PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SMA NEGERI 07 BANDAR LAMPUNG

(1)

Oleh

RIEN GUSMI MARISA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2015


(2)

Tabel Halaman

2.1. Ragam Gerak tari Melinting (putra) ... 22

2.2. Ragam Gerak tari Melinting (putri) ... 26

3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 36

3.2. Penentuan Patokan Perhitungan Presentase untuk Skala Lima ... 38

3.3. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 39

3.4. Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning ... 42

3.5. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 44

4.1. Prestasi Bidang Akademik ... 53

4.2. Prestasi Bidang Non Akademik ... 53

4.3. Jumlah Pendaftar dan Diterima ... 54

4.4. Jumlah Siswa ... 54

4.5. Jumlah Guru dan Tenaga Teknis Pendidikan ... 55

4.6. Tanah dan Bangunan ... 56

4.7. Data Bangunan dan Ruang ... 56

4.8. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 62

4.9. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 63

4.10. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 70

4.11. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 73

4.12. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 80

4.13. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 82

4.14. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 89

4.15. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 91

4.16. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 97

4.17. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 99

4.18. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 105

4.19. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 107

4.20. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 114

4.21. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 116

4.22. Lembar Pengamatan Model Discovery Learning ... 123

4.23. Pengamatan Aktivitas Siswa ... 125

4.24. Lembar Pengamatan Tes Praktik ... 129

4.25. Pelaksanaan Model Discovery Learning Pada Setiap Pertemuan ... 133

4.26. Akumulasi Hasil Pengamatan Model Discovery Learning ... 137

4.27. Akumulasi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ... 140


(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan (Amri, 2013:1). Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan, pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.

Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya adalah kurikulum, guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran keberadaan guru sangatlah urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak (Amri, 2013:1).


(4)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Proses pendidikan tersebut mengharuskan guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, interaksi antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, antara siswa dan sumber pembelajaran, yang bertujuan untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Terwujudnya proses belajar mengajar seperti itu dibutuhkan upaya guru untuk mengaktualisasikan keprofesionalannya, utamanya dalam aspek metode atau cara-cara yang dilakukan dalam proses belajar mengajar. (Amri, 2013:2).

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk belajar (Mustofa, Thobroni, 2011: 18). Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap.


(5)

Pembelajaran terjadi ketika seseorang memadukan pengetahuan dan keterampilan baru kedalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Sejauh ini pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan.

Tari Melinting merupakan tari yang berasal dari peninggalan Ratu Melinting yang berada di Kabupaten Lampung Timur. Tari Melinting sudah mengalami perjalanan sejarah yang cukup lama. Sebagai sebuah kesenian daerah, tari Melinting memiliki corak dan ragam berbagai variasi yang merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Tari Melinting adalah Tari Tradisional dari kerabat suku Lampung yang beradat Melinting. Tari Melinting diperkirakan diciptakan Ratu Melinting II pada abad XVI yang bergelar Pangeran Penembahan Mas. Pada abad ke-16 yaitu pada silsilah ke-2 keratuan Melinting Pangeran Penembahan Mas. (Ratu Idil, 2012). Alasan mengapa peneliti memilih tari Melinting sebagai pembelajaran tari yang akan diteliti karena tari Melinting sudah ditetapkan oleh guru seni budaya SMA Negeri 07 Bandar Lampung sebagai salah satu tari Lampung yang wajib diketahui oleh siswa siswi di sekolah tersebut. Oleh sebab itu peneliti memilih materi tari Melinting sebagai pembelajaran tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dalam menentukan material atau


(6)

perangkat pembelajaran yang didalamnya termasuk buku, media, program-program. Model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar (Soekanto dalam Trianto, 2010:22).

Model Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk akhirnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi pembelajaran itu sendiri. Dalam mengaplikasikan model Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran (Hosnan, 2014:279).

SMA Negeri 07 Bandar Lampung merupakan salah satu SMA yang berada di kota Bandar Lampung. SMA ini terdapat guru-guru yang berkompeten, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kreativitas anak didik dalam bidang seni tari. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru seni budaya yaitu Devielia Vebriana Junete, S.Pd pada hari sabtu tanggal 25 Oktober 2014, menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 07 Bandar Lampung cukup baik karena siswa siswi disekolah ini memiliki keaktifan dalam kegiatan pembelajaran yang tinggi, namun tidak semua kelas memiliki siswa yang aktif dalam pembelajaran tari, terdapat satu kelas jurusan IPA yaitu XI IPA 4 yang siswa dan siswinya tidak bersemangat dalam aktifitas pembelajaran tari sehingga menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang pasif dan tidak menyenangkan.


(7)

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pendahuluan pada hari sabtu tanggal 25 Oktober 2014 di SMA Negeri 07. Pada tahun ajaran 2014 yang lalu guru seni budaya SMA Negeri 07 Bandar Lampung menerapkan metode demonstrasi untuk berlangsungnya pembelajaran tari, namun metode tersebut dirasa tidak cukup membantu siswa dalam memahami makna, nama ragam gerak tari, dan sejarah tari yang dipelajari, oleh karena itu guru seni budaya SMA Negeri 07 Bandar Lampung beralih menggunakan model pembelajaran Discovery Learning untuk pembelajaran tari. Karena pada model Discovery Learning terdapat satu kegiatan pembelajaran yang dapat mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang sesuai serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran seni budaya oleh sebab itu peneliti tertarik, dan memilih materi tari Melinting sebagai pembelajaran tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang diperoleh :

1. Bagaimana proses pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung ?

2. Bagaimana hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung ?


(8)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian pada penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung ?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi guru, adalah menjadikan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran tari Melinting di kelas.

2. Bagi sekolah, adalah dapat memberikan sumbangsih pemikiran upaya dalam mengadakan perbaikan dalam proses peningkatan mutu siswa.

3. Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap kesenian khususnya seni tari, selain itu mengenalkan kepada mereka jenis tarian daerah Lampung yang belum mereka ketahui yaitu tari Melinting.

