Distribusi Suhu dan Kelembaban dalam Ruang Tumbuh Jamur Terkendali

DISTRIB.USI
SUHU DAN KELEMBABAN
BGZセL@
DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI

Oleh:
FAMICORNUS PRADNYA PARAMITA

F01495111

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOG OR
BOGOR

Dan Dia memudahkan (pula) untuk kamu apa yang dilangitdan apa
yangdi bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesu ngguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
(QS. 45 : 13 )


.......Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apaapa yang kamu kerjakan.

(QS. 58: 11 )

Kupersembahkan karya kecilku untuk
Papa, Mama, Mbak lka dan Mas Tyas,Mas Ari ,dan Oky
yang sangat kusayangi juga Mas Priyo
yang sangat berarti...............

Famicornus Pradnya Paramita. F01495111. Distribusi Suhu dan Kelembaban
Pada Ruang Tumbuh Jamur Terkendali. Dibawah bimhingan Dr. Jr. Budi
Indra Setiawan, M.Agr. dan Jr. Mad Yamin, MT.

RlNGKASAN
Jamur merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan gizi
tinggi dan banyak terdapat di alam. Jamur menjadi salah satu komoditas ekspor yang

tengah dikembangkan sehingga belum banyak produsen jamur yang ada di Indonesia.
Proses budidaya jamur berkembang sejalan dengan proses perkembangan teknologi
budidaya yang meningkat.
Dalam budidaya jamur pada prinsipnya adalah mengusahakan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Lokasi yang ideal untuk
budidaya jamur adalah pada ketinggian lebih dari 800 m dp\., dengan kelembaban
udara (RR) berkisar antara 60-90%. Untuk budidaya jamur di dataran rendah dapat
dilakukan dengan sistem pengkondisian ruang budidaya. Salah satu cara adalah
dengan melakukan pengkondisian suhu dan RH di dalam ruang tumbuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi suhu dan kelembaban
ruang tumbuh untuk budidaya jamur dengan pengendalian suhu menggunakan
kendali fUzzy, dan menguji pengaruh pengkondisian ruang tumbuh terhadap
pertumbuhan jamur.
Dalam penelitian ini dilakukan pengendalian suhu ruang tumbuh untuk
budidaya jamur kayu, dengan merancang sistem budidaya agar jamur dapat hidup
seperti pada habitatnya di alam. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur
kayu berkisar antara 16-28°C. Untuk memenuhi suhu optimum bagi pertumbuhan
jamur di dalam ruang tumbuh digunakan mesin pendingin. Pada kenyataannya
terdapat kesulitan untuk menerapkan suhu yang optimum bagi pertumbuhan jamur.
Untuk itu diperlukan batasan tertentu dalam penyederhanaan sistem yang akan

dianalisis, yaitu antara lain (1) Kualitas udara yang berasal dari mesin pendingin
dianggap memenuhi kebutuhan O2 pada tahap pertumbuhan jamur, (2) Untuk
menjaga agar kelembaban udara di dalam ruang tumbuh tetap tinggi (60-90%) pada
bagian dasar ruang tumbuh diberi genangan air, (3) Pencahayaan dianggap cukup
berasal dari intensitas cahaya alami tanpa memberi pencahayaan tambahan, (4)
Penelitian hanya dilakukan pada satu posisi kipas udara, yaitu pada bagian belakang
bawah ruang tumbuh.
Pengamatan dilakukan dengan pengukuran suhu pada ketiga ruang tumbuh.
Pengukuran suhu dilakukan pada empat titik pengukuran pada tiap ruang tumbuh
untuk mengetahui distribusi suhu dalam ruang tumbuh. Titik pertama (Tl) diukur
pada dinding belakang ruang tumbuh, T2 pada sisi kiri ruang tumbuh, T3 pada sisi
kanan sedangkan T4 diukur pada rak peletakkan medialbag logjamur.
Pada ruang tumbuh pertama (Rl) suhu hanya mendekati suhu set point (1 rC).
Sedangkan pada R2 (set pOint 19°C) dan R3 (set point 21°C) suhu ruang tumbuh
dapat mencapai suhu set point. Distribusi suhu terbaik teIjadi pada ruang turnbuh

ketiga (R3) dimana sebaran suhu merata pada tiap titik pengukuran dengan nilai
standar deviasi 0.5538.
Pertumbuhan jamur tiram pada R3 lebih eepat dibandingkan dua ruang
lainnya. Jamur tiram yang dihasilkan memiliki diameter pileusnya meneapai 11 em,

panjang stipa 5 em dengan diameter stipa 1.5 em. Pada ketiga ruangan tidak terdapat
perbedaan berat maupun parameter tubub buah lainnya.
Letak kipas udara sangat mempengaruhi distribusi suhu di dalam ruang
tumbuh. Suhu di bawah rak peletakkan bag log iamur dapat meneapai set point
sedangkan di atas rak suhu hanya mendekati set point.
Kelembaban udara di dalam ruang tumbuh belum dapat terkondisikan dengan
baik. Untuk menjaga agar kelembaban udara tetap tinggi, dalam ruang tumbuh dapat
dilengkapi dengan sprayer atau dilakukan penelitian lanjutan untuk pengendalian
kelembaban udara.

mSTRIBUSI SUHU DAN KELEMBABAN
DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI

Oleb:

FANUCORNUSPRADNYAPARANUTA

F01495111

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

DISTRIB.USI
SUHU DAN KELEMBABAN
BGZセL@
DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI

Oleh:
FAMICORNUS PRADNYA PARAMITA

F01495111


1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOG OR
BOGOR

Dan Dia memudahkan (pula) untuk kamu apa yang dilangitdan apa
yangdi bumi semuanya (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesu ngguhnya pada yang demikian itu menjadi tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.
(QS. 45 : 13 )

.......Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apaapa yang kamu kerjakan.

(QS. 58: 11 )


Kupersembahkan karya kecilku untuk
Papa, Mama, Mbak lka dan Mas Tyas,Mas Ari ,dan Oky
yang sangat kusayangi juga Mas Priyo
yang sangat berarti...............

Famicornus Pradnya Paramita. F01495111. Distribusi Suhu dan Kelembaban
Pada Ruang Tumbuh Jamur Terkendali. Dibawah bimhingan Dr. Jr. Budi
Indra Setiawan, M.Agr. dan Jr. Mad Yamin, MT.

RlNGKASAN
Jamur merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan gizi
tinggi dan banyak terdapat di alam. Jamur menjadi salah satu komoditas ekspor yang
tengah dikembangkan sehingga belum banyak produsen jamur yang ada di Indonesia.
Proses budidaya jamur berkembang sejalan dengan proses perkembangan teknologi
budidaya yang meningkat.
Dalam budidaya jamur pada prinsipnya adalah mengusahakan kondisi
lingkungan yang sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Lokasi yang ideal untuk
budidaya jamur adalah pada ketinggian lebih dari 800 m dp\., dengan kelembaban
udara (RR) berkisar antara 60-90%. Untuk budidaya jamur di dataran rendah dapat
dilakukan dengan sistem pengkondisian ruang budidaya. Salah satu cara adalah

dengan melakukan pengkondisian suhu dan RH di dalam ruang tumbuh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi suhu dan kelembaban
ruang tumbuh untuk budidaya jamur dengan pengendalian suhu menggunakan
kendali fUzzy, dan menguji pengaruh pengkondisian ruang tumbuh terhadap
pertumbuhan jamur.
Dalam penelitian ini dilakukan pengendalian suhu ruang tumbuh untuk
budidaya jamur kayu, dengan merancang sistem budidaya agar jamur dapat hidup
seperti pada habitatnya di alam. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur
kayu berkisar antara 16-28°C. Untuk memenuhi suhu optimum bagi pertumbuhan
jamur di dalam ruang tumbuh digunakan mesin pendingin. Pada kenyataannya
terdapat kesulitan untuk menerapkan suhu yang optimum bagi pertumbuhan jamur.
Untuk itu diperlukan batasan tertentu dalam penyederhanaan sistem yang akan
dianalisis, yaitu antara lain (1) Kualitas udara yang berasal dari mesin pendingin
dianggap memenuhi kebutuhan O2 pada tahap pertumbuhan jamur, (2) Untuk
menjaga agar kelembaban udara di dalam ruang tumbuh tetap tinggi (60-90%) pada
bagian dasar ruang tumbuh diberi genangan air, (3) Pencahayaan dianggap cukup
berasal dari intensitas cahaya alami tanpa memberi pencahayaan tambahan, (4)
Penelitian hanya dilakukan pada satu posisi kipas udara, yaitu pada bagian belakang
bawah ruang tumbuh.
Pengamatan dilakukan dengan pengukuran suhu pada ketiga ruang tumbuh.

Pengukuran suhu dilakukan pada empat titik pengukuran pada tiap ruang tumbuh
untuk mengetahui distribusi suhu dalam ruang tumbuh. Titik pertama (Tl) diukur
pada dinding belakang ruang tumbuh, T2 pada sisi kiri ruang tumbuh, T3 pada sisi
kanan sedangkan T4 diukur pada rak peletakkan medialbag logjamur.
Pada ruang tumbuh pertama (Rl) suhu hanya mendekati suhu set point (1 rC).
Sedangkan pada R2 (set pOint 19°C) dan R3 (set point 21°C) suhu ruang tumbuh
dapat mencapai suhu set point. Distribusi suhu terbaik teIjadi pada ruang turnbuh

ketiga (R3) dimana sebaran suhu merata pada tiap titik pengukuran dengan nilai
standar deviasi 0.5538.
Pertumbuhan jamur tiram pada R3 lebih eepat dibandingkan dua ruang
lainnya. Jamur tiram yang dihasilkan memiliki diameter pileusnya meneapai 11 em,
panjang stipa 5 em dengan diameter stipa 1.5 em. Pada ketiga ruangan tidak terdapat
perbedaan berat maupun parameter tubub buah lainnya.
Letak kipas udara sangat mempengaruhi distribusi suhu di dalam ruang
tumbuh. Suhu di bawah rak peletakkan bag log iamur dapat meneapai set point
sedangkan di atas rak suhu hanya mendekati set point.
Kelembaban udara di dalam ruang tumbuh belum dapat terkondisikan dengan
baik. Untuk menjaga agar kelembaban udara tetap tinggi, dalam ruang tumbuh dapat
dilengkapi dengan sprayer atau dilakukan penelitian lanjutan untuk pengendalian

kelembaban udara.

mSTRIBUSI SUHU DAN KELEMBABAN
DALAM RUANG TUMBUH JAMUR TERKENDALI

Oleb:

FANUCORNUSPRADNYAPARANUTA

F01495111

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR