CHARACTER VALUES AND LEARNING RESULT OF SOCIOLOGY SUBJECT IN SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG NILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

ABSTRACT

CHARACTER VALUES AND LEARNING RESULT OF SOCIOLOGY
SUBJECT IN SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

By
FATMAH

This reserach aims to implement learning method which can improve the
character values of the student as nurturant effect in teaching and learning process
by comparing learning method based on problems which was given by the teacher
to be solved in group or individually in learning sociology. Character values are
not taught like other academic subjects but they are internalized during teaching
and learning process. The researcher used quasi experimental research method in
conducting this research. Observation sheet and test are used as the instruments.
In analysing the data, the researcher used tabulation to see the improvement of
character values and T-test to know the difference of student learning result.
The result of this research shows that the students is better in developing their
character bulding when they are asked to solve some problems in group than
solving them individually. Along with that result, the average score of the student
learning result also shows better when the learning process with problem solving

basis was done cooperatively in group compared to the learning result which the
process of problem solving is done individually.
Keyword : character values, learning result, group PBL. Individually PBL.

ABSTRAK
NILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

Oleh
FATMAH

Tujuan penelitian untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat
mengembangkan nilai karakter yang merupakan dampak pengiring (nurturant
effects) dalam pembelajaran, dengan membandingkan pembelajaran berbasis
masalah secara kelompok lebih baik dbandingkan dengan pmbelajaran berbasis
masalah secara individu dalam pembelajaran sosiologi. Nilai karakter tidak
diajarkan seperti mata pelajaran akan tetapi diinternalisasikan melalui proses
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen quasy
(eksperimen semu). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi

dan tes dengan instrumen berupa lembar observasi dan tes bentuk esay. Analisis
data menggunakan analisis diskriptif kualitatif untuk melihat perubahan nilai
karakter dan t-tes untuk mengetahui perbedaan hasil belajar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai karakter yang menggunakan
pembelajaran berbasis masalah secara kelompok lebih baik dibandingkan dengan
nilai karakter yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah secara individu.
Demikian pula rerata hasil belajar yang menggunakan pembelajaran berbasis
masalah secara kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan rerata hasil belajar
yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah secara individu.
Kata kunci: Nilai karakter, hasil belajar, PBL kelompok, PBL individu.

NILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI
DI SMA NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG

(Tesis)

0leh
FATMAH

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

Judul Tesis

: NILAI KARAKTER DAN HASIL PEMBELAJARAN
SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 9 BANDAR
LAMPUNG

Nama Mahasiswa

: FATMAH

NPM

: 1223031053

Program Studi


: Magister Pendidikan IPS

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing

Dr. H. Pargito, M.Pd.
NIP 19590414 198603 1 005

Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si.
NIP 19561126 198303 2 001

2. Ketua Program Pascasarjana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. H. Pargito, M.Pd.

NIP 19590414 198603 1 005

PENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua

: Dr. H. Pargito, M.Pd.

Sekretaris

: Dr. Hj. Trisnaningsih, M.Si.

Penguji Anggota

: I. Dr. H. Edy Purnomo, M.Pd.

II. Dr. Pujiati, M.Pd.


2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 19600315 198503 1 003

3. Direktur Program Pascasarjana

Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.S.
NIP 19530528 198103 1 002

4. Tanggal Lulus Ujian : 25 Juni 2014

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Waykepayang Kecamatan Kedondong
Kabupaten Pesawaran, pada tanggal 22 Agustus 1965.
Anak

ke lima dari sebelas bersaudara, putri dari


pasangan Hi. Muhammad Thohir Baqi dan Hj.Wastiah.
Sekolah Dasar selesai tahun 1977 di SDN 1 Kedondong
Sekolah Menengah Pertama selesai tahun 1981 di SMPN
1 Kedondong, Sekolah Pendidikan Guru selesai tahun 1984 di SPGN 1 Tanjung
Karang dan pada tahun 1984 melanjutkan ke Universitas Lampung FKIP Jurusan
IPS Program Studi Geografi selesai Bulan Maret 1989.
Penulis diangkat menjadi PNS pada 1 Februari 1992 di SMA Negeri 1 Padang
cermin, kemudian pada 1 Agustus 2000 pindah ke SMA Negeri 9 Bandar
Lampung sampai saat ini. Menikah dengan Drs. Hi. Fathuddin Amin tanggal 28
Februari 1991, dikaruniai empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki
yang bernama Rizka Mahardika, S.Pd., Rizki Maharani, Muhammad Irfan AlAmin dan Muhammad Farid Al-Amin. Penulis

melanjutkan ke Pascasarjana

Universitas Lampung FKIP Program Studi Pendidikan IPS pada tahun 2012.

MOTO

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras

(untuk urusan yang lain).
(QS Asy-Syarh ayat 6-7)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang diberikan Allah
SWT, penulis persembahkan tesis ini kepada orang-orang tercinta berikut ini.

1.

Kedua orang tua tercinta Ibunda Hj. Wastiah dan Ayahanda Hi.
Muhammad Thohir Baqi yang telah melahirkan, membesarkan dan
mendidik penulis agar selalu mensyukuri apa yang dimiliki, sabar dan
tidak sombong dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.

2.

Suamiku tercinta Drs. Hi. Fathuddin Amin, yang selalu memberikan
motivasi, perhatian, dan pengorbanan moril dan materi sampai penulis
menyelesaikan Tesis ini.


3.

