HUBUNGAN STAIN GIGI DENGAN BODY IMAGE PADA PEROKOK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(1)

i

HUBUNGAN STAIN GIGI DENGAN BODY IMAGE PADA PEROKOK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

NURINTAN FITRIANI NIM. 201210420311014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016


(2)

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Nurintan Fitriani NIM : 201210420311014 Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Stain Gigi dengan Body Image pada Perokok Di Universitas Muhammadiyah Malang.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, Juli 2016 Yang Membuat Pernyataan

Nurintan Fitriani NIM. 201210420311014


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT, berkat Rahmat dan Hidayah Nya maka penulis dapat meneyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Stain Gigi Dengan Body Image Pada Perokok Di Universitas Muhammadiyah Malang”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan sebagai dosen penguji 1 yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Nur Aini, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai dosen pembingbing I yang dengan

baik dan sabar dalam membimbing saya untuk mewujudkan skripsi ini. 4. Ibu Nur Lailatul Masruroh, S.Kep, Ns, MNS sebagai dosen pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Sri Sunaringsih Ika W, SKM., MPH sebagai dosen penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.


(5)

v

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan Ilmunya.

7. Kepada responden yang telah bersedia dan memberikan kepercayaan untuk ikut serta dalam penelitian ini.

8. Kedua orang tua dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil serta do’a yang tidak terhenti hingga saat ini saya bisa menyelesaikan kuliah sarjana keperawatan tepat waktu di Universitas Muhammadiyah Malang.

9. Teman- teman PSIK A 2012 yang telah memberikan bantuan, motivasi dan do’a dalam penyusunan skripsi ini.

10. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas do’a dan dukungannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga peneliti mengharapkan adanya saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak khususnya dibidang kesehatan.

Malang, Juli 2016


(6)

vi

RELATIONSHIP OF TEETH STAIN WITH BODY IMAGE IN SMOKERS IN UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MALANG

Nurintan Fitriani1 ; Nur Aini2 ; Nur Lailatul Masruroh3 ABSTRACT

Background :Teeth stain is a pigmented deposite attached on the smoker tooth surface. Body image is how someone evaluate their appearance. Smoking is a life style reported as one of the cause teeth stain among smokers.The aim of this study is to determine the relationship of teeth stain with body image in smokers in University of Muhammadiyah Malang.

Methods: The method of this research is Cross Sectional method. The study was conductetd on 14 June 2016 at the University of Muhammadiyah Malang. The subject were 45 students who consume cigarette taken by Snowball sampling technique. The research instrument is an observation sheet to observe teeth stain and body image using OHIS (Oral Hygine Indek Simplified) and OBCS (Objectified Body Consciuouness Scale). Data were analyzed using Correlation Pearson test.

Result: The results of this study showed that the teeth stain of 26 respondents was moderate and 20 respondents have moderate body image. Correlation Pearson Test results is using SPSS obtained p = 0.041 < α = 0.05 and r = 0.306 with a significance value α = 0.05, which means that H1 is accepted. We can conclude that there is a relationship between teeth stain and body image in smokers, with moderate correlation strength values.

Discussion: Teeth stain have a negative impact on body image because it can disturb the appearance. Therefore, suggested to the smokers respondents for frequent dental care and brushing teeth twice a day to reduce the formation of dental stains.

Keywords: Cigarette, Teeth stain, body image.

1. Student of Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

2. Lecture Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.

3. Lecture Nursing Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang.


(7)

vii

HUBUNGAN STAIN GIGI DENGAN BODY IMAGE PADA PEROKOK DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Nurintan Fitriani1 ; Nur Aini2 ; Nur Lailatul Masruroh3

ABSTRAK

Latar Belakang: Stain gigi merupakan deposit berpigmen yang menempel pada permukaan gigi perokok. Body image merupakan penilaian seseorang terhadap penampilannya sendiri. Merokok salah satu gaya hidup yang dilaporkan sebagai penyebab stain gigi terbanyak pada perokok. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara stain gigi dengan body image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang.

Metode: Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 14 Juni 2016 di Universitas Muhammadiyah Malang. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang merokok dengan jumlah responden 45 orang. Tehnik sampling menggunakan Snowball. Instrument penelitian stain gigi menggunakan OHIS (Oral Hygine Indek Simplified) dan body image menggunakan OBCS (Objectified Body Consciuouness Scale). Analisa data menggunakan Uji Korelasi Pearson.

Hasil: Sebanyak 26 responden yang memiliki stain gigi sedang dan 20 responden dengan body image sedang. Hasil Uji Korelasi Pearson dengan bantuan SPSS, diperoleh p = 0.041 < α = 0.05 dan r = 0.306 dengan nilai signifikan α = 0.05 sehingga H1 diterima artinya ada hubungan stain gigi dengan body image pada perokok, dengan nilai kekuatan hubungan moderat atau sedang.

Diskusi : Stain gigi memberikan dampak negatif pada body image karena dapat mengganggu penampilan. Oleh karena itu disarankan pada responden yang merokok untuk sering melakukan perawatan gigi dan menyikat gigi 2 kali sehari, sehingga bisa mengurangi pembentukan stain gigi.

Kata Kunci : Rokok, Stain gigi, Body image.

4. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Keaslian Tulisan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Abstack ... vi

Abstrak ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar... ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis... ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rokok ... 10

2.1.1 Definisi Rokok ... 10

2.1.2 Komponen Rokok ... 11

2.1.3 Kategori Perokok ... 12

2.1.4 Faktor yang Memepengaruhi Kebiasaan Merokok ... 13

2.1.5 Akibat Merokok ... 14

2.2 Stain Gigi ... 15

2.2.1 Definisi Stain Gigi ... 15

2.2.2 Etiologi Stain Gigi ... 16

2.2.3 Diskolorasi Stain Gigi ... 18

2.2.4 Klasifikasi Stain Gigi. ... 20

2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Stain Gigi ... 25

2.2.6 Pencegahan Stain Gigi ... 28

2.2.7 Pengukuran Stain Gigi ... 34

2.3 Body Image... 35

2.3.1 Definisi Body Image... ... 35

2.3.2 Dimensi Body Image... ... 36

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Body Image... ... 39

2.3.4 Komponen Body Image... ... 44

2.3.5 Gangguan Body Image... ... 45


(9)

ix

2.4 Hubungan Stain Gigi dengan Body Image... ... 51

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep ... ... 53

3.2 Penjelasan Kerangka Konsep... ... 54

3.3 Hipotesis Penelitian... ... 54

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 55

4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 55

4.3 Populasi, sampel dan Sampling ... 57

4.3.1 Populasi ... 57

4.3.2 Sampel... 57

4.3.3 Teknik Sampling ... 57

4.4 Variabel Penelitian ... 58

4.4.1 Variabel Independen... .. 58

4.5.2 Variabel Dependen... ... 58

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

4.6 Definisi Operasional ... 59

4.7 Instrumen Penelitian ... 60

4.8 Validitas dan Realibilitas ... 63

4.8.2 Uji Validitas... ... 63

4.8.2 Uji Reliabilitas... ... 64

4.9 Prosedur Pengumpulan dan pengolahan Data ... 65

4.9.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 65

4.9.2 Alur Penelitian ... 66

4.9.3 Prosedur Pengolahan Data ... . 67

4.10 Analisa Data... ... 67

4.10.1 Analisis Univariat ………….. ... 67

4.10.2 Analisis Bivariat ... 68

4.11 Etika Penelitian... . 69

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Responden ... 71

5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Usia Awal Merokok, Frekuensi Menggosok Gigi, Penggunana Obat Kumur, Frekuensi Konsumsi Kopi, Teh, Soft Drink dan Perawatan Gigi ... 71

5.1.2 Identifikasi Stain Gigi Pada Perokok di Universitas Muhammadiyah Malang... . 73

5.1.3 Identifikasi Gambaran Body Image Pada Perokok di Universitas Muhammadiyah Malang ... 73

5.2 Analisa Data... ... 74

5.2.1 Hasil Uji Normalitas... ... 74

5.2.2 Hasil Analisa Data Hubungan Stain Gigi dengan Body Image Pada Perokok di Universitas Muhammadiyah Malang ... ... 75


(10)

x

BAB VI PEMBAHASAN (TIDAK ADA YANG PERLU DIBAHAS)

6.1 Stain Gigi Pada Perokok ... 77

6.2 Body Image Pada Perokok... . 79

6.3 Hubungan Stain Gigi Dengan Body Image Pada Perokok ... 80

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 82

6.5 Implikasi Keperawatan... 83

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan... ... 84

7.2 Saran... ... 84 DAFTAR PUSTAKA


(11)

xi DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Definisi Operasional ... 59

Tabel 4.2 Tabel Indeks Gigi yang Mewakili Segmen ... 60

Tabel 4.3 Kriteria Skor Debris dan Kalkulus OHIS Indeks Debris dan Kalkulus ... 61

Tabel 4.4 Tabel Pencatatan Indeks Debris dan Kalkulus ... 61

Tabel 4.5 Tabel Kriteria Skor OHIS ... 62

Tabel 4.6 Tabel Skoring Data Variabel Dependen ... 62

Tabel 4.7 Tabel Kisi-kisi Kuesioner Body Image ... 62

Tabel 4.8 Tabel Kategori Skor Variabel Dependen Body Image ... 63

Tabel 4.9 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi Pearson ... 69

Tabel 5.1 Tabel Karakteristik Responden ... 72

Tabel 5.2 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Identifikasi Stain Gigi ... 73

Tabel 5.3 Tabel Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Identifikasi Body Image ... 74

Tabel 5.4 Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Test Pada Stain Gigi dengan Body Image ... 74

Tabel 5.5 Tabel Hasil Cross Tabulation Hubungan Antara Stain Gigi dengan Body Image ... 75

Tabel 5.6 Tabel Uji Analisa Data Korelasi Pearson Hubungan Antara Stain Gigi dengan Body Image ... 76


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Rokok ... 11

Gambar 2.2 Stain Gigi ... 15

Gambar 2.3 Bagan Proses Pembentukan Stain Gigi pada Perokok ... 20

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 53

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ... 56

Gambar 4.2 6 Segmen Gigi ... 60

Gambar 4.3 Skor Debris dan Kalkulus OHIS ... 60


(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Peneliti ... 92

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) ... 93

Lampiran 3 Lembar Identitas Responden ... 94

Lampiran 4 Lembar Kuesioner Body Image ... 95

Lampiran 5 Lembar Observasi Stain Gigi ... 97

Lampiran 6 Tabulasi Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 98

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas ... 99

Lampiran 8 Hasil Uji Reliabilitas ... 100

Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas ... 101

Lampiran 10 Tabulasi Data Kuesioner Body Image ... 102

Lampiran 11 Tabulasi Data Stain Gigi ... 104

Lampiran 12 Tabel Frekuensi ... 106

Lampiran 13 Tabel Crosstab ... 107

Lampiran 14 Tabel Hasil Analisa Data Korelasi Pearson ... 108

Lampiran 15 Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian ... 109

Lampiran 16 Lembar Konsultasi ... 110

Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian ... 115


(14)

86

DAFTAR PUSTAKA

Abbott D. Bree, Bonnie L. Barber. (2010). Embodied image: Gender differences infunctional and aesthetic body image among Australian adolescents. Murdoch University, School of Psychology, Western Australia. Journal Body Image Vol. 7, No 22.

Aini Nurul BA. (2013). Faktor-faktor Psikologis yang Menentukan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Kedokteran Di Universitas Hasanuddin Makassar. Skripsi.

