Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa IPB Angkatan 2012/2013 Memilih IPB Sebagai Tempat Melanjutkan Pendidikan Tinggi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA
IPB ANGKATAN 2012/2013 MEMILIH IPB SEBAGAI TEMPAT
MELANJUTKAN PENDIDIKAN TINGGI

RIZKI RAHMADIAN MIFTAHUL ULA

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa IPB Angkatan 2012/2013 Memilih IPB
Sebagai Tempat Melanjutkan Pendidikan Tinggi adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Rizki Rahmadian Miftahul Ula
NIM G14090082

ABSTRAK
RIZKI RAHMADIAN MIFTAHUL ULA. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Mahasiswa IPB Angkatan 2012/2013 Memilih IPB Sebagai Tempat Melanjutkan
Pendidikan Tinggi. Dibimbing oleh MUHAMMAD NUR AIDI dan I MADE
SUMERTAJAYA.
Banyaknya perguruan tinggi di Indonesia membuat para pelajar yang ingin
melanjutkan pendidikan tinggi harus membuat keputusan perguruan tinggi mana
yang akan mereka pilih. Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan
tinggi negeri di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa IPB angkatan 2012/2013
memilih IPB sebagai tempat melanjutkan pendidikan tinggi. Pengambilan data
dilakukan dengan metode penarikan contoh acak strata. Hasil dari survei
pendahuluan didapatkan 32 pernyataan alasan mahasiswa IPB angkatan
2012/2013 memilih IPB sebagai tempat menempuh pendidikan tinggi. Data yang
didapat kemudian diolah dengan menggunakan analisis faktor, hasil dari

pengolahan ini ialah mengelompokan ke-32 pernyataan alasan tersebut kedalam
10 faktor dengan persentase keragaman kumulatif yang dapat dijelaskan sebesar
71.265%. Faktor tersebut antara lain faktor IPB yang berbasis pertanian dan citacita calon mahasiswa, faktor IPB sebagai perguruan tinggi berkualitas dan
menjanjikan masa depan yang baik, faktor biaya dan karakteristik mahasiswa IPB,
faktor promosi dan lingkungan kampus IPB, faktor lingkungan asal sekolah,
faktor IPB sebagai PTN yang membanggakan, faktor pengetahuan tentang
perguruan tinggi, faktor lingkungan keluarga, faktor mayor yang diinginkan dan
lokasi IPB, dan faktor IPB sebagai pilihan utama.
Kata kunci: analisis faktor, penarikan contoh acak strata

ABSTRACT
RIZKI RAHMADIAN MIFTAHUL ULA. Factors Affecting Decision of IPB
Students, Generation of 2012/2013, in Choosing IPB as Their Higher Education.
Guided by MUHAMMAD NUR AIDI and I MADE SUMERTAJAYA.
The large number of universities in Indonesia make students have to decide
which one they would choose as their higher education. Bogor Agricultural
University is one of the state universities in Indonesia. The purpose of this study
is to obtain the factors that influence the decision of IPB students, generation of
2012/2013, in choosing IPB as a place to continue their higher education. Data
collection was performed by the method of random sampling strata. In

preliminary survey result, it was found 32 reason statements of IPB students,
generation of 2012/2013, in choosing IPB as a place to pursue their higher
education. The data obtained were then processed using factor analysis, and the
results of this processing were used to classify the 32 reason statements into 10
factors with a cumulative variability percentage that can be explained in the
amount of 71.265%. These factors are namely IPB factor as agricultural-based

university and the ideals of the prospective students, IPB factor as qualified
university and its good future promise, cost factor and IPB student characteristics,
promotion factor and IPB campus environmental factor, native school
environmental factor, IPB factor as a proud state university, knowledge factor of
the university, students family environmental factor, major subject desired factor
and IPB location, and IPB factor as the top choice university.
Keywords: factor analysis, stratified random sampling

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA
IPB ANGKATAN 2012/2013 MEMILIH IPB SEBAGAI TEMPAT
MELANJUTKAN PENDIDIKAN TINGGI

RIZKI RAHMADIAN MIFTAHUL ULA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Statistika
pada
Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa IPB Angkatan
2012/2013 Memilih IPB Sebagai Tempat Melanjutkan Pendidikan
Tinggi
Nama
: Rizki Rahmadian Miftahul Ula
NIM
: G14090082


Disetujui oleh

Dr Ir Muhammad Nur Aidi, MS
Pembimbing I

Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Hari Wijayanto, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 ini ialah faktor

yang mempengaruhi keputusan memilih perguruan tinggi, dengan judul Faktor
yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa IPB Angkatan 2012/2013 Memilih
IPB Sebagai Tempat Melanjutkan Pendidikan Tinggi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Muhammad Nur Aidi,
MS dan Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, MSi selaku pembimbing. Di samping
itu, penghargaan penulis sampaikan kepada keluarga Statistika 46. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas
segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013
Rizki Rahmadian Miftahul Ula

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

x

DAFTAR GAMBAR


x

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian


1

METODOLOGI

2

Data

2

Metode Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

9

Hasil Survei Pendahuluan


9

Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas

9

Bound of Error

9

Karakteristik Responden

9

Tujuh Pernyataan Alasan yang Mendapatkan Nilai Rataan Tertinggi

11

Analisis Faktor


13

SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan

16

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

16

LAMPIRAN


17

RIWAYAT HIDUP

34

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

Jumlah populasi dan contoh pada setiap strata dan jenis kelamin
Pernyataan alasan dengan nilai rataan tertinggi secara keseluruhan
Konsistensi munculnya pernyataan alasan berdasarkan jenis kelamin
dan strataa
Konsistensi munculnya pernyataan alasan berdasarkan asal sekolah
dan jalur masuk IPBa
Konsistensi munculnya pernyataan alasan berdasarkan kategori
penghasilan orang tuaa
Nilai akar ciri yang lebih besar dari 1
Korelasi Faktor
Pengelompokan 32 peubah ke dalam 10 faktor

4
11
11
12
12
13
14
14

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Tahapan pengumpulan data primer
Persentase responden berdasarkan jalur masuk IPB
Persentase responden berdasarkan kategori penghasilan orang tua
Persentase responden berdasarkan fakultas

2
10
10
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Kuesioner survei pendahuluan
Kuesioner penelitian
Pembagian strata
Keterangan peubah dan pernyataan alasannya
Kategori penghasilan orang tua di IPB
Kode nama fakultas di IPB
Pengurutan peubah berdasarkan nilai rataan tertinggi sampai terrendah
secara keseluruhan responden
Pengurutan nilai rataan tertinggi sampai terrendah berdasarkan jenis
kelamin responden
Pengurutan nilai rataan tertinggi sampai terrendah berdasarkan strata
responden
Pengurutan nilai rataan tertinggi sampai terrendah berdasarkan asal
sekolah responden
Pengurutan nilai rataan tertinggi sampai terrendah berdasarkan jalur
masuk IPB responden
Pengurutan nilai rataan tertinggi sampai terrendah berdasarkan
kategori penghasilan orang tua responden
Nilai akar ciri
Faktor loading antara 10 Faktor dan peubah
Nilai komunalitas dan ragam khusus peubah
Faktor loading antar 10 faktor dan peubah pada rotasi varimax

