Luas Serangan A Uji Infeksi Phaeophleospora sp. pada Klon Hibrid Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla

kategori resisten R karena dari angka statistik yang ditunjukkan pada setiap klon berada dalam kisaran 1-25.

4. Luas Serangan A

Luas serangan diperoleh dengan cara menghitung jumlah daun yang terserang pada setiap tanaman kemudian membaginya dengan jumlah seluruh daun dari setiap tanaman yang diamati. Pengamatan terhadap tanaman Eucalyptus spp. dilakukan selama 30 hari dengan selang pengamatan enam kali. Tabel 5. Rata-rata Luas Serangan A Pengamatan I-Pengamatan VI No Klon Luas Serangan A I II III IV V VI 1 IND 47 23,456b 34,644 35,460 32,440 32,386 2 IND 61 5,463a 23,55 31,579 32,668 30,593 3 IND 66 0 11,709ab 32,519 39,017 38,277 38,269 Keterangan : Angka yang diikuti huruf kecil yang tidak sama berbeda nyata pada taraf 5 berdasarkan uji DMRT, sedangkan yang tidak bernotasi menunjukkan tidak berbeda nyata. Gambar 5. Grafik Rata-rata Luas Serangan A Pengamatan I-Pengamatan VI Gejala serangan mulai ditunjukkan pada pengamatan II ± sepuluh hari setelah inokulasi. Ketiga klon IND 47, IND 61, dan IND 66 sudah menunjukkan Universitas Sumatera Utara gejala serangan akibat Phaeophleospora. Grafik yang ditunjukkan terus meningkat dari pengamatan III hingga pengamatan IV. Namun tidak semua klon sudah mencapai puncak serangan pada pengamatan IV karena pada klon IND 61 baru mencapai puncak pada pengamatan V ± 25 hari setelah pengamatan, sedangkan klon IND 47 dan IND 66 sudah menunjukkan penurunan pada grafik. Pada pengamatan VI, ketiga klon sudah menunjukkan penurunan grafik. Grafik pada gambar 7 menunjukkan puncak grafik ditunjukkan pada pengamatan IV lalu setelah itu perlahan-lahan menurun pada pengamatan V hingga pengamatan VI. Faktor yang menyebabkan penurunan serangan fungi Phaeophleospora ini bisa disebabkan karena umur bibit Eukaliptus semakin bertambah. Seperti yang diungkapkan oleh Bos 1994 yang menyatakan bahwa semakin tinggi umur tanaman maka akan memiliki ketahanan yang lebih besar dari umur yang lebih muda. Kesehatan tanaman juga memiliki pengaruh dalam menurunnya serangan fungi Phaeophleospora. Kesehatan tanaman dapat dikenali dari pertambahan tinggi tanaman dan pertambahan jumlah daun yang normal. Seperti diungkapkan Wahyu 2008 bahwa faktor lain dari inang yang berpengaruh terhadap kemungkinan terserangnya sutu penyakit adalah kesehatan tanaman inang. Tanaman yang sehat merupakan tanaman yang mempunyai pertumbuhan baik daun dan batang segar, batang lurus, dan tajuk lebat. Pengujian DMRT dilakukan sejak pengamatan II hingga pengamatan VI. Hal ini dilakukan karena pada pengamatan II mulai tampak perbedaan nyata dari hasil analisis data tabel 4. Seperti halnya pada intensitas serangan, hasil uji lanjut DMRT pada pengamatan II memperlihatkan bahwa klon IND 47 Universitas Sumatera Utara menunjukkan respon yang berbeda nyata terhadap serangan Phaeophleospora, namun tidak berbeda nyata dibandingkan dengan klon IND 66. Pengamatan III hingga pengamatan VI tidak menunjukkan perbedaan nyata dari hasil analisis data. Karena tidak menunjukkan perbedaan nyata dari hasil analisis data maka uji lanjutan DMRT tidak perlu untuk dilakukan pada pengamatan III dan pengamatan VI. Pada akhir pengamatan, angka-angka yang didapatkan adalah 32,386, 30,593, dan 38,269 pada klon IND 47, IND 61, dan IND 66. Bila dihubungkan dengan tabel penilaian tingkat luas serangan dan reaksi tanaman tabel 1 ketiga jenis klon ini termasuk dalam kategori agak resisten AR. Berarti dalam hal ini, klon-klon hibrid tesebut masih dalam kategori bisa menoleransi serangan penyakit. Hal ini sejalan dengan tujuan pengembangan Eukaliptus hibrida yang disebutkan dalam Uganda Tree Resources 2012 bahwa penggunaan klon Eukaliptus hasil hibrida ditujukan karena hasil hibrida ini lebih resisten terhadap hama dan penyakit yang mungkin menyerang pohon. Tidak semua tanaman pada ketiga klon menunjukkan gejala akibat Phaeophleospora. Tanaman pada IND 47 U3 sama sekali tidak menunjukkan gejala serangan pada seluruh daun tanaman tersebut. Hal ini membuktikan bahwa adanya sifat tanaman dapat berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Habeshaw 1984 dalam Sondang 2009 yang menyatakan walaupun inokulum diberikan pada waktu yang sama ke semua tanaman tetapi ketahanan tanaman tersebut berbeda-beda. Hasil analisis data pengamatan terakhir kedua parameter di atas, yaitu intensitas dan luas serangan, klon-klon IND 47, IND 61, dan IND 66, Universitas Sumatera Utara menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan terhadap infeksi Phaeophleospora. Hal ini berarti bahwa klon-klon itu mempunyai tingkat resistensi yang sama. Tingkat resistensi yang sama ini juga secara tidak langsung ditunjukkan oleh gejala penyakit Phaeophleospora yang timbul pada klon-klon tersebut. Gejala yang tampak pada klon-klon tersebut adalah sama, yaitu berupa bercak daun berwarna kemerahan pada permukaan atas daun dan adanya spora berwarna hitam pada bagian permukaan bawah daun. Penelitian ini tidak menggunakan klon-klon resisten sebagai pembanding. Hal ini disebabkan karena sampai saat ini belum ditemukan secara resmi klon-klon yang secara fisiologis resisten terhadap Phaeophleospora. Pengembangan klon-klon tanaman secara massal dimaksudkan untuk menghasilkan individu-individu tanaman yang mempunyai sifat beragam-ragam. Klon-klon yang mempunyai resistensi yang sama dapat berbahaya jika digunakan terus-menerus pada suatu areal tanam karena sifat resisten tersebut hanya dapat menghambat perkembangan patogen. Dalam hal ini patogen mempunyai potensi merusak di kemudian hari karena patogen juga berkembang untuk memahami karakteristik calon inangnya. Universitas Sumatera Utara KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Gejala pada daun yang diakibatkan Phaeophleospora pada tiga klon IND 47, IND 61, dan IND 66 hibrid turunan Eucalyptus grandis x Eucalyptus urophylla menunjukkan gejala yang sama. Gejala awal yang muncul adalah adanya titik kekuningan pada permukaan atas daun dan kemudian berkembang menjadi bercak. Gejala lanjutan berupa bercak daun berwarna kemerahan pada permukaan atas daun dan adanya spora berwarna hitam pada bagian permukaan bawah daun. 2. Hasil pengamatan terakhir menunjukkan ketiga klon IND 47, IND 61, dan IND 66 merupakan klon-klon yang tergolong resisten R pada pengukuran intensitas serangan IS. Pada pengukuran luas serangan A, ketiga klon tergolong agak resisten AR. Universitas Sumatera Utara 3. Hasil uji infeksi Phaeophleospora pada tiga klon IND 47, IND 61, dan IND 66 menunjukkan reaksi yang sama sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga klon yang digunakan mempunyai tingkat resistensi yang sama. Hal ini didukung oleh hasil analisis data yang tidak signifikan pada intensitas dan luas serangan. Saran Sebaiknya dilakukan penelitian lain mengenai patogen Phaeophleospora seperti, strain patogen, atau keragaman genetis patogen, atau keragaman virulensinya terhadap Eukaliptus. DAFTAR PUSTAKA Agrios G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Alfenas, A.C. Potential and Present Status of Eucalyptus and Acacia mangium in Northern Sumatera. Universidade Federal de Vicosa. Departamento de Fitopatologia. Brazil. Andjic, V., Hardy, G.E., Cortinas, M.N., Wingfield, M.J., Burgess, T.I. 2007. Multiple Gene Genealogies Reveal Important Relationships Between Species of Phaeophleospora Infecting Eucalyptus leaves. FEMS Microbiol Lett 268 2007 22–33. Barber, P.A. 2004 Forest Pathology: The Threat of Disease to Plantation Forests in Indonesia. Plant Pathology Journal, 3 2. pp. 97-104. Murdoch University. Bos, L. 1994. Pengantar Virologi Tumbuhan, Penerjemah Triharso. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Burgess, T.I., et al. 2004. First Report of Phaeophleospora destructans in China. Institute of Tropical Forestry, Londong, Guangzhou. China. Journal of Tropical Forest Science 182: 144-146 2006 Universitas Sumatera Utara Darwo. 1997. Evaluasi Hasil Inventarisasi Tegakan Eucalyptus urophylla di HTI. PT. Indo Rayon Utama, Sumatera Utara. Jurnal Konifera No.1Thn. XIIIApril1997. Kapisa. N., H. A. F. Mashud dan R. Harahap. 1999. Pemilihan Jenis Eucalyptus sp. Laporan Satu Tahun Setelah Penanaman. Buletin Penelitian Kehutanan. Balai Penelitian Kehutanan. Pematang Siantar. Khaeruddin, 1999. Pembibitan Tanaman Hutan Tanaman Industri HTI. Cetakan kedua. Penebar Swadaya. Jakarta. Nair, K. S. S. 2000. Insects Pest and Diseases in Indonesian Forest an Assessment of the Major Threats, Research Efforte and Literature. Center for International Forestry Research CIFOR. Bogor. Old, K.M., Wingfield, M.J. and Z.Q. Yuan, 2003. A Manual of Diseases of Eucalypts in South-East Asia. Center for International Forestry Research CIFOR, Bogor. Old, K.M., Pongpanich, K., Thu, P.Q., Wingfield, M.J., and Yuan, Z.Q. 2003. Phaeophleospora Destructans Causing Leaf Blight Epidemics in South East Asia. Poerwowidodo. 1991. Gatra Tanah dalam Pembangunan Hutan Tanaman di Indonesia. Penerbit Rajawali. Jakarta. Pratama, T. D. 2013. Pemetaan Potensi Simpanan Karbon Hutan Tanaman Industri Tegakan Eucalyptus spp. Studi Kasus di Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari, Tbk., Sektor Aek Nauli. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan. SAPPI. 2014. Tree Farming Guidelines for Private Growers. Southern Africa. Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Semangun, H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sembiring, K.A. 2009. Karakteristik Patogen Penyebab Penyakit Hawar Daun pada Daun Bibit Tanaman Eucalyptus spp. di PT Toba Pulp Lestari Tbk. Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan. Siahaan, L.A. 2010. Studi terhadap Penyakit Daun Eukaliptus di Kebun Percobaan PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli . [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan. Universitas Sumatera Utara Simpson, J.A., Xiao Y., H.Q. Bi. 2005. Phaeophleospora epicoccoides Leaf Disease of Eucalyptus in China. Australasian Mycologist 24 1: 13-14. Sinaga, S. N. 2003. Ilmu Penyakit Hutan. Penebar Swadaya. Jakarta. Sondang, L.M. 2009. Uji Infeksi Mycosphaerella spp. terhadap Bibit Eucalyptus spp. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan. Sutisna, U., T. Kalima dan Purmadjaja. 1998. Pedoman Pengenalan Pohon Hutan di Indonesia. Disunting oleh Soetjipto, N.W dan Soekotjo. Yayasan PROSEA Bogor dan Pusat Diklat Pegawai SDM Kehutanan. Bogor. Uganda Tree Resources. 2012. [http:ugandatreeresource.com][14 Januari 2015] Wahyu. 2008. Konsep Timbulnya Penyakit Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Wingfield, M.J. 2006. Survey of Plantation Diseases in The Kirinci and Lake Toba Areas Belonging to The April Group. University of Pretoria. Republic of South Africa. Wingfield, M.J. 2008. Evaluation of Nursery and Tree Health Problems in April Group Plantations in Kirinci and Lake Toba. University of Pretoria. Republic of South Africa. Wingfield, M.J. 2010. Nursery and Tree Health Evaluations in Plantations in North and South Sumatera. University of Pretoria. Republic of South Africa. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Data Intensitas Serangan IS Pengamatan I No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 2 IND 61 3 IND 66 Total Pengamatan II No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 7,5 26,032 12 13,333 12,5 7,1365 2 IND 61 3 IND 66 1,818 0,1818 Total 7,3183 Tabel ANOVA Universitas Sumatera Utara Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 331,102 165,551 6,3348 3.354 Galat 27 705,607 26,1336 Total 29 1036,71 Pengamatan III No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 21,5 0 31,111 10 10 22,5 26,190 15,556 17,5 15,4357 2 IND 61 5,744 22 17,778 8 8 5 5 5,179 7,6700 3 IND 66 12,5 14,545 7,5 10 10,909 12,727 15 5,454 8,8636 Total 31,9693 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 349,745 174,872 2,7584 3,354 Galat 27 1711,7 63,3962 Total 29 2061,44 Pengamatan IV No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 20 5 28,485 28,485 9 23,333 28,571 19,798 16,5 17,9172 2 IND 61 6,667 30 9 9 8,3333 8,3333 7,143 7,8476 3 IND 66 13 15,227 18,889 13,590 13,590 18,182 13,636 22 7,692 13,5806 Total 39,3455 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 510,236 255,118 3,503 3,354 Galat 27 1966,37 72,8286 Total 29 2476,61 Pengamatan V No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 17,333 10,5 23,916 7,381 7,821 17,778 28,571 15,944 13 14,2244 2 IND 61 6,039 27,818 15,944 8,333 8,333 7,381 6,111 8,929 8,8889 3 IND 66 13 14,762 20,444 12,308 7,381 18,182 10,308 17,333 7,253 12,0971 Universitas Sumatera Utara Total 35,2103 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 144,287 72,1434 1,2548 3,354 Galat 27 1552,74 57,5089 Total 29 1697,03 Pengamatan VI No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 16,667 18 21,846 7,363 7,692 13,905 28,571 15,385 14,167 14,3595 2 IND 61 5,556 20,357 14,564 8,531 8,531 6,25 5,556 8,762 7,8108 3 IND 66 11,111 15,238 18,667 10,833 6,25 16,364 12,667 12,917 16,392 12,0438 Total 34,2141 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 220,559 110,28 2,50 3,354 Galat 27 1190,83 44,1049 Total 29 1411,39 Universitas Sumatera Utara Lampiran 2. Data Luas Serangan A Pengamatan I No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 2 IND 61 3 IND 66 Total Pengamatan II No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 10,833 52,063 36 14 22,5 26,667 22,5 50 23,4563 2 IND 61 13,846 20 3,333 8 5,455 4 5,4634 3 IND 66 14,545 17,778 13,333 24 24 23,434 0 11,7091 Total 40,6288 Tabel ANOVA Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel Universitas Sumatera Utara Keragaman Bebas Kuadrat Tengah Perlakuan 2 1669,18 834,588 5,0173 3,354 Galat 27 4491,21 166,341 Total 29 6160,38 Pengamatan III No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 31 10 62,222 34 26 47,5 52,381 33,333 50 34,6437 2 IND 61 27,179 20 27 16,667 33,333 20 27,273 16,667 26,667 20,714 23,55 3 IND 66 25 41,818 31,389 36,667 38 38,909 47,273 22,5 21,818 21,818 32,5192 Total 90,7128 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 693,432 346,716 2,1152 3,354 Galat 27 4425,71 163,915 Total 29 5119,14 Pengamatan IV No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 32 15 56,970 34,667 27 46,667 57,143 35,152 50 35,4597 2 IND 61 34,667 18 34 28,462 33,939 36 37,622 23,333 38,333 31,429 31,5785 3 IND 66 26 47,424 42,778 47,692 46 49,091 47,832 33 27,273 