Universitas Hasanuddin Makassar.

Anonim. (2009). Makalah Manfaat dan Bahaya Kandungan Kafein dalam Kopi. Makassar. Anson Martin, Veale David, Miles Sarah. (2015). Appearance Comparation in

Individuals With Body Dysmorphic Disorder and Controls. Journal Body Image.

Vol. 2, No. 15.

Arikunto, S. (2006). Prosedus Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Baheiraei Azam, Zeinab Hamzehgardeshi, Mohammad Reza Mohammadi, Saharnaz Nedjat, and Eesa Mohammadi. (2013). Personal and Family Factors Afecting Life time Cigarette Smoking Among Adolescents in Tehran (Iran): A Community Based Study. Oman Medical Journal. Vol. 28, No. 3.

Berg P.A. Mond J, Eisenberg M, Ackard D, Naumark Sztainer N. (2010). The Link Between Body Dissatisfaction And Self Esteem in Adolescents: Similiarities Across Gender, Age, Weight Status, Race/Ethnic, and Socioeconomic Status.

Journal of Adolescent Health. Vol. 2, No.40.

Caulai Marci MC, Mintz Laurie, Gleen Audrey A. (2008). Body Image, Self Esteem, and Depression Proneness: Closing the Gender Gap. Journal Body Image. Plenum Publishing Corporation. Southern Illinosis University. Vol. 18, No. 7.

Elsevier Mosby. (2004). Nursing Intervention Classification. Fifth Edition

Erol R.Y, Orth U. (2011). Self Esteem Development From Age 14-30 Years : A Longitudinal Study. Journal of Personality and Social Psikology. Vol. 3, No. 101. Evelise M. Souza, Rached RN, Majur RF, Vieira S. (2012). The Effect Of at Home

Bleaching and Tooth Brushing on Removal of Coffee and Cigarette Smoke Stains and Color Stability of Enamel. Journal Of American Dental Assosiotion. Vol. 4, No. 8.


(15)

87

Fatiharani Dewi Putti. (2008). Pengaruh Konsumasi Permen Karet yang Mengandung Xylitol Terhadap Pembentukan Plak Gigi. Jurnal Karya Tulis Ilmiah. Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Universitas Diponegro Semarang. Frisen Ann, Kristina Holmqvist. (2010). What Characterizes Early Adolescents With A Positive Body Image? Aqualitative Investigation of Swedish Girls And Boys. Journal Body Image. Department Of Psychology, Universityof Gothenburg. Vol. 7, No. 205.

Gisela Astrid Herabadi. (2007). Hubungan Antara Kebiasaan Berpikir Negatif Tentang Tubuh Dengan Body Esteem dan Self Esteem. Jurnal Sosial Humanoria. Vol. 11, No. 18.

Greenleaf C., Greer R. (2006). Disordered Eating Attitudes and Self Objectification Among Physically Ativity. The Journal of Psycology. Vol. 2, No. 20.

Health Article. (2008). ‘’Teeth Stains Can Impact More Than Your Appearance and Self Confidence’’

Henggaryadi Galuh. (2010). Hubungan Antara Body Image Dengan Harga Diri Pada Remaja Priayang Mengikuti Latihan Fitness dan Kebugaran. Jurnal Body Image.

Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. Ibiyemi and Taebi. (2011). Psycosocial Aspect Of Anterior Tooth Discoloration Among Adolescents In IGBO-ORA, SouthWestern Nigeria. Depatement of Periodontology and Community Dentistry, University of Ibadan. PMB 5017, GPO Dugbe. Vol. 9, No. 2.

Ibrahim Kartika, Shirley E. S. Kawengian, Paulina N. Gunawan. (2015) Pengaruh Pemberian Jus Buah Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill) Terhadap Pembersihan Stain Ekstrinsik Pada Resin Komposit. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-GiGi (eG), Vol. 3, No.2.

Joyner Andrew. (2006). The Bleaching of teeth: A review of the Literature. Journal of Dentistry. Vol. 4, No. 6.

JunaifriAndi Rindi Antika. (2013). Pengaruh Rokk dan Minuman Berwarna Terhadap Pembentukan Stain di Kabupaten Barru, Makassar. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.

Kemala, Indri Nasution. (2007). Makalah Perilaku Merokok Pada Remaja. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Riset Kesehatan Dasar Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Kim Kyung Yun, Cha Hyun Nam. (2016). Effects of Body Image Satisfaction and Interpersonal Relationship on Depression Among Nursing Students in Korea.


(16)

88

Department of Nursing, College of Natural Science, Andong National University. Journal of the Korea Academia-Industrial. Vol. 17, No. 2.

Merran Watt, Lina A, Ricciardelli. (2012). A Qualitative Study of Body Image and Apparance Among Men of Chinese and Australia. Journal Body Image. School of Psychology. Vol. 9, No.8.

Mousa Tamara, Hayder A. Al-Domi, Musa A. Jibril, Rima H. Mashal. (2010). Body Image Dissatisfaction Among Adolescentin Jordan. Department of Nutrition Food Science, Counselingand Special Education, Universityof Jordan. Journal Body Image. Vol 7, No. 46.

Mulyawati Yenny. (2008). Tips Kesehatan Gigi dan Mulut. Artikel. Subdit Gizi Klinis. Direktorat Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan RI.

Mumpuni Yekti Erlita Pratiwi. (2013). 45 Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan Mulut. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Naing Nyi Nyi, Zulkifli Ahmad, Razlan Musa, Farique Rizal Abdul Hamid, Haslan Ghazali, Mohd Hilmi Abu Bakar. (2004). Factors Related to Smoking Habits of Male Adolescents. Department of Community Medicine, School of Medical Sciences Universiti Sains Malaysia, 16150 Kubang Kerian, Kelantan, Malaysia.