17
18
21
22
22
23
23
24
24
26
26
28
30
31
32
33

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh semua orang. Banyak sekali manfaat dari pendidikan,
diantaranya ialah pendidikan merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang
saat melamar dan atau menciptakan suatu pekerjaan. Semakin tinggi pendidikan
yang ditempuh oleh seseorang, maka akan semakin besar pula peluang
keberhasilan untuk memperoleh dan atau menciptakan pekerjaan. Pangkalan data
pendidikan tinggi di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan menunjukan bahwa terjadi peningkatan jumlah
perguruan tinggi di Indonesia dari tahun 2005 hingga 2010 yaitu dari 2428
perguruan tinggi menjadi 3098 perguruan tinggi.
Tidak menutup kemungkinan bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia
akan terus meningkat, semakin tinggi jumlah perguruan tinggi maka akan semakin
ketat pula persaingan antar perguruan tinggi dalam merebut hati para pelajar yang
sedang menentukan perguruan tinggi. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri
di Indonesia yang berdiri pada tanggal 1 September 1963 Institut Pertanian Bogor
(IPB) tentunya tidak dapat menghindari persaingan yang ketat tersebut. Salah satu
strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan tersebut
ialah strategi positioning pemasaran. Positioning merupakan suatu tindakan
perusahaan dalam merancang cara penawaran dan pembentukan citra agar produk
menempati ruangan khusus dalam ingatan target pasar (Kotler 2001). Hasil akhir
dari strategi positioning ini ialah memberikan alasan kuat mengapa konsumen
harus membeli produk yang ditawarkan (Kotler 2001).
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan para pelajar yang pada
akhirnya memilih IPB sebagai tempat menempuh pendidikan tinggi dapat
dijadikan landasan untuk melakukan strategi positioning pemasaran. Faktor
tersebut diperoleh melalui pengumpulan data dengan menggunakan metode survei.
Penelitian ini menjadikan mahasiswa IPB angkatan 2012/2013 yang
berkewarganegaraan Indonesia sebagai responden. Data yang didapat kemudian
diolah menggunakan analisis faktor.
Tujuan Penelitian
Memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa IPB
angkatan 2012/2013 memilih IPB sebagai tempat menempuh pendidikan tinggi.
Manfaat Penelitian
1.

2.

Memperoleh informasi mengenai apa penyebab terbesar mahasiswa IPB
angkatan 2012/2013 memilih IPB sebagai tempat menempuh pendidikan
tinggi.
Menjadi bahan pertimbangan IPB dalam melakukan strategi positioning
dalam pemasaran IPB sebagai penyedia jasa pendidikan tinggi.

2

METODOLOGI
Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yakni data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan melalui survei. Objek survei pada survei ini
merupakan mahasiswa IPB angkatan 2012/2013 yang berkewarganegaraan
Indonesia yang merupakan angkatan termuda di IPB pada saat penelitian ini
berlangsung. Tahapan pengambilan data primer dapat dilihat pada Gambar 1. Data
sekunder merupakan data mahasiswa IPB angkatan 2012/2013 yang terdiri dari,
nomor induk mahasiswa, asal provinsi mahasiswa, asal sekolah mahasiswa, dan
penghasilan orang tua mahasiswa. Data sekunder didapatkan dari Direktorat
Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB.
Penyusunan
instrumen

Mencari
referensi

Survei
pendahuluan

Desain penarikan
contoh

Instrumen

Tidak reliabel

Tidak valid
Uji
validitas

Uji
reliabilitas

Pelaksanaan
survei

Instrumen valid & reliabel

Gambar 1 Tahapan pengumpulan data primer
Penyusunan instrumen
1.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuesioner. Pada
langkah awal penyusunan kuesioner dilakukan terlebih dahulu pencarian
referensi dan survei pendahuluan. Survei pendahuluan dilakukan dengan
metode purposive sampling dan menggunakan kuesioner yang berisikan
pertanyaan terbuka, sehingga membebaskan responden untuk menjawab.
Kuesioner pada survei pendahuluan ini tercantum pada Lampiran 1.

3

2.

3.

4.

Purposive sampling dilakukan dengan mengambil contoh yang terpilih betul
oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki contoh itu, contoh yang
purposive adalah contoh yang diambil dengan cermat sehingga relevan
dengan desain penelitian (Nasution 2007). Pengambilan responden akan
dihentikan apabila jawaban responden sudah cenderung sama dengan
jawaban-jawaban responden sebelumnya.
Mengelompokan seluruh jawaban responden pada survei pendahuluan.
Mengelompokan disini memiliki arti, apabila terdapat beberapa pernyataan
jawaban responden memiliki maksud yang sama, maka akan dikelompokan
menjadi satu pernyataan saja. Pernyataan-pernyataan tersebut dijadikan
dasar penyusunan kuesioner pada penelitian ini.
Skala semmantic differensial digunakan untuk mengukur preferensi
responden mengenai pernyataan yang dicantumkan dalam kuesioner. Skala
semmantic differensial merupakan skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun check list, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya”
terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatifnya”
terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya (Sugiyono 2010). Panjang garis
kontinum yang digunakan dalam kuesioner ini ialah 10 cm. Responden
menilai pernyataan yang terdapat pada kuesioner dengan cara memberi
tanda silang pada selang atau garis yang dicantumkan dalam kuesioner
(Lampiran 2).
Melakukan uji kuesioner.
Uji kuesioner dalam penelitian ini mencakup uji validitas dan
reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk memastikan
instrumen tersebut merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya
(Tavakol dan Dennick 2011). Instrumen dikatakan valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur
(Sugiyono 2010). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono 2010).
Uji validitas dapat dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor item
dengan skor total yang kemudian membandingkannya dengan nilai korelasi
pada tabel korelasi. Pertanyaan dikatakan valid jika nilai
| > rtabel
(nilai korelasi pearson tabel) (alfa, db = n-2) dengan “n” adalah banyaknya
responden. Pada penelitian ini data yang digunakan merupakan data
interval, untuk itu nilai korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson
rxy

∑ni xy

√∑ni x ∑ni y

r : Nilai korelasi
x : Peubah ke-i
y : Peubah yang berisikan skor total

Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu kuesioner sudah
reliabel ialah dengan melihat nilai dari cronbach’s alpha