23,077 39,0167 Total 106,055 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 276,808 138,404 0,8492 3,354 Galat 27 4400,58 162,985 Total 29 4677,39 Pengamatan V No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 34,667 21 47,832 29,524 23,462 35,556 57,143 31,888 43,333 32,4404 2 IND 61 36,235 14,762 46,364 30,769 31,888 33,333 36,264 22,143 42,778 32,143 32,6679 Universitas Sumatera Utara 3 IND 66 26 44,286 40,889 50,769 44,286 63,636 41,231 26 23,916 21,758 38,2771 Total 103,385 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 218,607 109,304 0,6316 3,354 Galat 27 4672,36 173,051 Total 29 4890,97 Pengamatan VI No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 33,333 40 43,692 26,374 23,077 27,810 57,143 30,769 41,667 32,3864 2 IND 61 33,333 13,571 33,929 27,143 36,410 25,594 35,294 31,25 38,889 30,515 30,5929 3 IND 66 25 42,857 37,333 50 37,5 63,636 42,667 22,5 23,077 38,118 38,2688 Total 101,248 Tabel ANOVA Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel Perlakuan 2 322,465 161,232 1,0802 3,354 Galat 27 4029,94 149,257 Total 29 4352,4 Universitas Sumatera Utara Lampiran 3. Data Perhitungan One way ANOVA Uji Lanjut DMRT Intensitas Serangan Menggunakan SPSS 21.0 Tabel Intensitas Serangan pada akhir pengamatan Pengamatan VI No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 16,667 18 21,846 7,363 7,692 13,905 28,571 15,385 14,167 14,3595 2 IND 61 5,556 20,357 14,564 8,531 8,531 6,25 5,556 8,762 7,8108 3 IND 66 11,111 15,238 18,667 10,833 6,25 16,364 12,667 12,917 16,392 12,0438 Total 34,2141 Oneway Descriptives Intensitas Serangan N Mean Std. Deviation Std. Error 95 Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound IND 47 10 14,359524 8,0104291 2,5331201 8,629208 20,089840 IND 61 10 7,810755 6,1426320 1,9424708 3,416581 12,204929 IND 66 10 12,043833 5,5150432 1,7440098 8,098609 15,989058 Total 30 11,404704 6,9762914 1,2736907 8,799714 14,009694 Descriptives Universitas Sumatera Utara Intensitas Serangan Minimum Maximum IND 47 ,0000 28,5714 IND 61 ,0000 20,3571 IND 66 ,0000 18,6667 Total ,0000 28,5714 Test of Homogeneity of Variances Intensitas Serangan Levene Statistic df1 df2 Sig. ,445 2 27 ,645 ANOVA Intensitas Serangan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 220,559 2 110,280 2,500 ,101 Within Groups 1190,831 27 44,105 Total 1411,391 29 Lampiran 4. Data Perhitungan One Way ANOVA Uji Lanjut DMRT Luas Serangan Menggunakan SPSS 21.0 Tabel Luas Serangan pada akhir pengamatan Pengamatan VI No. Klon Ulangan Rataan U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 1 IND 47 33,333 40 43,692 26,374 23,077 27,810 57,143 30,769 41,667 32,3864 2 IND 61 33,333 13,571 33,929 27,143 36,410 25,594 35,294 31,25 38,889 30,515 30,5929 3 IND 66 25 42,857 37,333 50 37,5 63,636 42,667 22,5 23,077 38,118 38,2688 Total 101,248 Oneway Descriptives Luas Serangan N Mean Std. Deviation Std. Error 95 Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound IND 47 10 32,386447 15,2058264 4,8085045 21,508854 43,264040 IND 61 10 30,592856 7,2300247 2,2863346 25,420808 35,764905 IND 66 10 38,268808 12,8172050 4,0531561 29,099932 47,437684 Total 30 33,749370 12,2508338 2,2366860 29,174834 38,323907 Universitas Sumatera Utara Descriptives Luas Serangan Minimum Maximum IND 47 ,0000 57,1429 IND 61 13,5714 38,8889 IND 66 22,5000 63,6364 Total ,0000 63,6364 Test of Homogeneity of Variances Luas Serangan Levene Statistic df1 df2 Sig. 1,318 2 27 ,284 ANOVA Luas Serangan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 322,465 2 161,232 1,080 ,354 Within Groups 4029,940 27 149,257 Total 4352,405 29 Universitas Sumatera Utara