Gambar 9
. Diagram proses fraksinasi massa dalam sedigraf Webb, 2002.
Ruang sampel Daerah pengukuran
Transmisi sinar Medium cair
Partikel di atas daerah pengukuran
Distribusi partikel homogen
Partikel di dalam daerah pengukuran
Partikel di bawah daerah pengukuran
Semua partikel berukuran lebih besar jatuh terlebih dahulu ke
daerah pengukuran
Kumpulan partikel berdasarkan
perbedaan ukuran
III. METODOLOGI PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia AnorganikFisik Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Februari sampai Mei 2016. Untuk identifikasi menggunakan Spektrofotometer IR
dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gajah Mada. Selain itu, dilakukan analisis
menggunakan instrumen SEM di Laboratorium Sentral Universitas Padjajaran dan PSA di
UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung.
B.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu alat-alat gelas, waterbath,
gelas-gelas plastik, pengaduk magnet, oven, pH universal, neraca analitik merek Airshwoth AA-160, Spektrofotometer IR, Particle Size Analyzer PSA Coulter
LS 1000, dan Scanning Electron Microscopy SEM.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu CaCl
2
anhidrat, Na
2
CO
3
, akuades, kertas saring, senyawa ekstrak gambir, senyawa ekstrak kemenyan, asam
benzoat, dan asam sitrat.
C.
Prosedur Penelitian
1.
Pembuatan Variasi Inhibitor
a.
Pembuatan Inhibitor Ekstrak Gambir dan Kemenyan Putih
Kemenyan Putih dan Gambir digiling dengan mortar sampai halus berbentuk serbuk. Kemudian untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada kemenyan
putih dan gambir, dilakukan karakterisasi gugus fungsi menggunakan spektrofotometer IR. Selanjutnya serbuk dibuat larutan ekstrak gambir dan
kemenyan putih dengan konsentrasi 1000 ppm menggunakan 3 perbandingan yakni 9:1; 9:9; dan 9:11.
Untuk perbandingan 9:1 sebanyak 0,9 g serbuk gambir dan 0,1 g serbuk kemenyan putih dilarutkan dengan akuades sehingga dihasilkan larutan dengan
volumenya mencapai 1 liter dalam gelas kimia. Larutan tersebut diaduk menggunakan pengaduk magnet selama 2-3 jam dengan suhu 90°C kemudian
larutan disaring menggunakan kertas saring. Larutan yang telah disaring tersebut adalah ekstrak kombinasi gambir dan kemenyan putih. Kemudian perlakuan yang
sama di lakukan untuk pembuatan larutan inhibitor gambir dan kemenyan putih dengan perbandingan 9:9 dan 9:11. Pebandingan yang paling efektif digunakan
untuk pembuatan inhibitor selanjutnya yang dikombinasikan dengan asam benzoat dan asam sitrat.
b. Pembuatan Inhibitor Ekstrak Gambir: Kemenyan Putih: Asam Benzoat:
Asam Sitrat
Perbandingan ekstrak gambir dan kemenyan putih yang paling efektif dikombinasikan dengan asam benzoat dan asam sitrat. Larutan inhibitor dibuat
dengan konsentrasi 2000 ppm menggunakan 3 perbandingan asam benzoat dan asam sitrat yakni 9:11; 9:9; dan 11:9.
Untuk pembutan inhibitor perbandingan 9:9 dengan cara menimbang sebanyak
0,5 g asam benzoat, 0,5 g asam sitrat, serta sejumlah g gambir dan kemenyan putih perbandingan yang paling efektif dilarutkan dengan akuades sehingga
dihasilkan larutan dengan volumenya mencapai 1 liter dalam gelas kimia. Larutan tersebut diaduk menggunakan pengaduk magnet selama 2-3 jam dengan suhu
90°C kemudian larutan disaring menggunakan kertas saring. Larutan yang telah disaring tersebut digunakan sebagai inhibitor kerak CaCO
3
.
2. Pengujian Inhibitor dalam Menghambat Pertumbuhan Kristal CaCO
3
Tahapan untuk menguji pengujian ekstrak gambir dan kemenyan putih serta ekstrak gambir dan kemenyan putih dengan tambahan asam benzoat dan asam
sitrat sebagai inhibitor dalam pengendapan kristal CaCO
3
dengan metode unseeded experiment
dilakukan dengan rangkaian percobaan sebagai berikut: