kebersihan peralatan serta pengawetan serta mencegah terjadinya proses pencucian yang terlalu berat sewaktu pengolahan. Karet yang telah habis
kandungan protein dan lipidanya akan mudah dioksidasi oleh udara mengakibatkan sifat elastisitas dan PRI nya menjadi rendah.
Kandungan ion-ion anorganik Ca, Mg, Fe,Cu, dll berkorelasi dengan kadar abu didalam analisa karet. Semakin tinggi konsentrasi ion logam
semakin tinggi kadar abu. Kadar abu karet diharapkan rendah, karena umumnya sifat logam dapat mempercepat terjadinya proses oksidasi karet.
Dalam penanganan bahan oleh karet kotoran dari luar seperti pasir, tanah, dan lain-lain harus dihindarkan.
2. Pengaruh struktur kimia karet
Karet alam adalah suatu polimer dari isoprene dengan nama kimia cis 1,4 poliisopren. Rumus umum moinomer karet alam adalah C
5
H
8 n
. n adalah
derajat polimerisasi yaitu bilangan menunjukkan jumlah monomer di dalam rantai polimer. Nilai n dalam karet alam berkisar antara 3000 – 15.000.
2.4 Komponen Karet
Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak
tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa hifa jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks. Pada tumbuhan, lateks
diproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh tersendiri, disebut
pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis floem dan memiliki
inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di bagian sitoplasma. Apabila jaringan pembuluh sel ini terbuka, misalnya karena keratan, akan terjadi
proses pelepasan butiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar sebagai getah kental.
Universitas Sumatera Utara
Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet non-rubber yang terdispersi di dalam air. Lateks juga merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan
bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung berbagai macam zat. Di dalam lateks mengandung 25-40 bahan karet mentah crude rubber
dan 60-75 serum yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Bahan karet mentah mengandung 90-95 karet murni, 2-3 protein, 1-2 asam lemak, 0.2 gula, 0.5
jenis garam dari Na, K, Mg, Cn, Cu,Mn dan Fe. Partikel karet tersuspensi atau tersebar secara merata dalam serum lateks dengan ukuran 0.04-3.00 mikron dengan
bentuk partikel bulat sampai lonjong.
Lateks merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula, politerpena, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya
berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau merah. Susunan bahan lateks dapat dibagi menjadi dua komponen. Komponen pertama adalah bagian
yang mendispersikan atau memancarkan bahan-bahan yang terkandung secara merata
Universitas Sumatera Utara
yang disebut serum. Bahan-bahan bukan karet yang terlarut dalam air, seperti protein, garam-garam mineral, enzim dan lainnya termasuk ke dalam serum. Komponen kedua
adalah bagian yang didispersikan, terdiri dari butir-butir karet yang dikelilingi lapisan tipis protein. Bahan bukan karet yang jumlahnya relatif kecil ternyata mempunyai
peran penting dalam mengendalikan kestabilan sifat lateks dan karetnya. Lateks merupakan suspensi koloidal dari air dan bahan-bahan kimia yang terkandung di
dalamnya. Bagian-bagian yang terkandung tersebut tidak larut sempurna, melainkan terpencar secara homogen atau merata di dalam air. Partikel karet di dalam lateks
terletak tidak saling berdekatan, melainkan saling menjauh karena masing-masing partikel memiliki muatan listrik. Gaya tolak menolak muatan listrik ini menimbulkan
gerak brown. Di dalam lateks, isoprene diselimuti oleh lapisan protein sehingga partikel karet bermuatan listrik.
2.5 Prakoagulasi