Tobacco Induced Diseases. Vol. 2, No. 3.

Nisa Zakiyyatun Arina, Sofiani Erma. (2014). Pengaruh Jenis Madu Terhadap Perubahab Warna Enamel Gigi (In Vitro). Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Notoadmojo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Oktafiana Intan Adiyanto. (2009). Pengaruh Lama Perendaman Gigi Dengan Jus Buah Pir (Pyrus Communis) Terhadap Perubahan Warna Gigi Pada Proses Pemutihan Gigi Secara Invintro. Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang.

Pambudi Santoso, Devi Rianti, Asti Meizarini. (2009). Kekerasan Permukaan Email Setelah Aplikasi Gel Karbamid Peroksida 10% dan Pasta Buah Strowbery.

Dentofacial Jurnal.Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya Indonesia. Vol. 8. No. 2.

Paramita Dian. (2015). Pemanfaatan Baking Soda Untuk Membersihkan Stain Pada Gigi Perokok Di Puskesmas Karang Pule. Akademi Kesehatan Gigi Karya Adi Husada Mataram. Jurnal. GaneÇ Swara Vol. 9, No.2.

Patel N Dharti. (2015). Tooth Discoloration. Journal Departement of Oral and Maxillofacial Pathology,Radiology and Medicine. New York University Collage of Desintry. Vol.2, No.5.


(17)

89

Paula F. Delcides, Junior, Nadia CM, Santose, Erika T. (2009). Psychosocial Impact Of Dental Esthetics on Quality Of Life in Adolescents. Journal Association Body Image, Self Image, and Oral Helath. Federal University of Golas, Brazil. Vol. 79, No. 6. Pirollo Rodrigo, Rafael Francisco, Gisele Maria, Carla Castiglia, Adilson. (2014). Effect

of coffee and cola based soft drink on the color stability of bleached bovine incisors considering the time elapsed after bleaching. Journal Ordntological. Brazil; Vol. 22, No. 6.

Putri Amin Sinaga, dr B.S Lampus, Ni Wayan Mariati. (2014). Gambaran Pengetahuan Stain Gigi Pada Perokok Di Kelurahan Bahu Lingkungan V. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-GiGi (eG), Vol. 2, No. 2.

Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. (2010). Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Preventive Dentistry. Jakarta : Buku Kedokteran. EGC. Prasetyo AE.(2005). Keasaman Minuman Ringan Menurunkan Kekerasan Permukaan

Gigi. Dentine Journal. Vol. 38, No.2.

Prasodjo Mageon, S. A. (2004). Gigi Sehat mulut terjaga. Thinkfresh: Yogyakarta.

Rahmania P.N, Yuniar Ika C. (2012). Hubungan Antara Self Esteem Dengan Kecenderungan Body Dysmorphic Disorder Pada Remaja Putri. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Vol. 1, No. 2.

Resah Ariana Taufiah, Gunawan Wibisono, Rahmawati Sri Praptiningsih. (2014). Pengaruh Perasan Buah Lemon Terhadap Peningkatan Warna Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung. Medali Jurnal. Vol. 2 Edisi 1. Rhunie Septianie Mulyadi, Qurotul Uyun. (2007). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Perilaku Merokok Pada Remaja Putri. Skripsi. Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar. (2010). Masalah dan Prevalensi Merokok di Indonesia. Santrock, John W. (2007). Remaja. Edisi 11. Jakarta; Erlangga.

Sarwono, S.W. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sartika Shinta L, Shirley E. S. Kawengian, Ni Wayan Mariati. (2015). Efektifitas Berkumur Dengan Air Seduhan Teh Hijau Dalam Menurunkan Akumulasi Plak. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-GiGi (eG), Vol. 3, No. 2.

Satiti Alfi. (2009). Strategi Rahasia Berhenti Merokok. Yogyakarta: Datamedia. Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantatif kualitatif R&D. Bandung : Alfabeta.


(18)

90

Sujarweni, W. (2014). Panduan Penelitian Keperawatan dengan SPSS. Yokyakarta : Pustaka Baru Press.

Susila & Suyanto. (2014). Metodologi Penelitian Cross Sectional Kedokteran dan Kesehatan. Klaten: Boss Script.

SuwakburSuharyanti. (2015). Perbandingan Efektifitas Buah Stroberi (Fragaria x annanassea) Dengan Buah Tomat (Lucopersicon esculentum mill) Sebagai Bahan Alami Pemutih Gigi Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.

Suzanne L Tyas, Linda L Pederson, Dusenbury L, Kerner JF, Jarvis MJ, Stapleton JA. (2015). Psychosocial Factors related to Adolescent Smoking. Centre on Aging University of Manitoba Canada. Department of Community Health and Preventive Medicine. Morehouse School of Medicine, Atlanta, Georgia, USA. Tobacco Control. Vol. 7, No. 4.

Syamsi A, Ganatra H. A, Naqvi H. (2008). Body dismorphic disorder : gender differences and prevalence in a Pakistan medical student population. Journal BMC Psychiatry. Vol. 8, No. 20.

Szarewski A, Jarvis MJ, Sasieni P, Anderson M, Edwards R, Steele SJ. (2009). Facts Health Risks of Smoking : from A to V. Health Promotion Unit Tobcco Use Prevention Program. 1-866-726-9926.

Taqui AM, Shaikh M. Gowani, Shahid F, Khan A, Tayyeb, Satti. (2008). Self Esteen in Body Dysmorphic Disorder; Study in Pakistan. Journal Body Image. Vol. 1, No. 38. Terezhalmy GT, Walters PA, Bartizek RD, Grender JM, Biesbrock AR. (2008). A Clinical Evaluation of Extrinsic Stain Removal: A Rotation-Oscillation Power Tooth Brush Versus a Dental Prophylaxis. Journal Contemp Dentine. Vol. 2, No. 4. Watts, M. Addy, S. (2009). Tooth Discolouration and Staining: A Review Of The

Literature. Britis Dental Journal Vol. 190, No. 6.

