Rencana Strategis Aspek Input

ancaman adalah 1,68. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman-ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SDN 1 Ngadirejo berada pada titik 2,4; 1,68 berarti pada posisi atau kuadran SO strength – opportunities yang mengindikasikan perlu diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap peluang dari luar. Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut, maka rencana strategis yang perlu dibuat sebagai upaya peningkatan mutu sekolah untuk aspek output di SDN 1 Ngadirejo adalah: 1 Membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan; 2 Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik maupun non akademik; 3 Meningkatkan pelaksanaan pendidikan karakter; 4 Meningkatkan pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sesuai yang tertuang dalam kurikulum; 5 Membentuk jaringan alumni untuk diberdayakan dalam kegiatan sekolah.

4.3.5 Rencana Strategis Aspek Input

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO strength – opportunities, yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah Robbin Coulter, 2009. Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SDN 1 Ngadirejo. Renstra pertama, mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya kepedulian orang tua dan komite yang bagus terhadap pendidikan merupakan peluang bagi sekolah untuk bersama-sama membuat program pengembangan sarana prasarana yang sekarang masih banyak kekurangan. Disamping itu pendekatan dengan dinas pendidikan sangat diperlukan agar usulan bantuan baik berupa bangunan maupun sarana pendidikan bisa diwujudkan. Sekolah juga bisa melakukan terobosan-terobosan dengan mengajukan proposal kemanapun yang kira- kira ada peluang untuk memberi bantuan. Hal tersebut sangat diperlukan untuk melengkapi sarana prasarana seperti ruang kelas, ruang pimpinan, ruang laboratorium, mushola, aularuang serba guna, dan perangkat teknologi informatika. Kalau sarana prasarana pendidikan sudah memenuhi maka diharapkan mutu pendidikan di SDN 1 Ngadirejo akan lebih meningkat lagi. Renstra kedua, mengembangkan lingkungan sekolah menuju komunitas belajar melalui program 7K Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, Keamanan, Kenyamanan, dan Kekeluargaan. Pengembangan komunitas belajar di SDN 1 Ngadirejo bisa dimulai dengan menata lingkungan fisik melalui program 7K, sehingga nyaman dan kondusif untuk belajar. Bersamaan dengan itu, kebiasaan belajar ditumbuhkan melalui kegiatan gemar membaca. Guru dapat menugasi siswa untuk membaca buku yang relevan dengan topikmateri pelajaran yang dibahas, bisa ditugaskan secara individual atau kelompok yang penting membiasakan anak membaca. Pola tersebut mampu mendorong tumbuhnya komunitas belajar di sekolah. Renstra ketiga, memberdayakan guru dalam pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kinerja. Sekolah dengan jumlah siswa banyak secara otomatis bantuan operasional dari pemerintah juga banyak. Dana tersebut sebagian bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan guru dalam pelatihan- pelatihan yang dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan guru sehingga pada gilirannya diharapkan para guru dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan dapat memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya. Dengan kata lain, mereka dapat bekerja secara lebih produktif dan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya Renstra keempat, mengembangkan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar. Sekolah perlu memfasilitasi siswa dengan sarana belajar berbasis TIK agar siswa dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan sebagai sarana belajar sehingga bisa meningkatkan prestasinya di sekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa bisa mencari materi-materi pelajaran yang diperlukan melalui internet sehingga wawasan anak semakin luas. Renstra kelima, membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa. Dengan adanya siswa yang banyak dengan kemampuan yang beragam serta minat dan motivasi belajar siswa yang tinggi, maka sekolah perlu mengembangkan potensi siswa secara maksimal sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat siswa masing-masing. Sekolah perlu membentuk klub-klub prestasi sehingga siswa yang mempunyai bakat atau kemampuan yang lebih baik dalam bidang akademik, olah raga maupun seni dapat dikembangkan kemampuannya melalui klub-klub prestasi tersebut seperti klub bahasa dan sastra, klub sains, klub sepak bola, klub basket, klub seni dan lain-lain. Klub ini dikembangkan dibawah bimbingan seorang guru ataupun pelatih yang mempunyai kemampuan di bidang tersebut. Renstra keenam, dibentuk Tim Evaluasi program sekolah. Meskipun program sudah berjalan tetapi sekolah perlu membentuk tim evaluasi program yang tugasnya secara periodik mengevaluasi program sekolah untuk mengetahui prosentase ketercapaian program, apa target yang diharapkan, sejauh mana hasil yang sudah dicapai, kesenjangannya apa, dan pemecahannya bagaimana. Hasil dari evaluasi program tersebut bisa dijadikan dasar penyusunan program yang akan datang agar menjadi lebih baik.

4.3.6 Rencana Strategis Aspek Proses