4
p
p-

-

∑pi

i

total

: Nilai cronbach’s alpha
: Ragam pertanyaan kuesioner ke i
p : Banyak pertanyaan
: Ragam dari total skor pertanyaan
Terdapat beberapa pendapat bahwa nilai cronbach’s alpha yang menyatakan
bahwa kuesioner reliabel berkisar pada 0.70-0.95 (Tavakol dan Dennick
2011).
Pada tahap ini kuesioner diujikan terhadap 30 responden dengan
metode penarikan contoh kuota yang diterapkan pada setiap strata yang
terlampir pada Lampiran 3. Metode penarikan contoh kuota ini merupakan
teknik untuk menentukan contoh dari populasi yang memiliki ciri-ciri
tertentu sampai jumlah yang diinginkan (Sugiyono 2010).
Desain penarikan contoh
Survei dilakukan dengan menggunakan metode penarikan contoh acak
strata. Metode penarikan contoh acak strata diperoleh dengan membagi anggota
populasi kedalam beberapa kelompok atau strata yang tidak saling tumpang tindih
kemudian diambil contoh secara acak dari masing-masing strata (Scheaffer et al
1990). Langkah penarikan contoh :
a.
Membagi populasi kedalam 4 strata (Lampiran 3). Pada setiap strata
berisikan beberapa provinsi di Indonesia, digunakannya pembagian strata
seperti ini dikarenakan keadaan populasi responden, dimana responden
berasal dari hampir seluruh wilayah di Indonesia sehingga diharapkan
responden yang diperoleh dapat mewakili populasinya.
b.
Mengambil contoh secara proporsional dari masing-masing strata.
Pelaksanaan survei
Survei dilakukan di lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor. Penelitian
ini dilakukan selama bulan Mei-Juni 2013. Responden yang sulit untuk ditemui
menjadi kendala yang utama dalam penelitian ini, sehingga berakibat pada tidak
dapat diterapkannya pengambilan contoh optimum pada metode penarikan contoh
acak strata. Hasil dari penarikan contoh acak strata didapatkan responden
sebanyak 124 orang mahasiswa IPB angktan 2012/2013 yang terbagi secara
proporsional pada setiap stratanya seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah populasi dan contoh pada setiap strata dan jenis kelamin
Strata
1
2
3
4
Total

Pria
289
883
219
91
1482

Populasi
Wanita
369
1462
403
102
2336

Total
658
2345
622
193
3818

Pria
9
29
7
3
48

Contoh
Wanita
12
48
13
3
76

Total
21
77
20
6
124

5
Metode Analisis Data
Analisis deskriptif
Menampilkan gambaran umum dari karakteristik responden berdasarkan asal
sekolah, jalur masuk responden, penghasilan orang tua, dan fakultas responden.
Menghitung bound of error pada survei tahap ketiga
Dugaan parameter rataan (Scheaffer et al 1990) :
̅̅̅
yst

n

[n y̅ +n y̅ + +n ̅̅̅]
y

n

Keterangan :
̅̅̅̅ : Nilai dugaan rataan populasi
: Jumlah contoh pada strata ke-i
: Jumlah contoh keseluruhan
̅
: Nilai dugaan rataan pada strata ke-i

∑ n y̅

Bound of error (Scheaffer et al 1990) :
√ ̂ (y̅ st )




i

(

i

-ni
i

)

si
ni

: Jumlah populasi keseluruhan
: Jumlah populasi pada strata ke-i
: Jumlah contoh pada strata ke-i
: Ragam contoh pada strata ke-i
Menghitung nilai rataan skor pada setiap peubah
Penghitungan nilai rataan skor peubah dilakukan berdasarkan pada :
1)
Masing-masing skor peubah secara keseluruhan.
2)
Masing-masing skor peubah berdasarkan kategori jenis kelamin.
3)
Masing-masing skor peubah berdasarkan kategori strata.
4)
Masing-masing skor peubah berdasarkan kategori asal sekolah.
5)
Masing-masing skor peubah berdasarkan kategori jalur masuk IPB.
6)
Masing-masing skor peubah berdasarkan kategori penghasilan orang tua.
Tujuan dari penghitungan nilai rataan skor peubah ini ialah untuk memperoleh
peubah apa saja yang masuk dalam 7 peubah yang memiliki nilai rataan tertinggi
dan memperoleh informasi peubah apa yang secara konsisten masuk kedalam 7
peubah dengan skor rataan tertinggi.
Analisis faktor
Perhatian utama dalam analisis faktor ialah untuk menemukan hubungan
internal antar segugus peubah acak (Mattjik dan Sumertajaya 2011). Hal tersebut
mengandung pengertian bahwa analisis faktor dapat diterapkan asalkan segugus
peubah acak memiliki hubungan. Analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur
yang dipergunakan untuk mereduksi dan meringkas data. Pada penelitian ini

6
analisis faktor diterapkan untuk mengelompokan ke-32 peubah kedalam faktorfaktor yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah peubah. Langkah analisis faktor :
1)
Menguji asumsi pada analisis faktor, yaitu kecukupan data contoh dan
adanya korelasi antar peubah
a.
Identifikasi kecukupan data. Uji Kaiser Mayer Olkin (KMO)
digunakan untuk melihat apakah semua data yang diambil telah cukup
untuk difaktorkan. Hipotesis dari uji KMO adalah sebagai berikut :
H0 : Jumlah data cukup untuk difaktorkan
H1 : Jumlah data tidak cukup untuk difaktorkan
p

Statistik uji :

b.

p
∑i

p

∑i

p
∑j

∑j

rij +

rij

p
∑i

p

∑j

ij

(Hair, Black, Babin, dan Anderson, 2010)
Kriteria uji
: Apabila nilai KMO > 0.5 maka terima H0.
dengan
: p = Banyaknya peubah
rij = Korelasi antara peubah i dan j
ij = Korelasi parsial antara peubah i dan j
Identifikasi korelasi antar peubah. Uji Bartlett digunakan untuk
melihat apakah ada hubungan antar peubah dalam kasus peubah ganda.
Jika peubah X1, X2, ..., Xp saling bebas maka matriks korelasi antar
peubah sama dengan matriks identitas. Pada penelitian ini terdapat 32
peubah. Peubah X1 merupakan pernyataan alasan ke-1 atau pernyataan
“Orang tua membebaskan pilihan perguruan tinggi pada saya”, dan
selanjutnya seperti yang terlampir pada Lampiran 4 Hipotesis pada uji
ini dinyatakan sebagai berikut :
H0 : R = I (Antar peubah bersifat saling bebas)
H1 : R ≠ I (Antar peubah bersifat tidak saling bebas)
Statistik uji :

Kriteria uji
Tolak H0 jika

{

}

:

(Morrison, 2005)

atau sig. <

>

dengan

2)

R : Matriks korelasi antar peubah
I : Matriks identitas
n : Banyak contoh
p : Banyak peubah
Identifikasi struktur model
Pada penelitian ini x merupakan vektor acak berukuran p x 1,
merupakan vektor rataan dari x. Hubungan antar unsur vektor x dapat
dituliskan dalam model faktor
x1 - µ 1 = l11 f1 + l12 f2+
x2 - µ 2 = l21 f1 + l22 f2+