Anak-anakku tersayang, Rizka Mahardika, S.Pd., Rizki Maharani,
Muhammad Irfan Al-Amin dan Muhammad Farid Al-Amin yang selalu
memberikan motivasi agar terus melanjutkan dan menyelesaikan studi.

4.

Saudara-saudaraku yang telah banyak membantu dan mendoakan hingga
selesainya Tesis ini.

5.

Almamater tercinta Universitas Lampung.

SANWACANA

Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT karena hanya
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis

yang berjudul “ Nilai Karakter dan Hasil Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri
9 Bandar Lampung”. Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Program
Pascasarjana Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.

Penulis menyadari bahwa penyelesaian tesis ini berkat dukungan dari berbagai
pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan dukungan dan
kontribusi dalam penyelesaian tesis ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor
Universitas Lampung
2. Bapak Prof. Dr. Hi. Sujarwo, M.S., Selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Lampung
3. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
4.

Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
IPS sekaligus sebagai Pembimbing I, yang telah banyak memberikan ide,

masukan, saran demi selesainya Tesis ini.

5. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd., S.E., M.M.,Selaku Sekretaris
Jurusan Pasca Sarjana Pendidikan IPS.
6. Ibu Dr. Hj. Trisnaningsih, M. Si., selaku Pembimbing II yang dengan
sabar telah memberikan ide, saran dan masukan selama penyusunan Tesis
ini.
7. Bapak Dr. Hi. Edy Purnomo, M.Pd., selaku pembahas utama dalam ujian
telah banyak memberikan masukan dan saran untuk perbaikan tesis ini.
8. Ibu Dr. Pujiati, M.Pd., selaku Pembahas II dalam ujian tesia telah banyak
memberikan masukan dan saran untuk perbaikan tesis ini.
9. Bapak/Ibu dosen Pascasarjana Pendidikan IPS Univesitas Lampung yang
senantiasa menambah dan membuka wawasan penulis.
10. Bapak Drs. Hendro Suyono sebagai Kepala SMA Negeri 9 Bandar
Lampung
11. Keluarga, sanak saudara, handai tolan, atas perhatian dan motivasinya.
12. Teman-teman mahasiswa angkatan 2012 : bu Sumarti, bu Retno, bu
Maryani, bu Fau, bu Sofia, bu Siti, bu Fitri, bu Rahmi, bu Hurus,
Apriyanti, Defti, Irma, Fatma Rosa, Roseana, Desi, Dewi, Wardani dan
teman-teman yang lain yang tidak saya sebutkan yang telah memberikan
semangat dan bantuan sehingga Tesis ini dapat diselesaikan.
13. Anak-anak Kelas XII IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampung yang telah
banyak membantu terlaksananya penelitian ini
14. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian tesis ini

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna untuk itu segala
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis

harapkan.

Akhirnya peneliti berharap semoga tesis ini dapat memberikan

sumbangsih bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan zaman yang
selalu berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung,
Penulis

Juni 2014

Fatmah
NPM. 1223031053

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................................

vi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................

viii

I. PENDAHULUAN ..........................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................
1.3 Batasan Masalah .........................................................................
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................
1.5 Tujuan Penelitian .........................................................................
1.6 Manfaat Penelitian .......................................................................
1.7 Ruang Lingkup Penelitian ...........................................................

1
1
8
9
9
10
10
11

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
2.1 Pendidikan Karakter ....................................................................
2.2 Nilai Karakter ..............................................................................
2.3 Kedudukan Sosiologi dalam IPS .................................................
2.4 Pembelajaran IPS .........................................................................
2.5 Pembelajaran Sosiologi di SMA ..................................................
2.6 Teori Belajar ................................................................................
2.6.1 Teori Belajar Skiner ............................................................
2.6.2 Teori Perkembangan Jean Piaget ........................................
2.6.3 Teori Konstuktivisme ..........................................................
2.6.4 Teori Perkembangan Psikologi Kultural Lev,s Vygotsky..
2.6.5 Teori Humanistik …………………………………………
2.6.5 Teori Belajar Albert Bandura ….........................................
2.7 Pembelajaran Berbasis Masalah ..................................................
2.7.1 Pembelajaran Individu ........................................................
2.7.2 Pembelajaran Kelompok .....................................................
2.8 Hasil Belajar ................................................................................
2.9 Daftar Penelitian yang Relevan ...................................................
2.10 Kerangka Pikir ............................................................................
2.11 Hipotesis Penelitian ....................................................................

14
14
31
40
41
43
46
47
49
50
51
54
56
57
61
65
70
77
78
80

III. METODE PENELITIAN ...................................................................
3.1 Desain Penelitian ..........................................................................
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................

