Visualisasi pengaturan suhu dan kelembaban udara pada media ruang tumbuh jamur dengan program Visual Basic 6.0

(1)

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN

UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN

PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

Oleh :

SURI YUNI ARTO F14102041

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(2)

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN

UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN

PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : SURI YUNI ARTO

F14102041

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM

VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI

Sebagai salah saru syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

SURI YUNI ARTO F14102041

Dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1984 di Purworejo

Tanggal lulus : 25 Agustus 2006 Menyetujui,

Bogor, 5 September 2006

Ir. Mad Yamin, MT. Dosen Pembimbing Akademik

Mengetahui,

Dr.Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen Teknik Pertanian


(4)

Suri Yuni Arto. F14102041.Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban Udara pada Media Ruang Tumbuh Jamur dengan Program Visual Basic 6.0. Dibawah bimbingan Ir. Mad Yamin, MT. 2006.

RINGKASAN

Jamur banyak digemari karena rasanya enak juga mengandung nilai protein dan karbohidrat yang tinggi serta nilai kalori yang rendah dari pada buah buahan dan sayuran. Budidaya jamur semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan jamur baik segar maupun kering.

Jamur termasuk dalam golongan Thalophyta dan tidak berklorofil. Jamur merupakan makro fungi dengan tubuh buah yang jelas. Secara umum jamur dapat dibagi menjadi empat yaitu mushroom yang dapat dikonsumsi, sebagai tanaman obat, jamur beracun dan juga jenis lain yang belum dapat diidentifikasikan

Pada budidaya jamur faktor cuaca menjadi pertimbangan utama dalam menentukan awal tanam. Kendala suhu biasanya tidak menjadi masalah bila ditanam pada dataran tinggi karena karena perubahan suhu yang tidak signifikan. Syarat tumbuh jamur yang optimal adalah pada suhu 16-22 0C dengan RH 60-90% dengan pH 6-7. Dengan konsentrasi CO2 yang optimal adalah 0.1-0.5 %.

Media tumbuh dari jamur itu sendiri adalah jasad makluk hidup yang sudah mati tetapi dalam budidaya jamur sering diginakan serbuk gergaji sebagai media tumbuh.

Dalam budidaya didataran rendah sering dilakukan dalam ruang terkendali untuk menghindari faktor cuaca yang merugikan. Dalam ruang tumbuh ini biasanya digunakan kendali suhu dan kelembaban udara (RH), karena dengan penurunan suhu akan menyebabkan penurunan kelembaban relatif pada ruang tumbuh jamur tersebut sehingga berdampak negatif bagi pertumbuhan jamur tersebut

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan program komputer dengan Visual Basic 6.0 yang akan diterapkan untuk memvisualisasikan sensor kelembaban dan suhu yang terpasang pada ruang tumbuh jamur.

Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program yang akan merupakan dasar dari program. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan diagram alir untuk mempermudah pembuatan program.

Dalam poembuatan animasi digunakan software Adobe photoshop untuk membuat gambar dasar untuk animasi, yaitu berupa kipas, nozel dan tampilan dasar, sedangkan untuk membuat animasi bergerak digunakan software Macromedia Flash. Dalam pembuatan program digunakan perintah input untuk mengambil data. Perintah pembacaan data digunaka perintah open, dalam pembacaan data ini juga dilakukan perintah looping untuk mengambil data secara terus menerus. Statement if digunakan untuk mengendalikan program sesuai dengan diagram alir.

Program dapat berjalan dengan baik dengan menampilkan animasi bergerak ketika dijalankan sesuai dengan pengendalian. Untuk menjalankan program ini disarankan menggunakan komputer dengan RAM minimal 128 MB, dengan grafik card minimal 64 MB.


(5)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dengan bapak bernama Ponirin dan ibu bernama Suratmi yang dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1984 di Purworejo, Jawa Tengah. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri Jono II, Purworejo pada tahun 1996, kemudian penulis melanjutkan studinya di SLTP Negeri 7 Purworejo, lulus pada tahun 1999 dan pendidikan lanjutan tingkat menengah di SMU Negeri 2 Purworejo, lulus pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Teknik pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menuntut ilmu di IPB penulis aktif di berbagai organisasi kemasiswaan ataupun kedaerahan, seperti Gabungan Mahasiswa Purworejo Di IPB (GAMAPURI), Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), dan Information and Technology Center (ITC), selain itu penulis juga pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Motor Bakar dan Tenaga Pertania n.

Penulis melakukan kegiatan praktek lapang di PT. Madu Baru, PG. Madukismo, Bantul, Yogyakarta pada tahun 2005. Judul praktek lapang penulis adalah Mepelajari Aspek Keteknikan Pertanian pada Proses Produksi Gula di PT. Madu Baru, PG. Madukismo, Bantul, Yogyakarta.


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN PENELITIAN ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. JAMUR (MUSHROOM) ... 4

B. JAMUR TIRAM ... 5

C. RUANG TUMBUH JAMUR... 7

D. LOGIKA DAN KONTROL... 9

E. DESAIN PERANGKAT LUNAK ... 12

F. MICROSOFT VISUAL BASIC (Versi 6.0) ... 13

G. SIMULASI DAN MODEL ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ... 16

B. ALAT DAN BAHAN ... 16

C. METODA DAN PEMBUATAN APLIKASI ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

A. PEMBUATAN DESAIN PROGRAM... 19

B. PEMBUATAN ANIMASI PROGRAM ... 23

C. PEMBUATAN PROGRAM ... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

A. KESIMPULAN ... 33

B. SARAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Himpunan Crisp ... 10

Gambar 2. himpunan Fuzzy ... 10

Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy Inferensi... 10

Gambar 4. Osilasi Kontol Dua Langkah (ON OFF) ... 11

Gambar 5. Diagram Alir Program Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban... 19

Gambar 6. Gambar Dasar Kipas ... 23

Gambar 7. Gambar Dasar Sprayer ... 24

Gambar 8. Gambar Tampilan Dasar Program dengan Adobe Photoshop.. 25

Gambar 9. Tampilan Awal Program Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban... 27

Gambar 10. Tampilan Program Pada Saat Kipas dan Sprayer Berjalan .... 30 Gambar 11. Tampilan program pada saat kipas berjalan dan sprayer berhenti 30 Gambar 12. Tampilan program pada saat kipas berhenti dan sprayer berjalan 31 Gambar 13. Tampilan program pada saat kipas berhenti dan sprayer berjalan 31


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur ... 5 Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidarat jamur tiram dibandingkan


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali .... 36 Lampiran 2. Data yang dimasukkan dalam program ... 39


(10)

I.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan di bidang teknologi yang begitu pesat sekarang ini, memacu semua aspek untuk mengalami perkembangan-perkembangan ke arah yang lebih baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Hal ini pun berdampak pada sektor pertanian sebagai salah satu komoditas utama manusia. Teknologi yang berkembang menyediakan kualitas yang lebih baik dalam penyedian bahan pangan dewasa ini. Hal ini ditunjukan untuk kepuasan manusia sebagi konsumen dari bahan pangan tersebut.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tanaman memerlukan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Faktor- faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain adalah suhu dan kelembaban udaranya.

Salah satu komoditas pertanian yang pertumbuhan dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh factor suhu dan kelembaban udara adalah jamur. Jamur banyak digemari disamping karena rasanya yang sangat enak juga mengandung nilai protein dan karbohidrat yang tinggi serta nilai kalori yang lebih rendah dari pada buah buahan dan sayuran, sehingga jamur memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena pemasaranya sudahg mencakup pasar lokal dan ekspor.

Banyak jenis jamur yang dibudidayakan secara komersial sebagai bahan makanan. Jenis jamur yang sudah dibudidayakan baik di Indonesia maupun luar negeri (Cina, Jepang, Thailand, Singapura) antara lain adalah : Champignon (Agaris bisorpus), Shiitake (Lentinula endodes), Merang (Volvariella volvaceae), Tiram (Pluerotus ostreatus), Nameco (Pholiota naneko), Kuping Putih (Tremella fucifarmis), dan Jamur Tuber (Trichoma matsitake).


(11)

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN

UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN

PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

Oleh :

SURI YUNI ARTO F14102041

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(12)

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN

UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN

PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh : SURI YUNI ARTO

F14102041

2006

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM

VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI

Sebagai salah saru syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

SURI YUNI ARTO F14102041

Dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1984 di Purworejo

Tanggal lulus : 25 Agustus 2006 Menyetujui,

Bogor, 5 September 2006

Ir. Mad Yamin, MT. Dosen Pembimbing Akademik

Mengetahui,

Dr.Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen Teknik Pertanian


(14)

Suri Yuni Arto. F14102041.Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban Udara pada Media Ruang Tumbuh Jamur dengan Program Visual Basic 6.0. Dibawah bimbingan Ir. Mad Yamin, MT. 2006.

