmenjadi maddah ad-da’wah (
‫) مادةالدعوة‬. Istilah pesan dakwah dipandanglebih tepat untuk menjelaskan, “isi
dakwah berupa kata, gambar,lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat
memberikan pemahamanbahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.” 20
Islam atau syariat adalah sebagai kebenaran hakiki yang datangdari Allah
melalui Malaikat Jibril kepada para Nabi-Nya dan terakhirkepada Nabi
Muhammad SAW. Pesan dakwah ini dalam Al-Qur’andi ungkapkan dengan arti
yang beraneka ragam yang menunjukkkanfungsi kandungan ajaran-Nya, misalnya
dalam Q.S An-Nahl:125disebut dengan Sabili rabbika (jalan Tuhanmu).21Untuk
menghasilkan pesan dakwah yang dapat diterima,dimengerti, dan bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, makadiperlukan perencanaan pesan
yang baik. Dalam studi komunikasi,untuk merencanakan pesan mengenai sasaran,
yang dapatmempengaruhi aspek kognitif, afektif, dan behavior, ada hal yang
perludipertimbangkan:
1). Audiens. Dengan mengetahui siapa dan bagaimana audiens
yangdihadapi, maka dai dapat merencanakan pesan dakwah yang
akandisajikan.
20
21

Moch. Ali aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: kencana, 2009). h.318
Aep Kusnawan, Ilmu Dakwah, (Surabaya: Pustaka bani Quraisy, 2007). h. 47

21
2). Bahasa. Meliputi dua kode, simbol, dan isyarat (pesan verbal
ataunonverbal) yang akan digunakan.
3). Pendekatan. Meliputi bagaimana “strategi berhubungan dengan
audienssupaya terjadi proses komunikasi yang bisa menghasilkan
commonmeaning (apa yang dimaksud komunikator sama dengan yang
diterimaoleh komunikan), dan pesan-pesan komunikator dapat
diterima audiensdengan senang hati (tanpa keterpaksaan)”22.Ketiga
aspek tersebut perlu diperhatikan dalam pengelolahan pesandakwah.

2). Kategorisasi Pesan Dakwah
a. Masalah keimanan (aqidah)
Aqidah dalam Islam adalah bersifat I’tiqad bathiniyah yangmencakup
masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukuniman. Masalah aqidah ini
secara garis besar ditunjukkan olehRasulullah SAW, dalam sabdanya.
) ‫ب ل عث ( خرجه ل ري‬
‫ب ه و ائكته و برس ه و ت‬
‫إي أ ت‬
“ Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malalikat-malaikat-Nya,
Rosul-rosul-Nya, dan beriman Hari akhir” Hadistdikeluarkan oleh Imam
Bukhori.23

Akidah menjadi materi utama dakwah, memilki ciri-ciri yangmembedakan
dengan kepercayaan agama lain, yaitu:
1). Keterbukaan melalui kesaksian (syahadat). Dengan demikianseorang
muslim selalu jelas identitasnya dan bersedia mengakuiidentitas
keagamaan orang lain.

22

Abdul Aziz, Jelajah Dakwah Klasik-Kotemporer, (Yogyakarta Gama Media, 006). h.

62
23

Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ wal Marjan, (Bairut, Darul Fikr,2005). h. 9

22
2). Cakrawala pandangan yang luas dengan memperkenalkan bahwaAllah
adalah Tuhan seluruh alam, bukan Tuhan kelompok ataubangsa
tertentu.
3). Kejelasan dan kesederhanaan.Seluruh ajaran akidah baik soalKetuhanan,
Kerasulan, ataupun Alam ghaib sangat mudahdipahami.
4). Ketahanan antara iman dan Islam atau antara iman dan amalperbuatan.
“Dalam ibadah-ibadah pokok yang merupakanmanifestasi dari iman
dipadukan dengan segi-segi pengembangandiri dan kepribadian
seseorang