+ l1m fm + ɛ1
+ l2m fm + ɛ2

xp - µ p = lp1 f1 + lp2 f2+

+ lpm fm + ɛp

Bentuk matriks nya
px1

–p

1

= pLm mf1 + pε1

7
dimana merupakan vektor konstanta, f adalah vektor acak dengan ukuran
m x 1 dengan m < p, unsur f1, f2, ..., fm disebut faktor bersama, L merupakan
matriks konstanta yang tidak diketahui nilainya berukuran p x m yang
disebut loading faktor. Nilai loading faktor merupakan koefisien bobot
kontribusi suatu peubah terhadap suatu faktor, atau bisa disebut sebagai
korelasi antar peubah dengan faktornya. Model faktor diatas menggunakan
asumsi bahwa :
Var (f) = ∆ definit positif ,

E(f) = m01 ,

E(ε) = 3201 ,

Cov(ε) = E(εε’) = pψp =
[

]

F dan ε saling bebas maka, Cov (ε,f) = E (εf’) 320m.
dari asumsi diatas maka persamaan 1 dapat diturunkan sehingga menjadi
Var(x)
3)



L∆L’+

Melakukan pendugaan model faktor dan menentukan jumlah faktor yang
digunakan.
Metode komponen utama digunakan untuk menduga L dan , dengan
menggunakan R yang merupakan matriks korelasi peubah yang mana pada
penelitian ini berukuran 32 x 32. Matriks korelasi tersebut kemudian diurai
menjadi
Dengan
adalah diag( , ,
dengan
adalah akar ciri
matriks R, suatu akar ciri menunjukan besarnya sumbangan dari faktor
terhadap ragam seluruh peubah asli (Supranto 2004), serta
p,
dengan Г adalah matriks orthogonal p x p yang kolom-kolomnya adalah
vektor ciri matriks R. Pada penelitian ini digunakan kriteria pemilihan
komponen utama yang didasarkan pada ragam komponen utama, yang tidak
lain adalah akar ciri yang nilainya lebih besar dari 1. Persentase keragaman
kumulatif yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk didapatkan
dengan
∑m
i
∑pi

i
i

merupakan nilai akar ciri ke i, p menunjukan banyaknya peubah, dan m
menunjukan banyaknya faktor. Matriks dugaan dari matriks L
dilambangkan dengan ̂ , dimana ̂ merupakan matriks berukuran p x m.
̂

[√



m

m

] (Mattjik dan Sumertajaya 2011)

Matriks ragam khusus diduga dengan ̂ , yaitu matriks diagonal yang
̂ ̂ atau diag(1 - h21, 1 - h22, ..., 1- h2p), dimana
unsurnya diambil dari

, i = 1, 2, ..., p.

8
4)

Validasi model faktor yang terbentuk
Matriks sisaan atau
- ̂ ̂ ̂ dapat dijadikan indikasi
apakah ̂ dan ̂ dapat diterima. Matriks sisaan yang diperoleh memiliki
diagonal utama yang bernilai 0, dan unsur non diagonalnya mendekati 0
sehinggaa penduga ̂ dan ̂ dianggap cukup bagus dan dapat diterima
(Mattjik dan Sumertajaya 2011). Terdapat pula ukuran untuk melihat
kebaikan suai adalah menggunakan RMSoverall yaitu akar kuadrat tengah dari
seluruh unsur yang bukan diagonal matriks sisaan
overall

5)

p
p
√(p- ) ∑i j ∑j≠i resij

(Mattjik dan Sumertajaya 2011)

dengan resij merupakan unsur baris ke-i dan kolom ke-j pada matriks Res.
Meskipun tidak ada keseragaman aturan untuk menentukan batasan dari
RMSoverall ini, namun beberapa pendapat menyatakan nilai 0.05 dapat
digunakan. Artinya jika didapat RMSoverall kurang dari 0.05 dengan
banyaknya faktor yang sedikit, itulah model terbaik berdasarkan kriteria ini.
Interpretasi
a.
Anggota dari masing-masing faktor tersebut dapat ditentukan dengan
membandingkan nilai mutlak loading setiap peubah pada setiap faktor.
Suatu peubah i masuk ke faktor j jika nilai mutlak faktor loading
peubah i yang terbesar berada di faktor j.
b.
Melakukan rotasi untuk mempermudah melakukan interpretasi
Rotasi faktor dilakukan agar setiap faktor mempunyai loading
yang tidak nol untuk beberapa peubah saja, demikian halnya kita
menginginkan agar setiap peubah mempunyai loading yang tidak nol
dengan beberapa faktor saja, jika memungkinkan hanya dengan satu
faktor saja (Supranto 2004). Secara umum, rotasi faktor dilakukan
sedemikian rupa sehingga faktor yang sudah dirotasi memiliki sedikit
saja peubah dengan nilai mutlak loading yang besar, sedangkan
sisanya kecil atau nol (Mattjik dan Sumertajaya 2011). Ada dua
metode rotasi yang berbeda yaitu rotasi orthogonal dan rotasi oblique.
Rotasi orthogonal merupakan rotasi yang mempertahankan
sumbu tegak lurus sesamanya (bersudut 90 derajat). Rotasi orthogonal
yang diterapkan dalam penelitian ini ialah prosedur rotasi varimax.
Prosedur ini merupakan metode orthogonal yang berusaha
meminimumkan banyaknya peubah dengan loading yang tinggi pada
satu faktor, dengan demikian akan mepermudah dalam interpretasi
(Supranto 2004). Rotasi orthogonal mengasilkan faktor-faktor yang
saling tidak berkorelasi. Berbeda halnya dengan rotasi oblique, pada
prosedur rotasi ini tidak harus mempertahankan sumbu harus tegak
lurus sesamanya dan akan menghasilkan faktor yang saling
berkorelasi.
Menurut Tabachnikc dan Fiddell (2007) dalam jurnal statistika
yang berjudul “Choosing The Right Type of Rotation in PCA and EFA”
yang ditulis oleh Brown menyarankan agar sebelum dilakukannya
rotasi faktor maka lebih baik untuk menggunakan terlebih dahulu
rotasi oblique, apabila terlihat terdapat korelasi antar faktor yang

9

6)