81
81
83

Halaman
3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................
83
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
84
3.5 Pelaksanaan Penelitian .................................................................
85
3.5.1 Pelaksanaan Penelitian pada Pembelajaran Berbasis
Masalah Secara Kelompok (Kelas Eksperimen) ................
86
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian pada Pembelajaran Berbasis
Masalah Secara Individu (Kelas Pembanding) ...................
88
3.6 Definisi Operasional Variabel ......................................................
89
3.6.1 Nilai Karakter .....................................................................
90
3.6.2 Pembelajaran Berbasis Masalah .........................................
91
3.6.3 Pembelajaran Individu .....................................................
92
3.6.4 Pembelajaran Kelompok ....................................................
92
3.6.5 Hasil Belajar .......................................................................
92
3.7 Uji Persyaratan Instrumen ...........................................................
94
3.7.1 Uji Validitas .......................................................................
94
3.7.2 Uji Reliabilitas ..................................................................
95
3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................
95
3.8.1 Uji Normalitas ..................................................................
97
3.8.2 Uji Homogenitas ...............................................................
97
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................
99
4.1 Tinjauan Umum Lokasi penelitian ..............................................
99
4.1.1 Letak Geografi SMA Negeri 9 Bandar Lampung ............
99
4.1.2 Sejarah Berdirinya SMA Negeri 9 Bandar Lampung ....... 100
4.1.3 Visi dan Misi SMA Negeri 9 Bandar Lampung ............... 101
4.1.4 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA N 9
Bandar Lampung ............................................................... 105
4.1.5 Keadaan Siswa SMA Negeri 9 Bandar Lampung ............. 106
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 106
4.2.1 Nilai Karakter Religius ...................................................... 107
4.2.2 Nilai Karakter Disiplin ....................................................... 109
4.2.3 Nilai Karakter Jujur ........................................................... 112
4.2.4 Nilai Karakter Komunikatif ............................................... 113
4.2.5 Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu ......................................... 114
4.2.6 Nilai Karakter Toleransi .................................................... 116
4.2.7 Nilai Karakter Kerja Keras ................................................ 118
4.2.8 Nilai Karakter Kreatif ........................................................ 119
4.2.9 Nilai Karakter Mandiri ....................................................... 120
4.2.10 Nilai Karakter Tanggung Jawab ...................................... 121
4.2.11 Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding.. 123
4.3 Pengujian Hipotesis ...................................................................... 124
4.3.1 Pengujian Hipotesis Nilai Karakter yang
Menggunakan Pembelajaran Berbasis
Masalah Secara Kelompok Lebih Baik Dibandingkan
dengan yang Menggunakan Pemblajaran Berbasis Masalah
Secara Individu pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 9
Bandar Lampung ................................................................. 124

Halaman
4.3.2 Pengujian Hipotesis Rerata Hasil Belajar Sosiologi
yang Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Secara Kelompok Lebih Tinggi Dibandingkan dengan
Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Secara
Individu pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 9
Bandar Lampung ................................................................
4.4 Pembahasan ...............................................................................
4.4.1 Pembahasan Hpotesis Nilai Karakter yang
Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Secara Kelompok Lebih Baik Dibandingkan dengan
yang Menggunakan Pemblajaran Berbasis Masalah
Secara Individu pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 9
Bandar Lampung ................................................................
4.4.2 Pembahasan Hipotesis Rerata Hasil Belajar Sosiologi
yang Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah
Secara Kelompok Lebih Tinggi Dibandingkan
Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah Secara
Individu pada Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 9
Bandar Lampung ................................................................
4.5 Keterbatas Penelitian ....................................................................

131
134

134

142
144

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................
5.1 Simpulan .................................................................................
5.2 Implikasi .....................................................................................
5.3 Saran ..........................................................................................

145
145
147
148

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

150

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

153

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.1 Hasil Observasi awal Nilai Karakter di Kelas XII IPS 1 ………

5

1.2 Hasil Observasi awal Nilai Karakter di Kelas XII IPS 1 ……….

7

2.1 Implementasi Pendidikan Karakter …………………………….

23

2.2 SK, KD Mata Pelajaran Sosiologi ……………………………...

46

2.3 Tahapan dalam PBM Pembelajaran Berbasis Masalah ………..

60

2.4 Daftar Penelitian yang Relevan ………………………………...

77

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Nilai Karakter …………………………….

90

3.2 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar ……………………………...

93

3.3 Uji Validitas …………………………………………………….

94

3.4 Uji Normalitas …………………………………………………..

97

3.5 Uji Homogenitas ………………………………………………...

98

4.1 Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMAN 9
Bandar Lampung ………………………………………………

105

4.2 Rekapitulasi Jumlah Siswa SMAN 9 Bandar Lampung ……...

106

4.3 Nilai Karakter Religius Kelas Eksperimen dan Pembanding (a)

108

4.4 Nilai Karakter Religius Kelas Eksperimen dan Pembanding (b)

108

4.5 Nilai Karakter Disiplin Kelas Eksperimen dan Pembanding (a)

110

4.6 Nilai Karakter Disiplin Kelas Eksperimen dan Pembanding (b)

111

4.7 Nilai Karakter Jujur Kelas Eksperimen dan Pembanding ……

112

4.8 Nilai Karakter Komunikatif Kelas Eksperimen dan Pembanding

113

4.9 Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan
Pembanding (a) …………………………………………………

115

Tabel

Halaman

4.10 Nilai Karakter Rasa Ingin Tahu Kelas Eksperimen dan Kelas
Pembanding (b) ………………………………………………..

115

4.11 Nilai Karakter Toleransi Kelas Eksperimen dan Pembanding ...

117

4.12 Nilai Karakter Kerja Keras Kelas Eksperimen dan Pembanding

118

4.13 Nilai Karakter Kreatif Kelas Eksperimen dan Pembanding ……

119

4.14 Nilai Karakter Mandiri Kelas Eksperimen dan Pembanding …..

121

4.15 Nilai Karakter Tanggung Jawab Kelas Eksperimen dan
Pembanding …………………………………………………….

122

4.16 Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
Kelas Pembanding Berdasarkan KKM ……………………….