dengan

kemaslahatan

masyarakatyang

menuju

pada

kesejahteraannya. Karena aqidah memilkiketerlibatan dengan soal-soal
kemasyarakatan”24.
Akidah pada hakikatnya sangat luas dan menyangkut semua aspek dalam
kehidupan manusia. Namun itu semua terangkum dalam rukun iman yang enam
yaitu:
a) Percaya kepada Allah
b) Percaya kepada malaikat
c) Percaya kepada Rosul
d) Percaya kepada kitab suci
e) Percaya kepada hari kiamat
f) Percaya kepada qodo dan qodar.
b. Masalah Keislaman (syariah)
Menurut konteks kajian hukum Islam, kata tasy’ri merupakanbentuk
masdar dari syarra’a yang berarti menciptakan dan menetapkansyari’ah. Sedang

24

M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah…h. 97

23
dalam istilah para ulama fiqh bermakna “ Menetapkannorma-norma hukum untuk
menata kehidupan manusia baik dalamhubungannya dengan Tuhan , maupun
dengan umat manusia lainnya”25.
Syari’ah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir(nyata)
dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah gunamengatur
hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengaturpergaulan hidup antara
sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam sabdaNabi SAW :
‫ ( خرجه‬. ‫إسا أ تع ه و ا تشر به شي و ت ي لصا و ت ي لزك ل روض و تصو ر ض‬
) ‫ل ري‬
“Islam adalah bahwasannya engkau menyembah kepada AllahSWT. Dan
janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu,mengerjakan
sembahyang, membayar zakat-zakat yang wajib, berpuasapada bulan
Romadhon. Hadist dikeluarkan oleh Imam Bukhori”26.
Dalam materi dakwah bidang syariah dimaksudkan untukmemberikan
gambaran yang benar, pandangan yang jernih, kejadiansecara cermat terhadap
hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiappersoalan pembaruan, sehingga umat
tidak terperosok kedalamkejelekan, sementara yang diinginkan dalam dakwah
adalah kebaikan.Dan materi dakwah yang menyajikan unsur syariat harus dapat
menggambarkan atau memberikan informasi yang jelas dalam bidanghukum yang
bisa wajib, mubah (diperbolehkan),dianjurkan (mandub),makruh (dianjurkan
supaya tidak dilakukan), dan haram (dilarang).
Syariah merupakan aturan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, karena syariah yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dan
hubungan`manusia`dengan`manusia.`Syariah`meliputi:
1)`Ibadah,`dan`ibadah`meliputi:
25

Tim Penyususn Studi Islam IAIN Sunan Ampel, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: AlIkhlas,2005) hal. 105
26
Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu’ wal Marjan........ hal. 9

24
a)`Thaharah`(bersuci)
b)`Sholat
c)`Zakat
d)`Puasa
e)`Haji
2)`Muamalah`yang`meliputi:
a)`Munakahat`(hukum`nikah)
b)`Waratsah`(hukum`waris)
c)`Muamalah`(hukum`jual`beli)
d)`Zinayah`(hukum`pidana)
e)`Khilafah(hukum`negara)
f)`Jihad`(hukum`peperangan`dan`perdamaian)
c. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah)
Akhlak adalah bahasa Arab, jama’ dari kata khuluq artinya tabiatatau
perangai, sabda Nabi Muhammad SAW :
“Aku (Muhammad)
mulia”(HR. Malik).

diutus

untuk

. ‫ل عثت أت حس أخا‬
menyempurnakan akhlak yang

Menurut Ibnu Maskaweh dalam kitabnya Tahzibul Akhlak.Khuluq adalah
keadaan dalam jiwa seseorang yang mendorong untukmelakukan pekerjaan tanpa
didahului oleh pemikiran dan pertimbangan.Jadi, akhlak digambarkan sebagai
sikap jiwa yang dari padanya tumbuhkemampuan untuk memberi tanggapan
secara responsife (tanpa dipikirdulu) terhadap suatu nilai, karena sikap itu telah