4. Bagi mahasiswa Program Studi Seni Pertunjukkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dapat memanfaatkan hasil peneitian ini sebagai bahan referensi tambahan tentang wawasan tari Melinting.


(9)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah Devielia Vebriana Junete, S.Pd sebagai guru seni budaya di SMA Negeri 07 Bandar Lampung serta siswi-siswi yang mengikuti kegiatan pembelajaran tari Melinting berjumlah 39 siswa terdiri dari 32 perempuan dan 7 laki-laki.

2. Objek penelitian adalah pembelajaran tari Melinting menggunakan model pembelajaran Discovery Learning pada kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di SMA Negeri 07 Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA 4 di SMA Negeri 07 Bandar Lampung Semester genap tahun pelajaran 2014/2015


(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran. Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari sesuatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar. Pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang (Thobroni dan Mustafa, 2011).

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual

Dalam Pembelajaran Abad 21’. Pembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan keterampilan kognitif, yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek.

Uno, 2010 dalam buku yang berjudul ’Model Pembelajaran’, Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses interaksi peserta belajar dengan pengajar atau instruktur


(11)

dan atau suber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaiaan tujuan belajar tertentu. Dengan demikian, pembelajaran subsistem dari suatu penyelenggaran pendidikan atau pelatihan (traning).

Amri, 2013 dalam buku yang berjudul ’ Pengembangan dan Model Pembelajaran

Dalam Kurikulum 2013’. Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Hosnan, Teori belajar konstruktivisme, 2013, dalam buku ’Pengembangan dan

Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013’. Belajar adalah suatu proses mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman yang sudah dimilikinya, sehingga pengetahuannya dapat dikembangkan.

2.2 Model Pembelajaran

Amri, 2013 dalam buku yang berjudul ’ Pengembangan dan Model Pembelajaran

Dalam Kurikulum 2013’. Model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa.

2.3 Model Discovery Learning

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Model pembelajaran discovery learning


(12)

(pembelajaran melalui penemuan) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan kontruktivisme. Model ini menekan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada pembelajaran penemuan, siswa didorong untuk terutama belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep – konsep dan prinsip – prinsip . Guru mendorong siswa agar mempunyai pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka menemukan prinsip – prinsip atau konsep – konsep belajar bagi diri mereka sendiri.

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Model discovery learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Dalam mengaplikasikan model discovery learning guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Hendaknya guru harus memberikan kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan. Sedangkan problem solving sendiri pada tahap ini berposisi sebagai pemberi tekanan pada kemampuan menyelesaikan masalah.


(13)

2.3.1 Tujuan Pembelajaran Discovery Learning

Bell dalam Hosnan (2014 : 284) dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut.

a. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan menunjukkan bahwa partisipasi banyak siswa dalam pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.

b. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.

c. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja sama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain.

d. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.

2.3.2 Langkah Operasional Proses Pembelajaran Discovery Learning

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Menjelaskan langkah persiapan mengaplikasikan teknik discovery learning dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. 1. Menentukan tujuan pembelajaran.


(14)

2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,minat, gaya belajar, dan sebagainya).

3. Memilih materi pelajaran.

4. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi).

5. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa

6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif ikonik sampai ke simbolik.

a. Langkah pelaksanaan mengaplikasikan teknik discovery learning dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).


(15)

c) Data collection (Pengumpulan Data).

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya (Syah dalam Hosman 2014 : 290). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d) Data Processing (Pengolahan Data)

Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu .

e) Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,


(16)

aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.

f) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan konsep umum didalam pembelajaran.

2.3.3 Peran Guru dalam Pembelajaran Discovery Learning

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Menjelaskan beberapa peranan guru dalam pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut.

1. Merencanakan pelajaran sedemikian rupa sehingga pelajaran itu berpusat pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa.

2. Menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa untuk memecahkan masalah. Sudah seharusnya materi pelajaran itu dapat mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan, misalnya dengan menggunakan fakta-fakta yang berlawanan.

3. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enaktif, dan simbolik. 4. Apabila siswa memecahkan masalah secara teoretis, maka guru hendaknya

berperan sebagai seorang pembimbing atau tutor. Guru hendaknya jangan mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi ia hendaknya memberikan saran-saran bilamana diperlukan. Sebagai tutor, guru sebaiknya memberikan umpan balik pada waktu yang tepat.


(17)

2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Discovery Learning

Hosnan, 2014 dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran discovery learning sebagai berikut.

a. Kelebihan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning mempunyai kelebihan sebagai berikut : 1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.

2. Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

4. Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

5. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

6. Model ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

7. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.


(18)

8. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

9. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik

10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar baru;

11. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;

12. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;

13. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;

Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya;

1. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;

2. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;

3. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Marzano dalam Hosnan (2014 : 288) dalam buku yang berjudul ‘Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21.

Selain kelebihan yang telah diuraikan di atas, masih ditemukan beberapa kelebihan dari model penemuan itu, yaitu sebagai berikut.

1. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. 2. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan). 3. Mendukung kemampuan problem solving siswa.


(19)

4. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses penemuan.

6. Belajar menghargai diri sendiri.

7. Memotivasi diri dan lebih mudah untuk mentransfer. 8. Pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat.

9. Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir bebas.

10. Melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

b. Kelemahan Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning mempunyai kelemahan sebagai berikut: 1. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.

Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

2. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

3. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.


(20)

2.4 Pendidikan Seni Tari

Tari dimasukan sebagai bagian dari mata pelajaran pendidikan seni atau kesenian dalam kurikulum sekolah formal, melalui pendidikan tersebut ada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Antara lain untuk menanamkan nilai-nilai yang dapat mendukung kelestarian budaya setempat.

2.5 Tari Melinting

Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika. Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, waktu, dan tenaga. Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunkasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.

Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis,melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara agama dan adat.

Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia memanfaatkan tarian untuk mendukung profesi sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan hanya sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga untuk keperluan upacara agama dan adat.