terbentuk melebihi 0.32 maka disarankan untuk menggunakan rotasi
oblique, kecuali jika terdapat alasan yang kuat untuk tetap
menggunakan rotasi orthogonal.
Memberi nama pada faktor-faktor yang terbentuk.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Survei Pendahuluan
Pada tahap ini jawaban responden sudah memiliki banyak kesamaan atau
kemiripan dengan jawaban-jawaban yang diberikan responden sebelumnya ketika
responden berjumlah 46 orang, dengan rincian 23 orang mahasiswa dan 23 orang
mahasiswi, sehingga dihentikanlah survei ini pada saat jumlah responden 46
orang. Hasil dari pengelompokan jawaban responden didapatkan 32 peubah
berupa pernyataan alasan dipilihnya IPB sebagai tempat melanjutkan pendidikan
tinggi. Selanjutnya ke-32 peubah tersebut digunakan untuk membentuk kuesioner.
Pada kuesioner penelitian ini terdapat dua buah pernyataan negatif, yakni
pernyataan yang mengandung unsur paksaan antara lain pernyataan ke-1 “Orang
tua meminta saya untuk berkuliah di PB” dan pernyataan ke-18 “Karena tidak
diterima diperguruan tinggi yang lain”. Skor pada kedua pernyataan negatif
tersebut dibalikan terlebih dahulu sebelum dilakukan analisis dengan cara
mengurangkan nilai maksimal dengan nilai sesungguhnya. Pembalikan skor
tersebut berakibat pada perubahan makna dari kedua pernyataan tersebut,
pernyataan ke- menjadi “Orang tua membebaskan pilihan perguruan tertinggi
pada saya” dan pernyataan ke-18 menjadi “ PB merupakan pilihan utama saya”.
Hasil Uji Reliabilitas dan Uji Validitas
Hasil uji reliabilitas kuesioner diperoleh nilai cronbach’s alpha sebesar
0.873, karena nilainya lebih besar dari 0.7 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
kuesioner sudah handal. Hasil uji validitas diperoleh 9 pernyataan yang tidak
valid, yakni pernyataan 2, 5, 6, 9, 10, 11, 19, 23, dan 26, kemudian kalimat pada
pernyataan ini diperbaiki menjadi pernyataan yang terlampir dalam kuesioner
pada Lampiran 2.
Bound of Error
Nilai dari bound of error pada nilai rataan populasi ialah sebesar 0.46
dengan nilai dugaan rataan populasinya sebesar 5.43. Hasil tersebut menunjukan
bahwa diduga nilai rataan jawaban responden terhadap pernyataan yang
dicantumkan didalam kuesioner sebesar 5.43 dengan batasan kesalahan
pendugaan sebesar 0.46 pada alpha 5%.
Karakteristik Responden
Pada penelitian ini proporsi responden dapat dilihat pula berdasarkan 4
karakteristik responden antara lain, asal sekolah, jalur masuk responden,

10
penghasilan orang tua, dan fakultas responden. Berdasarkan asal sekolah,
sebanyak 83% responden berasal dari sekolah negeri dan 17% berasal dari sekolah
swasta.
UTM
9%

BUD
5%

SNMPTN
Tertulis
22%

SNMPTN
Undangan
64%

Gambar 2 Persentase responden berdasarkan jalur masuk IPB
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa 64% responden merupakan
mahasiswa IPB yang masuk melalui jalur SNMPTN undangan, sedangkan sisanya
melalui jalur SNMPTN tertulis, UTM, dan BUD. IPB membagi penghasilan orang
tua kedalam 8 kategori seperti yang terlihat pada Lampiran 5 dan persentase
responden berdasarkan penghasilan orang tua dapat dilihat pada Gambar 2.
8
1
7
6
2
4.8%
4.8%
2.4%
6.5%
15.3%
5
22.6%

4
23.4%

3
20.2%

Gambar 3 Persentase responden berdasarkan kategori penghasilan orang tua
Responden berasal dari 9 fakultas di IPB seperti yang dapat dilihat pada
Gambar 3 dengan keterangan kode fakultas terlampir pada Lampiran 6, responden
terbanyak dari Fakultas Matematika dan IPA, hal ini dikarenakan Fakultas
Matematika dan IPA IPB merupakan fakultas dengan jumlah mahasiswa
terbanyak di IPB.
G
30%
F
16%
E
8%

H
6%
I
8%
D C
5% 7% B
5%

A
15%

Gambar 4 Persentase responden berdasarkan fakultas

11
Tujuh Pernyataan Alasan yang Mendapatkan Nilai Rataan Tertinggi
Pengurutan peubah berdasarkan nilai rataan tertinggi sampai terrendah
secara keseluruhan responden terlampir pada Lampiran 7. Tujuh pernyataan
alasan yang mendapatkan nilai rataan tertinggi secara keseluruhan dapat dilihat
pada Tabel 2. Pernyataan alasan yang mendapat nilai rataan tertinggi adalah
“ enjadi mahasiswa PB merupakan kebanggaan bagi saya”.
Tabel 2 Pernyataan alasan dengan nilai rataan tertinggi secara keseluruhan
Peubah
12
22
18
8
24
14
13

Pernyataan Alasan
Menjadi mahasiswa IPB merupakan kebanggaan
IPB salah satu perguruan tinggi berkualitas
IPB merupakan pilihan utama saya
IPB salah satu perguruan tinggi terbaik
IPB menghasilkan lulusan berkualitas
Saya dapat mewujudkan cita-cita bila berkuliah di IPB
Akan mudah mendapat pekerjaan

Nilai
Rataan
7.8
7.7
7.57
7.56
7.29
7.03
7.02

Pada Tabel 3 terlihat bahwa terdapat tiga pernyataan yang muncul secara
konsisten baik pada responden berjenis kelamin pria ataupun wanita dan muncul
konsisten pula pada masing-masing strata, pernyataan itu antara lain, “IPB salah
satu perguruan tinggi terbaik”, “Menjadi mahasiswa IPB merupakan kebanggaan”,
dan “IPB salah satu perguruan tinggi berkualitas”. Apabila dilihat pada Tabel 4
dan Tabel 5, ternyata terdapat 2 pernyataan yang masuk ke dalam tujuh nilai
rataan tertinggi secara konsisten pada seluruh kategori karakteristik responden
yaitu “Menjadi mahasiswa IPB merupakan kebanggaan” dan “ PB salah satu
perguruan tinggi berkualitas”.
Terdapat 9 pernyataan alasan yang baru masuk ke dalam tujuh nilai rataan
tertinggi hanya apabila dilakukan pengurutan nilai rataan pada masing-masing
kategori karakteristik responden seperti yang terlihat pada Tabel 3, 4, dan 5.
Pernyataan tersebut antara lain pernyataan ke 1, 15, 17, 21, 25, 29, 30, 31 dan 32,
yang berisikan pernyataan “Orang tua membebaskan pilihan perguruan tinggi
pada saya”, “Berkuliah di IPB membuat orang tua bangga”, “Saya ingin berkuliah
di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)”, “Ingin meningkatkan pertanian di Indonesia”,
“IPB populer di Indonesia”, “Banyaknya beasiswa di IPB”, “Lulusan IPB banyak
yang menjadi enterpreneur”, “Akhlak dan moral mahasiswa IPB terkenal bagus”,
dan “Biaya hidup di IPB terjangkau”.
Tabel 3 Konsistensi munculnya pernyataan alasan berdasarkan jenis kelamin dan
strataa
Peubah
12
22
18

Jenis Kelamin
Pria
Wanita





-

Strata
1




2




3




4




12
Tabel 3 Lanjutan

Peubah
8
24
14
13
Peubah
tambahan
yang masuk
a

Jenis Kelamin
Pria
Wanita







17, 32

31

Strata
1




2





3





4




1, 17

31

-

25

-

-

Tanda “√” menyatakan muncul dan tanda “-“ tidak muncul

Tabel 4 Konsistensi munculnya pernyataan alasan berdasarkan asal sekolah dan
jalur masuk IPBa
Asal Sekolah
Peubah