25
mendarah daging atautabiat yang diperoleh dari kebiasaan berulang-ulang yang
dilatihkan.27
Masalah

akhlak

dakwah)merupakan
dankeislaman
pelengkap,bukan
denganmasalah

dalam

pelengkap

seseorang.

aktifitas

saja,

yakni

“Meskipun

berarti

masalah

keimanan

dan

dakwah
untuk

akhlak

akhlak

kurang

keislaman,

akan

(sebagai

melengkapi
ini

materi
keimanan

berfungsi
penting

tetapi

sebagai

dibandingkan
akhlak

adalah

sebagaipenyempurna keimanan dan keislaman”28.
Menurut M. Ali Aziz mengutip pendapat Al-Ghozalimemaknai akhlak
sebagai “suatu sifat yang tetap pada seseorangyang mendorong untuk melakukan
perbuatan yang mudahtanpa membutuhkan sebuah pemikiranMenurut pendapat
Asmuni Syukir dalam bukunyaDasar-dasar Strategi Dakwah Islam, menyatakan
bahwa masalah Akhlaq dalam aktivitas dakwah (sebagai materidakwah)
merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapikeimanan dan keislaman
seseorang.Dalam kitabnya “tanzib al-akhlaq”, IbnuMaskawehmengatakan bahwa,
akhlak diartikan sebagai keadaan jiwayang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu perbuatantanpa memerlukan pemikiran” 29.
Materi akhlak sangat luas sekali, bahkan tidak hanyabersifat lahiriyah saja,
akan tetapi materi akhlak jugamelibatkan bentuk pemikiran yang sangat
mendalam.
Secara garis besar materi akhlak meliputi tiga hal, yaitu:

27
28

M. Romly Arief, Kuliah Akhlaq Tasawuf, (Jombang: Unhasy Press, 2006). h. 1-2
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam… h. 60

29

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al Ikhlas,
1983),hal. 62.

26
1) Akhlaq terhadap Allah, akhlak ini tidak bertolak padapengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah.
2) Akhlak terhadap manusia, yang meliputi :
a) Diri sendiri
b) Tetangga
c) Masyarakat lainya
3) Akhlaq terhadap lingkungan adalah :
a) Flora
b) Fauna.
Mengenai tiga hal di atas tersebut sangatlah salingberkaitan dan sangat
terikat satu sama lain, karena memangtidak dapat dipisahkan meski bisa untuk
dibedakan.Walaupun sebagai perumpamaan yang tepat, Islamsebagai sebuah
pohon yang amat rindang yang berada di perutbumi berupa aqidah, bahan
pohonnya adalah hukum-hukumdan buah serta dedaunan adalah akhlaqul karimah
(Budipekerti).
Lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berbedadi sekitar manusia,
baik binatang, tumbuh-tumbuhan, ataupunmakhluk lain yang beragama. Dan
mengenai risalah-risalahAllah ini, Moh Natsir membaginya dalam tiga bagian
pokok,yaitu:
1)

Menyempurnakan

hubungan

manusia

dengan

sesamamanusia,

(hablumminannas)
2) Menyempurnakan hubungan antara manusia denganlingkungan (hablum
minal alam)

27
3) Menyempurnakan hubungan antara manusia denganTuhannya (hablum
minalallah)45

C. Film
1 . Pengertian Film
Film pertama kali lahir di paruh kedua abad 19, dibuat denganbahan dasar
selluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikanabu rokok sekalipun.
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatumedia sejenis plastik yang dilapisi
dengan zat peka cahaya. Media pekacahaya ini sering disebut selluloid. Film pada
awalnya adalah karyasinematrografi yang memanfatkan selluloid sebagai
penyimpannya.Sinematrogafi
InggrisCinematography

adalah
yang

kata
berasal

serapan
dari

dari

bahasa

bahasa

Latin

kinema„gambar’.sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang
membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabungkangambar
tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yangdapat menyampaikan ide (dapat
mengemban cerita).
Perkembangan teknologi media penyimpan telah mengubahpengertian
film dari istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yangmengacu pada bentuk
karya seni audio-visual. “Singkatnya film kinidiartikan sebagai suatu genre
(cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai
medianya”30.
2. Unsur-Unsur Dalam Sebuah Film
a. Title (judul)
30