(21)

2.5.1 Sejarah Tari Melinting

Ratu Idil, 2012 dalam buku yang berjudul ‘Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung’, diperkirakan bahwa asal usul orang Lampung salah satunya menyebutkan Lampung berasal dari daratan tinggi Sekala Brak di lereng Gunung Pesagi Lampung Barat yang kemudian menyebar membentuk keratuan yaitu Keratuan Pemanggilan, Keratuan dipuncak, Keratuan dibalau, dan Keratuan dipugung. Keratuan Ratu Darah Putih adalah keturunan Keratuan Dipugung adalah yang ada di kampung Meringggai Marga Melinting. “Keratuan Di Pugung” adalah Taman Purbakala Pugung Raharjo desa Pugung Raharjo Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur. Kata Pugung Raharjo mempunyai 2 (dua) suku kata yaitu Pugung adalah nama yang sudah ada terlebih dahulu menurut bahasa daerah setempat berarti “tempat yang tinggi” dan Raharjo adalah kata yang ditambah setelah datangnya para transmigran di daerah itu yang berarti “subur”.

Melinting merupakan nama daerah yang berada di Lampung Timur. Saat ini wilayah Melinting adalah desa Meringgai, Tanjung Aji, Tebing, Wana, Nibung, Pempeng dan Negeri Agung Kabupaten Lampung Timur. Melinting berasal dari kata meninting yang berarti membawa. Timbulnya Melinting pada masa penyebaran agama Islam, jadi arti kata Melinting adalah membawa misi Islam.

Tari Melinting yang saat ini kita kenal sebenarnya adalah tari cetik kipasmelinting yang merupakan peninggalan dari Ratu Melinting pada abad ke 16 yang bernama


(22)

Minak Kejala Bidin. Tari cetik kipas adalah tarian adat yang dimainkan pada acara adat (begawi) pada saat menyambut tamu-tamu agung dan penarinya adalah keluarga Ratu atau bangsawan Melinting.

Tari Melinting Tari Adat Tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan pelengkap pada acara Gawi Adat. Tari Melinting sebelum mengalami perkembangan penyempurnaan (tahun 1958), adalah mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting yang pementasanya hanya pada saat Gawi Adat/Keagungan Keratuan Melinting saja. Penarinya hanya sebatas putera dan puteri Ratu Melinting dan di pentaskan di Sesat/Balai Adat. Tari tersebut yang menggambarkan pemudi dan pemuda dalam menjaga wilayah Keratuan Melinting.

Menjelaskan pada tahun 1935 tari cetik melinting dipentaskan di Teluk Betung pada zaman Residen Lampung G.W. Mein Derma. Pada saat tari cetik kipas ditampilkan tari ini memiliki perbedaan dengan tari Lampung lainnya, sehingga G.W Mein Derma bertanya dari manakah asal tari cetik kipas ini, kemudian dijawab dari Melinting, sejak saat itu orang-orang menyebut tari cetik kipas ini bernama tari melinting, yaitu tari yang berasal dari Melinting.


(23)

2.5.2 Fungsi Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012) Fungsi tari Melinting dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja ditempat yang tertutup (sesat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya pun hanyapada saat Gawi Adat Kagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu Melinting. Namun dalam perkembangan tari Melinting tidak lagi mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari upacara tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tontonan pada saat penyambutan tamu-yamu agung yang datang ke daerah Lampung serta acara-acara besar lainnya seperti menyambut para tamu agung (Bupati, Mentri, Gubernur dan Lainnya) yang datang ke daerah Melinting atau Lampung Timur.

Tari cetik kipas bermakna keperkasaan putra-putri Lampung dalam membela keluarganya atau sebagai bentuk tanggung jawab seorang laki-laki untuk melindungi dan mensejahterakan keluarga ini terpancar dari gerakannya yang gagah dan lincah. Tari ini memperlihatkan kelembutan dan kehalusan budi pekerti putri-putri Lampung yang dapat dilihat dari gerakannya yang lemah gemulai sesuai dengan sifat kewanitaannya, dan juga mencerminkan sikap ramah dan gembira terhadap kedatangan tamu agung yang ditampilkan pada permulaan acara. Jenis tari Melinting menurut fungsi dan tujuannya adalah tari upacara, sebab tari ini ditampilkan pada acara-acara resmi (acara adat) yang dipentaskan untuk menyambut tamu-tamu agung yang ditampilkan pada permulaan acara.


(24)

2.5.3 Penari Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Tari Melinting ditarikan oleh 4 wanita (gadis) dan 4 pria (bujang) 8 penari merupakan jumlah yang umum dipakai saat ini, dan dapat pula jumlahnya lebih dari jumlah yang telah ditetapkan.

2.5.4 Ragam Gerak Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Ragam gerak, tari Melinting memiliki beberapa perbedaan antara putra dan putri, yaitu sebagai berikut

Tabel 2.1 Ragam Gerak Tari Melinting (Putra)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

1. Babar Kipas Hitung ke 1

Kedua tangan diletakkan di depan dada Dengan kipas dirapatkan

Hitungan ke 2

Kedua tangan membuka kipas sampai ke samping badan, dengan kaki melangkah ke depan

Hitungan ke 3

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 4

Sama seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Sama seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Sama seperti hitunga ke 2 Hitungan ke 7

Sama seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 8


(25)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan 2.

3.

Sukhung Sekapan

Balik Palau

Sebuah gerakan yang bergantian tangan kanan kiri mendorong ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan sambil memegang kipas. Kaki berjalan maju ke depan atau bisa juga mundur.

Hitungan ke 1

Tangan kanan mendorong kipas ke depan dengan kaki kanan maju ke depan Hitungan ke 2

Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan

Hitungan ke 3

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 4

Mengulang sperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 7

Mengulang seperti hitungan 1 Hitungan ke 8

Mengulang seperti hitungan ke 2

Hitungan ke 1

Tangan kanan dan kiri disamping dan didepan dada dengan membentuk huruf

“L” lalu digerakkan sedikit kekiri, kaki

di depan dihentakan Hitungan ke 2

Tangan kanan dan kiri di samping dan di depan dada dengan membentuk huruf

“L” lalu digerakkan sedikit ke kanan,

kaki depan dihentakan Hitungan ke 3

Mengulang hitungan 1 Hitungan ke 4

Mengulang hitungan 2 Hitungan ke 5


(26)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

4.