RINGKASAN

Jamur banyak digemari karena rasanya enak juga mengandung nilai protein dan karbohidrat yang tinggi serta nilai kalori yang rendah dari pada buah buahan dan sayuran. Budidaya jamur semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan jamur baik segar maupun kering.

Jamur termasuk dalam golongan Thalophyta dan tidak berklorofil. Jamur merupakan makro fungi dengan tubuh buah yang jelas. Secara umum jamur dapat dibagi menjadi empat yaitu mushroom yang dapat dikonsumsi, sebagai tanaman obat, jamur beracun dan juga jenis lain yang belum dapat diidentifikasikan

Pada budidaya jamur faktor cuaca menjadi pertimbangan utama dalam menentukan awal tanam. Kendala suhu biasanya tidak menjadi masalah bila ditanam pada dataran tinggi karena karena perubahan suhu yang tidak signifikan. Syarat tumbuh jamur yang optimal adalah pada suhu 16-22 0C dengan RH 60-90% dengan pH 6-7. Dengan konsentrasi CO2 yang optimal adalah 0.1-0.5 %.

Media tumbuh dari jamur itu sendiri adalah jasad makluk hidup yang sudah mati tetapi dalam budidaya jamur sering diginakan serbuk gergaji sebagai media tumbuh.

Dalam budidaya didataran rendah sering dilakukan dalam ruang terkendali untuk menghindari faktor cuaca yang merugikan. Dalam ruang tumbuh ini biasanya digunakan kendali suhu dan kelembaban udara (RH), karena dengan penurunan suhu akan menyebabkan penurunan kelembaban relatif pada ruang tumbuh jamur tersebut sehingga berdampak negatif bagi pertumbuhan jamur tersebut

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan program komputer dengan Visual Basic 6.0 yang akan diterapkan untuk memvisualisasikan sensor kelembaban dan suhu yang terpasang pada ruang tumbuh jamur.

Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program yang akan merupakan dasar dari program. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan diagram alir untuk mempermudah pembuatan program.

Dalam poembuatan animasi digunakan software Adobe photoshop untuk membuat gambar dasar untuk animasi, yaitu berupa kipas, nozel dan tampilan dasar, sedangkan untuk membuat animasi bergerak digunakan software Macromedia Flash. Dalam pembuatan program digunakan perintah input untuk mengambil data. Perintah pembacaan data digunaka perintah open, dalam pembacaan data ini juga dilakukan perintah looping untuk mengambil data secara terus menerus. Statement if digunakan untuk mengendalikan program sesuai dengan diagram alir.

Program dapat berjalan dengan baik dengan menampilkan animasi bergerak ketika dijalankan sesuai dengan pengendalian. Untuk menjalankan program ini disarankan menggunakan komputer dengan RAM minimal 128 MB, dengan grafik card minimal 64 MB.


(15)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dengan bapak bernama Ponirin dan ibu bernama Suratmi yang dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1984 di Purworejo, Jawa Tengah. Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri Jono II, Purworejo pada tahun 1996, kemudian penulis melanjutkan studinya di SLTP Negeri 7 Purworejo, lulus pada tahun 1999 dan pendidikan lanjutan tingkat menengah di SMU Negeri 2 Purworejo, lulus pada tahun 2002. Kemudian pada tahun 2002 penulis diterima sebagai mahasiswa jurusan Teknik pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama menuntut ilmu di IPB penulis aktif di berbagai organisasi kemasiswaan ataupun kedaerahan, seperti Gabungan Mahasiswa Purworejo Di IPB (GAMAPURI), Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), dan Information and Technology Center (ITC), selain itu penulis juga pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Motor Bakar dan Tenaga Pertania n.

Penulis melakukan kegiatan praktek lapang di PT. Madu Baru, PG. Madukismo, Bantul, Yogyakarta pada tahun 2005. Judul praktek lapang penulis adalah Mepelajari Aspek Keteknikan Pertanian pada Proses Produksi Gula di PT. Madu Baru, PG. Madukismo, Bantul, Yogyakarta.