Negeri

Swasta

BUD




















-

31

-

1, 15, 25

8
12
13
14
18
22
24
Peubah
tambahan
yang
masuk
a

Jalur Masuk IPB
SNMPTN SNMPTN
Tertulis Undangan












31,1

-

UTM





30, 32

Tanda “√” menyatakan muncul dan tanda “-“ tidak muncul

Tabel 5 Konsistensi munculnya pernyataan alasan berdasarkan kategori
penghasilan orang tuaa
Peubah
8
12
13
14
18
22
24
Peubah
tambahan
yang
masuk

a

1







2





-

31

17, 31

Kategori Penghasilan Orang Tua
6
3
4
5






















29

31

Tanda “√” menyatakan muncul dan tanda “-“ tidak muncul

15

17, 25,
15

7
-


-



1, 21,
25, 31

8





1, 31

13
Pemeringkatan peubah dari peubah dengan skor rataan tertinggi hingga terrendah
pada masing-masing kategori responden terlampir pada Lampiran 8, Lampiran 9,
Lampiran 10, Lampiran 11, dan Lampiran 12.
Analisis Faktor
Hasil pengujian asumsi pada analisis faktor
Hasil uji Kaiser Mayer Olkin diperoleh nilai KMO sebesar 0.784, karena
nilainya lebih besar dari 0.5 maka dapat disimpulkan bahwa data telah cukup
untuk difaktorkan. Pada uji Bartlett diperoleh nilai signifikansi 0, karena nilai
signifikansi kurang dari alpha sebesar 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
antar peubah bersifat tidak saling bebas. Kedua hasil tersebut menunjukan bahwa
asumsi pada analisis faktor sudah terpenuhi, sehingga analisis faktor dapat
dilakukan.
Model faktor
Tujuan analisis ini adalah menduga L dan . Hasil dari penguraiaan pada
matriks korelasi didapatkan 32 akar ciri yang terlampir pada Lampiran 13.
Terdapat 10 akar ciri yang nilainya lebih besar dari 1, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat 10 faktor dengan keragaman kumulatif yang dapat dijelaskan
sebesar 71.265 % (Tabel 6).
Tabel 6 Nilai akar ciri yang lebih besar dari 1
Faktor

Akar Ciri

1
2
3
4
5

8.388
2.898
2.218
1.900
1.529

Persentase
Keragaman
Kumulatif
26.212 %
35.268 %
42.198 %
48.137 %
52.915 %

Faktor

Akar Ciri

6
7
8
9
10

1.307
1.291
1.156
1.115
1.003

Persentase
Keragaman
Kumulatif
56.999 %
61.035 %
64.647 %
68.132 %
71.265 %

Matriks loading faktor yang didapat dilampirkan pada Lampiran 14.
Besaran
disebut komunalitas atau kontribusi faktor bersama ke-i terhadap
ragam bersama, sedangkan besaran
adalah kontribusi faktor khusus εi yang
disebut ragam khusus, kedua besaran tersebut terlampir pada Lampiran 15. Model
faktor yang didapatkan ialah sebagai berikut
X1
X2

- µ1
- µ2

X32 - µ 32

= -0.060 F1 - 0.703
= -0.115 F1 + 0.288
=
= 0.382 F1 + 0.391

F2 + ...
F2 + ...

...
...

- 0.016
- 0.256

F10
F10

+ 0.343
+ 0.353

F2 + ...

...

+ 0.125

F10

+ 0.297

Hasil validasi model faktor
Matriks sisaan yang diperoleh memiliki diagonal utama yang bernilai 0, dan
unsur bukan diagonalnya mendekati 0 sehingga penduga ̂ dan ̂ dianggap cukup
bagus dan dapat diterima. Nilai RMSoverall untuk kasus ini diperoleh 0.048 dan

14
lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model ini
merupakan model terbaik.
Interpretasi faktor
Hasil dari rotasi oblique menunjukan bahwa nilai korelasi antar faktor
terbesar ialah antara faktor 2 dan faktor 9 sebesar 0.323, sedangkan nilai korelasi
yang lainnya berada dibawah 0.32 (Tabel 7). Karena nilai korelasi terbesar masih
mendekati 0.32 maka rotasi orthogonal dapat digunakan dalam kasus ini.
Tabel 7 Korelasi Faktor
Faktor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

1
1
-0.102
0.076
0.126
-0.069
-0.026
0.219
-0.229
-0.056
-0.052

2
-0.102
1
0.006
-0.113
0.181
0.098
-0.255
0.151
0.323
-0.114

3
0.076
0.006
1
0.063
0.066
0.010
0.070
-0.076
-0.073
0.092

4
0.126
-0.113
0.063
1
-0.108
0.014
0.295
-0.177
-0.196
-0.030

5
-0.069
0.181
0.066
-0.108
1
0.028
0.147
0.047
-0.058
0.028

6
-0.026
0.098
0.010
0.014
0.028
1
0.007
0.003
0.016
-0.050

7
0.219
-0.255
0.070
0.295
0.147
0.007
1
-0.312
-0.242
-0.089

8
-0.229
0.151
-0.076
-0.177
0.047
0.003
-0.312
1
0.110
-0.038

9
-0.056
0.323
-0.073
-0.196
-0.058
0.016
-0.242
0.110
1
-0.057

10
-0.052
-0.114
-0.092
-0.030
0.028
-0.050
0.089
-0.038
-0.057
1

Anggota dari masing-masing faktor tersebut dapat ditentukan dengan
membandingkan nilai loading setiap peubah pada setiap faktor yang telah dirotasi
menggunakan rotasi varimax yang terlihat pada Lampiran 16. Pada kasus ini
anggota masing-masing faktor dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Pengelompokan 32 peubah ke dalam 10 faktor
Peubah
16
20
21
27
30

Faktor IPB yang berbasis pertanian dan cita-cita calon mahasiswa
Cita-cita untuk berkuliah di IPB
Tertarik dengan pertanian
Ingin meningkatkan pertanian di Indonesia
Ingin bekerja di bidang pertanian
Lulusan IPB banyak yang menjadi enterpreneur
Faktor IPB sebagai perguruan tinggi yang berkualitas dan menjanjikan
Peubah
masa depan yang baik
13
Akan mudah mendapat pekerjaan
14
Saya dapat mewujudkan cita-cita bila berkuliah di IPB
22
IPB salah satu perguruan tinggi berkualitas
24
IPB menghasilkan lulusan berkualitas
Peubah
Faktor biaya dan karakteristik mahasiswa IPB
7
Biaya kuliah yang terjangkau
28
Saya yakin peluang diterima di IPB besar
29
Banyaknya beasiswa di IPB
31
Akhlak dan moral mahasiswa IPB terkenal bagus
32
Biaya hidup di IPB terjangkau

15
Tabel 8 Lanjutan
Peubah
Faktor promosi dan lingkungan IPB
6
Lingkungan kampus IPB
10
Promosi yang dilakukan IPB
25
IPB populer di Indonesia
26
Adanya program untuk tinggal di asrama
Peubah
Faktor lingkungan asal sekolah
2
Saran dari teman SMA
3
Saran dari guru SMA
4
Saran dari kakak kelas SMA
Peubah
Faktor IPB sebagai PTN yang membanggakan
8
IPB salah satu perguruan tinggi terbaik
12
Menjadi mahasiswa IPB merupakan kebanggaan.
17
Saya ingin berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
19
IPB yang pertama kali menerima saya sebagai mahasiswa
Peubah
Faktor pengetahuan tentang perguruan tinggi
11
Hanya IPB perguruan tinggi yang diketahui
Peubah
Faktor lingkungan keluarga
1
Orang tua membebaskan pilihan perguruan tinggi pada saya
15
Berkuliah di IPB membuat orang tua bangga
23
Salah satu keluarga alumni IPB
Peubah
Faktor mayor yang diinginkan dan lokasi IPB
5
Jurusan atau mayor yang diinginkan ada di IPB
9
Lokasi IPB dekat dengan rumah
Peubah
Faktor IPB sebagai pilihan utama
18
IPB merupakan pilihan utama saya
Pada Tabel 8 terlihat bahwa 10 faktor tersebut diberikan nama faktor IPB
yang berbasis pertanian dan cita-cita calon mahasiswa, faktor IPB sebagai
perguruan tinggi yang berkualitas dan menjanjikan masa depan yang baik, faktor
biaya dan karakteristik mahasiswa IPB, faktor promosi dan lingkungan IPB,
faktor lingkungan asal sekolah, faktor IPB sebagai kampus yang membanggakan,
faktor pengetahuan tentang perguruan tinggi, faktor lingkungan keluarga, faktor
mayor yang diinginkan dan lokasi IPB, dan faktor IPB sebagai pilihan utama.
Faktor IPB yang berbasis pertanian dan cita-cita calon mahasiswa
merupakan faktor pertama yang merupakan faktor yang dapat menerangkan
persentase keragaman terbesar dibandingkan faktor lain yaitu sebesar 26.212 %,
hal ini menunjukan bahwa faktor pertama ini merupakan faktor yang paling
dominan menjadi perhatian mahasiswa IPB angkatan 2012/2013 memilih IPB
sebagai tempat melanjutkan pendidikan tinggi. Faktor ke-2 yang diberi nama
faktor IPB sebagai perguruan tinggi yang berkualitas dan menjanjikan masa depan
yang baik merupakan faktor yang dominan kedua yang menjadi perhatian
mahasiswa IPB angkatan 2012/2013 memilih IPB sebagai tempat melanjutkan
pendidikan tinggi, dimana faktor kedua ini merupakan faktor yang mampu
menerangkan persentase keragaman sebesar 9.056%. Pada faktor ke-3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, dan 10 persentase keragaman yang mampu dijelaskan setiap faktornya semakin
menurun dimana faktor ke-10 merupakan faktor yang mampu menerangkan
persentase keragaman paling kecil yakni 3.113%.

16

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Terdapat 10 faktor dominan yang mempengaruhi keputusan mahasiswa IPB
angkatan 2012/2013 memilih IPB sebagai tempat menempuh pendidikan tinggi.
Faktor yang paling dominan ialah ialah faktor IPB yang berbasis pertanian dan
cita-cita calon mahasiswa. Faktor ini berisikan lima buah pernyataan alasan, yakni
cita-cita untuk berkuliah di IPB, tertarik dengan pertanian, ingin meningkatkan
pertanian di Indonesia, ingin bekerja dibidang pertanian, dan lulusan IPB banyak
yang menjadi enterpreneur. Faktor-faktor yang terbentuk dapat dijadikan sebagai
landasan strategi positioning IPB pada saat melakukan pemasaran, yakni IPB
dapat membentuk citra dihadapan masyarakat sebagai perguruan tinggi negeri
yang membanggakan, berkualitas, berbasis pertanian, dan merupakan perguruan
tinggi dengan biaya terjangkau.
Saran
Pada penelitian berikutnya peneliti dapat menggunakan bentuk kuesioner
yang lain dengan tidak hanya menggunakan skala semmantic differensial saja
namun dapat menggunakan skala pengukuran yang lainnya atau dapat mencari
pendekatan dengan metode lain yang mungkin lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anna BC, Jason WO. 2005. Best Practice in Exploratotry Faktor Analysis : Four
Recommedndation for Getting The Most from Your Analysis. Vol.10, No 7.
Brown DJ. 2009. Choosing the Right Type of Rotation in PCA and EFA . Journal
of Statistic Corner,Vol.13, No.3, 20-25.
Hair J F, Black W C, Babin B J, Anderson R.E. 2010. Multivariate Data Analysis.
New Jersey (US): Upper saddle river.
Johnson RA, Wichern DW. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis. Ed
ke-4. Prentice Hall: Simon & Schuster, Inc.
Kotler P. 2001. Marketing Management Millenium Edition. Ed ke-10. Prentice
Hall, Inc.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2011. Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan
SAS. Bogor Departemen Statistika FMIPA-IPB.
Morrison, D.F. 2005. Multivariate Statistical Methods Fourth Edition. United
State America (US) : Thomson Learning, Inc.
Nasution, S. 2007. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.
Scheaffer Richard L, William Mendenhall, Lyman Ott. 1990. Elementary Survei
Sampling. Boston : PWS-KENT Publishing Company.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA.
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Tavakol M, Dennick R. 2011. Making Sense of Cronbach’s Alpha. International
Journal of Medical Education, Vol. 2, 53-55.

17
Lampiran 1 Kuesioner survei pendahuluan
Sebagai syarat menyelesaikan program sarjana statistika di Institut Pertanian
Bogor, saya melakukan penelitian tentang “Faktor yang
empengaruhi
Keputusan ahasiswa PB Angkatan 49 untuk Berkuliah di PB”. ohon bantuan
dan kesediaannya untuk memberikan jawaban sesungguhnya. Data yang anda
berikan akan dijaga kerahasiaannya karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan
penelitian dan bukan untuk dipublikasikan.
Terima kasih atas kesediannya untuk mengisi kuesioner ini,
Rizki Rahmadian
I.

DATA RESPONDEN

Jenis Kelamin :
Jurusan
:
Asal Provinsi :
II.

PERTANYAAN

1.

Mengapa kamu mengambil keputusan untuk berkuliah di IPB ?
(jawaban bebas berapapun)

18
Lampiran 2 Kuesioner penelitian
Selamat pagi/siang/sore,
Sebagai syarat menyelesaikan program sarjana statistika di Institut Pertanian Bogor, saya
melakukan penelitian tentang “Faktor yang empengaruhi Keputusan ahasiswa PB Angkatan
49 untuk Berkuliah di PB”. ohon bantuan dan kesediaannya untuk memberikan jawaban
sesungguhnya. Data yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya karena jawaban tersebut hanya
sebagai bahan penelitian dan bukan untuk dipublikasikan.
Terima kasih atas kesediannya untuk mengisi kuesioner ini,
Rizki Rahmadian Miftahul Ula
III.