124

4.17 Rekapitulasi Nilai Karakter Kelas Eksperimen dan Kelas
Pembanding (Pertemuan Pertama) ……………………………..

125

4.18 Rekapitulasi Nilai Karakter Kelas Eksperimen dan Kelas
Pembanding (Pertemuan Kedua) ………………………………

127

4.19 Rekapitulasi Nilai Karakter Kelas Eksperimen dan Kelas
Pembanding (Pertemuan Ketiga) ………………………………

129

4.20 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Pembanding ……………………………………………………

132

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Alur Pikir Pengembangan Karakter .............................................

15

2.2 Ruang Lingkup Pendidikan Karakter .........................................

19

2.3 Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa .........
2.4 Kerangka Pikir ...........................................................................

24
79

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah
Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar
belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti
disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika
berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya
bangsa;

ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa

(Kemendiknas, 2011: 1).
Pendidikan karakter sudah menjadi suatu hal yang harus kita laksanakan bersama
di sekolah, tidak semata-mata melalui kegiatan belajar mengajar, akan tetapi juga
melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan. Pembiasaan itu bukan hanya
mentransfer ilmu pengetahuan (aspek kognitif), akan tetapi mampu merasakan
nilai baik dan tidak baik (aspek afektif) serta bersedia melakukannya (aspek
psikomotorik) dalam lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat.
Sekolah mulai lahir ketika kebudayaan menjadi sangat kompleks, sehingga
pengetahuan yang dianggap perlu tidak mungkin lagi ditangani dalam lingkungan
keluarga. Pada saat itu diperlukan lembaga di luar lingkungan keluarga yang
mampu menjalankan fungsi pendidikan, maka munculah konsep pendidikan.
Konsep ini diperlukan untuk merumuskan pengetahuan yang akan diberikan untuk

2

dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan masyarakat. Kini, tentu jelas mengapa sekolah telah
tumbuh begitu pesatnya. Sekolah telah memberikan harapan keadilan sosial yang
belum ada tandingannya.
Sekolah tidak dibenarkan sebagai menara air, yaitu melebur menjadi satu dengan
masyarakat tanpa memberikan identitas apa-apa. Ia juga tidak dibenarkan sebagai
menara gading yang mengisolasi diri dengan masyarakat di sekitarnya. Lembaga
pendidikan yang benar, apakah itu sekolah atau perguruan tinggi adalah ibarat
menara penerang, yaitu berada di masyarakat dan sekaligus memberi penerangan
kepada masyarakat setempat.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter
di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk
komponen-komponen pendidikan itu sendiri yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran,
pengelolaan

sekolah,

pelaksanaan

aktivitas

atau

kegiatan

ko-kurikuler,

pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan etos kerja seluruh warga
sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu
perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus
berkarakter.

Lebih lanjut dijelaskan, pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan
guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu

3

membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana
perilaku guru, cara guru berbicara atau menyampaikan materi, bagaimana guru
bertoleransi dan berbagai hal terkait lainnya. Pendidikan karakter memiliki makna
yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak.

Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk pribadi anak supaya menjadi
manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik. Adapun
kriteria manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik bagi
suatu masyarakat atau bangsa secara umum adalah memiliki nilai-nilai karakter
(luhur) tertentu yang banyak dipengaruhi budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh
karena itu, hakikat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia
adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari
budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka membina kepribadian generasi
muda.

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan Pancasila (Kemendiknas, 2011: 2)
Pendidikan merupakan suatu upaya menanamkan nilai-nilai yang terinternalisasi
dalam diri peserta didik yang akan mendorong untuk berperilaku positif.
Pendidikan karakter bukan berlandaskan pada materi pembelajaran, namun pada
proses yang yang mengiringi dan yang menyertainya (suasana dan pembiasaan
berperilaku baik) dalam suatu proses pembelajaran.

4

Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sudah dapat diintegrasikan dengan
berbagai mata pelajaran, sedangkan dalam pengembangan diri pendidikan
karakter

diimplementasikan

dalam

program

bimbingan

konseling

dan

ekstrakurikuler. Pokok masalah dalam penelitian ini adalah belum tertanam
dengan baik nilai luhur (karakter) pada peserta didik di SMA Negeri 9 Bandar
Lampung. Sebagai titik tolak penelitian ini adalah ingin mengetahui pelaksanaan
pendidikan karakter dalam pembelajaran Sosiologi, yang akan terlihat dari nilai
karakter yang berkembang dalam pembelajaran dan ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Nilai karakter dalam pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung
sudah terintegrasi, sebagian peserta didik kurang

pengetahuan tentang nilai

karakter yang terdiri dari 18 (delapan belas) nilai yang bersumber dari Agama,
Pancasila, Budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :1) religius, 2) jujur, 3)
toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa
ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi,
13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli
lingkungan, 17) peduli sosial, 18) tanggung jawab (Kemendiknas, 2011: 3).