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN PENELITIAN ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. JAMUR (MUSHROOM) ... 4

B. JAMUR TIRAM ... 5

C. RUANG TUMBUH JAMUR... 7

D. LOGIKA DAN KONTROL... 9

E. DESAIN PERANGKAT LUNAK ... 12

F. MICROSOFT VISUAL BASIC (Versi 6.0) ... 13

G. SIMULASI DAN MODEL ... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ... 16

B. ALAT DAN BAHAN ... 16

C. METODA DAN PEMBUATAN APLIKASI ... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

A. PEMBUATAN DESAIN PROGRAM... 19

B. PEMBUATAN ANIMASI PROGRAM ... 23

C. PEMBUATAN PROGRAM ... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

A. KESIMPULAN ... 33

B. SARAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Himpunan Crisp ... 10

Gambar 2. himpunan Fuzzy ... 10

Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy Inferensi... 10

Gambar 4. Osilasi Kontol Dua Langkah (ON OFF) ... 11

Gambar 5. Diagram Alir Program Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban... 19

Gambar 6. Gambar Dasar Kipas ... 23

Gambar 7. Gambar Dasar Sprayer ... 24

Gambar 8. Gambar Tampilan Dasar Program dengan Adobe Photoshop.. 25

Gambar 9. Tampilan Awal Program Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban... 27

Gambar 10. Tampilan Program Pada Saat Kipas dan Sprayer Berjalan .... 30 Gambar 11. Tampilan program pada saat kipas berjalan dan sprayer berhenti 30 Gambar 12. Tampilan program pada saat kipas berhenti dan sprayer berjalan 31 Gambar 13. Tampilan program pada saat kipas berhenti dan sprayer berjalan 31


(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur ... 5 Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidarat jamur tiram dibandingkan


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali .... 36 Lampiran 2. Data yang dimasukkan dalam program ... 39


(20)

I.PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kemajuan di bidang teknologi yang begitu pesat sekarang ini, memacu semua aspek untuk mengalami perkembangan-perkembangan ke arah yang lebih baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Hal ini pun berdampak pada sektor pertanian sebagai salah satu komoditas utama manusia. Teknologi yang berkembang menyediakan kualitas yang lebih baik dalam penyedian bahan pangan dewasa ini. Hal ini ditunjukan untuk kepuasan manusia sebagi konsumen dari bahan pangan tersebut.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, tanaman memerlukan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Faktor- faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain adalah suhu dan kelembaban udaranya.

Salah satu komoditas pertanian yang pertumbuhan dan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh factor suhu dan kelembaban udara adalah jamur. Jamur banyak digemari disamping karena rasanya yang sangat enak juga mengandung nilai protein dan karbohidrat yang tinggi serta nilai kalori yang lebih rendah dari pada buah buahan dan sayuran, sehingga jamur memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena pemasaranya sudahg mencakup pasar lokal dan ekspor.

Banyak jenis jamur yang dibudidayakan secara komersial sebagai bahan makanan. Jenis jamur yang sudah dibudidayakan baik di Indonesia maupun luar negeri (Cina, Jepang, Thailand, Singapura) antara lain adalah : Champignon (Agaris bisorpus), Shiitake (Lentinula endodes), Merang (Volvariella volvaceae), Tiram (Pluerotus ostreatus), Nameco (Pholiota naneko), Kuping Putih (Tremella fucifarmis), dan Jamur Tuber (Trichoma matsitake).


(21)

Berdasarkan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur Tiram, maka tahap tumbuh tubuh buah saampai panen dari jamur ini dilakukan pada ruangan khusus yang dikontrol suhu dan kelembabannya. Budidaya jamur dalam ruang tumbuh terkendali kini mulai dikembangkan dan kemajuannya baru sampai pada taraf pengendalian suhu. Paramita (1999) mengembangkan model ruang tumbuh yang dibagi menjadi tiga kondisi suhu, yaitu 17, 19, dan 21 0C untuk budidaya jamur Kuping dan Tiram dengan sumber udara dingin dari mesin AC. Sementara, Krissandi (1999) menerapkan kendali berbasis pada logika Fuzzy pada model ruang tumbuh tersebut dengan bantuan Personal Computer . Percobaan ini selain berhasil meningkatkan natalitas juga menaikan produksi dan memperbaiki penampakannya. Namun demikian, kesibukan luar biasa dihadapi dalam menyemprotkan uap air ke dalam ruang tumbuh untuk mengantisipasi evaporasi yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, dalam rangka pengembangan ruang tumbuh jamur terkendali perlu dilengkapi denga n fasilitas lainnya, yaitu untuk mengendalikan kelembaban relatif dan kadar air dan pada fase selanjutnya adalah dengan memperhatikan kualitas udara dalam ruang tumbuh, khusus O2dan CO2.


