Simpulan SIMPULAN DAN SARAN

69

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang analisis praktik pencegahan filariasis dan mf-rate dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Responden dalam penelitian ini berjumlah 68 orang dengan responden paling banyak berusia 41-53 tahun, yaitu sebanyak 24 orang 35,3, dan responden yang paling sedikit adalah usia 53, yang sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan jumlah responden sebanyak 51 orang 75, sedangkan responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang 25, dengan dengan tingkat pendidikan dasar terbanyak yaitu sebanyak 36 responden 52,9 dan tingkat pendidikan paling sedikit adalah pendidikan Tinggi sebanyak 4 responden 5,9. 2. Di Kelurahan Padukuhan Kraton praktik pencegahan yang paling baik adalah pemasangan obat nyamuk 100 dan praktik pencegahan yang paling buruk adalah tidak keluar malam 12,5. 3. Di Kelurahan Bandengan praktik pencegahan yang paling baik adalah praktik minum obat 90,9 dan praktik pencegahan yang paling buruk adalah pemasangan kasa pada ventilasi udara 0. 4. Di Kelurahan Kuripan Yosorejo, praktik pencegahan yang paling baik adalah praktik minum obat 90,9 dan yang paling buruk adalah pemasangan kasa pada ventilasi udara 9,1. 5. Di Kelurahan Kuripan Kertoharjo yang paling baik adalah pemasangan obat nyamuk 100 dan praktik pencegahan yang paling buruk adalah pemasangan kelambu 16,7 dan pemasangan kasa pada ventilasi udara 16,7. 6. Di Kelurahan Banyurip praktik pencegahan yang paling baik adalah praktik minum obat 72,7 dan pembersihan semak-semak 72,7, sedangkan praktik pencegahan yang paling buruk adalah pemasangan kelambu 0. 7. Di Kelurahan Jenggot, praktik pencegahan yang paling baik adalah praktik minum obat 95,2 dan praktik pencegahan yang paling buruk adalah pemasangan kasa pada ventilasi udara 9,5. 8. Adanya keterkaitan antara praktik pencegahan dengan mf-rate, yaitu apabila praktik pencegahan dilakukan dengan baik maka angka mf-rate 1 9. Di Kota Pekalongan khususnya di enam Kelurahan endemis, praktik pencegahan yang paling baik adalah praktik minum obat 83,8, sedangkan praktik pencegahan yang paling buruk adalah pemasangan kasa pada ventilasi udara 10,3.

6.2 Saran

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN FILARIASIS DENGAN PRAKTEK MINUM OBAT DALAM PROGRAM PEMBERIAN OBAT MASAL PENCEGAHAN (POMP) FILARIASIS KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KOTA PEKALONGAN

1 24 115

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN FILARIASIS DENGAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN KELURAHAN KURIPAN KERTOHARJO KOTA PEKALONGAN 2015

3 11 97

HUBUNGAN PRAKTEK PENCEGAHAN PENULARAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KELURAHAN JENGGOT KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015

0 18 114

ANALISIS SPASIAL ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN FILARIASIS DI KOTA PEKALONGAN

1 23 100

faktor-faktor berhubungan dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan filariasis di Puskesmas SE-Kota Pekalongan tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 14

faktor-faktor berhubungan dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan filariasis di Puskesmas SE-Kota Pekalongan tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

faktor-faktor berhubungan dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan filariasis di Puskesmas SE-Kota Pekalongan tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 9

faktor-faktor berhubungan dengan tingkat keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan filariasis di Puskesmas SE-Kota Pekalongan tahun 2016 - UDiNus Repository

0 0 1

Kondisi Filariasis Pasca Pengobatan Massal di Kelurahan Pabean Kecamatan Pekalongan Utara Kota Pekalongan

0 0 6

PENGETAHTJAN, SIKAP DAN PRAKTIK MASYARAKAT KELURAHAN PABEAN, KECAMATAN PEKALONGAN UTARA, KOTA PEKALONGAN TENTANG FILARIASIS LIMFATIK

0 0 9