Keseluruhan nilai karakter tidak harus dikembangkan secara serentak dalam
pembelajaran, pendidik dapat menentukan nilai karakter yang sesuai dalam
pembelajaran Sosiologi, melalui diskusi kelompok dapat mengembangkan nilainilai karakter antara lain “religius, jujur, disiplin,toleransi, kerja keras, rasa ingin
tahu, bersahabat/komunikatif, kreatif, mandiri dan tanggung jawab”. Sekolah
Menengah Atas Negeri 9 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang

5

diunggulkan, namun nilai karakter belum tertanam dengan baik pada diri dan
perilaku siswa pada khususnya, dan seluruh warga sekolah pada umumnya.
Pengamatan terhadap beberapa nilai karakter (disiplin, jujur, rasa ingin tahu dan
tanggung jawab) menunjukkan bahwa nilai karakter siswa di SMA Negeri 9
Bandar Lampung belum tertanam dengan baik. Berdasarkan observasi awal pada
kelas XII IPS 1 dan 2 diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1.1 Hasil observasi awal nilai karakter dalam pembelajaran sosiologi siswa
kelas XII IPS I dan 2 selama 2 minggu pada semester ganjil tahun 2013
Nilai Karakter
Disiplin

Indikator
f
%
Terlambat masuk sekolah 20
30,30
/kelas
Jujur
Mencontek/bertanya kepada 16
24,24
teman saat ulangan
Rasa
Ingin Kurang
memanfaatkan 22
33,33
Tahu
sumber belajar
Tanggungjawab Mengerjakan tugas tidak 22
33,33
sesuai ketentuan
Sumber : Hasil observasi guru mata pelajaran Sosiologi tahun 2013.

N
66
66
66
66

Berdasarkan Tabel 1.1 yang diobservasi hanya empat nilai karakter sudah
mewakili kesepuluh nilai karakter yang akan diteliti. Nilai karakter disiplin
indikator terlambat masuk sekolah atau kelas ada 20 siswa (30,30%), nilai
karakter jujur indikator mencontek atau bertanya pada teman 16 siswa (24,24%),
demikian pula untuk nilai karakter rasa ingin tahu dan tanggung jawab ada 22
siswa (33,33%). Hasil observasi awal tersebut menunjukkan bahwa nilai karakter
belum tertanam dengan baik.

Keadaan peserta didik di SMA Negeri 9 Bandar Lampung tahun 2013-2014
sebagai berikut : 1) Kelas X berjumlah 11 kelas yang terdiri dari jurusan IPA 8

6

kelas dan IPS 3 kelas, 2) Kelas XI berjumlah 11 kelas yang terdiri dari 8 kelas
jurusan IPA dan 3 kelas jurusan IPS, dan 3) Kelas XII berjumlah 9 kelas yang
terdiri dari 6 kelas jurusan IPA dan 3 kelas jurusan IPS. Jadi jumlah kelas di SMA
Negeri 9 Bandar Lampung berjumlah 31 (tiga puluh satu) kelas. Dengan jumlah
kelas yang banyak sangat perlu pembinaan tingkah laku peserta dididik melalui
pendidikan karakter.
Adapun jumlah tenaga pendidik di SMA Negeri 9 Bandar Lampung sebanyak 62
guru tetap (PNS), 55 guru sudah bersertifikasi, dan 16 guru tidak tetap (GTT).
Tenaga administrasi ketatausahaan sebanyak 6 tenaga kependidikan yang
berstatus pegawai negeri sipil dan sebanyak 19 tenaga kependidikan tidak tetap.
Dengan adanya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada dapat
menunjang keberhasilan dan kemajuan SMA Negeri 9 Bandar Lampung.

Permasalahan lain dalam proses pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 9 Bandar
Lampung

ialah kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran

tersebut. Diduga disebabkan oleh minimnya kemampuan guru untuk merancang
dan mengelola pembelajaran dengan baik. Studi pendahuluan menunjukan bahwa
guru kurang bisa menciptakan pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) secara kelompok diantara siswa sehingga suasana kelas menjadi kaku
dan monoton. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu rancangan
pembelajaran inovatif yang bisa membangkitkan gairah belajar siswa untuk
mengikuti pembelajaran serta meningkatkan interaksi antar siswa yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran sosiologi.

7

Kegiatan pembelajaran yang monoton, kurang variatif dan berpusat pada guru
menyebabkan siswa pasif. Kegiatan belajar belum menyentuh afektif dan aspek
lain yang mendukung proses pengembangan kemandirian dalam berfikir, bersikap
dan berperilaku. Cara mengajar guru yang satu arah (teacher centered)
menyebabkan penumpukan informasi dan konsep saja, yang menyebabkan siswa
tidak menerapkan belajar berfikir objektif, berpikir kritis dan argumentatif.

Pembelajaran sosiologi yang

selama ini dilakukan di sekolah diduga masih

kurang bermakna. Hal tersebut diakibatkan oleh strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kurang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang monoton
oleh guru dan kurang variatif akan berpengaruh terhadap persepsi dan motivasi
belajar serta perubahan sikap peserta didik. Kejenuhan peserta didik akan lebih
cepat muncul dalam kondisi seperti ini, karena jenuh dan kurang menarik
sehingga hasil belajar yang dicapai rendah tidak mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Berdasarkan observasi awal perolehan hasil belajar siswa,
sebagai berikut.

Tabel 1.2 Hasil belajar sosiologi siswa pada ulangan harian 1 berdasarkan KKM
di kelas XII IPS I dan 2 semester ganjil tahun 2013
Kategori hasil belajar
TidakTuntas < 75

f
22

Persentase
33,33

Tuntas
44
66,67
≥ 75
Jumlah
66
100,00
Sumber: Hasil ulangan harian 1 guru mata pelajaran sosiologi tahun 2013

Berdasarkan Tabel 1.2 hasil belajar menunjukkan ada 22 siswa (33,33%) yang
belum mencapai KKM, artinya masih banyak siswa yang hasil belajarnya rendah.