Heru Effendy, Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser, (Yogyakarta :
Panduan, 2002)h. 20

28
b. Crident title, meliputi produser, karyawan, artis, ucapan terima kasih,dan
lain-lain.
c. Tema film.
d. Intrik, yaitu usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan.
e. Klimaks, yaitu benturan antar kepentingan.
f. Plot (alur cerita).
g. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkantung-katung.
h. Million, setting, atau latar belakang terjadinya peristiwa, waktu,bagian
kota, perlengkapan, dan fesyen yang disesuaikan.
i. Sinopsis,yaitu untuk memberi ringkasan atau gambaran dengan
cepatkepada orang yang berkepentingan.
j. Trailer, yaitu bagian film yang menarik.
k. Character, yaitu karakteristik pelaku-pelakunya.

D. Dakwah Melalui Film
Zaman yang semakin maju membuat berbagai hal yang dulu tak mungkin
kini menjadi mungkin. Di antaranya, merekam gambar dan suaradalam bentuk
film. Secara obyektif, tampaknya kita tidak dapat menilaiseluruh film itu buruk,
atau seluruh film itu baik. Karena dalamkenyataannya, terdapat berbagai jenis
film dan hasil akhirnya jugabermacam-macam.
Menurut

Ensiklopedi

Nasional

Indonesia

(1990),

film

dalam

batasansinematografi sepanjang sejarahnya memberikan keluasan tema bila
dilihatdari isi sasaran atau tujuannya. Film dakwah memiliki banyak potensi.

29
1)Pesan

yang

disampaikan

dalam

bentuk

film

lebih

mudah

dipahami,misalnya dalam film tata cara sholat.
2) Film dapat mengubah persepsi masyarakat.
3) Film mampu mengubah gaya hidup masyarakat. Misalnya, masyarakatkota
kini

terbiasa

dengan

gaya

hidup

islami

semacam

berjilbab,

berucap“Alhamdulilah” dan “Insya Allah”, karena film mencontohkannya.
4) Dakwah dengan media film memiliki sasaran dakwah lebih luas daripada
dakwah dengan tulisan dan ceramah.
5) Film dakwah dapat abadi dan terus ditonton meski para pembuatnyatelah
meninggal. Selain itu, para pelaku pembuatan film dakwahdiharapkan
beragama dengan baik dan berniat dakwah”31.
Untuk menghasilkan pesan dakwah yang dapat diterima, dimengerti,dan
bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka diperlukanperencanaan
pesan yang baik. Dalam studi komunikasi, untuk merencanakanpesan mengenai
sasaran, yang dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif,behavior, dan ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Audiens. Dengan mengetahui siapa dan bagaimana audiens yang
dihadapi,maka dai dapat merencanakan pesan dakwah yang akan disajikan.
2. Bahasa. Meliputi semua kode, symbol, dan isyarat (pesan verbal
maupunnonverbal) yang akan digunakan.
3.

Pendekatan.

Meliputi

bagaimana

strategi

berhubungan

dengan

audienssupaya terjadi proses komunikasi yang bisa menghasilkan
commonmeaning (apa yang dimaksud komunikator sama dengan diterima
olehkomunikan), dan pesan-pesan komunikator dapat diterima audiens

31

(http://tri1405.blogsome.com , diakses 7 Mei 2007)

30
dengansenang hati (tanpa keterpaksaan). “Ketiga aspek tersebut perlu
diperhatikan dalam pengelolaan pesandakwah”32.

