BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Kriptografi
Kriptografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kryptos” yang berarti tersembunyi dan “graphein” yang berarti menulis. Kriptografi adalah bidang ilmu yang mempelajari
teknik pengiriman pesan dengan rahasia, yaitu dengan cara sebelum melakukan pengiriman pesan, pesan tersebut disamarkan terlebih dahulu sehingga pesan tersebut
tidak dapat diketahui maknanya sebelum pesan yang telah disamarkan itu dikembalikan ke bentuk pesan yang semula Mollin, 2007.
Setiap orang yang terlibat dalam kriptografi disebut kriptografer sedangkan sebaliknya orang-orang yang berusaha memecahkan metode kriptografi disebut
dengan kriptanalisis Schneier, 1996. Beberapa istilah yang berkaitan dengan kriptografi Munir, 2006 diantaranya,
1. Pesan disebut juga dengan plainteks. Pesan merupakan data atau informasi yang
dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Pesan dapat berupa data atau informasi yang dikirim atau yang disimpan di dalam media perekaman. Pesan yang
tersimpan tidak hanya berupa teks, tetapi juga dapat berupa citra, suara, dan video.
2. Cipherteks merupakan pesan yang telah disamarkan ke dalam bentuk lain
sehingga pesan tersebut tidak dapat dimengerti maknanya. Untuk dapat mengetahui maknanya maka cipherteks harus ditransformasikan ke dalam bentuk
yang semula. 3.
Enkripsi merupakan proses untuk menyamarkan plainteks menjadi cipherteks. 4.
Dekripsi merupakan proses untuk mengembalikan cipherteks menjadi plainteks dalam bentuk semula.
5. Kunci merupakan parameter masukan yang digunakan untuk melakukan proses
enkripsi dan dekripsi.
Universitas Sumatera Utara
Skema kriptografi ditunjukkan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Skema Enkripsi dan Dekripsi Munir, 2006
2.2 Tujuan Kriptografi
Sebagai penyedia layanan keamanan komunikasi, menurut Menejes 1996 kriptografi memberikan layanan sebagai berikut
1. Kerahasiaan Confidentiality yaitu layanan yang memberikan perlindungan
terhadap pesan sehingga hanya orang berhak yang dapat memahami informasi dari pesan yang di kirimkan. Dalam kriptografi layanan ini direalisasikan dengan
menyandikan pesan menjadi cipherteks. Pihak lain mungkin saja mendapatkan cipherteks namun mereka tidak dapat mengetahui maksud dari pesan tersebut.
2. Integritas data Data Integrity yaitu layanan yang memberikan jaminan
keorisinalan dari pesan, bahwa pesan tersebut belum pernah dimanipulasi selama pengiriman. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan
untuk mendeteksi manipulasi pesan dari pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan dan pensubsitusian data lain ke dalam data yang
sebenarnya. 3.
Otentikasi Authentication yaitu layanan yang berhubungan identifikasi, baik mengindentifikasi
kebenaran pihak-pihak yang berkomunikasi
maupun mengidentifikasi kebenaran sumber pesan. Dua pihak yang saling berkomunikasi
harus dapat mengotentifikasi satu sama lain sehingga ia dapat memastikan sumber pesan.
4. Nirpenyangkalan Non-repudiation yaitu layanan untuk mencegah entitas yang
berkomunikasi melakukan penyangkalan, yaitu pengirim pesan menyangkal melakukan pengiriman pesan atau penerima pesan menyangkal telah menerima
pesan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Jenis Algoritma Kriptografi