8

Di SMA Negeri 9 Bandar Lampung, sudah melaksanakan nilai karakter seperti
membaca doa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran, menghargai pendapat
teman ketika kegiatan diskusi di kelas, mengerjakan tugas yang diberikan sesuai
dengan aturan, berkomunikasi dengan bahasa yang santun dan sebagainya. Nilai
karakter sudah dilaksanakan namun sebagian baru pada tahap mulai berkembang
belum menjadi kebiasaan warga sekolah.
Berdasarkan kondisi tersebut penulis ingin melakukan penelitian “Nilai Karakter
dan Hasil Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung”, karena
penulis berlatar belakang Geografi yang serumpun dengan Sosiologi, juga sebagai
pendidik (guru) Sosiologi, mata pelajaran Sosiologi yang dipilih.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi berbagai masalah dalam
pembelajaran sosiologi, sebagai berikut.
1. Nilai karakter siswa belum tertanam dan berkembang dengan baik.
2. Sebagian guru masih menggunakan metode konvensional di dalam proses
belajar mengajarnya.
3. Sebagian besar siswa dalam mengikuti pelajaran sosiologi sering merasa
bosan (jenuh), sehingga kurang semangat karena kurang tantangan dalam
pembelajaran.
4. Hasil belajar siswa sebanyak 33,33 % yang belum mencapai KKM.

9

1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini lebih memfokuskan pada masalah nilai karakter dan hasil
pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada khususnya, dan
seluruh warga SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada umumnya, yang akan diteliti
adalah perencanaan pembelajaran (silabus, pemetaan SK-KD, RPP) yang
mengintegrasikan nilai karakter dalam pembelajaran Sosiologi, apakah

nilai

karakter dan hasil pembelajaran sosiologi berbasis masalah secara kelompok
lebih baik dibandingkan pembelajaran berbasis masalah secara individu pada
siswa kelas XII IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampung. Jadi dilihat dari realita di
lapangan selama proses pembelajaran dilaksanakan dan hasilnya adalah prilaku
nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas XII IPS pada khususnya.
1.4. Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan dalam batasan masalah,
rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut.
1. Apakah nilai karakter yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah
secara kelompok lebih baik dibandingkan dengan nilai karakter yang
menggunakan pembelajaran berbasis masalah secara individu pada siswa
kelas XII IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampung?
2. Apakah rerata hasil belajar sosiologi yang menggunakan pembelajaran
berbasis masalah secara kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan rerata
hasil belajar sosiologi yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah

10

secara individu pada siswa kelas XII IPS SMA Negeri 9 Bandar
Lampung?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka
tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengetahui pencapaian nilai karakter yang lebih baik antara siswa yang
menggunakan pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dengan
pembelajaran berbasis masalah secara individu pada siswa kelas XII IPS
SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
2. Mengetahui rerata hasil belajar sosiologi yang lebih tinggi antara siswa
yang

menggunakan pembelajaran berbasis masalah secara kelompok

dengan pembelajaran berbasis masalah secara individu pada siswa kelas
XII IPS SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian secara umum diharapkan dapat bermanfaat untuk memperbaiki
nilai karakter dan hasil pembelajaran sosiologi di kelas XII IPS SMA Negeri 9
Bandar Lampung. Secara khusus manfaat penelitian sebagai berikut.
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memberi
masukan bagi guru dalam mengaplikasikan pembelajaran berbasis masalah
secara kelompok, mendorong kreativitas guru dalam mengajar sehingga
dapat menanamkan dan mengembangkan nilai karakter dan meningkatkan
hasil belajar siswa.

11

2. Meningkatkan cara berpikir dan mengembang nilai karakter siswa melalui
pembelajaran berbasis masalah secara kelompok yang melibatkan siswa
secara optimal sehingga hasil belajar lebih baik
1.7 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada ruang lingkup obyek
penelitian dan ruang lingkup ilmu, rician lengkapnya sebagai berikut.
1.7.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah perbandingan nilai karakter (Y1) dan hasil
belajar (Y2) dalam pembelajaran berbasis masalah secara kelompok (X1) dan
pembelajaran berbasis masalah secara individu (X2) pada pembelajaran sosiologi.
1.7.2 Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup ilmu/kajian keilmuan

nilai

karakter dan hasil pembelajaran

Sosiologi yang terintegrasi dalam pembelajaran Pendidikan IPS. Menurut
Woolever, dalam Pargito (2010 : 33-34) sebagai berikut :
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat 5 (lima) tradisi, tidak saling
menguntungkan secara ekslusif, melainkan saling melengkapi. Menurut
National Council for Social Studies (NCSS, 1988 : 11) mengemukakan
bahwa karakteristik IPS adalah (1) involves a search for pattern in our
liver; (2) involves both the content and processes of learning; (3) requires
information processing; (4) social studies as sciences; (5) involves the
development and analysis of one’s own value and application requires
problem solving and decision making of these values in social action.
Kelima tradisi itu adalah sebagai berikut :
1. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Transmisi Kewarganegaraan
2. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengembangan Pribadi
3. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Refleksi Inquiri
4. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