32

63

Abdul Aziz, Jelajah Dakwah: Klasik-Kotemporer, (Yogyakarta : Gama Media, 2006) h.

BAB III
GAMBARAN UMUM FILM KISAH NABI YUSUF AS

A. Latar Belakang Pembuatan Film Kisah Nabi Yusuf AS
Mimpi

merupakan

kunci

bagi

kita

untuk

menahlukkan

dunia.

Didengungdengungkan di seluruh media yang menghasilkan output suara, sudah
wajarlah kalimat itu sangat akrab di telinga kita semua. Kalimat itu pula yang
menjadi awal dari kisah Nabi Yusuf yang termahsyur. “Berawal dari mimpi,
semua terjadi. Dibuang ke sumur, dijadikan budak, difitnah, dipenjara, hingga
menjadi penguasa mesir yang luar biasa yang membawa kesejahteraan dan
kemakmuran dizamannya. Kisah Nabi Yusuf patutlah di jadikan teladan bagi kita,
agar kita dapat menaklukkan dunia kita sendiri”1.
Diangkat dari kisah yang tertuang dalam kitab suci. Kisah Nabi Yusuf ini
kemudian dituangkan ke dalam sebuah bentuk film, karya sutradara kenamaan
Iran, Majid Majidi. Film ini menceritakan kisah tentang Nabi Yusuf, yang
dituangkan secara interaktif. Dengan alur cerita yang seakan membawa kita
berjalan menembus ruang dan waktu, menuju waktu di mana Nabi Yusuf masih
menginjakkan kakinya di muka bumi ini. Seakan membawa kita berwisata secara
ruhaniah, mempelajari cerita tentang Nabi Yusuf yang berjalan dalam
kehidupannya.
Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri
NabiYa'qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil,
saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan

1

Wawancara Pribadi dengan Dedi, Jakarta 05 Desember 2012.

31

32
gadis dan tubuh yang tegap yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan
gadis-remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan
dicintai dibandingkan dengan saudara- saudaranya yang lain, terutamanya setelah
ditinggalkan yaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua
belas tahun.
Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya
telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang
lain, yang merasakan bahwa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil
sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang lain.
Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf
membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan
rasa persaudaraan telah mengalami yang akrab di antara mereka. Kisah Nabi
Yusuf terdapat dalam satu surah penuh yang juga bernama surah Yusuf.
Disebutkan bahawa sebab turunnya surah Yusuf adalah kerana orang-orang
Yahudi meminta kepada Rasulullah saw untuk menceritakan kepada mereka kisah
Nabi Yusuf. Kisah Nabi Yusuf perubahan pada sebahagiannya dan terdapat
penambahan pada sebahagiannya. Lalu Allah SWT menurunkan satu surah penuh
yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf.
Berawal dari diceburkannya Nabi Yusuf kedalam sumur oleh saudaranya
sendiri dan kemudian ditemukan oleh seorang pedagang kemudian Yusuf kecil
dijual sebagai budak kepada pembesar kerajaan di Mesir. Problematika yang
dialami Nabi Yusuf adalah ketika cobaan yang datang kepadanya berupa
ketertarikan Zulaikhah kepada Yusuf, dan ini menjadi awal dari kisah Yusuf di
istana. Maka ketika kita melihat visualisasi dari kisah film nabi yusuf sungguh

33
banyak hal yang kita dapat pelajari, terutama tentang syariat, akhlaq, dan
ketauhidan yang dibawa oleh Nabi Yusuf. Dengan tujuan edukasi terhadap kisah
Nabi-Nabi terdahululahtentunya penonton diharapkan mendapat pelajaranpelajaran yang bermanfaat.
“Kesungguhan dari pembuatan film ini dapat terasa dalam setiap adegan
yang ditampilkan”2. Walau mungkin kualitas gambar dan penataan suaranya tidak
sebagus film-film Barat, tapi hal itu tidak menghalangi kita untuk dapat belajar
dan menelad