5.

Salaman

Suali

Mengulang hitungan 1 Hitungan ke 6

Mengulang hitungan 2 Hitungan ke 7

Mengulang hitungan 1 Hitungan ke 8

Mengulang hitungan 2

Hitungan ke 1-2

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian ke 2 kedua tangan menggeser ke kanan

Hitunganke 3-4

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 4 kedua tangan menggeser kembali ke tengah

Hitungan ke 5-6

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan di depan dada, kemudian pada hitungan ke 4 kedua tangan menggeser ke kiri

Hitungan ke 7-8

Posisi badan jongkok kedua tangan dirapatkan ke depan dada, kemudian pada hitungan ke 4 kedua tangan menggeser kembali ke tengah


(27)

No. Nama Gerak (Putra) Keterangan

6. Niti Batang

Seperti sukhung sekapan dan kaki kanan dan kiri secara bergantian ke depan

Hitungan 5-6

Posisi jongkok dengan kedua tangan babar kipas

Hitungan 7-8

Posisi berdiri badan condong ke belakang, dengan kaki kanan maju ke depan

Hitungan ke 1-2

Kaki kanan melangkah, dengan tangan kakan ke atas dan tangan kiri di tekuk di depan dada

Hitungan ke 3-6

Rapatkan kaki kiri silang ke arah kanan bersamaan memutar badan (setengah lingkaran) sambil merendah

Hitungan ke 7-8

Tangan kiri lurus ke samping kiri tangan kanan ditekuk di depan dada


(28)

Tabel 2.2 Ragam Gerak Tari Melinting Putri

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

1.

2.

Babar Kipas

Jong Sumbah

Hitungan 1

Kedua tangan diletakkan di depan dada. Dengan kipas dirapatkan Hitungan 2

Kedua tangan membuka kipas sampai kesamping badanmdengan kaki melangkah ke depan.

Hitungan ke 3

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 4

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 5

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 6

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 7

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 8

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 1-2

Kedua tangan merapat di depan dada degan posisi jongkok, kemudian di sambung dengan hitungan ke 2 tangan diayunkan membuka kesamping sejajar dada Hitungan 3-4

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kanan

Hitungan ke 5-6

Kedua tangan diayunkan membukadan menutup kipas, dengan badan kembali ke tengah Hitungan 7-8

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kiri


(29)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan 3.

4.

Sukhung Sekapan

Ngiyau Bias

Sebuah gerakan yang berganti tangan kanan dan kiri mendorong ke depan. Kaki bisa maju atau mundur

Hitungan ke 1

Tangan kanan mendorong kipas ke depan dengan kaki kanan maju ke depan

Hitungan ke 2

Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan Hitungan ke 3

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 4

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 6

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 7

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 8

Mengulang seperti hitungan ke 2

Hitungan ke 1-4

Posisi badan tegak , kedua tangan sejajar pinggul kanan, kedua tangan memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemuadian kedua tangan pindah sejajar pinggul kiri dengan posisi jari tegak

Hitungan ke 5-8

Posisi badan tegak, kedua tangan sejajar pinggul kiri, kedua tangan memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemudian kedua tangan pindah sejajar pinggul kanan dengan posisi jari tegak


(30)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan 5.

6.

7.

Melayang

Injak Tai Manuk

Timbangan

Hitungan ke 1-8

Posisi badan tegak tangan kanan ke atas dengankipas tegak, tangan kiri ke bawah dengan kipas tegak pula, kipas di ukel ke dalam, dengan gerak kaki injak lado

Dilakukan berulang dari hitungan 1 sampai hitungan ke 8

Hitungan ke 1-2

Posisi badan tegak, kaki kanan ujung jari menyentuh lantai (tidak menapak), kedua tangan di depan pinggang memegang kipas

Hitungan ke 3-4

Posisi badan tegak. Kaki kanan maju ke depan dengan jari menyentuh lantai. Kedua tangan diluruskan ke depan sejajar pinggang.

Hitungan 5-8

Posisi badan tegak dengan memutarkan badan searah 180o dengan kedua tangan lurus ke depan pinggang.

Hitungan 1-8

Posisi badan berdiri tegak. Kedua tangan kesamping pinggang dengan kipas ditegakkan, kemudian kipas ditegakkan. Kemuadian kipas diputar ke arah dalam (diukel). Gearakan kaki adalah gerakan Injak Lado.

Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8 dilakukan berulang ulang


(31)

2.5.5 Tata Rias Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Tata rias yang dipergunakan adalah tata rias koretif pipi, (corrective make-up),yakni rias cantik dengan mempertebal garis-garis pada mata, bibir, pipi, dan hidung. Warna pokok yang dipakai pada tata rias tari Melinitng yaitu warna putih, kuning pada kelopak mata, sedangkan warna merah dipakai pada bagian pipi.

2.5.6 Busana dan Aksesoris Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Busana tari Melinting tidak sama dengan pakaian sehari-hari. Fungsi fisik busana adalah sebagai penutup dan pelindung tubuh, sedangkan fungsi estetiknya merupakan unsur keindahan dan keserasian bagi tubuh penari. Fungsi busana juga tidak jauh berbeda dengan tata rias, yaitu mendukung tema atas isi dan memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Dalam perkembangannya, pakaian tari telah disesuaikan dengan kebutuhan tari tersebut. Busana tari yang baik tidak hanya sekedar untuk menutup tubuh semata, melainkan juga harus dapat mendukung penampilan tari. Busana tari dipergunakan untuk melukiskan sesuatu oleh penciptanya dan dipakai oleh penarinya dan tidak terlepas pemilihan nilai terhadap warna, garis dan bentuk. Maka, tata busana selain untuk memperkuat peranan, pemilihan warna, garis dan bentuk, juga bias mendalami kejiwaan seni tari, serta akan memberi suasana yang dimaksudkan.