12

5. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengambilan Keputusan yang rasional
dan Aksi Sosial.
Nilai karakter dalam pembelajaran Sosiologi yang merupakan bagian dari IPS
menelaah tradisi kedua Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai pengembangan perilaku
pribadi, yang dapat menciptakan perkembangan dan perubahan perilaku pribadi
lebih baik setelah melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dalam
pembelajaran sosiologi yang menuntut peserta didik untuk mengekplorasi
kemampuan berpikir dan bertindak sesuai dengan karakter yang diharapkan.
Tradisi ketiga Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai refleksi inquiri pada pendidikan
karakter dalam pembelajaran Sosiologi, adalah mengkonstruksi pemahaman
peserta didik dalam berpikir dan menelaah konsep-konsep karakter secara
mendalam sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan.
Tradisi keempat yaitu Ilmu pengetahuan Sosial sebagai pendidikan ilmu-ilmu
sosial. IPS pada hakekatnya merupakan sekumpulan ilmu-ilmu sosial yang terdiri
dari sejarah, geografi, ilmu politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, humanities,
hukum dan nilai-nilai yang ada di masyarakat yang diorganisasikan secara ilmiah.
Adanya Pendidikan IPS diharapkan siswa dapat memperoleh pemahaman dan
penghargaan dari cara bagaimana pengetahuan diperoleh melalui metode ilmiah,
akan mengembangkan sikap ilmiah dan akan memiliki sebuah struktur
pengetahuan ilmiah mengenai sikap dan kebiasaan manusia dalam masyarakat.
Pendidikan ilmu pengetahuan bukan hanya bagaimana mengajarkan ilmu
pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus mengajarkan tentang makna dan nilainilai yang terkandung dalam ilmu pengetahuan itu untuk kepentingan kehidupan
siswa kearah yang lebih baik.

13

Selanjutnya sebagai ruang lingkup penelitian ini dilakukan untuk menanamkan
dan mengembangkan nilai karakter dan meningkatkan hasil belajar dalam
pembelajaran sosiologi, adalah penanaman nilai karakter yang terintegrasi dalam
pembelajaran sosiologi

pada siswa kelas XII IPS

SMA Negeri 9 Bandar

Lampung. Upaya penanaman nilai karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran
sosiologi adalah untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang berakhlak
mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan Pancasila.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Pembahasan dalam bab ini meliputi uraian : tentang pendidikan karakter, nilai
karakter, kedudukan sosiologi dalam IPS, pembelajaran IPS, Teori Belajar,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kelompok dan individu, hasil
belajar, sebagai berikut.
2.1. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengembalikan
jati diri bangsa Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan mulai dari tingkat
pemerintah pusat (Presiden dan Kementrian Pendidikan Nasional), Pemerintah
Daerah dan sampai ujung tombaknya adalah pendidik (guru) di sekolah sebagai
tempat pembentukan calon penerus bangsa, giat melaksanakan upaya pendidikan
karakter tersebut. Pendidikan karakter adalah pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara
apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati (Kemendiknas, 2010: 3).
Jadi jelas bahwa pendidikan karakter bukan hanya mengajarkan mana yang benar
dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan
(habituation) tentang sesuatu yang baik, sehingga peserta didik menjadi paham

15

(kognitif) tentang yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang
baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Pendidikan karakter menekankan
pada habit atau kebiasaan yang terus menerus dipraktekkan dan dilakukan.
Pembentukan karakter dapat dilakukan melalui pengaruh lingkungan, pengalaman
dan cobaan hidup serta lembaga pendidikan baik formal, informal maupun non
formal, dimana nilai karakter akan tertanam atau terinternalisasi sehingga menjadi
nilai intrinsik yang melandasi sikap dan prilaku akhirnya akan menjadi kebiasaan
bagi peserta didik, kebiasaan tersebut dijaga dan dipelihara dalam kehidupan.

Gambar 2.1 Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
Sumber : Kemendiknas (2011: 2).
Berdasarkan Gambar 2.1 tentang alur pikir pembangunan karakter bangsa,
pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter yang
dalam pelaksanaannya harus dilakuka secara koheren dengan beberapa strategi

16

lain, yang meliputi sosialisasi/penyadaran, pemberdayaan, pembudayaan dan
kerjasama seluruh komponen bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan
pendekatan sistemik dan integratif dengan melibatkan keluarga, satuan
pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media massa, dunia
usaha dan dunia industri (Kemendiknas, 2011: 2). Satuan pendidikan adalah
komponen yang penting dalam pembangunan karakter yang berjalan secara
sistemik dan integratif bersama dengan komponen lainnya.
Upaya memasukkan pendidikan karakter ke dalam mata pelajaran di sekolah
adalah sebagai bentuk upaya yang serius dalam mengembalikan karakter bangsa
yang sebenarnya. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki budaya dan
nilai-nilai luhur yang sangat tinggi, namun nilai-nilai yang sangat tinggi tersebut
hampir hilang. Hilangnya budaya dan nilai-nilai karakter ternyata sudah disadari
oleh bangsa kita sendiri, sehingga muncullah suatu kebijakan untuk memasukkan
pendidikan karakter ke lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pendidikan.
Lagi-lagi sekolah khususnya pendidik yang menjadi ujung tombak untuk
mengembalikan karakter yang sudah sedikit bergeser dari tempatnya.
Pendidikan adalah suatu upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik
secara optimal. Upaya sadar itu tidak boleh terlepas dari lingkungan peserta didik,
terutama lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tidak terpisahkan
dalam lingkungannya dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya.
Budaya, yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari
budaya di lingkungan terdekat (daerah) berkembang ke lingkungan yang lebih
luas yaitu budaya bangsa (nasional), dan budaya universal. Apabila peserta didik