Wetherall Chasles F. (2008). Read This Book and Stop Smoking. Publishing: Allianche. WHO-LDUI. (2009). Dampak Tembakau dan Pengendaliannya di Indonesia. Lembar Fakta

Untuk Masukan Kebijakan. Jakarta.

Widodo Sugeng Agustinus, Pratitis Titi Niken. (2013). Citra Tubuh, Harga Diri dan Interaksi Sosial Ditinjau Dari Status Ekonomi Orang Tua. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia. Vol. 2, No. 2.

Winarti, S. (2006). Minuman Kesehatan. Tribus Agrisarana, Surabaya.

Yoon Nyung SoonRN, Soon Bok E, Park RN, Yun jeong Yi RN, Wen ying Cui RN, Bora Nam RN. (2011). Prevalence and Risk Factors of Adolescents Smoking: Difference Between Korean And Chinese. Journal adolescents. Department of


(19)

91

Nursing Yan bian University of Science and Technology China and College of Nursing Seoul National University South Korea. 189-195.

Yu Xiaoyan, Kiehne Melanie, Mellor David, Lina A. Ricciardelli, Marita P.Mc Cabe,Yangang Xu. (2010). Body Dissatisfaction, Engagement in Body Change Behaviors and Sociocultural Influences on Body Image Among Chinese Adolescents. Sichuan Normal University, Chengdu, China. Journal Body Image.


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Merokok merupakan suatu masalah di lingkungan masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial, ekonomi maupun kesehatan bahkan menyebabkan kematian. Merokok merugikan kesehatan baik perokok aktif maupun perokok pasif karena dapat menyebabkan banyak penyakit, seperti penyakit pada gigi dan mulut, system kardiovaskuler, system respirasi, kanker serta masalah kesehatan lainnya seperti impotensi, gangguan kehamilan dan bayi lahir prematur (Kemenkes RI, 2011).

Secara nasional, rata-rata jumlah batang rokok yang di hisap setiap hari adalah 1-10 batang (52,3%), sekitar dua dari lima perokok saat ini rata-rata menghisap sebanyak 11-20 batang perhari. Sedangkan prevalensi yang menghisap 21-30 batang perhari atau lebih dari 30 batang perhari masing-masing sebanyak 4,7% dan 2,1%. Provinsi dengan rata-rata penduduk yang merokok 1-10 batang perhari paling tinggi di Maluku 69,8%, kemudian disusul oleh Nusa Tenggara Timur 68,7%, Bali 67,8%, Nusa Tenggara Barat 35,5% dan Jawa Timur 31,4% (Riskesdas, 2010). Sedangkan menurut WHO (2009) jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,3 milyar orang. Indonesia menduduki posisi ke 3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah China dan India dan lebih dari 50 juta orang di Indonesia yang membelanjakan uangnya secara rutin hanya untuk membeli rokok.

Merokok merupakan salah satu faktor penyebab penyakit periodontal karena kandungan yang terdapat pada rokok dapat mengiritasi rongga mulut dan menjadi salah


(21)

2

satu faktor penyebab stain dan berdampak lebih lanjut pada karies gigi. Adanya hasil pembakaran seperti nikotin, tar, dan karbon monoksida menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan stain mudah terbentuk. Selain itu didalam asap rokok terdapat minyak cengkeh (eugenol) yang mempunyai efek anti inflamasi dan topikal anestesi yang menyebabkan perokok jarang merasa sakit gigi meskipun menderita karies gigi (Wetherall, 2008).

Warna normal pada gigi adalah kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan atau putih kekuning-kuningan. Warna gigi pada setiap orang memang bervariasi, hal tersebut ditentukan oleh transluensi dan ketebalan email, warna dan ketebalan dentin yang melapisi gigi, serta warna pulpa itu sendiri. Berbagai faktor yang mempengaruhi warna gigi baik instrinsik maupun ekstrinsik dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi akibat penumpukkan noda atau stain (Joyner, 2006).

Stain adalah deposit berpigmen yang berwarna kuning sampai kecoklatan yang terdapat pada permukaan gigi. Stain merupakan masalah estetik yang gejala awalnya tidak menyebabkan peradangan pada gingival. Apabila tidak dibersihkan, plak akan mengeras dan membentuk kalkulus (karang gigi) yang dapat merambat ke akar gigi, akibatnya gusi akan mudah berdarah, gigi gampang goyah, dan mudah tanggal (Mumpuni, 2013). Pembentukan stain pada gigi dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti penggunaan obat kumur, mengkonsumsi makanan dan minuman berwarna, kopi, teh,

soft drink, makanan yang banyak mengandung asam, glukosa dan ditambah lagi dengan oral hygiene yang buruk dapat menyebabkan pembentukan stain, plak dan kalkulus pada gigi, akibatnya gusi mudah infeksi. Jika dibiarkan, akan mengarah pada komplikasi lain, misalnya karies gigi, penyakit periodontal, bau mulut (halitosis), bibir pecah-pecah


(22)

3

(keilosis), sariawan (stomatitis), peradangan lidah (glosisitis), dan gingivitis (Winarti, 2006 ; Mumpuni, 2011).