Dalam tari Melinting, busana yang digunakan penari putri adalah : 1. Siger bercadar


(32)

2. Bunga Pandan 3. Subang

4. Kalung Buah Jukum 5. Gelang Kano

6. Bulu Seretei

7. Gelang Rui Sesapurhanda 8. Tapis

9. Jungsarat

Adapun busana penari putra adalah : 1. Kopiah Emas

2. Kembang Melur 3. Bunga Pandan 4. Buah Jukum 5. Jungsarat 6. Papan Jajar 7. Bulu Seretei 8. Sesapur Handap 9. Injang Tuppal

10.Celana Reluk Belanga


(33)

2.5.7 Properti Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Properti tari Melinting adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum dan perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari. Property adalah semua peralatan yang dipergunakan untu kebutuhan suatu penampilan tataan tari atau koreografi. Propreti adalah alat-alat yang dibawa dan digunakan penari sebagai pelengkap sesuai tuntutan tari tersebut. Properti yang digunakan oleh penari putri dan putra pada tari Melinting adalah kipas yang dipegang di kiri kanan tangan penari.

Gambar 2.3 Teknik memegang kipas yang benar (Foto : Rien, 2014)

2.5.8 Iringan Tari Melinting

(Ratu Idil, 2012 ) Tari Melinting diiringi oleh alat musik tradisional Lampung yang disebut dengan kolintang. Kolintang menjadi instrumen yang dimainkan secara bersama-sama atau sebagian saja sesuai dengan aturan yang ada. Kemudian hasil permainan alat musik kolintang ini disebut dengan istilah tabuhan. Kolintang merupakan penentu irama dasar.


(34)

1. Kolintang, terdiri dari delapan buah. 2. Piang, terdiri dari dua buah.

3. Petuk, terdiri dari satu buah. 4. Canang, terdiri dari satu buah.

5. Gong, terdiri dari dua buah ( gong besar dan gong kecil). 6. Ketapak / Redep / Gendang terdiri dari satu buah.

Tabuh pengiring tari melinting menggunakan instrument kolintang yang terdapat berbagai lagu (tabuhan), yaitu:

1. Tabuh arus, yaitu tabuh pembukaan.

2. Tabuh cetik dialunkan pada saat tarian dimulai.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu (Subana, 2009:20). Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi (Margono, 2007:1).

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, ahli-ahli mengubahnya menjadi etnis-etnis kuantitatif (Mulyana, 2010:150) dalam buku yang berjudul ‘Metodologi Penelitian Kualitatif’, penelitian merupakan penelitian yang real, yang hasilnya disesuaikan dengan kenyataan yang ada.


(36)

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model discovery learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengamati guru dalam mempersiapkan langkah pelaksanaan pembelajaran. 2. Mengamati pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Menganalisis pembelajaran tari Melinting setiap pertemuan.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah Devielia Vebriana Junete, S.Pd sebagai guru seni budaya di SMA Negeri 07 Bandar Lampung serta siswa-siswi yang mengikuti kegiatan pembelajaran tari yang berjumlah 39 siswa terdiri dari 32 perempuan dan 7 laki-laki.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data


(37)

(Sugiyono, 2011:308). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi, wawancara, tes praktik, dan nontes.

3.4.1 Pengamatan (observasi)

Pengamatan adalah pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2010:158). Metode ini dipilih untuk mengamati proses dan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning pada kelas IPA 4 di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyana, 2010:180). Wawancara dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dari informan yaitu guru seni budaya dan siswa kelas MIA 4 di SMA Negeri 07 Bandar Lampung dan siswa siswi yang mengikuti pembelajaran tari Melinting.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Dalam penelitian ini menggunakan


(38)

dokumentasi yang berbentuk foto, video dan catatan-catatan selama pembelajaran di SMA Negeri 07 Bandar Lampung. Alat dokumentasi yang digunakan berupa handphone ,handycame , dan juga catatan-catatan tertulis.

3.4.4 Tes Praktik

Konsep tujuan pembelajaran yang menitikberatkan pada tingkah laku siswa (perbuatan) sebagai output siswa yang dapat diamati (Sagala, 2011: 25). Jenis tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menarikan tari Melinting dengan kemampuan mendemonstrasikan tari Melinting menggunakan model discovery learning. Perolehan data tentang hasil belajar siswa digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti yang di bawah ini. Tabel 3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik

No Aspek Keterangan

Skor Skor

Maksimum 1.

Hafalan Gerak

a. Siswa mampu memeragakan 13 ragam gerak tari Melinting dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

5

5 b. Siswa memeragakan 11 ragam

gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 kali pada 13 ragam gerak

4

c. Siswa memeragakan 9 ragam gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 3-4 kali pada 13 ragam gerak.

3 d. Siswa memeragakan 7 ragam

gerak tari Melinting akan tetapi masih mengalami kesalahan 5-6 kali pada 13 ragam gerak.

2

e. Siswa tidak hafal kurang 5 dari ragam gerak tari Melinting sehingga siswa tidak tertib gerak dan tidak beraturan.


(39)

2. Teknik Ragam Gerak

a. Siswa mampu memeragakan 13 ragam gerak tari Melinting dari awal sampai akhir tanpa ada kesalahan

5

5 b. Siswa memeragakan 11 ragam

gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 1-2 kali pada 13 ragam gerak

4

c. Siswa memeragakan 9 ragam gerak tari Melinting akan tetapi mengalami kesalahan 3-4 kali pada 13 ragam gerak.

3

d. Siswa memeragakan 7 ragam gerak tari Melinting akan tetapi masih mengalami kesalahan 5-6 kali pada 13 ragam gerak.

2

e. Siswa tidak hafal kurang 5 dari ragam gerak tari Melinting sehingga siswa tidak tertib gerak dan tidak beraturan.

1

3. Ketepatan Gerak dengan Hitungan

a. Siswa memeragakan 13 ragam gerak tari Melinting dengan ketepatan hitungan gerak dan musik.