(22)

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah visualisasi pengendalian sensor-sensor pada ruang tumbuh jamur terkendali dengan menggunakan program Visual Basic 6.0 untuk mengendalikan kondisi ruang tumbuh jamur.


(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. JAMUR (MUSHROOM)

Jamur (mushroom) adalah buah dari tanaman jamur (miselium) dan mengandung ‘biji’ yang disebut spora. Tubuh dari tanaman jamur ini disebut sebagai miselium dengan bagian individualnya bersifat mikrospik. Miselium menyimpan nutrient dan komponen esensial lainnya, dan apabila kondisi telah cukup memungkinkan miselium ini akan menghasilkan tubuh buah yang disebut jamur (mushroom).

Jamur merupakan organ dari fungi yang berdaging dan menyimpan spora. Bagian tubuh berdaging inilah yang menyebabkan manusia tertarik untuk menjadikannya sebagai bahan makanan, akan tetapi secara biologi jamur adalah fungus yang memproduksi spora (Chang dan Miles,1989).

Jamur (mushroom) adalah makro fungi dengan tubuh buah jelas,dan mempunyai ukuran yang cukup besar untuk dapat dilihat dengan mata telanjang dan dapat disentuh (Chang et al.,1993).

Jamur termasuk dalam golongan Thalopytha dan tidak berklorofil. Pada awalnya Thalopytha dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang akar, daun, dan batangnya tidak dapat dibedakan secara nyata. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan dengan ditemukannya mikroskop elektron diketahui bahwa jamur bukan termasuk ke dalam dunia tumbuhan (Duddington, 1972).

Tidak adanya klorofil pada fungi merupakan hal yang penting yang mempengaruhi pola kehidupannya. Berbeda dengan tanaman yang bisa hidup dngan pasokan bahan organik, jamur merupakan makluk saprofit yang hidup pada sisa-sisa makluk hidup yang telah mati (Dudington, 1972).

Secara umum jamur dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu : mushroom yang dapat dikonsumsi manusia sebagai bahan pangan, diaplikasikan sebagai obat (medicinal mushroom), jamur beracun (poisonous mushroom) dan jenis –jenis lain yang belum bisa diidentifikasikan secara luas (Chang et al.,1993).


(24)

B. JAMUR TIRAM

Jamur Tiram termasuk kedalam kelas basiodyomicetes dengan klasifikasi sebagai berikut :

Kelas : Basidiomycetes

Subkelas : Phragmobasidiomycetes Ordo : Agraricales

Famili : Agrariceae Genus : Pleurotus

Disebut Jamur Tiramatau (oystermushroom) karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong, dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai tanaman ini tidak tepat berada ditengah, tetapi agak ke pinggir. Jamur Tiram adalah salah satu jamur yang sangat enak dimakan serta mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibangdingkan dengan jamur lain. (Yuniasmara.dkk,1997).

Tubuh buah Jamur Tiram mengandung protein 27%, lemak 2%, karbihidrat 58%, serat 12% dan abu 9% per berat kering. Kandungan kadar air Jamur Tiram 90.8%, kandungan vitaminnya meliputi thiamine, riboflavin, dan niasin. Adapun mineral yang terkandung antara lain : kalsium, fosfor, natrium dan kalium (Yuniasmara dkk.,1997).

Tabel 1. Kandungan Gizi beberapa jenis jamur (Yuniasmara dkk.,1997)

Komposisi Lentinus edodes (Jamur Shitake)

Pleorotus florida (Jamur Tiram Putih)

Pleurotuscycstidiosus (Jamur Tiram Coklat)

Protein 18 % 27 % 27 %

Lemak 8 % 2 % 2 %

Karbohidrat 71 % 58 % 51 %

Serat 8 % 12 % 13 %

Abu 7 % 9 % 7 %


(25)

Menurut Genders(1960), Chang dan Hayes (1978) Yuniasmara (1997), kandungan protein dan karbohidrat jamur lebih tinggi dibandingkan sayuran dan buah-buahan (Tabel 2).

Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidrat Jamur Tiram dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran.

Jenis Makanan Protein (%) Karbihidrat (%) Sumber

Jamur Tiram 27 58 Yuniasmara (1997) Jamur Kuping 7.7 73.6 Chang dan Heyes (1978) Pisang 0.8 14.3 Genders (!969)

Jeruk 0.6 8.5 Genders (!969) Apel 0.6 10.8 Genders (!969) Kol 1.4 4.8 Genders (!969) Wortel 2.0 7.4 Genders (!969) Kentang 1.8 14.7 Genders (!969)

Menurut Yuniasmara,dkk., budidaya Jamur Tiram adalah mengusahakan kondisi sehingga Jamur Tiram tersebut dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan adaptasi substrat dan lingkungan tempat tumbuh sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Faktor yang berpengaruh adalah faktor media tumbuh dan lingkungan.

C. RUANG TUMBUH JAMUR

1. Syarat Tumbuh jamur

Petani pada umumnya membudidayakan jamur didalam rumah tanaman dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Idealnya jamur tumbuh pada lokasi 800 dpl dan RH (Relative Humidity) 60-90%. Meskipun Jamur Kuping dan Jumur Tiram dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25-30 °C, kondisi pertumbuhan optimum dicapai pada kisaran suhu 16-22 °C (Alexopoulus


(26)

dkk, 1979). Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim dan ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan Jamur Tiram.

2. Budidaya Jamur

Proses budidaya jamur dipengaruhi oleh media tanaman dan lingkungan yang dapat dikontrol selama proses budidaya terutama saat pertumbuhan buah dan perioda penanaman.

a. Media tumbuh

Dialam, Jamur Tiram ditemukan pada kayu-kayu yang sudah lapuk. Berdasarkan sifat tumbuhnya, budidaya Jamur Tiram dilakukan pada media buatan dengan kandungan unsur hara menyerupai kayu yang sudah lapuk.

Bahan baku yang digunakan sebagai media dalam budidaya Jamur Tiram dapat berupa batang kayu yang sudah kering, jerami, serbuk gergaji, campuran serbuk gergaji dan jerami, ataupun alang-alang (Cahyana,1997). Untuk menghasilkan jamur dengan kualitas yang baik, maka kadar air dan pH media tumbuh jamur harus diatur. Menurut Vilela dan Silverio (1982,dalam Daryani, 1999) kadar air pada substrat serbuk gergaji untuk pertumbuhan Auricularia adalah 65-70%. Tingkat kemasaman media tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan Jamur Tiram. PH media perlu diatur antara pH 6-7 dengan menggunakan kapur. Pertumbuhan jamur akan terhambat apabila pH media terlalu tinggi atau terlalu rendah, bahkan akan memungkinkan pertumbuhan jamur lainnya yang akan mengganggu pertubumbuhan Jumur Tiram yang ada.

3. Lingkungan

a. Suhu

Suhu mempengaruhi kerja enzim yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Enzim tersebut tidak dapat mensintesis vitamin yang dibutuhkan apabila suhu lingkungan tinggi (Miles, 1993).


(27)

Berdasarkan penelitian Daryani (1999), berat rata-rata penen tertinggi tercapai pada suhu 17 0C yaitu 106 gram per bag log untuk Jamur Kuping dan 96,76 gram per bag log untuk Jamur Tiram.

Miselia akan tumbuh optimal pada kisaran suhu 24-25 0C, pertumbuhannya menjadi lambat pada suhu dibawah 25 0C dan tidak akan ada pertumbuhan sama sekali pada suhu diatas 35-40 0C (Kinugawa, 19993).

b.Cahaya

Cahaya yang terlalu kuat dapat menghambat perkembangan miselia atau bahkan membunuh jamur tersebut (Miles, 1993).

Menurut Suriawiria (1997, dalam Daryani , 1999), keberhasilan budidaya jamur secara kualitas, kuantitas dan menguntungkan ditentukan oleh banyaknya factor lingkungan diantaranya ruangan tempat penanaman dan pemeliharaan jamur. Hal ini berhubungan selain dengan temperature, kelembaban beban, aerasi dan cahaya yang besar.

