Pengaruh Pengusangan Cepat dan Penyimpanan Alami Terhadap Viabilitas Benih Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.).


 

ARUH PE
ENGUSA
ANGAN CEPAT
C
DA
AN PENY
YIMPAN
NAN
PENGA
ALA
AMI TER
RHADAP
P VIABIL
LITAS BE
ENIH BEB
BERAPA
A
VA

ARIETAS
S KACAN
NG TANA
AH (Aracchis hypoggaea L.)

RE
ESTI TIL
LAWAH
A24080
0021

DE
EPARTEM
MEN AGR
RONOMII DAN HO
ORTIKU
ULTURA
FAKU
ULTAS PE
ERTANIA

AN
IN
NSTITUT
T PERTA
ANIAN BO
OGOR
2013
3

Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor2012
PENGARUH PENGUSANGAN CEPAT DAN PENYIMPANAN ALAMI TERHADAP VIABILITAS
BENIH BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)
Effect of Rapid Aging and Natural Storage on Seed Viability of Some Variety Peanut (Arachis Hypogaea L.)
Resti Tilawah 1 Tatiek Kartikasuharsi 2
Mahasiswa, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2
Staf Pengajar, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
1


Abstract
The research aimed to determine the influence of rapid aging and natural storage of the viability on
several varieties of peanuts seed that has different size and anthocyanin content. The research was
conducted in February-May 2012 in Science and Seed Technology Laboratory, and Laboratory of Molecular
Marker and UV-VIS spectrophotometer, Department of Agronomy and Horticulture, IPB. Bogor. The peanut
seed that used were Kelinci, Kancil, Bison, and Tuban.  The research include two experiments. The first
experiment was the influence of rapid aging viability several varieties of peanut seeds. The
second experiment was the influence of natural storage viability on several varieties of peanut seeds in. The
research used completely randomized design (CRD) one factor with four treatment of rapid aging in 0, 24,
48, and 72 hours and natural storage in 0, 1, 2, and 3 months. The results showed that the varieties of
Kelinci are small and low anthocyanin content not resistant to rapid aging and natural storage show by seed
vigor. The varieties of Kancil are large and low anthocyanin content not resistant to rapid aging, but
resistant to natural storage show by seed viability and vigor.Varieties of Bison high content of anthocyanin
resistant to rapid aging and natural storage. Varieties of Tuban showed dormancy phenomen shown by
viability and seed vigor increased.
Keywords : Anthocyanin content, seed size, seed dormancy


 



 

RINGKASAN

RESTI TILAWAH. Pengaruh Pengusangan Cepat dan Penyimpanan Alami
Terhadap Viabilitas Benih Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.). (Dibimbing oleh TATIEK KARTIKA SUHARSI)
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengusangan cepat dan
penyimpanan alami terhadap viabilitas benih beberapa varietas kacang tanah yang
memiliki

ukuran

benih

dan

kandungan


antosianin

berbeda.

Penelitian

dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB dan Laboratorium
Molekular Marker dan Spektrofotometer UV-VIS, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, IPB. Bogor, pada bulan Februari – Mei 2012.
Penelitian dilakukan dalam dua percobaan. Percobaan pertama pengaruh
pengusangan cepat terhadap viabilitas benih beberapa varietas kacang tanah
dengan suhu 43°C dan RH 100% selama 0, 24, 48, dan 72 jam. Percobaan kedua
pengaruh penyimpanan alami terhadap viabilitas benih beberapa varietas kacang
tanah selama 0, 1, 2, dan 3 bulan dengan suhu 27-31°C dan RH 57-60%. Varietas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Kelinci, Kancil, Bison, dan
Tuban.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak
Lengkap (RAL) satu faktor dengan empat taraf perlakuan yaitu pengusangan
cepat selama 0, 24, 48, dan 72 jam dan penyimpanan alami selama 0, 1, 2, dan 3
bulan. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji F dan apabila hasil analisis

ragam menunjukkan pengaruh yang nyata maka pengujian dilanjutkan dengan uji
DMRT taraf 5%. Analisis regresi dan korelasi dilakukan untuk mengetahui
hubungan antar tolok ukur pada pengusangan cepat dengan penyimpanan alami.
Pengujian mutu fisiologi benih dilakukan dengan menguji viabilitas
potensial (VP) benih dengan tolok ukur daya berkecambah (DB) dan berat kering
kecambah normal (BKKN), dan vigor kekuatan tumbuh (VKT) dengan tolok ukur
indeks vigor (IV) dan kecepatan tumbuh (KCT). Pengujian kandungan antosianin
dan ukuran benih dilakukan untuk melihat perbedaan kandungan antosianin dan
ukuran benih varietas kacang tanah yang digunakan dalam penelitian. Kandungan
antosianin dan ukuran benih diduga dapat mempengaruhi viabilitas dan vigor


 

benih. Pengujian kandungan antosianin dilakukan dengan menggunakan alat
spektrofotometer UV-Vis.
Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa KA meningkat secara nyata pada
semua varietas yang diuji. Daya berkecambah dan BKKN varietas Kelinci belum
menurun secara signifikan hingga pengusangan 72 jam. Indeks vigor dan KCT
menurun secara nyata pada pengusangan 24 jam. Daya Berkecambah dan BKKN

varietas Kancil menurun pada pengusangan 48 jam, sedangkan IV dan KCT
menurun secara nyata pada pengusangan 24 dan 48 jam. Pada varietas Bison, DB,
BKKN, dan KCT tidak dipengaruhi oleh pengusangan dan IV menurun pada
pengusangan 24 jam. Pada varietas Tuban semakin lama pengusangan, DB dan
BKKN terlihat semakin meningkat hingga pengusangan 72 jam, IV dan KCT tidak
dipengaruhi oleh pengusangan.
Hasil percobaan 2 menunjukkan bahwa penyimpanan alami meningkatkan
KA, kecuali pada varietas Bison. Daya berkecambah varietas Kelinci tidak
dipengaruhi oleh penyimpanan dan BKKN cenderung meningkat hingga
penyimpanan 3 bulan. Indeks vigor dan KCT menunjukkan nilai yang berfluktuasi
selama penyimpanan. Pada varietas Kancil, DB, BKKN, IV, dan KCT tidak
dipengaruhi oleh penyimpanan. Pada varietas Bison DB menurun pada
penyimpanan 3 bulan, sedangkan BKKN, IV, dan KCT tidak dipengaruhi oleh
penyimpanan. Pada Tuban semakin lama penyimpanan DB, BKKN, dan IV
semakin meningkat sedangkan KCT tidak dipengaruhi oleh penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Kelinci berukuran kecil dan
kandungan antosianin rendah tidak tahan terhadap pengusangan cepat yang
ditunjukkan oleh vigor benih, dan tahan terhadap penyimpanan alami yang
ditunjukkan oleh DB. Varietas Kancil berukuran besar dan kandungan antosianin
rendah tidak tahan terhadap pengusangan cepat, namun tahan terhadap

penyimpanan yang ditunjukkan oleh viabilitas dan vigor benih. Varietas Bison
dengan kandungan antosianin tinggi tahan terhadap pengusangan cepat dan
penyimpanan alami. Varietas Tuban menunjukkan adanya fenomena dormansi
yang ditunjukkan oleh viabilitas dan vigor benih yang meningkat. Terdapat
korelasi yang nyata antar tolok ukur viabilitas dan vigor benih pada lama
pengusangan 48 jam dan lama penyimpanan 2 dan 3 bulan.


 

PENGARUH PENGUSANGAN CEPAT DAN PENYIMPANAN
ALAMI TERHADAP VIABILITAS BENIH BEBERAPA
VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

RESTI TILAWAH
A24080021


DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013


 

Judul

: PENGARUH PENGUSANGAN CEPAT DAN
PENYIMPANAN ALAMI TERHADAP
VIABILITAS BENIH BEBERAPA VARIETAS
KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Nama

: RESTI TILAWAH


NIM

: A24080021

Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Tatiek Kartika Suharsi, MS
NIP. 195503241982032001

Mengetahui,
Ketua Departemen

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr
NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal lulus :


 


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pandeglang, Provinsi Banten pada tanggal 20 Maret
1990. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Achmad Mujahid (Alm) dan
Ibu Ulfah Fatimah.
Tahun 1996 penulis lulus dari TK Mathla’ul Anwar Pusat Menes.
Selanjutnya tahun 2002 penulis lulus dari MI Mathla’ul Anwar Pusat Menes,
kemudian pada tahun 2005 penulis menyelesaikan studi di MTS Mathla’ul Anwar
Pusat Menes, Pandeglang. Selanjutnya penulis lulus dari Madrasah Aliyah
Mathla’ul Anwar Pusat Menes pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis diterima di
Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI pada program Studi Agronomi
dan Hortikultura.
Tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama kuliah penulis aktif di beberapa
kegiatan organisasi sebagai panitia. Pada tahun 2010-2011 penulis aktif di
organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian sebagai staf Divisi
Departemen Pertanian.


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi
kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penelitian dengan judul “pengaruh pengusangan cepat dan penyimpanan alami
terhadap viabilitas benih beberapa varietas kacang tanah (Arachis hipogaea L.)”
di susun oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di
Institut Pertanian Bogor.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengusangan cepat dan
penyimpanan alami terhadap viabilitas benih beberapa varietas kacang tanah yang
memiliki

ukuran

benih

dan

kandungan

antosianin

berbeda.

Penelitian

dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih dan Laboratorium
Molekular Marker dan Spektrofotometer UV-VIS, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, IPB, Bogor. Penulis menyadari apa yang telah penulis peroleh tidak
terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. Tatiek Kartika Suharsi, MS selaku dosen pembimbing yang
memberikan bimbingan dan pengarahan mulai dari awal penelitian hingga
proses penyusunan skripsi.
2. Dr. Ir. Endah Retno Palupi, MS dan Maryati Sari, MSc selaku dosen
penguji yang telah bersedia menguji penulis pada ujian skripsi dan telah
memberikan banyak masukan yang bersifat membangun atas perbaikan
skripsi ini.
3. Ayahanda Achmad Mujahid (Alm), Ibunda Ulfah Fatimah, Meti, Afdi, dan
Firli atas do’a, perhatian, dukungan, dan kasih sayang yang tak terhingga.
4. Teman-teman kost putri bunda Ferina, Arini, Diska, Amma, Fira, Uni, Dea
yang telah memberikan motivasi dan saran.
5. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 45 yang telah
memberikan motivasi dan saran.

Bogor, Januari 2013
Penulis


 

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

xi

PENDAHULUAN ........................................................................................
Latar Belakang ...................................................................................
Tujuan ................................................................................................
Hipotesis .............................................................................................

1
1
2
2

TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................................
Varietas Kacang Tanah .....................................................................
Ukuran Benih ....................................................................................
Kandungan Antosianin pada Benih ...................................................
Metode Pengusangan Cepat ..............................................................
Penyimpanan Alami ..........................................................................
Pengujian Viabilitas Benih ................................................................

3
3
3
4
5
6
8

BAHAN DAN METODE .............................................................................
Waktu dan Tempat ............................................................................
Bahan dan Alat ..................................................................................
Metode Penelitian .............................................................................
Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
Pengamatan .......................................................................................

10
10
10
10
11
13

HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
Kondisi Umum ..................................................................................
Hasil ..................................................................................................
Pengaruh Pengusangan Cepat terhadap Tolok Ukur KA, VP,
dan VKT pada beberapa Varietas Kacang Tanah ......................
Pengaruh Penyimpanan Alami terhadap Tolok Ukur KA, VP,
dan VKT pada beberapa Varietas Kacang Tanah ......................
Persamaan Regresi beberapa Varietas Kacang Tanah pada
Pengusangan Cepat dan Penyimpanan Alami ..........................
Korelasi Antar Tolok Ukur pada Pengusangan Cepat dengan
penyimpanan Alami .................................................................
Pembahasan .......................................................................................
Pengaruh Pengusangan Cepat terhadap Viabilitas Benih
beberapa Varietas Kacang Tanah .............................................
Pengaruh Penyimpanan Alami terhadap Viabilitas Benih
beberapa Varietas Kacang Tanah .............................................
Analisis Regresi beberapa Varietas Kacang Tanah dan Korelasi
Antar Tolok Ukur pada Pengusangan Cepat dan Penyimpanan
Alami ........................................................................................

16
16
18
18
20
22
23
25
25
26

28


 

KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
Kesimpulan ........................................................................................
Saran ..................................................................................................

29
29
29

DAFTA R PUSTAKA ..................................................................................

30

LAMPIRAN ..................................................................................................

33

10 
 

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Kondisi awal benih kacang tanah ......................................................

16

2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh varietas terhadap bobot 100 butir
dan kandungan antosianin benih kacang tanah .................................

17

3. Perbedaan kandungan bobot 100 butir dan kandungan antosianin
benih kacang tanah ............................................................................

17

4. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh lama pengusangan pada
beberapa varietas kacang tanah terhadap tolok ukur yang
diamati ...............................................................................................

18

5. Pengaruh perlakuan lama pengusangan pada beberapa varietas
kacang tanah terhadap tolok ukur yang diamati ................................

19

6. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh lama penyimpanan pada
beberapa varietas kacang tanah terhadap tolok ukur yang
diamati ...............................................................................................

21

7. Pengaruh perlakuan lama penyimpanan pada beberapa varietas
Kacang tanah terhadap tolok ukur yang diamati ...............................

22

8. Koefisien korelasi dan koefisien determinasi antar peubah pada
pengusangan cepat dengan penyimpanan alami ...............................

24

11 
 

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Deskripsi varietas Kelinci .................................................................

34

2. Deskripsi varietas Kancil ..................................................................

35

3. Deskripsi varietas Bison ....................................................................

36

4. Deskripsi varietas Tuban ...................................................................

37

5. Analisis ragam pengaruh lama pengusangan pada varietas
Kelinci terhadap tolok ukur yang diamati ........................................

38

6. Analisis ragam pengaruh lama pengusangan pada varietas
Kancil terhadap tolok ukur yang diamati .........................................

39

7. Analisis ragam pengaruh lama pengusangan pada varietas
Bison terhadap tolok ukur yang diamati ..........................................

39

8. Analisis ragam pengaruh lama pengusangan pada varietas
Tuban terhadap tolok ukur yang diamati ..........................................

40

9. Analisis ragam pengaruh lama penyimpanan pada varietas
Kelinci terhadap tolok ukur yang diamati ........................................

40

10. Analisis ragam pengaruh lama penyimpanan pada varietas
Kancil terhadap tolok ukur yang diamati ..........................................

41

11. Analisis ragam pengaruh lama penyimpanan pada varietas
Bison terhadap tolok ukur yang diamati ...........................................

41

12. Analisis ragam pengaruh lama penyimpanan pada varietas
Tuban terhadap tolok ukur yang diamati ..........................................

42

13. Persamaan regresi varietas kacang tanah pada pengusangan cepat
dan penyimpanan alami terhadap tolok ukur yang diamati ..............

42


 

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kacang tanah merupakan salah satu komoditi penting, karena dapat
digunakan untuk menambah pendapatan petani, memenuhi kebutuhan petani dan
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, kacang tanah
merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan
dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin
meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak.
Produksi kacang tanah pada tahun 2011 tercatat sebesar 12,254 ton biji
kering, turun 2,191 ton dibanding tahun 2010. Penurunan produksi diperkirakan
karena penurunan luas panen sebesar 2,156 ha, walaupun produktivitas naik
sebesar 0,35 ku/ha (Badan Pusat Statistik, 2011). Produktivitas kacang tanah pada
saat ini termasuk rendah dan produksi kacang tanah per hektar juga masih belum
dapat optimal. Salah satu cara yang digunakan untuk mencapai produktivitas yang
tinggi adalah dengan menggunakan varietas unggul.
Faktor-faktor yang ikut berperan terhadap peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman kacang tanah antara lain varietas unggul dan benih
bermutu, perbaikan cara budidaya dan pengendalian penyakit serta penanganan
pasca panen yang lebih baik (Kasno, 2007). Pemerintah Indonesia telah melepas
22 varietas unggul kacang tanah diantaranya adalah Badak, Biawak, Gajah,
Jerapah, Kelinci, Kidang dan Sima (Pitojo, 2005).
Salah satu kendala dalam usaha penyediaan benih bermutu tinggi adalah
usaha

mempertahankan

viabilitas

benih

selama

penyimpanan.

Dalam

pengembangannya, benih kacang tanah memerlukan penanganan yang cermat
karena daya simpannya yang rendah dan tergolong benih yang cepat mengalami
kemunduran selama penyimpanan. Hal ini karena kandungan lemak dan protein
yang cukup tinggi. Bila penyimpanannya tidak tepat, kadar air akan meningkat
yang menyebabkan metabolisme benih berlangsung cepat, sehingga terjadi
akumulasi asam lemak bebas yang merupakan salah satu ciri kemunduran benih.


 

Ukuran benih merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
viabilitas benih. Ukuran benih diukur dengan bobot 100 butir karena benih dengan
ukuran lebih besar memiliki bobot 100 butir yang besar juga. Menurut hasil
penelitian Sukarman dan Raharjo (2000), bahwa varietas kedelai berbiji kecil dan
kulit berwarna gelap lebih toleran terhadap deraan fisik dibanding varietas berbiji
besar dan kulit berwarna terang. Chin (1976) menyatakan bahwa ukuran benih
menggambarkan vigor benih, hal ini terlihat dari penampakan bibit yang tumbuh
dari benih tersebut. Pada tanaman buncis dan kedelai yang ditelitinya diperoleh
hasil bibit yang berasal dari benih berukuran lebih besar lebih vigor dari pada bibit
yang berasal dari benih yang berukuran kecil.
Perbedaan warna pada kulit kacang tanah merupakan salah satu
karakterisitik dari varietas kacang tanah. Warna yang terdapat pada varietas
kacang tanah yaitu merah, coklat, ros, dan ungu. Menurut Purwanti (2004) benih
kedelai hitam mempunyai daya simpan lebih lama dibandingkan kedelai kuning.
Futura et al. (2002) menyatakan bahwa kedelai berkulit hitam mengandung banyak
antosianin. Antosianin tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang besar. Pada kulit
benih (testa) kacang tanah diketahui banyak mengandung senyawa tanin, flavonoid
dan asam fenolat terkonjugasi. Senyawa tersebut mempunyai aktivitas antioksidan
yang terkandung dalam antosianin. Pengaruh pengusangan cepat dan penyimpanan

alami terhadap viabilitas benih beberapa varietas kacang tanah perlu diketahui
untuk mengetahui ketahanan benih varietas kacang tanah tersebut selama
penyimpanan.
Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pengusangan cepat
dan penyimpanan alami terhadap viabilitas benih beberapa varietas kacang tanah
yang memiliki ukuran benih dan kandungan antosianin berbeda.
Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh
pengusangan cepat dan penyimpanan alami terhadap viabilitas benih beberapa
varietas kacang tanah yang memiliki ukuran benih dan kandungan antosianin
berbeda.


 

TINJAUAN PUSTAKA

Varietas Kacang Tanah
Faktor-faktor yang ikut berperan terhadap peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman kacang tanah, antara lain varietas unggul dan benih
bermutu, perbaikan cara budidaya dan pengendalian penyakit serta penanganan
pasca panen yang lebih baik (Kasno, 2007). Varietas adalah sekelompok tanaman
dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan
tanaman, daun, bunga, buah biji dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi
genotipe yang dapat membedakan dari kelompok lain pada spesies yang sama.
(Suhartina, 2005).

Varietas kacang tanah pada umumnya berupa varietas murni yang berasal
dari galur homozigot yang homogen. Sejak tahun 1950 pemerintah Indonesia telah
melepas 22 varietas unggul, yaitu Gajah, Macan, Banteng, Kidang, Tupai,
Pelanduk, Tapir, Rusa, Anoa, Kelinci, Lokal Jepara, Landak, Mahesa, Badak,
Komodo, Biawak, Trenggiling, Simpai, Zebra, Singa, Panter dan Jerapah (Pitojo,
2005).
Varietas unggul kacang tanah mempunyai ukuran biji yang lebih besar,
sekitar 50 g per 100 biji, dibanding varietas lokal yang ukuran bijinya lebih kecil
yakni 30-35 g per 100 biji. Beberapa varietas unggul yang sering digunakan petani
adalah Gajah, Macan, dan Kidang (Hidajat, et al., 1999). Umumnya varietas lokal
memiliki daya hasil yang lebih rendah daripada varietas unggul, namun tahan
terhadap penyakit layu (Hidajat, et al., 1999). Menurut Trustinah (1993) varietas
kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan
berumur pendek (genjah).
Pengaruh Perbedaan Ukuran Benih dan Kandungan Antosianin Benih
terhadap Viabilitas dan Vigor Benih
Ukuran Benih
Mugnisyah (1991) menyatakan bahwa varietas kedelai berbiji sedang atau
kecil umumnya memiliki kulit berwarna gelap, tingkat permeabilitas rendah, dan
memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kondisi penyimpanan yang kurang


 

optimal dan tahan terhadap deraan cuaca lapang dibanding varietas yang berbiji
besar dan berkulit biji terang. Sukarman dan Raharjo (2000), melaporkan bahwa
varietas kedelai berbiji kecil dan kulit berwarna gelap lebih toleran terhadap
deraan fisik (suhu 420C dan kelembaban 100%) dibanding varietas berbiji besar
dan kulit berwarna terang.
Ukuran benih berhubungan nyata dengan vigor benih. Chin (1976)
menyatakan bahwa ukuran benih menggambarkan vigor benih, hal ini terlihat dari
penampakan bibit yang tumbuh dari benih tersebut. Pada tanaman buncis dan
kedelai yang ditelitinya diperoleh hasil bibit yang berasal dari benih berukuran
lebih besar lebih vigor dari pada bibit yang berasal dari benih berukuran kecil.
Hasil penelitian Agustin (2010) menunjukkan bahwa pada benih kedelai yang
berukuran lebih besar mempunyai tingkat vigor lebih tinggi daripada benih yang
berukuran kecil.
Kandungan Antosianin pada Benih
Kulit benih (testa) kacang tanah banyak mengandung senyawa tanin,
flavonoid dan asam fenolat terkonjugasi yang secara tradisional digunakan
sebagai obat sakit sendi, aprodisiak, pencahar, obat bermacam-macam pendarahan
dan leukemia. Senyawa tersebut mempunyai aktivitas antioksidan serta dapat
digunakan sebagai obat yang dapat menyembuhkan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri (Robinson, 1991).
Benih kacang tanah memiliki warna kulit yang bervariasi mulai dari coklat
muda sampai merah tua. Perbedaan warna tersebut disebabkan pigmen warna
yang umumnya terdapat pada beberapa tanaman, seperti warna merah, ungu, dan
biru (Chukwumah et al., 2009). Warna yang dihasilkan tersebut merupakan
senyawa antosianin yang termasuk ke dalam kelas flavonoid. Flavonoid
merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar dan terdapat dalam semua
tumbuhan hijau kecuali Alga.
Antosianin merupakan pigmen yang larut dalam air, berwarna jingga,
merah, dan biru yang tergabung dalam kelompok besar pigmen flavanoid
(Sudiatsa, 2001). Salah satu tanaman yang diduga mempunyai potensi sebagai
antioksidan dan antimikroba adalah tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.).


 

Fungsi antosianin dalam tanaman adalah membawa sifat resistensi terhadap
penyakit (Salisbury dan Ross, 1995), sedangkan bagi manusia antosianin mampu
menghambat pertumbuhan sel kanker diantaranya sel kanker perut, usus besar,
kanker payudara, dan kanker paru-paru (Zhang et al., 2005). Antosianin juga
dimanfaatkan dalam pembuatan suplemen nutrisi karena memiliki banyak dampak
positif bagi kesehatan manusia. Antosianin juga banyak digunakan di industri
makanan dan minuman sebagai pewarna alami.
Antosianin merupakan salah satu antioksidan. Antioksidan diduga berguna
untuk mempertahankan viabilitas benih karena memiliki kemampuan untuk
mengurangi efek radikal bebas yang terbentuk selama penyimpanan. Purwanti
(2004) menyatakan bahwa pada benih kedelai, tolok ukur daya tumbuh dan vigor
memiliki hubungan dengan kulit benih kedelai. Kedelai hitam memiliki daya
tumbuh dan vigor yang lebih baik di banding kedelai kuning. Futura et al. (2002)
mengemukakan bahwa kedelai hitam diketahui mempunyai kandungan antosianin
yang tinggi. Hasil penelitian Fitriesa (2011) menyatakan bahwa kandungan
antosianin pada varietas kedelai hitam Detam 1 (1.308 μmol 100g-1 ) nyata lebih
tinggi dibandingkan pada kedelai kuning yaitu Anjasmoro (0.418 μmol 100g-1).
Hal tersebut menguatkan dugaan bahwa adanya antosianin menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi vigor benih.
Hasil penelitian Agustin (2010) menyatakan bahwa kandungan antosianin
pada kulit benih kedelai bervariasi dengan kisaran kandungan tertinggi pada
Varietas Detam 1 yaitu 0.112 nmol cm-2 hingga terendah pada Varietas
Anjasmoro yaitu 0.011 nmol cm-2. Dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa
terdapat korelasi nyata antara kandungan antosianin dengan daya hantar listrik
yang menunjukkan korelasi negatif dan erat (r = -0.65), artinya semakin besar
kandungan antosianinnya maka semakin rendah daya hantar listriknya atau
sebaliknya.
Metode Pengusangan Cepat
Metode pengusangan cepat dapat digunakan untuk menduga kemunduran
benih. Metode pengusangan terdiri dari pengusangan secara fisik dan
pengusangan secara kimia. Pengusangan secara fisik yaitu dengan perlakuaan


 

deraan suhu dan RH yang tinggi sehingga mempercepat kerusakan benih.
Pengusangan secara kimia yaitu dengan menggunakan larutan tertentu untuk
mempercepat proses kerusakan benih, misalnya dengan menggunakan larutan
ethanol. Menurut Mugnisjah et al. (1994) uji pengusangan dipercepat tergolong
dalam uji vigor benih yang dengan lingkungan suboptimum, tetapi lingkungan
tersebut diberikan sebelum benih dikecambahkan. Uji pengusangan cepat
bermanfaat untuk menduga berapa lama benih dapat disimpan sehingga sangat
berguna bagi produsen, pedagang, atau penyalur benih.
Mesin pengusangan cepat (MPC) merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk pengujian vigor daya simpan setelah benih mengalami
pengusangan fisik. Pada pengusangan cepat fisik, benih mengalami deraan fisik
sebelum pengujian daya berkecambah. Benih diletakkan pada suhu 40-50°C dan
RH mendekati 100% dengan deraan waktu sesuai jenis benih (Delouche dan
Baskin, 1973). Pada kondisi tersebut benih akan melakukan respirasi yang
mengakibatkan berkurangnya energi benih untuk laju repirasi cepat tumbuh.
Benih yang telah diusangkan tetapi masih mempunyai daya berkecambah tinggi
memberikan indikasi mempunyai vigor yang tinggi.
Metode pengusangan cepat terdiri dari perlakuan fisik menggunakan suhu
dan kelembaban nisbi yang tinggi dan perlakuan kimiawi dengan menggunakan
uap jenuh etanol. Tingkat deraan dalam MPC akan menghasilkan satu seri data,
mulai dari vigor awal (Va) hingga kematiannya. Indikator status vigor benih yaitu
laju/kecepatan penurunan viabilitas. Benih yang vigornya tinggi viabilitasnya
akan menurun lebih lambat dibandingkan benih yang vigornya rendah (Copeland
dan McDonald, 2001).
Penyimpanan Alami
Penyimpanan benih merupakan suatu upaya untuk mempertahankan
viabilitas selama mungkin sehingga mutu benih saat ditanam tetap tinggi. Tujuan
utama penyimpanan benih adalah untuk mempertahankan viabilitas benih dalam
periode simpan yang selama mungkin agar benih dapat ditanam pada tahun-tahun
berikutnya atau untuk tujuan pelestarian benih dari suatu jenis tanaman.
Penyimpanan benih berfungsi untuk mempertahankan mutu fisiologis benih


 

dengan cara menekan kemunduran benih serendah mungkin. Kemunduran benih
tidak dapat dihentikan, namun bisa dikendalikan sehingga berlangsung lambat
dengan penerapan ilmu dan teknologi yang sesuai (Justice dan Bass, 2002).
Menurut Sadjad (1993) ada tiga faktor yang mempengaruhi daya simpan
benih, yaitu faktor innate, induced, dan enforced. Faktor innate merupakan faktor
yang berhubungan dengan sifat genetik benih. Faktor induced merupakan faktor
yang berhubungan dengan kondisi lapangan sewaktu benih diproduksi, sedangkan
faktor enforced berhubungan dengan lingkungan simpan benih. Justice dan Bass
(2002) menyatakan bahwa faktor lingkungan simpan terdiri dari faktor biotik dan
abiotik. Faktor biotik meliputi benih, serangga gudang, dan cendawan, sedangkan
faktor abiotik meliputi suhu, kelembaban, dan komposisi gas.
Benih kacang tanah mampu bertahan selama delapan tahun tanpa
penurunan viabilitas yang nyata sewaktu disimpan pada suhu 100C dan
kelembaban nisbi 50% (Justice dan Bass, 2002). Menurut Tillman dan Wright
(2002) benih kacang tanah yang disimpan tanpa polong memiliki kemungkinan
rusak yang lebih besar karena kulit dari benih kacang tanah tipis dan tidak mampu
melindungi terhadap kerusakan dari luar. Dari penelitian Puspitasari (1990)
didapatkan hasil bahwa benih kacang tanah dapat bertahan sampai periode simpan
12 minggu jika disimpan dalam kemasan plastik polipropilen vakum pada kondisi
kamar dengan daya berkecambah (DB) 69.67%, sedangkan bila disimpan dengan
kemasan aluminium foil vakum pada kondisi kamar dapat bertahan sampai
periode simpan 15 minggu dengan DB 65.33%.
Menurut Pitojo (2005) penyimpanan benih kacang tanah yang tidak baik
dapat menurunkan viabilitas dan biasanya hanya mampu bertahan paling lama
empat bulan. Benih kacang tanah sebaiknya disimpan dalam bentuk polong. Benih
yang terbuka dari polongnya beresiko mudah terserang hama gudang dan mudah
turun daya berkecambahnya. Salah satu kelemahan kacang tanah adalah mudah
terkontaminasi aflatoksin, karena tanaman ini rentan terhadap kapang Aspergillus
flavus dan Aspergillus parasiticus yang menghasilkan mikotoksin jenis aflatoksin.
Mikotoksin ini banyak ditemukan pada komoditas kacang tanah dan jagung
(Pitojo, 2005).


 

Pengujian Viabilitas Benih
Viabilitas benih dibagi menjadi dua kriteria yaitu viabilitas potensial dan
vigor kekuatan tumbuh. Sadjad et al. (1999) mengemukakan bahwa viabilitas
potensial ditunjukkan pada daya hidup benih dalam kondisi serba optimum baik
dilapang maupun di penyimpanan, yang dapat dideteksi dengan tolok ukur daya
berkecambah (DB) dan berat kering kecambah normal (BKKN). Pengujian vigor
mencakup dua hal yaitu pengujian kekuatan tumbuh dan pengujian daya simpan.
Vigor benih merupakan kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal pada
kondisi sub-optimum di lapang produksi, atau sesudah disimpan dalam kondisi
simpan yang sub-optimum dan ditanam dalam kondisi lapang yang optimum
(Sadjad, 1994). Vigor benih dibagi menjadi dua kategori, yaitu vigor kekuatan
tumbuh (VKT) dan vigor daya simpan (VDS). Vigor kekuatan tumbuh merupakan
parameter vigor lot benih yang menunjukkan kemampuan benih tumbuh normal
pada kondisi suboptimum (Sadjad,1994). Vigor kekuatan tumbuh (VKT) dapat
dideteksi dengan tolok ukur indeks vigor (IV) dan kecepatan tumbuh (KCT).
ditunjukkan dengan kemampuan benih untuk disimpan dalam keadaan
sub-optimum pula. Vigor daya simpan benih dapat dideteksi dengan tolok ukur
daya hantar listrik (DHL), dan keserempakan tumbuh (KST). Vigor benih yang
tinggi dicirikan antara lain oleh: (1) tahan disimpan lama, (2) tahan terhadap
serangan hama dan penyakit, (3) cepat dan merata tumbuhnya, dan (4) mampu
menghasilkan tanaman dewasa yang normal dan berproduksi baik dalam keadaan
lingkungan tumbuh yang sub-optimal (Sutopo, 2004).
Viabilitas benih dalam konsep Steinbauer Sadjad merupakan suatu periode
yang disebut periode viabilitas (PV). Periode viabilitas dalam konsep ini berawal
dari saat terjadinya antesis sampai benih mati. Menurut Sadjad (1990) periode
viabilitas dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode pertama yang merupakan
periode pembangunan benih, periode dua merupakan periode simpan benih, dan
periode tiga merupakan periode dimana benih harus mampu menunjukkan
mutunya secara total dan mampu menunjukkan kemampuan tumbuh normal
dalam berbagai kondisi.
Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan
penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal,


 

penurunan pemunculan kecambah di lapang (fied emergence), terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap
lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman
(Copeland dan McDonald, 2001). Benih dikatakan disimpan dalam keadaan suboptimum, apabila disimpan dalam keadaan terbuka, langsung berhubungan
dengan udara luar. Benih dikatakan disimpan dalam keadaan optimum, apabila
benih itu disimpan dalam keadaan ruang simpan yang suhu dan kelembaban nisbi
udara dan biosfernya serba terkontrol (Sadjad et al., 1999).

10 
 

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012.
Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan
di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Analisis kandungan antosianin dilakukan di Laboratorium
Molekular Marker dan Spektrofotometer UV-VIS, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, IPB. Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang tanah varietas
Kelinci, Kancil, Bison, dan Tuban yang memilki ukuran benih dan kandungan
antosianin berbeda. Bahan lainnya yaitu kertas merang, kertas label, aquades,
plastik, kain strimin, dan bahan kimia untuk analisis antosianin yaitu asetris. Alatalat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin pengusangan cepat (MPC)
fisik, alat pengecambah benih IPB 72-1, alat pengepres kertas IPB 75-1, oven
untuk penetapan kadar air dan mengeringkan kecambah normal, timbangan,
desikator, pipet, cawan porselen, tabung reaksi, dan spektrofotometer UV-Vis.
Metode Penelitian
Penelitian terdiri atas dua percobaan. Percobaan 1 pengaruh pengusangan
cepat terhadap viabilitas benih kacang tanah dan pembuatan lot benih dengan cara
mendera benih dalam mesin pengusangan cepat fisik dengan suhu tinggi dan RH
tinggi. Percobaan 2 pengaruh penyimpanan alami terhadap viabilitas benih kacang
tanah dan pembuatan lot benih dengan cara menyimpan benih secara alami dalam
ruangan bersuhu kamar.
Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan untuk kedua percobaan yaitu Rancangan Acak
Lengkap (RAL) satu faktor dengan empat taraf perlakuan yaitu pengusangan
selama 0, 24, 48, dan 72 jam pada percobaan 1 dan dan penyimpanan selama 0, 1,

11 
 

2, dan 3 bulan pada percobaan 2. Setiap taraf perlakuan diulang sebanyak tiga
kali, sehingga masing-masing percobaan terdiri dari 48 satuan percobaan. Model
umum rancangan percobaan ini adalah :

Yij = μ + άi + εij
Yij

= pengamatan pada perlakuan ke-i, dan ulangan ke-j.

μ

= rataan umum

άi

= pengaruh dari perlakuan ke-i

εij

= pengaruh galat percobaan perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam (uji F). Apabila

hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, maka pengujian
dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%. Uji-t
dilakukan untuk mengetahui perbedaan ukuran benih dan kandungan antosianin.
Analisis regresi dan korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar tolok
ukur pada pengusangan cepat dengan penyimpanan alami.
Pelaksanaan Penelitian
Percobaan 1
Pengaruh Pengusangan Cepat Terhadap Viabilitas Benih Beberapa Varietas
Kacang Tanah
Pengusangan cepat dilakukan dengan menggunakan empat varietas kacang
tanah. Setiap varietas kacang tanah diusangkan secara fisik dan diuji viabilitasnya
pada waktu yang berbeda. Benih diletakkan dalam mesin pengusangan cepat fisik
dengan suhu 43°C dan RH 100 % selama 24. 48, dan 72 jam. Pada perlakuan
pengusangan 0 jam, benih langsung diuji kadar airnya dan diuji viabilitasnya.
Sedangkan untuk perlakuan 24, 48, dan 72 jam, benih kacang tanah dari masingmasing varietas dimasukkan ke dalam kain strimin sebanyak 225 butir untuk
pengujian viabilitas dan vigor benih, dan 18 butir untuk pengujian kadar air.
Benih yang digunakan untuk masing-masing varietas sebanyak 243 butir untuk
satu taraf perlakuan, sehingga benih yang dibutuhkan dalam percobaan 1
sebanyak 972 butir.

12 
 

Pengujian

kadar

air

benih

dilakukan

dengan

metode

langsung

menggunakan oven. Jumlah benih yang digunakan sebanyak 6 butir kacang tanah
untuk setiap ulangan yang diiris terlebih dahulu. Benih kemudian dimasukkan ke
dalam cawan alumunium dan dioven pada suhu 105°C selama 17 ± 1 jam. Setelah
dioven benih dikeluarkan dan disimpan di dalam desikator selama 30 menit,
kemudian ditimbang.
Pengecambahan benih dilakukan menggunakan metode Uji Kertas
Digulung

dalam

plastik

(UKDdp).

