TUGAS UUD 1945 DAN PANCASILA
RISA JULIATRI
I-D
ABSEN 24
PENGARUH EKSISTENSI PANCASILA DI KEHIDUPAN BERNEGERA DI INDONESIA SAAT INI
Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dari suatu perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Beratus-ratus tahun Indonesia berusaha menajalani penjajahan panjang untuk menemukan serta menjadi
bangsa yang merdeka dan mandiri serta memiliki prinsip yang terhimpun sebagai pandangan hidup serta
filsafat bangsa.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara , belakangan ini terutama dalam masa reformasi , bangsa
Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang
ambing di tengah-tengah masyarakat internasional . Jadi bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme
dan kebangsaan yang kuat. Dalam menghadapi seluruh hal tersebut, Indonesia melahirkan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut Muhammad Yamin dalam bahasa
Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas, dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila yang memiliki arti secara harfiah dasar
yang memiliki lima unsur.
Dalam sejarahnya, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia
mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa. Hal
itu dilakukan demi mengokohkan dan menegakkan kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi
negara Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila yang berkedudukan seperti ini bukan lagi ditempatkan
sebagai dasar serta pandangan hidup berbangsa dan bernegara melainkan Pancasila dibatasi, direduksi,
serta dimanipulasi untuk kepentingan politik penguasa.
Dalam kehidupan bernegara saat ini, kehadiran Pancasila terlihat masih kurang diperhatikan
dikarenakan kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap dasar negara Indonesia sendiri. Selain
itu, kurangnya pula penerapan Pancasila dari masa kecil sehingga berdampak pada seterusnya. Tidak
hanya dari sisi penerapan di sekolah, peran para orangtua sendiri pun masih ada yang kurang
memperhatikan dan menerapkan Pancasila terhadap anak-anaknya. Orangtua masih ada yang kurang
mengajarkan bagaimana dan apa sebenarnya Pancasila itu.
Sebenarnya, Indonesia sekarang sangat membutuhkan Pancasila tapi sayangnya pancasila hanya
di pandang sebagai lambing dan ideology semata tanpa adanya implementasinya. Ini di karenakan ideologi
Pancasila dari waktu ke waktu tidak berkembang malah justru semakin luntur dalam implementasi dan
pengamalannya.
Oleh karena itu ideologi Pancasila harus masuk ke semua bidang, utamanya di bidang pendidikan
karena dari pendidikan tersebutlah dapat ditanamkan serta diterapkan nilai-nilai dari pancasiala ke dalan
jiwa pemuda-pemudi Indonesia. Pemuda-pemudi Indoesia adalah aset yang akan menjaga eksistensinya
di tengah modernisasi dan globalisai sekarang ini, kemudian ekonomi, politik ,sosial ,budaya, maupun
hukum dan keamanan guna mencegah kemunduran negara Indonesia tercinta di segala bidang yang bisa
mengancam Indonesia. Keragaman nilai dalam Pancasila merupakan modal dasar pendidikan karakter.
Kita tidak perlu lagi mencari-cari bentuk bahkan model pendidikan karakter karena basis kekuatan karakter
bangsa telah kita miliki.
Pancasila masih kokoh sebagai ideologi, pandangan hidup dan dasar negara. Namun pada
kenyataannya muncul berbagai fenomena mengenai penerapan Pancasila yang semakin jauh dari harapan
dan cita-cita pendiri bangsa. Pola sikap, pola pikir dan pola tindak berbagai komponen bangsa tidak lagi
mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu, pluralitas yang belum mampu
dikelola menjadi alat pemersatu justru menjadi sesuatu yang menakutkan bagi persatuan dan kesatuan
bangsa. Sejarah maupun keberadaan Pancasila mulai dilupakan.
Kondisi saat ini menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan mulai diabaikan. Ini ditandai pelanggaran
terhadap hak asasi manusia yang makin meningkat. Pemahaman yang kurang terhadap rasa persatuan
dan kesatuan bangsa kerap menimbulkan konflik SARA, etnonasionalime sempit yang menjurus ke
gerakan separatisme.
Sementara itu, toleransi antarumat beragama juga terdegradasi. "Kemiskinan, ketidakadilan, dan
fanatisme agama yang sempit menjadi lahan subur bagi tumbuhnya faham radikalisme. Kondisi ini
menyatakan bahwa Pancasila berada di antara pusaran radikalisme dan liberalisme sehingga diperlukan
sejumlah langkah konkret.
Referensi :
Buku Pendidikan Pancasila Prof . Dr . Kaelan, M.S penerbit “ PARADIGMA” Yogyakarta
I-D
ABSEN 24
PENGARUH EKSISTENSI PANCASILA DI KEHIDUPAN BERNEGERA DI INDONESIA SAAT INI
Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dari suatu perjalanan sejarah yang cukup panjang.
Beratus-ratus tahun Indonesia berusaha menajalani penjajahan panjang untuk menemukan serta menjadi
bangsa yang merdeka dan mandiri serta memiliki prinsip yang terhimpun sebagai pandangan hidup serta
filsafat bangsa.
Dalam hidup berbangsa dan bernegara , belakangan ini terutama dalam masa reformasi , bangsa
Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang
ambing di tengah-tengah masyarakat internasional . Jadi bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme
dan kebangsaan yang kuat. Dalam menghadapi seluruh hal tersebut, Indonesia melahirkan Pancasila
sebagai Dasar Negara.
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India, menurut Muhammad Yamin dalam bahasa
Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas, dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah Pancasyila yang memiliki arti secara harfiah dasar
yang memiliki lima unsur.
Dalam sejarahnya, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia
mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa. Hal
itu dilakukan demi mengokohkan dan menegakkan kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi
negara Pancasila. Dengan kata lain, Pancasila yang berkedudukan seperti ini bukan lagi ditempatkan
sebagai dasar serta pandangan hidup berbangsa dan bernegara melainkan Pancasila dibatasi, direduksi,
serta dimanipulasi untuk kepentingan politik penguasa.
Dalam kehidupan bernegara saat ini, kehadiran Pancasila terlihat masih kurang diperhatikan
dikarenakan kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap dasar negara Indonesia sendiri. Selain
itu, kurangnya pula penerapan Pancasila dari masa kecil sehingga berdampak pada seterusnya. Tidak
hanya dari sisi penerapan di sekolah, peran para orangtua sendiri pun masih ada yang kurang
memperhatikan dan menerapkan Pancasila terhadap anak-anaknya. Orangtua masih ada yang kurang
mengajarkan bagaimana dan apa sebenarnya Pancasila itu.
Sebenarnya, Indonesia sekarang sangat membutuhkan Pancasila tapi sayangnya pancasila hanya
di pandang sebagai lambing dan ideology semata tanpa adanya implementasinya. Ini di karenakan ideologi
Pancasila dari waktu ke waktu tidak berkembang malah justru semakin luntur dalam implementasi dan
pengamalannya.
Oleh karena itu ideologi Pancasila harus masuk ke semua bidang, utamanya di bidang pendidikan
karena dari pendidikan tersebutlah dapat ditanamkan serta diterapkan nilai-nilai dari pancasiala ke dalan
jiwa pemuda-pemudi Indonesia. Pemuda-pemudi Indoesia adalah aset yang akan menjaga eksistensinya
di tengah modernisasi dan globalisai sekarang ini, kemudian ekonomi, politik ,sosial ,budaya, maupun
hukum dan keamanan guna mencegah kemunduran negara Indonesia tercinta di segala bidang yang bisa
mengancam Indonesia. Keragaman nilai dalam Pancasila merupakan modal dasar pendidikan karakter.
Kita tidak perlu lagi mencari-cari bentuk bahkan model pendidikan karakter karena basis kekuatan karakter
bangsa telah kita miliki.
Pancasila masih kokoh sebagai ideologi, pandangan hidup dan dasar negara. Namun pada
kenyataannya muncul berbagai fenomena mengenai penerapan Pancasila yang semakin jauh dari harapan
dan cita-cita pendiri bangsa. Pola sikap, pola pikir dan pola tindak berbagai komponen bangsa tidak lagi
mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Selain itu, pluralitas yang belum mampu
dikelola menjadi alat pemersatu justru menjadi sesuatu yang menakutkan bagi persatuan dan kesatuan
bangsa. Sejarah maupun keberadaan Pancasila mulai dilupakan.
Kondisi saat ini menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan mulai diabaikan. Ini ditandai pelanggaran
terhadap hak asasi manusia yang makin meningkat. Pemahaman yang kurang terhadap rasa persatuan
dan kesatuan bangsa kerap menimbulkan konflik SARA, etnonasionalime sempit yang menjurus ke
gerakan separatisme.
Sementara itu, toleransi antarumat beragama juga terdegradasi. "Kemiskinan, ketidakadilan, dan
fanatisme agama yang sempit menjadi lahan subur bagi tumbuhnya faham radikalisme. Kondisi ini
menyatakan bahwa Pancasila berada di antara pusaran radikalisme dan liberalisme sehingga diperlukan
sejumlah langkah konkret.
Referensi :
Buku Pendidikan Pancasila Prof . Dr . Kaelan, M.S penerbit “ PARADIGMA” Yogyakarta