Pada umumya penilaian orang lain pertama kali adalah dari segi penampilan terutama senyuman. Penampilan estetik gigi merupakan perhatian utama bagi sebagian besar orang, hal kecil tapi dampaknya sangat besar terhadap penampilan secara keseluruhan. Memiliki senyuman indah dengan gigi putih adalah idaman semua orang karena selain bibir, gigi juga memegang peranan penting. Memiliki gigi yang sehat dan putih membuat seseorang merasa lebih muda dan percaya diri. Perubahan warna gigi dapat menimbulkan persoalan dalam hal penampilan yang memberikan dampak psikologi yang cukup besar, terutama apabila terjadi pada gigi anterior. Tuntutan memperindah penampilan inilah yang sering membuat seseorang melakukan perawatan pada giginya. Perubahan warna gigi secara fisiologis dapat terjadi karena faktor umur. Bertambahnya umur seseorang mengakibatkan dentin gigi semakin menebal. Akibat

deposisi dentin sekunder dan dentin reparetik, sehingga menghasilkan perubahan warna pada permukaan gigi dan rokok merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stain

(Junaifri, 2013).

Stain gigi dapat memberikan kesan negatif dalam hal penampilan dan citra tubuh individu dimana citra tubuh (Body image) merupakan persepsi dan penilaian seseorang mengenai penampilan fisiknya, dan bagaimana sebenarnya mereka tanpak di depan orang lain. Body image terdiri atas komponen afeksi, kognitif, dan tingkah laku. Komponen afektif berhubungan dengan perasaan atau kepuasan individu terhadap penampilan fisiknya. Komponen kognitif berhubungan dengan keyakinan individu mengenai bentuk dan penampilan fisik. Komponen tingkah laku mencakup pada kegiatan yang dilakukan


(23)

4

untuk memelihara atau mempertahankan penampilan tubuhnya. Apabila seseorang memiliki self esteem yang tinggi, maka mereka mengembangkan body image positif mengenai diri mereka sehingga mereka merasa puas dengan penampilan fisik yang dimiliki dan apabila memiliki self esteem yang rendah maka persepsi body image akan negatif (Rahmania & Yuniar, 2012).

Permasalahan mengenai body image pada remaja merupakan perilaku yang bertentangan dengan salah satu tugas perkembangan yang seharusnya dilaksanakan pada masa remaja, yaitu menerima kondisi fisik serta memanfaatkan tubuhnya secara efektif karena remaja dituntut untuk bisa melalui salah satu tugas perkembangan dengan menerima kondisi fisiknya serta memanfaatkannya secara efektif. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian yang terjadi pada sebagian remaja yang memiliki persepsi

body image negatif karena mereka akan selalu merasa tidak puas dengan kondisi fisiknya dan rela melakukan apasaja untuk memenuhi keinginan berpenampilan bagus di depan umum (Sarwono, 2010; Santrock, 2007).

Distorsi body image dan ketidakpuasan tubuh pada remaja yang berlebihan dapat berkembang menjadi suatu gangguan yang disebut Body Dismorphic Disorder (BDD), yaitu preokupasi mengenai kerusakan dalam penampilan fisik dan menyebabkan disstres dan penurunan fungsi sosial. Sebanyak 1-1,5% populasi di dunia memiliki kecenderungan BDD dan prevalensi lebih tiinggi pada Negara-negara yang lebih mementingkan penampilan fisik (Syamsi A et al,. 2008).

Penelitian yang dilakukan Taqui et al,. (2008) yaitu mereka melakukan survei pada 156 siswa kedokteran di Pakistan. Sebanyak 78,8% siswa menunjukkan ketidakpuasan terhadap penampilan mereka dan 5,8% dari mereka menunjukkan gejala BDD. Bagian


(24)

5

yang menjadi fokus dalam penelitianya adalah masalah berat badan (40,4%), kulit (24,7%) dan gigi (18%).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stain gigi adalah dengan menghindari faktor resiko. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggosok gigi 2 kali sehari , mengkonsumsi banyak air putih karena bermanfaat melarutkan zat-zat yang tertinggal pada permukaan gigi, menggununakan obat kumur yang aman, menggunakan pasta gigi khusus, mengganti minuman berwarna dengan susu, mengkonsumsi minuman berkarbonasi sesuai dengan ketentuan pabrik, dan jangan mengkonsumsi makanan dalam keadaan terlalu panas atau dingin. Stain yang sulit dihilangkan sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter gigi untuk dilakukan pembersihan, pemutihan gigi atau blaching (Pirollo et al., 2014; Mumpuni, 2013).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 24 september 2015 terhadap 6 orang mahasiswa mengenai stain gigi terhadap penampilan pada perokok menunjukkan penilaian yang negatif, mereka mengetahui bahwa merokok dapat menyebabkan stain gigi dan bibir cenderung menjadi gelap atau hitam, 4 mahasiswa mengatakan kurang percaya diri dengan stain gigi sedangkan 2 diantaranya merasa tidak bermasalah dengan penampilan mereka. Jumlah rokok yang merekahisap10-15 batang perhari bahkan lebih jika berada pada kondisi tertentu dan mereka mulai merokok pada usia16-17 tahun dan sampai sekarang masih menjadi perkok aktif. Berdasarkan data dan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan peneletian yang berjudul ‘’Hubungan stain gigi dengan body image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang’’.


(25)

6

1.2. Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas dapat dirumuskan bahwa ‘’Apakah ada hubungan stain gigi dengan body image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang? ’’

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stain gigi dengan body image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi stain gigi pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Mengidentifikasi gambaran body image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Menganalisis hubungan stain gigi dengan body image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Dengan hasil penelitian yang diperoleh, dapat menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan terhadap keilmuan, khususnya bidang ilmu keperawatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut dan gangguan yang sebabkan oleh


(26)

7

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hubungan antara stain gigi dengan body image pada perokok dan penelitian ini memberikan pengalaman langsung dalam mengerjakan laporan akhir kuliah, menambah wawasan dan sebagai ilmu saat berinteraksi dilingkungan masyarakat.

b. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumber informasi bahwa kebiasaan merokok dapat mengakibatkan stain pada gigi yang akan berdampak pada body image sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih dini.

c. Bagi Profesi

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi institusi kesehatan dalam melayani masyarakat, terutama dalam hal kesehatan gigi dan mulut.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi serta gambaran bagi yang melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Rindi Antika Juniafri (2013) Pengaruh Rokok dan Minuman Berwarna Terhadap Pembentukan Stain di Kabupaten Barru, Makassar. Jumlah populasi 50 orang, menggunakan metode penelitian


(27)

8

Cross Sectional dengan Parameter: stain, merokok, minuman berwarna. Subjek penelitian: Masyarakat Kabupaten Barru. Hasil penelitian: terdapat pengaruh signifikan antara rokok dan minuman berwarna secara bersama-sama terhadap pembentukan stain.