5

b. Siswa memeragakan 11 ragam gerak tari Melinting 1-2 tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

4

c. Siswa memeragakan 9 ragam gerak tari Melinting 3-4 tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

3 5

d. Siswa memeragakan 7 ragam gerak tari Melinting 5-6 tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak

2

e. Siswa memeragakan 5 ragam gerak tari Melinting tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak.

1


(40)

Hasil belajar gerak tari Melinting siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor keseluruhan berjumlah 15 sehingga hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan nilai untuk skala lima, sebagai berikut.

Tabel 3.2. Penentuan Patokan Perhitungan Nilai untuk Skala Lima Interval Nilai Tingkatan

Penguasaan Keterangan

80 – 100 Baik sekali

66 - 79 Baik

56 - 65 Cukup

40 - 55 Kurang Baik

30 - 39 Gagal

(Arikunto,2010)

Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan dua aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan gerak dan ketepatan gerak dengan musik pada saat menari.

3.4.5 Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran tari Melinting. Pengamatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning yang diamati pada lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa.


(41)

Tabel 3.3. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No Aspek Descriptor Penilaian skor Skor

Maksimum 1. Visual

Activities

a. Seluruh siswa memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

5

5 b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa

yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

4

c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

3

d. Dari 39 siswa terdapat 25 siswa yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

2

e. Kurang dari 20 siswa yang memerhatikan materi yang telah disampaikan oleh guru kemudian siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah

disampaikan oleh guru.

1

2. Mental Activities

a. Seluruh siswa mampu

menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan seluruh siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru.

5

b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa yang mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh


(42)

guru dan siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru

5 c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa

yang mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh guru

3

d. Dari 39 siswa 25 siswa yang mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan siswa mampu menirukan sesuai dengan apa yang telah dimodelkan oleh guru

2

e. Kurang dari 20 siswa yang

mampu menganalisis ragam gerak yang telah disampaikan oleh guru dan seluruh siswa mampu

menirukan sesuai dengan apa yang telah dimodelkan oleh guru

1

3. Motor Activities

a. Seluruh siswa mampu

memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru.

5

5 b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa

yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru

4

c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru

3

d. Dari 39 siswa terdapat 25 siswa yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru.


(43)

e. Kurang dari 20 siswa yang mampu memeragakan ragam gerak tari Melinting sesuai dengan gerakan yang diajarkan oleh guru

1

Total Skor Maksimum 15

Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, listening activities, dan motor activities pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Terdapat tiga aspek dalam instrumen pengamatan proses pembelajaran menggunakan model discover learning yaitu aspek memerhatikan, menganalisis dan berlatih sungguh-sungguh. Ketiga aspek tersebut adalah gabungan dari langkah operasional proses pembelajaran discovery learning yaitu aspek memerhatikan penggabungan dari tahap stimulation (pemberian rangsangan) dan problem statement (identifikasi masalah) pada aspek menganalisis penggabungan dari tahap data collection (pengumpulan data) dan data processing (pengolahan data), pada aspek berlatih sungguh-sungguh mewakili tahap verification (pembuktian).


(44)

Tabel 3.4 Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning

No Aspek Keterangan Skor Skor

Maksimum 1. Memerhatikan a. Seluruh siswa mampu

memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru b. Dari 39 siswa hanya 35

siswa yang mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru c. Dari 39 siswa hanya 30

siswa yang mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru d. Dari 39 siswa hanya 25

siswa yang mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru e. Kurang dari 20 siswa yang

mampu memerhatikan 2 ragam gerak tari Melinting yang telah diberikan oleh guru 5 4 3 2 1 5

2. Menganalisis a. Seluruh siswa mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

Melinting bersama

kelompoknya

b. Dari 39 siswa terdapat 35 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

Melinting bersama

kelompoknya.

c. Dari 39 siswa terdapat 30 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

5

4

3


(45)

Melinting bersama kelompoknya

d. Dari 39 siswa terdapat 25 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari

Melinting bersama

kelompoknya.

e. Kurang dari 20 siswa yang mampu menganalisis kesulitan pada 2 ragam gerak tari Melinting bersama kelompoknya

2

1

3. Berlatih dengan

sungguh-sungguh

a. Seluruh siswa berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

b. Dari 39 siswa hanya 35 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

c. Dari 39 siswa hanya 30 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

d. Dari 39 siswa hanya 25 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari Melinting yang telah disampaikan oleh guru

e. Kurang dari 20 siswa yang berlatih sungguh-sungguh pada 2 ragam gerak tari

Melinting yang telah

disampaikan oleh guru

5 4 3 2 1 5

Setelah skor discovery learning didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai discovery learning berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan


(46)

indikator penilaian pembelajaran siswa yaitu memerhatikan, menganalisis, dan berlatih dengan sungguh-sungguh pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian model discovery learning yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor pemodelan siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

I 1. 2. 3. 4. 5. II A. 6. B. 7. C. 8. PRA PEMBELAJARAN

Menentukan tujuan pembelajaran Melakukan identifikasi karakteristik siswa

Memilih materi pelajaran

Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa

Mengembangkan bahan ajar berupa contoh,ilustrasi dll KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Stimulation (stimulus/pemberian rangsangan) Menunjukkan berbagai

perumpamaan ragam gerak tari dan mengaitkan materi dengan realita kehidupan.

Mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk

merespons.

Mengarahkan siswa agar membentuk kelompok.

Problem Statement (pernyataan / identifikasi masalah

Memberikan pengarahan agar siswa mengidentifikasi

(mengumpulkan pertanyaan) ragam gerak tari melinting dengan

berdiskusi bersama kelompok.

Data Collection (pengumpulan data)


(47)

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 D. 9. E. 10. F. 11. G. 12

informasi materi tari dari masing-masing anggota kelompok kemudian menganalisis serta menuliskan hasil pengamatan tentang materi tari

melinting yang meliputi nama ragam

gerak tari melinting, makna ragam gerak tari melinting, definisi ragam gerak tari melinting.