Benih

diuji

viabilitasnya

dengan

mengecambahkan pada media kertas merang berbentuk segi empat panjang
berukuran 20 cm x 30 cm direndam dalam air, setelah basah secara merata
ditiriskan airnya dengan menggunakan alat pengepres kertas IPB 75-1. Benih
ditanam di atas 3 lembar media kertas merang yang di bawahnya dilapisi plastik,
benih yang ditanam berjumlah 25 butir benih kacang tanah. Setelah benih
ditanam, media ditutup dengan 2 lembar kertas merang yang sudah dilembabkan
dan digulung, kemudian benih yang sudah digulung dikecambahkan dalam alat
pengecambah benih tipe IPB 72-1.
Percobaan 2
Pengaruh Penyimpanan Alami Terhadap Viabilitas Benih Beberapa Varietas
Kacang Tanah
Penyimpanan alami dilakukan dengan menyimpan benih dalam ruangan
bersuhu 27-31°C dan RH 57-60%. Benih dikemas di dalam plastik sesuai dengan
varietas masing-masing. Benih disimpan selama 1, 2, dan 3 bulan. Pada perlakuan
penyimpanan 0 bulan, benih langsung diuji kadar airnya dan diuji viabilitasnya.
Sedangkan untuk benih yang disimpan selama 1, 2, dan 3 bulan, masing-masing
varietas kacang tanah dikemas didalam plastik dan disimpan. Setiap akhir periode
simpan, benih dikeluarkan dari plastik sebanyak 225 butir untuk pengujian
viabilitas dan vigor benih, dan 18 butir untuk pengujian kadar air untuk masingmasing varietas. Sehingga benih yang dibutuhkan untuk percobaan 2 sebanyak
972 butir. Pengujian kadar air benih dan pengecambahan benih dilakukan seperti
percobaan 1.

13 
 

Pengujian Viabiliats Benih
Pengujian viabilitas benih dilakukan setelah benih didera dalam mesin
pengusangan cepat dan penyimpanan alami. Parameter viabilitas benih yang
diamati adalah Viabilitas Potensial (VP) dengan tolok ukur Daya Berkecambah
(DB), dan Berat Kering Kecambah Normal (BKKN) dan Vigor Kekuatan Tumbuh
(VKT) dengan tolok ukur Kecepatan Tumbuh (KCT) dan Indeks Vigor (IV).
Pengujian Kandungan Antosianin
Pengujian kandungan antosianin benih dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometer dengan menggunakan acetris sebagai absorbannya. Sampel yang
digunakan adalah benih kacang tanah varietas Kelinci, Kancil, Bison, dan Tuban
yang masih utuh. Bahan kimia acetris digunakan sebagai pelarut ekstraksi. Cara
ekstraksinya adalah dengan memisahkan kulit kacang tanah dari embrionya lalu
setiap 2 g kulit benih yang telah dihaluskan ditambahkan dengan 5 ml acetris,
kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi dan disentrifugasi (14 000 rpm)
selama 10 menit. Sebanyak 3 ml supernatan dimasukan ke dalam microtube dan
selanjutnya dianalisis dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 537 nm,
647 nm, dan 663 nm (Sims dan Gamon, 2002).
Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan untuk mendeteksi viabilitas benih adalah :
1. Daya berkecambah
Daya berkecambah dihitung berdasarkan persentase jumlah kecambah
normal (KN) pada hari pengamatan pertama dan pengamatan kedua. Pengamatan
daya berkecambah benih masing-masing varietas dari tiap ulangan dilakukan pada
hari ke-5 dan hari ke-10 setelah benih dikecambahkan. Daya berkecambah dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

DB =



∑ KN I

∑ KN II

X 100%

14 
 

Keterangan:
Σ KN I : jumlah kecambah normal pengamatan pertama (5 HST)
Σ KN II: jumlah kecambah normal pengamatan kedua (10 HST)
2. Berat Kering Kecambah Normal
BKKN diamati pada benih yang sudah menjadi kecambah normal, seluruh
kecambah normal yang telah dipotong kotiledonnya dikeringkan dalam oven pada
suhu 60 oC selama 3 X 34 jam.
3. Kecepatan Tumbuh
Pengamatan dilakukan terhadap kecambah normal sejak hari pertama
hingga hari kesepuluh setelah tanam. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam sekali.
Kecepatan tumbuh dapat dihtung dengan menggunakan rumus :
KCT

N
t

Keterangan :
t = Waktu pengamatan sampai hari ke-10 (etmal)
N = Persentase kecambah normal setiap waktu pengamatan
n = Waktu akhir pengamatan
4. Indeks Vigor
Indeks vigor diukur berdasarkan persentase kecambah normal pada hari
pengamatan pertama yaitu hari ke-5 setelah benih dikecambahkan, dan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :

IV =



∑ KN

X 100%

Keterangan:

Σ KN I : jumlah kecambah normal pengamatan pertama (5 HST)
5. Kadar Air
Kadar air benih diukur dengan menggunakan 5 butir benih dari masingmasing perlakuan yang sudah dioven pada suhu 103±20C selama 17±1 jam. Kadar
air benih dihitung dengan menggunakan rumus:

15 
 

KA =

X 100%

Pengamatan Bobot 100 Butir Benih
Pengamatan bobot 100 butir benih dilakukan dengan mengambil sampel
100 butir kacang tanah untuk masing-masing varietas sebanyak 3 ulangan dan
menimbang bobot sampel tersebut.
Pengamatan Kandungan Antosianin Benih
Kandungan antosianin diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 537 nm, 647 nm, dan 663 nm (Sims dan Gamon, 2002).
Rumus perhitungan kandungan antosianin adalah sebagai berikut: Antosianin =
(0.08137 x A537) - (0.00697 x A647) – (0.002228 x A663). Keterangan: A537,
A647, dan A663: nilai absorban pada panjang gelombang masing-masing 537 nm,
647 nm, dan 663 nm.