Perbedaan antara penelitian Rindi dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu pengaruh kebiasaan merokok dan minuman berwarna, pembentukan stain gigi sebagai variabel terikat sedangkan penelitian ini stain gigi sebagai variabel bebas dan body image

sebagai variabel terikat.

2. Dwita Pratiwi (2007) Hubungan Kebiasaan Merokok dan Menyikat Gigi dengan Diskolorasi Gigi. Metode penelitian Deskriptif Analitik dengan Parameter: Diskolorasi gigi, Kebiasaan merokok, Kebiasaan menyikat gigi. Subjek: Masyarakat di sekitar Fakultas Kedokteran Gigi UI. Hasil penelitian menunjukkan riwayat merokok berhubungan dengan terbentuknya diskolorasi gigi.

Perbedaan antara penelitian Dwita Pratiwi dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu kebiasaan merokok dan menyikat gigi, diskolorasi gigi sebagai variabel terikat sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah stain gigi sebagai variabel bebas dan body image sebagai variabel terikat.

3. Nur Kholisa (2014) Hubungan Antara Paparan Asap Pada Pekerja Pengasapan Ikan Dengan Kejadian Diskolorasi Gigi. Metode penelitian Cross Sectional


(28)

9

Subjek: para pekerja pengasapan ikan di Desa Bandarharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah. Hasil penelitian menjukkan lamanya bekerja dan terpapar oleh asap berhubungan dengan kejadian diskolorasi gigi.

Perbedaan antara penelitian Nur Kholisa dengan penelitian yang akan di lakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu paparan asap pada pekerja pengasapan ikan, kejadian diskolorasi gigi sebagai variabel terikat sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah stain gigi sebagai variabel bebas dan body image sebagai variabel terikat.

4. CH Putri Amin Sinaga, dr. BS Lampus, Ni Wayan Marinti (2014) Gambaran Pengetahuan Stain Gigi Pada Perokok Di Kelurahan Bahu Lingkungan V. menggunakan metode penelitian cross sectional study dengan variabel: lamanya merokok dan tingkat pengetahuan rokok dan stain. Subjek: seluruh perokok di kelurahan bahu lingkungan V yang berjumlah 85 orang. Hasil penelitian: gambaran pengetahuan stain gigi di lingkungan V yang memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 25 responden (29,4%), cukup sebanyak 39 responden (45,9%) dan kurang sebanyak 21 reponden (24,7%).

Perbedaan antara penelitian CH. Putri Amin Sinaga, dkk dengan penelitian yang akan di lakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu gambaran pengetahuan, stain gigi variabel terikat sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah stain gigi sebagai variabel bebas dan body image sebagai variabel terikat.


(1)

untuk memelihara atau mempertahankan penampilan tubuhnya. Apabila seseorang

memiliki self esteem yang tinggi, maka mereka mengembangkan body image positif mengenai

diri mereka sehingga mereka merasa puas dengan penampilan fisik yang dimiliki dan

apabila memiliki self esteem yang rendah maka persepsi body image akan negatif (Rahmania

& Yuniar, 2012).

Permasalahan mengenai body image pada remaja merupakan perilaku yang

bertentangan dengan salah satu tugas perkembangan yang seharusnya dilaksanakan pada masa remaja, yaitu menerima kondisi fisik serta memanfaatkan tubuhnya secara efektif karena remaja dituntut untuk bisa melalui salah satu tugas perkembangan dengan menerima kondisi fisiknya serta memanfaatkannya secara efektif. Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian yang terjadi pada sebagian remaja yang memiliki persepsi body image negatif karena mereka akan selalu merasa tidak puas dengan kondisi fisiknya dan rela melakukan apasaja untuk memenuhi keinginan berpenampilan bagus di depan umum (Sarwono, 2010; Santrock, 2007).

Distorsi body image dan ketidakpuasan tubuh pada remaja yang berlebihan dapat

berkembang menjadi suatu gangguan yang disebut Body Dismorphic Disorder (BDD), yaitu

preokupasi mengenai kerusakan dalam penampilan fisik dan menyebabkan disstres dan penurunan fungsi sosial. Sebanyak 1-1,5% populasi di dunia memiliki kecenderungan BDD dan prevalensi lebih tiinggi pada Negara-negara yang lebih mementingkan

penampilan fisik (Syamsi A et al,. 2008).

Penelitian yang dilakukan Taqui et al,. (2008) yaitu mereka melakukan survei pada

156 siswa kedokteran di Pakistan. Sebanyak 78,8% siswa menunjukkan ketidakpuasan terhadap penampilan mereka dan 5,8% dari mereka menunjukkan gejala BDD. Bagian