Data Processing (pengolahan data)

Memeriksa data yang telah dibuat siswa untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa,sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

Verification (pembuktian)

Penilaian proses dan hasil belajar

Menugaskan masing-masing perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil pengamatan mereka.

Memberikan jawaban,dan mencontohkan ragam gerak tari

melinting yang benar kepada siswa

Memberikan penilaian berdasarkan hasil presentasi siswa selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Memberikan arahan kepada siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil pertemuan

Penutup

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian

remidi/pengayaan

Melakukan penilaian hasil belajar (Hosnan, 2014:289)

Keterangan :

P.1 = Pertemuan pertama P.5 = Pertemuan kelima P.2 = Pertemuan kedua P.6 = Pertemuan keenam P.3 = Pertemuan ketiga P.7 =Pertemuan ketujuh P.4 = Pertemuan keempat P.8 =Pertemuan kedelapan


(48)

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi chek list sebagai penanda

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah Peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi, dokumentasi, dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.

2. Panduan wawancara

Penelitaan ini adalah wawancara dilakukan kepada guru seni tari SMA Negeri 07 Bandar Lampung yakni Devielia Vebriana Junete,S.Pd dan siswa siswi yang mengikuti pembelajaran tari untuk mengetahui proses belajar- mengajar. 3. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto atau handphone.

4. Tes Praktik

Tes praktik digunakan untuk memperoleh dataterhadap hasil belajar tari Melinting dengan menggunakan model Discovery Learning.


(49)

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran tari Melinting melalui penggunaan model pembelajaran Discovery Learning.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Dalam penelitian ini, data-data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:

1. Mengamati guru dalam mempersiapkan langkah pelaksanaan dan evaluasi. 2. Mengamati pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis;

5. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, dokumentasi aktivitas guru dan siswa.


(50)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

1. Pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model discovery learning memiliki 12 langkah pembelajaran, dimulai dengan guru menentukan tujuan pembelajaran. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,minat, gaya belajar, dan sebagainya). Memilih materi pelajaran. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi). Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif ikonik sampai ke simbolik. Menstimulus siswa melalui pengajuan pertanyaan dan memeragakan perumpamaan ragam gerak tari Melinitng , siswa memerhatikan ketika guru memeragakan perumpamaan ragam gerak tersebut, yaitu siswa dengan posisi duduk pandangan terpusat pada saat guru memeragakan, kemudian guru membentuk siswa dalam kelompok agar siswa menganalisis ragam gerak tari Melinting, saat menganalisis siswa mampu memecahkan kesulitan dalam gerak, yaitu dengan cara siswa mengungkapkan definisi ragam gerak, kemudian guru membentuk siswa dalam kelompok agar siswa menganalisis ragam gerak tari Melinting, saat menganalisis siswa mampu memecahan kesulitan dalam gerak, yaitu dengan cara siswa mengungkapkan definisi ragam gerak,makna ragam gerak, simbol ragam gerak. Memeragakan yang telah diungkapkan, apabila terjadi ketidaksesuaian antara yang diungkapkan dengan yang


(51)

Setelah menganalisis maka ditunjuk salah satu kelompok yang lebih baik dari kelompok yang lain untuk memeragakan ragam gerak tari Melinting di depan kelas. Guru membimbing siswa untuk berlatih ragam gerak tari Melinting, yitu dengan cara siswa memeragakan ragam gerak yang sudah dianalisis oleh siswa, bersama dengan siswa yang lain akan saling memerhatikan dan memperbaiki apabila terjadi kesalahan dalam gerak, saat berlatih salah satu siswaditunjuk untuk menjadi contoh dan memeragakan ragam gerak tari Melinting di depan dan diikuti oleh siswa yang lainnya di belakang. Kegiatan penutup pembelajaran guru melibatkan siswa dalam membuat rangkuman terkait materi yang telah diajarkan. Selanjutnya siswa diminta agar mencari referensi mengenai ragam gerak yang belum dipelajarai, dan menugaskan siswa untuk berlatih tari Melinting saat kegiatan ekstrakurikuler dan berlatih dirumah.

2. Hasil pengamatan aktivitas siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung mengalami penurunan pada setiap pertemuannya dikarenakan siswa mengalami kejenuhan dalam pembelajaran yang disajikan oleh guru, guru kurang mengembangkan bahan ajar dan cenderung menyajikan materi dengan cara yang sama pada setiap pertemuannya sehingga antusias siswa dalam belajar menurun, dengan demikian akumulasi aktivitas siswa siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung dengan menggunakan model discovery learning memeroleh jumlah nilai 185 dengan rat-rata nilai 62 dengan kriteria cukup.

3. Hasil pembelajaran tari Melinting pada siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung dengan menggunakan model discovery learning memeroleh nilai 54 dengan kriteria kurang baik, karena rata-rata siswa mampu


(52)

menarikan tari Melinting berdasarkan hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan hitungan dan masih mengalami kesalahan 5-6 kali.

5.2 Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada siswa agar disiplin dalam proses pembelajaran berlangsung supaya waktu untuk belajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Diharapkan kepada siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan model discovery learning dengan baik terutama pada aspek wirasa dalam menari supaya rasa atau ekspresi ketika menari dapat dinikmati oleh penikmat seni.

3. Diharapkan kepada siswa agar memerhatikan saat guru menyampaikan materi tari Melinting, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tari tradisi.

4. Diharapkan pada sekolah agar memfasilitasi pada proses pembelajaran tari dengan dibuatkan ruangan khusus untuk digunakan praktik tari, sehingga akan mempermudah siswa dalam belajar tari.

5. Diharapkan pada sekolah dapat menyediakan sound system atau spiker demi memperlancar proses pembelajaran tari.

6. Diharapkan kepada guru untuk mengidentifikasi karakteristik siswa sehingga mempermudah dalam mengajar.

7. Diharapkan kepada guru untuk lebih mengembangkan bahan ajar sehingga siswa tidak jenuh dalam pembelajaran.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan.2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustika, I Wayan.2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Lampung : Anugrah Utama Raharja.

Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ratu Idil M, Sultan . 2012. Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung. Bandar Lampung:Bukit Ilmu.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan kualitatif. Bandung : Alfabeta Trianto, 2010. Model Pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Unila. 2012. ‘Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung’. Universitas Lampung : Bandar Lampung.


(1)

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi chek list sebagai penanda

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah Peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi, dokumentasi, dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.

2. Panduan wawancara

Penelitaan ini adalah wawancara dilakukan kepada guru seni tari SMA Negeri 07 Bandar Lampung yakni Devielia Vebriana Junete,S.Pd dan siswa siswi yang mengikuti pembelajaran tari untuk mengetahui proses belajar- mengajar. 3. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto atau handphone.

4. Tes Praktik

Tes praktik digunakan untuk memperoleh dataterhadap hasil belajar tari Melinting dengan menggunakan model Discovery Learning.


(2)

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran tari Melinting melalui penggunaan model pembelajaran Discovery Learning.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Dalam penelitian ini, data-data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model Discovery Learning di SMA Negeri 07 Bandar Lampung.

Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:

1. Mengamati guru dalam mempersiapkan langkah pelaksanaan dan evaluasi. 2. Mengamati pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model

pembelajaran discovery learning pada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis;

5. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, dokumentasi aktivitas guru dan siswa.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

1. Pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model discovery learning memiliki 12 langkah pembelajaran, dimulai dengan guru menentukan tujuan pembelajaran. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,minat, gaya belajar, dan sebagainya). Memilih materi pelajaran. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi). Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh- contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif ikonik sampai ke

simbolik. Menstimulus siswa melalui pengajuan pertanyaan dan memeragakan

perumpamaan ragam gerak tari Melinitng , siswa memerhatikan ketika guru memeragakan perumpamaan ragam gerak tersebut, yaitu siswa dengan posisi duduk pandangan terpusat pada saat guru memeragakan, kemudian guru membentuk siswa dalam kelompok agar siswa menganalisis ragam gerak tari Melinting, saat menganalisis siswa mampu memecahkan kesulitan dalam gerak, yaitu dengan cara siswa mengungkapkan definisi ragam gerak, kemudian guru membentuk siswa dalam kelompok agar siswa menganalisis ragam gerak tari Melinting, saat menganalisis siswa mampu memecahan kesulitan dalam gerak, yaitu dengan cara siswa mengungkapkan definisi ragam gerak,makna ragam gerak, simbol ragam gerak. Memeragakan yang telah diungkapkan, apabila terjadi ketidaksesuaian antara yang diungkapkan dengan yang


(4)

digerakan maka siswa akan berpikir kembali untuk menjawab ketidaksesuaian yang ada. Setelah menganalisis maka ditunjuk salah satu kelompok yang lebih baik dari kelompok yang lain untuk memeragakan ragam gerak tari Melinting di depan kelas. Guru membimbing siswa untuk berlatih ragam gerak tari Melinting, yitu dengan cara siswa memeragakan ragam gerak yang sudah dianalisis oleh siswa, bersama dengan siswa yang lain akan saling memerhatikan dan memperbaiki apabila terjadi kesalahan dalam gerak, saat berlatih salah satu siswaditunjuk untuk menjadi contoh dan memeragakan ragam gerak tari Melinting di depan dan diikuti oleh siswa yang lainnya di belakang. Kegiatan penutup pembelajaran guru melibatkan siswa dalam membuat rangkuman terkait materi yang telah diajarkan. Selanjutnya siswa diminta agar mencari referensi mengenai ragam gerak yang belum dipelajarai, dan menugaskan siswa untuk berlatih tari Melinting saat kegiatan ekstrakurikuler dan berlatih dirumah.

2. Hasil pengamatan aktivitas siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung mengalami penurunan pada setiap pertemuannya dikarenakan siswa mengalami kejenuhan dalam pembelajaran yang disajikan oleh guru, guru kurang mengembangkan bahan ajar dan cenderung menyajikan materi dengan cara yang sama pada setiap pertemuannya sehingga antusias siswa dalam belajar menurun, dengan demikian akumulasi aktivitas siswa siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung dengan menggunakan model discovery learning memeroleh jumlah nilai 185 dengan rat-rata nilai 62 dengan kriteria cukup.

3. Hasil pembelajaran tari Melinting pada siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 07 Bandar Lampung dengan menggunakan model discovery learning memeroleh nilai 54 dengan kriteria kurang baik, karena rata-rata siswa mampu


(5)

menarikan tari Melinting berdasarkan hafalan urutan gerak dan ketepatan gerak dengan hitungan dan masih mengalami kesalahan 5-6 kali.

5.2 Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka dapat disarankan sebagai berikut.

1. Diharapkan kepada siswa agar disiplin dalam proses pembelajaran berlangsung supaya waktu untuk belajar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Diharapkan kepada siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan model discovery learning dengan baik terutama pada aspek wirasa dalam menari supaya rasa atau ekspresi ketika menari dapat dinikmati oleh penikmat seni.

3. Diharapkan kepada siswa agar memerhatikan saat guru menyampaikan materi tari Melinting, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap tari tradisi.

4. Diharapkan pada sekolah agar memfasilitasi pada proses pembelajaran tari dengan dibuatkan ruangan khusus untuk digunakan praktik tari, sehingga akan mempermudah siswa dalam belajar tari.

5. Diharapkan pada sekolah dapat menyediakan sound system atau spiker demi memperlancar proses pembelajaran tari.

6. Diharapkan kepada guru untuk mengidentifikasi karakteristik siswa sehingga mempermudah dalam mengajar.

7. Diharapkan kepada guru untuk lebih mengembangkan bahan ajar sehingga siswa tidak jenuh dalam pembelajaran.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan.2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustika, I Wayan.2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Lampung : Anugrah Utama Raharja.

Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ratu Idil M, Sultan . 2012. Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung. Bandar Lampung:Bukit Ilmu.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif dan kualitatif. Bandung : Alfabeta Trianto, 2010. Model Pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Unila. 2012. ‘Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung’. Universitas Lampung : Bandar Lampung.