DATA RESPONDEN

Jenis Kelamin :
Jurusan
:
Asal Provinsi
:
Asal SMA
: Negeri* / Swasta* / ....
(* Lingkari salah satu yang benar)
IV.

Tanggal
Gedung Asrama
Kamar
Nama / NRP

:
:
:
:

PERNYATAAN

Petunjuk Pengisian
Beri tanda silang pada garis
semakin dekat tanda silang ke
ujung kiri maka itu menyatakan bahwa jawaban semakin cendrung mendekati Sangat Tidak
Setuju (STS), sedangkan semakin dekat tanda silang ke ujung kanan maka itu menyatakan bahwa
jawaban semakin cendrung mendekati Sangat Setuju (SS).
1. Orang tua meminta saya untuk berkuliah di IPB, sehingga saya memutuskan untuk berkuliah di
IPB.

STS

SS

2. Teman dekat di SMA mengajak saya berkuliah di IPB, sehingga saya memutuskan untuk
berkuliah di IPB.

STS

SS

3. Guru di SMA menyarankan agar saya berkuliah di IPB, sehingga saya memutuskan untuk
berkuliah di IPB.

STS

SS

4. Kakak kelas saya menyarankan agar saya berkuliah di IPB, sehingga saya memutuskan untuk
berkuliah di IPB.

STS

SS

5. Jurusan atau mayor yang saya inginkan ada di IPB sehingga saya memutuskan untuk berkuliah
di IPB.

STS

SS

6. Lingkungan kampus di IPB yang membuat saya memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

7. Biaya kuliah yang terjangkau membuat saya memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

19
8. IPB merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia, sehingga saya memutuskan
berkuliah di IPB.

STS

SS

9. Lokasi IPB yang dekat dengan rumah, membuat saya memutuskan berkuliah di IPB.

STS

SS

10. Promosi yang dilakukan IPB membuat saya memutuskan berkuliah di IPB.

STS

SS

11. Karena hanya IPB perguruan tinggi yang saya tahu sehingga saya berkuliah di IPB.

STS

SS

12. Menjadi mahasiswa IPB merupakan kebanggaan bagi saya.

STS

SS

13. Dengan berkuliah di IPB saya akan mudah mendapat pekerjaan.

STS

SS

14. Dengan berkuliah di IPB saya bisa mewujudkan cita-cita saya, karena itu saya memutuskan
berkuliah di IPB.

STS

SS

15. Berkuliah di IPB membuat orang tua saya bangga, karena itu saya memutuskan berkuliah di
IPB.

STS

SS

16. Berkuliah di IPB adalah cita-cita saya dari dulu, karena itu saya memutuskan berkuliah di IPB.

STS

SS

17. Saya ingin berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri, karena itu saya memutuskan berkuliah di IPB.

STS

SS

18. Saya memilih berkuliah di IPB karena saya tidak diterima di perguruan tinggi yang lain.

STS

SS

19. Saya memilih berkuliah di IPB karena IPB merupakan perguruan tinggi yang pertama kali
menerima saya sebagai mahasiswa.

STS

SS

20. Saya tertarik dengan pertanian, karena itu saya memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

21. Saya ingin meningkatkan pertanian di Indonesia, karena itu saya memutuskan untuk berkuliah
di IPB.

STS

SS

22. IPB merupakan perguruan tinggi berkualitas, sehingga membuat saya memutuskan untuk
berkuliah di IPB.

STS

SS

23. Salah satu keluarga saya merupakan alumni IPB, karena itu saya memutuskan untuk berkuliah
di IPB.

STS

SS

20
24. IPB menghasilkan lulusan yang berkualitas, karena itu saya memutuskan untuk berkuliah di
IPB.

STS

SS

25. IPB merupakan kampus populer/terkenal di Indonesia, karena itu saya memutuskan untuk
berkuliah di IPB.

STS

SS

26. Adanya program untuk tinggal di asrama pada tahun awal perkuliahan di IPB membuat saya
memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

27. Saya ingin bekerja di bidang pertanian, karena itu saya memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

28. Saya merasa peluang saya untuk diterima di IPB besar, karena itu saya memutuskan untuk
berkuliah di IPB.

STS

SS

29. Banyaknya beasiswa di IPB membuat saya memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

30. IPB terkenal dengan lulusannya yang menjadi wirausahawan/enterpreneur, karena itu saya
memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

31. Mahasiswa IPB terkenal dengan akhlak dan moralnya yang bagus, karena itu saya memutuskan
untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

32. Biaya hidup di IPB murah, karena itu saya memutuskan untuk berkuliah di IPB.

STS

SS

21
Lampiran 3 Pembagian strata
Strata 1 :
a.
b.
c.
d.
e.

Nangroe Aceh Darussalam
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Riau
Jambi
Strata 2 :

a.
b.
c.

DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Strata 3 :

a.
b.
c.

Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Strata 4 :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.

Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat

f.
g.
h.
i.
j.

Sumatra Selatan
Bengkulu
Lampung
Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau

22
Lampiran 4 Keterangan peubah dan pernyataan alasannya
Peubaha
X 1*
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X13
X14
X15
X16
X17
X18*
X19
X20
X21
X22
X23
X24
X25
X26
X27
X28
X29
X30
X31
X32
a

Pernyataan alasan
Orang tua membebaskan pilihan perguruan tinggi pada saya
Saran dari teman SMA
Saran dari guru SMA
Saran dari kakak kelas SMA
Jurusan atau mayor yang diinginkan ada di IPB
Lingkungan kampus IPB
Biaya kuliah yang terjangkau
IPB salah satu perguruan tinggi terbaik
Lokasi IPB dekat dengan rumah
Promosi yang dilakukan IPB
Hanya IPB perguruan tinggi yang diketahui
Menjadi mahasiswa IPB merupakan kebanggaan.
Akan mudah mendapat pekerjaan
Saya dapat mewujudkan cita-cita bila berkuliah di IPB
Berkuliah di IPB membuat orang tua bangga
Cita-cita untuk berkuliah di IPB
Saya ingin berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
IPB merupakan pilihan utama saya
IPB yang pertama kali menerima saya sebagai mahasiswa
Tertarik dengan pertanian
Ingin meningkatkan pertanian di Indonesia
IPB salah satu perguruan tinggi berkualitas
Salah satu keluarga alumni IPB
IPB menghasilkan lulusan berkualitas
IPB populer di Indonesia
Adanya program untuk tinggal di asrama
Ingin bekerja di bidang pertanian
Saya yakin peluang diterima di IPB besar
Banyaknya beasiswa di IPB
Lulusan IPB banyak yang menjadi enterpreneur
Akhlak dan moral mahasiswa IPB terkenal bagus
Biaya hidup di IPB terjangkau

Tanda “*” menyatakan bahwa pada pernyataan tersebut dilakukan pembalikan skor dengan
mengurangkan nilai maksimum dengan nilai yang diperoleh, sehingga berdampak pada
perubahan makna pernyataan

Lampiran 5 Kategori penghasilan orang tua di IP