Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) pada tahun 2009 telah mensahkan Standar
Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). SAK ETAP tersebut akan
berlaku efektif per 1 Januari 2011 namun penerapan sebelum tanggal efektif diperbolehkan.
Penggunaan SAK ETAP ini adalah ditujukan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik yakni entitas
yang 1) Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan, dan 2) Entitas yang menerbitkan
laporan keuanganuntuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik merupakan salah satu Standar Akuntansi yang
penggunaanya ditujukan untuk entitas usaha yang tidak memiliki akuntabilitas publik, seperti
entitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Secara umum SAK ETAP ini lebih mudah
dipahami dan tidak sekompleks SAK Umum. Selain adanya SAK ETAP tersebut, kemudahan lain
bagi UMKM dalam hal pembukuan akuntansi adalah semakin banyaknya software akuntansi
buatan dalam negeri maupun luar negeri yang telah secara khusus dirancang bagi UMKM
seperti Zahir dan Oracle.
Berdasarkan hal tersebut, maka menarik untuk dilakukan penelitian mengenai bagaimana
kualitas laporan keuangan yang selama ini dibuat oleh UMKM, apakah kualitas laporan tersebut
berpengaruh pada besaran kredit yang disetujui oleh bank, dan menilai bagaimana prospek dari
penerapan SAK ETAP di tahun 2011 terkait perbaikan kualitas laporan keuangan yang
didasarkan pada pemahaman yang dimiliki oleh pengusaha UMKM terkait SAK ETAP tersebut.

Hipotesis



H1a = Jenjang pendidikan terakhir berpengaruh positif terhadap persepsi



pengusaha terkait pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan bagi usahanya
H1b = Ukuran usaha berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha terkait



pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan bagi usahanya
H1c = Lama usaha berdiri berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha



terkait pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan bagi usahanya
H1d = Latar belakang pendidikan berpengaruh positif terhadap persepsi




pengusaha terkait pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan bagi usahanya
H2 = Kualitas laporan keuangan berpengaruh positif terhadap semakin



besarnya jumlah kredit perbankan yang diterima oleh UMKM
H3a = Pemberian informasi dan sosialisasi SAK ETAP berpengaruh positif



terhadap pemahaman pengusaha UMKM terkait SAK ETAP
H3b = Latar belakang pendidikan pengusaha berpengaruh positif tehadap



pemahaman pengusaha UMKM terkait SAK ETAP
H3c = Jenjang pendidikan terakhir pengusaha berpengaruh positif terhadap
pemahaman pengusaha UMKM terkait SAK ETAP

AKUNTANSI UNTUK UKM


Kebanyakan Usaha Kecil Menengah (UKM) tutup bukan karena tidak adanya 
pembukuan. Dalam benak mereka kadang bertanya “Kenapa kok sekarang modal saya 
habis?” , “Pelanggan makin banyak tapi kok ini untung apa rugi yah?”
Untuk usaha yang baru jalan, apalagi yang namanya usaha rintisan, segala sesuatunya 
di awal pasti dilakukan secara mandiri dari mulai produksi, pembukuan, marketing, dan 
lain­lain
Dalam proses pembukuan itulah kita memerlukan Akuntansi, fungsi sederhana dari 
akuntansi itu sendiri juga agar kita bisa:
1.

Apakah bisnis kita menguntungkan atau justru malah sebaliknya?

2.

Jika laporan keuangan kita bagus, kita pun akan lebih percaya diri
untuk mengajukan pendanaan kepada investor atau bank (Bankable).

 
Banyak hal yang lebih luas lagi yang bisa kita dapatkan dari laporan keuangan, namun 

dalam konteks UKM kita sederhana kan saja biar tidak terlalu rumit.
 
Dalam akuntansi UKM, laporan keuangan yang dibutuhkan itu terdiri dari Neraca, Laba 
Rugi, dan Arus Kas.
1.

Neraca, berisikan nilai Aset, kewajiban dan Modal suatu usaha dalam
suatu periode akuntansi.

2.

Laba Rugi, berisikan tentang aktivitas perusahaan berupa Penjualan,
Harga Pokok Penjualan dan Biaya -biaya yang terjadi .

3.

Laporan arus kas, berisi informasi mengenai kas masuk dan keluar
dalam periode akuntansi yang berjalan.