(2)

yang menjadi fokus dalam penelitianya adalah masalah berat badan (40,4%), kulit (24,7%) dan gigi (18%).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stain gigi adalah dengan

menghindari faktor resiko. Menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan cara menggosok gigi 2 kali sehari , mengkonsumsi banyak air putih karena bermanfaat melarutkan zat-zat yang tertinggal pada permukaan gigi, menggununakan obat kumur yang aman, menggunakan pasta gigi khusus, mengganti minuman berwarna dengan susu,

mengkonsumsi minuman berkarbonasi sesuai dengan ketentuan pabrik, dan jangan

mengkonsumsi makanan dalam keadaan terlalu panas atau dingin. Stain yang sulit

dihilangkan sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter gigi untuk dilakukan

pembersihan, pemutihan gigi atau blaching (Pirollo et al., 2014; Mumpuni, 2013).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 24 september 2015 terhadap 6 orang mahasiswa

mengenai stain gigi terhadap penampilan pada perokok menunjukkan penilaian yang

negatif, mereka mengetahui bahwa merokok dapat menyebabkan stain gigi dan bibir

cenderung menjadi gelap atau hitam, 4 mahasiswa mengatakan kurang percaya diri

dengan stain gigi sedangkan 2 diantaranya merasa tidak bermasalah dengan penampilan

mereka. Jumlah rokok yang merekahisap10-15 batang perhari bahkan lebih jika berada pada kondisi tertentu dan mereka mulai merokok pada usia16-17 tahun dan sampai sekarang masih menjadi perkok aktif. Berdasarkan data dan uraian di atas, peneliti

tertarik untuk melakukan peneletian yang berjudul ‘’Hubungan stain gigi dengan body


(3)

1.2. Rumusan Masalah

Dari penjelasan diatas dapat dirumuskan bahwa ‘’Apakah ada hubungan stain gigi

dengan body image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang? ’’

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stain gigi dengan body

image pada perokok di Universitas Muhammadiyah Malang. 1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi stain gigi pada perokok di Universitas Muhammadiyah

Malang.

2. Mengidentifikasi gambaran body image pada perokok di Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Menganalisis hubungan stain gigi dengan body image pada perokok di

Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Dengan hasil penelitian yang diperoleh, dapat menambah pengetahuan dan memberikan sumbangan terhadap keilmuan, khususnya bidang ilmu keperawatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut dan gangguan yang sebabkan oleh body image.


(4)

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui hubungan antara stain gigi

dengan body image pada perokok dan penelitian ini memberikan pengalaman

langsung dalam mengerjakan laporan akhir kuliah, menambah wawasan dan sebagai ilmu saat berinteraksi dilingkungan masyarakat.

b. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumber

informasi bahwa kebiasaan merokok dapat mengakibatkan stain pada gigi

yang akan berdampak pada body image sehingga dapat dilakukan pencegahan

lebih dini.

c. Bagi Profesi

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi institusi kesehatan dalam melayani masyarakat, terutama dalam hal kesehatan gigi dan mulut.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi serta gambaran bagi yang melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5. Keaslian Penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Rindi Antika Juniafri (2013) Pengaruh

Rokok dan Minuman Berwarna Terhadap Pembentukan Stain di Kabupaten Barru, Makassar. Jumlah populasi 50 orang, menggunakan metode penelitian


(5)

Cross Sectional dengan Parameter: stain, merokok, minuman berwarna. Subjek penelitian: Masyarakat Kabupaten Barru. Hasil penelitian: terdapat pengaruh signifikan antara rokok dan minuman berwarna secara bersama-sama terhadap pembentukan stain.

Perbedaan antara penelitian Rindi dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu pengaruh kebiasaan

merokok dan minuman berwarna, pembentukan stain gigi sebagai variabel

terikat sedangkan penelitian ini stain gigi sebagai variabel bebas dan body image

sebagai variabel terikat.

2. Dwita Pratiwi (2007) Hubungan Kebiasaan Merokok dan Menyikat Gigi dengan

Diskolorasi Gigi. Metode penelitian Deskriptif Analitik dengan Parameter:

Diskolorasi gigi, Kebiasaan merokok, Kebiasaan menyikat gigi. Subjek: Masyarakat di sekitar Fakultas Kedokteran Gigi UI. Hasil penelitian menunjukkan riwayat merokok berhubungan dengan terbentuknya diskolorasi gigi.

Perbedaan antara penelitian Dwita Pratiwi dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu kebiasaan merokok dan menyikat gigi, diskolorasi gigi sebagai variabel terikat

sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah stain gigi sebagai variabel bebas

dan body image sebagai variabel terikat.

3. Nur Kholisa (2014) Hubungan Antara Paparan Asap Pada Pekerja Pengasapan

Ikan Dengan Kejadian Diskolorasi Gigi. Metode penelitian Cross Sectional


(6)

Subjek: para pekerja pengasapan ikan di Desa Bandarharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah. Hasil penelitian menjukkan lamanya bekerja dan terpapar oleh asap berhubungan dengan kejadian diskolorasi gigi.

Perbedaan antara penelitian Nur Kholisa dengan penelitian yang akan di lakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu paparan asap pada pekerja pengasapan ikan, kejadian diskolorasi gigi sebagai variabel terikat

sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah stain gigi sebagai variabel bebas

dan body image sebagai variabel terikat.

4. CH Putri Amin Sinaga, dr. BS Lampus, Ni Wayan Marinti (2014) Gambaran

Pengetahuan Stain Gigi Pada Perokok Di Kelurahan Bahu Lingkungan V.

menggunakan metode penelitian cross sectional study dengan variabel: lamanya

merokok dan tingkat pengetahuan rokok dan stain. Subjek: seluruh perokok di

kelurahan bahu lingkungan V yang berjumlah 85 orang. Hasil penelitian:

gambaran pengetahuan stain gigi di lingkungan V yang memiliki pengetahuan

yang baik sebanyak 25 responden (29,4%), cukup sebanyak 39 responden (45,9%) dan kurang sebanyak 21 reponden (24,7%).

Perbedaan antara penelitian CH. Putri Amin Sinaga, dkk dengan penelitian yang akan di lakukan adalah terletak pada lokasi penelitian dan variabel bebas yaitu

gambaran pengetahuan, stain gigi variabel terikat sedangkan penelitian yang akan

dilakukan adalah stain gigi sebagai variabel bebas dan body image sebagai variabel