Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan dengan mempertimbangkan segala keterbatasan penulis, maka penulis membatasi pada salah satu permasalahan, yaitu tentang peningkatan pembelajaran lompat tinggi dengan alat bantu karet dan matras busa pada siswa kelas V SD Negeri Tegalharjo Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo.

D. Perumusan Masalah

Atas dasar pembatasan masalah seperti tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah alat bantu karet gelang dapat meningkatkan hasil proses pembelajaran lompat tinggi dan partisipasi pada siswa kelas V SD Negeri Tegalharjo, Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo?”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil pembelajaran lompat tinggi, dengan menggunakan alat bantu karet pada siswa kelas V SD Negeri Tegalharjo Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo. 5

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Menambah wawasan bagi semua unsur pendidikan terutama pendidikan jasmani serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sehingga memberikan informasi kepada pihak guru dan sekolah tentang peningkatan hasil dari proses pembelajaran lompat tinggi melalui pendekatan bermain dan memperbaiki program efektivitas dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya olahraga atletik nomor lompat tinggi. Bagi siswa, diharapkan mampu melakukan lompat tinggi dengan baik, khususnya siswa kelas V di SD Negeri Tegalharjo Kecamatan, Kalibawang Kabupaten Kulon Progo. Dan bagi peneliti, mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, memperdalam atletik nomor lompat tinggi, dan mengetahui kekurangan dan kelemahan diri pada saat mengajar yang dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki diri. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Hakekat Pembelajaran Istilah pembelajaran dalam keseharian di sekolah sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar yang di dalamnya ada interaksi pendidik dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik. Menurut Sadiman dalam Depdiknas, 2003: 7, pembelajaran merupakan padanan kata dari istilah instruction, yang mengandung arti lebih luas dari pengajaran. Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan subjek didik yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Pembelajaran tidak hanya terjadi dalam pendidikan education tetapi juga dalam pelatihan training Depdiknas, 2003: 7. Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya Purwanto, 2000: 24. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkunganya Mulyasa, E, 2007: 100.