17

menjadi asing dari budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya
bangsa. Dalam situasi demikian, mereka sangat rentan terhadap pengaruh budaya
luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses
pertimbangan.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai
atau kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Pendidikan
ini pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan
hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang
terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Pendidikan karakter harus
melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik (good
feeling/moral feeling), dan prilaku baik (moral action) sehingga akan terwujud
sikap hidup peserta didik. Sudarmanto (2011: 1) menjelaskan dalam
Keteladanan dalam

artikel

Membentuk Karakter, sebagai berikut :

untuk dapat memberikan kontribusi yang dapat membentuk karakter anak
didik sebagaimana yang diharapkan bersama, maka seluruh pendidik dan
tenaga kependidikan yang ada harus menciptakan suasana lingkungan
yang kondusif. Pendidik dan tenaga kependidikan harus memberikan dan
menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung harapan kita semua
kepada anak didik. Ingin kita bentuk seperti apa anak didik kita, maka
seperti keinginan kita itulah lingkungan harus dibentuk oleh pendidik dan
tenaga kependidikan. Lingkungan yang dibentuk oleh pendidik dan tenaga
kependidikan tidak dapat bertentangan (tolak belakang) dengan apa
harapan kita.
Pendidikan karakter merupakan usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh
pendidik di sekolah untuk membangkitkan dan menguatkan kesadaran serta
keyakinan bahwa masa depan akan lebih baik dengan menguatkan karakter (nilai
luhur) di dalam diri peserta didik, seperti jujur, meningkatkan disiplin diri,
semangat belajar yang tinggi, mengembangkan rasa tanggung jawab, percaya diri

18

dan sebagainya. Karakter (nilai luhur) tersebut akan sangat berguna bagi peserta
didik pada saat sekarang dan kehidupan mereka pada masa yang akan datang,
ketika mereka dewasa dan benar-benar siap terjun dalam masyarakat. Maka dari
itu peranan peranan lembaga pendidikan secara umum dan pembelajaran secara
khusus bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga
membentuk karakter peseta didik agar menjadi lebih baik.
Sekolah selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan

nilai-nilai

pendidikan karakter melalui program satuan pendidikan masing-masing. Nilainilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (18 nilai luhur) yang
bersumber dari : 1) Agama, 2) Pancasila, 3) Budaya, dan 4) Tujuan Pendidikan
Nasional (Kemendiknas, 2011: 3)
Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia yang bersumber dari
nilai moral universal (sifatnya absolut) yang bersumber pada nilai-nilai agama
yang dianggap sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan
pasti apabila berpijak pada nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahli
psikologi, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan
ciptaan-Nya (alam seisinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih
sayang, peduli dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang
menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta
damai dan cinta persatuan.
Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat
dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab;
kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil dan punya

19

integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada
nilai-nilai karakter dasar yang selanjutnya dikembangkan menjadi nilai-nilai yang
lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif)
sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan lingkungan sekolah itu sendiri.
Merujuk berbagai sumber, nilai-nilai luhur budaya dan karakter bangsa sangat
kompleks namun pada dasarnya merupakan perpaduan dari pengembangan olah
hati (spiritual and emotional development), olah pikir (intellectual development),
olah raga (physical and kinesthetic development),

serta olah

rasa

dan karsa

(affective and creativity development) seperti digambarkan pada Gambar
berikut.

Gambar 2.2 Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
Sumber : Kemendiknas (2011: 4).

2.2

20

Menurut Lickona (2012: 69) terdapat sepuluh kebajikan (virtues) yang
membentuk karakter kuat seseorang, yaitu : (1) kebijaksanaan (wisdom); (2)
keadilan (justice); (3) keteguhan (fortitude); (4) kontrol diri (self-control); (5) cinta dan
kasih sayang (love); (6) perilaku positif (positive attitude); (7) kerja keras (hard work) dan
kemampuan mengembangkan potensi (resourcefulness); (8) Integritas (integrity); (9) rasa
terimakasih (gratitude); (10) kerendahan hati (humility).
Sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: (1)
cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; (2) kemandirian dan tanggungjawab; (3)
kejujuran/amanah, diplomatis; (4) hormat dan santun; (5) dermawan, suka tolongmenolong dan gotong royong/kerjasama; (6) percaya diri dan pekerja keras; (7)
kepemimpinan dan keadilan; (8) baik dan rendah hati; (9) toleransi, kedamaian,
dan kesatuan (Kemendiknas, 2011: 7-8).
Prinsip-prinsip pendidikan karakter dalam Konsep dan Implementasi Pendidikan
Karakter (2011: 10) sebagai berikut :
1. Tidak mengajarkan tetapi mengembangkan nilai-nilai karakter
Nilai-nilai karakter bukan bahan ajar biasa sehingga tidak diajarkan seperti
mata pelajaran. Nilai-nilai karakter diinternalisasi melalui proses
pembelajaran. Artinya, nilai-nilai tersebut tidak dijadikan bahan kajian
yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan mata pelajaran lain
untuk mencapai kompetensi yang berkaitan dengan konsep, teori,
prosedur, atau pun fakta.

Kompetensi yang akan dicapai dalam setiap mata pelajaran digunakan
sebagai media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter

21

bangsa. Misalnya pada mata pelajaran Sosiologi SMA kelas XII Semester
1, salah satu Standar Kompetensi (SK)nya adalah “1. Memahaami dampak
perubahan sosial,

Kompetensi Dasar (KD) 1.1. menjelaskan proses

perubahan sosial di masyarakat, 1.2. menganalisis dampak perubahan
sosial terhadap kehidupan masyarakat.

Kegiatan pembelajaran untuk mencapai SK dan KD dapat dilakukan
misalnya melalui pembelajaran berbasis masalah

kelompok yang

mengembangkan nilai-nilai karakter antara lain “religius, disiplin, jujur,
kerja keras, toler