16 
 

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian ini menggunakan empat varietas kacang tanah, yaitu varietas
Kelinci. Kancil, Bison, dan Tuban. Tabel 1 menunjukkan bahwa varietas Kelinci,
Kancil, dan Bison dipanen pada bulan Oktober 2011, sehingga benih sudah
berumur 4 bulan ketika digunakan dalam penelitian. Sedangkan, varietas Tuban
dipanen pada bulan Desember 2011, sehingga benih baru berumur 2 bulan ketika
digunakan dalam penelitian. Kondisi awal benih disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kondisi awal benih kacang tanah
Varietas

Sumber benih

Waktu panen

Kelinci
Kancil
Tuban
Bison

Dramaga seed
Dramaga seed
Balitkabi Malang
Dramaga seed

Oktober 2011
Oktober 2011
Desember 2011
Oktober 2011

KA awal (%)
5.34
5.62
5.94
8.18

DB awal (%)
98.67
84
41.33
70.67

Keterangan : KA : kadar air, DB : daya berkecambah

Masing-masing varietas digunakan untuk dua percobaan, penderaan fisik
dengan suhu tinggi dan RH tinggi yang dilakukan di dalam mesin pengusangan
cepat selama 24, 48, dan 72 jam dengan suhu 43°C dan RH 100% dan
penyimpanan benih secara alami yang dilakukan di dalam ruangan dengan suhu
27-31°C dan RH 57-60% selama 1, 2, dan 3 bulan.
Kendala dalam penelitian ini yaitu ketersedian benih yang terbatas,
sehingga benih yang digunakan memiliki umur panen yang berbeda-beda. Dalam
penelitian ini terjadi pengulangan pengecambahan benih untuk perlakuan tanpa
pengusangan dan tanpa penyimpanan. Hal tersebut disebabkan tumbuhnya
cendawan pada media yang menjadikan benih mati. Cendawan yang tumbuh
adalah jenis cendawan Aspergilus flavus. Penderaan fisik benih yang diberikan
berdampak pada peningkatan kadar air benih sehingga kondisi benih menjadi
lembab. Pada pengujian ini seringkali masih ditemukan adanya pertumbuhan
cendawan pada media setelah beberapa hari penanaman.
Pengujian yang dilakukan untuk masing-masing percobaan yaitu
pengujian viabilitas potensial (VP) dengan tolok ukur DB dan BKKN, dan

17 
 

pengujian vigor kekuatan tumbuh (VKT) dengan tolok ukur IV dan KCT. Pengujian
lainnya yaitu pengujian kadar air benih, kandungan antosianin, dan bobot 100
butir benih. Pengujian awal pada penelitian ini dilakukan pada benih yang tidak
diusangkan dan disimpan yaitu pengujian kandungan antosianin yang diduga
menjadi indikator biokimiawi yang dapat menghambat proses deteriorasi, dan
pengujian bobot 100 butir benih yang diduga mampu mendeteksi vigor benih
secara fisik.
Hasil rekapitulasi sidik ragam pada Tabel 2 menunjukkan bahwa varietas
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap bobot 100 butir kacang tanah
dan nyata terhadap kandungan antosianin benih.
Tabel 2. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh varietas terhadap bobot 100
butir dan kandungan antosianin benih kacang tanah
Tolok Ukur

Bobot 100 butir (g)
Kandungan antosianin (µ mol/g)

Perlakuan

KK (%)

V
**
*

6.84
10.53

Keterangan : V (Varietas), * (berpengaruh nyata pada taraf 5 %), ** (berpengaruh sangat nyata
pada taraf 1%), tn (tidak berpengaruh nyata), KK (koefisien keragaman)

Tabel 3 menunjukkan bahwa varietas Bison dan Kancil mempunyai bobot
100 butir

yang tidak berbeda nyata yaitu 58.87 g dan 59.25 g. Kandungan

antosianin tertinggi terlihat pada varietas Bison yang berbeda nyata dengan
varietas Kelinci, Kancil, dan Tuban. Perbedaan bobot 100 butir dan kandungan
antosianin benih kacang tanah disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan bobot 100 butir dan kandungan antosianin benih
kacang tanah
Tolok ukur
Bobot 100 butir (g)
Kandungan antosianin (µ mol/g)

Varietas
Kelinci
36.27 c
0.031 b

Kancil
59.25 a
0.039 b

Bison
58.87 a
0.155 a

Tuban
45.18 b
0.051 b

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu baris yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 5%

18 
 

Hasil
Percobaan 1
Pengaruh Pengusangan Cepat terhadap kadar air (KA), viabilitas potensial
(VP), dan vigor kekuatan tumbuh (VKT) pada beberapa Varietas Kacang
Tanah
Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 5-8. Hasil Rekapitulasi
sidik ragam pengaruh pengusangan terhadap tolok ukur yang diamati pada
beberapa varietas kacang tanah disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh lama pengusangan (LP) pada
beberapa varietas kacang tanah terhadap tolok ukur yang diamati
Tolok ukur

Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
Kecepatan tumbuh (% per etmal)
Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
Kecepatan tumbuh (% per etmal)
Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
Kecepatan tumbuh (% per etmal)
Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
Kecepatan tumbuh (% per etmal)

LP
Varietas Kelinci
**
*
**
**
**
Varietas Kancil
**
**
*
**
*
Varietas Bison
**
tn
tn
**
tn
Varietas Tuban
**
*
*
tn
tn

KK (%)
6.38
5.15
10.43
7.18
9.64
5.65
10.94
10.41
16.19
14.56
8.52
14.56
10.52
14.56
15.88
12.99
13.03
13.72
16.85
20.06

Keterangan : LP (perlakuan lama pengusangan), * (berpengaruh nyata pada taraf 5 %), **
(berpengaruh sangat nyata pada taraf 1%), tn (tidak berpengaruh nyata), KK
(koefisien keragaman)

Hasil rekapitulasi pada Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan
pengusangan cepat pada varietas Kelinci berpengaruh sangat nyata terhadap KA,
BKKN, IV, dan KCT, dan nyata terhadap DB. Pada varietas Kancil pengaruh
sangat nyata ditunjukkan oleh KA, DB, dan IV, dan nyata oleh BKKN dan KCT.

19 
 

Pada varietas Bison pengaruh sangat nyata ditunjukkan oleh KA dan IV, dan tidak
berpengaruh nyata terhadap DB, BKKN, dan KCT. Pada varietas Tuban pengaruh
sangat nyata terlihat pada KA, nyata pada DB dan BKKN, dan tidak berpengaruh
nyata terhadap IV dan KCT.
Pengaruh pengusangan cepat terhadap kadar air, viabilitas potensial, dan
vigor kekuatan tumbuh benih pada beberapa varietas kacang tanah yang diuji
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengaruh perlakuan lama pengusangan pada beberapa varietas
kacang tanah terhadap tolok ukur yang diamati
Tolok ukur

0

Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
kecepatan tumbuh (% per etmal)

5.34 c
98.67 a
3.32 b
98.67 a
23.52 a

Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
Kecepatan tumbuh (% per etmal)

5.62 d
84 a
4.37 a
62.67 a
16.43 a

Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
Kecepatan tumbuh (% per etmal)

8.18 c
70.67
2.15
68 a
15.05

Kadar air (%)
Daya berkecambah (%)
Berat kering kecambah normal (g)
Indeks vigor (%)
Kecepatan tumbuh (% per