Pencahayaan yang terlalu kuat dapat mengakibatkan perubahan tubuh Jamur Tiram, tinggi stipa jamur menjadi pendek dan tudung jamur menjadi terbuka lebih awal dan mengakibatkan pertumbuhan stipa berhenti

c. Kelembaban

Kelembaban relatif udara yang diperlukan untuk pembentukan tubuh buah adalah 80-85% ( Young dan Leong; 19813 dalam Daryani 1999).

Kebanyakan jamur tumbuh pada tingkat kelembaban yang tinggi, pada jamur Basidiomycetes, kelembaban relatif untuk pertumbuhan maksimum adalah sebesar 95-100 % (Miles, 1993).


(28)

D. LOGIKA DAN KONTROL

1.Kontrol Fuzzy

Penilaian kualitatif yang dilakukan manusia mengakibatkan adanya batas yang samar antara suatu kriteria dengan kriteria lainnya. Misalnya, penilaian tinggi badan manusia, bagi sebagian orang akan mengganggap tinggi badan 160 cm sudah termasuk dalam kategori sedang, tetapi semua orang akan mengganggap bahwa tinggi badan 180 cm termasuk tinggi. Batas samar tersebut mrupakan dari teori fuzzy yang dicetuskan oleh L.A. Zadeeh pada tahun 1976.

Himpunan fuzzy merupakan fungsi keanggotaan µ yang memetakan anggota-angota himpunan terebut dalam selang [0,1]. Jika x merupakan anggota himpunan fuzzy tersebut maka µ(x) merupakan derajat dari x. x memiliki kecocokan total apabila µ(x) bernilai 1 sedangkan x tidak cocok sama sekali apabila µ(x) bernilai 0.

Himpunan crips merupakan suatu sistem yang menunjukkan kriteria suatu objek dalam dua nilai, anggota dan bukan anggota. Perbedaan antara himpunan crips dan himpunan fuzzy dapat dilihat pada Gambar1 dan Gambar 2, dengan himpunan semesta umur. Terlihat bahwa himpunan crips tidak bisa mendiskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya, sedangkan himpunan fuzzy memiliki derajat keanggotaan untuk mendiskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya.


(29)

1

Lanjut usia

0 18

Gambar 1. Himpunan Crisp

1

0 18 Tahun

Gambar 2. Himpunan Fuzzy

Dalam sistem logika fuzzy berlaku operasi hubungan irisan, gabungan, komplemen dan himpunan bagian. Logika fuzzy banyak digunakan dalam bidang pengontrolan, tahapan pembuatan kontrol fuzzy dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy.

Fuzzifikasi

Matrik


(30)

a. Fuzzyfikasi

Pada tahap ini, ditentukan nilai kualitatif dan derajat keanggotaan dari setiap nilai variabel numerik. Proses fuzzifikasi dilakukan terhadap error dan beda error. Error adalah penyimpangan nilai aktual dari nilai set point, sedangkan beda error adalah selisih error pada t dengan error t-1.

b.Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan matrik keputusan. Matrik keputusan ditentukan dengan menggunakan logika kriteria error dan beda error.

c. Defuzzifikasi, konversi besaran kualitatif menjadi besaran kuantitatif.

Metoda defuzifikasi dilakukan dengan menggunakan metoda titik berat, yaitu dengan memberi bobot terhadap titik berat output dengan derajat keanggotaan.

2.Kontrol ON-OFF

Kontrol ON-OFF adalah metoda pengontrolan yang paling mudah dan paling sederhana oleh karena itu pengunaannya luas. Metoda ini sering dipakai jika diinginkan hasil keluaran yang tidak terlalu presisi.

Gambar 4. Osilasi Kontrol Dua Langkah (ON-OFF)

Wa k t u

Suhu

Ala t

ON

OFF

Wa k t u

Set point


(31)

E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM)

Dalam sistem informasi, peralatan yang digunakan dibagi dalam tiga kategori yaitu: peralatan analisis, desain, dan pengembangan. Peralatan analisis berguna untuk meningkatkan dokumentai dari sistem yang ada dan penetapan kebutuhan dari sistem yang baru atau termodifikasi. Peralatan desain berguna untuk membantu dalam penyusunan sifat-sifat sistem sehingga tercakup dalam analisa system. Peralatan pengembangan berguna untuk membantu menerjemahkan desain ke dalam penerapan fungsional (Senn, 1990).

Desain perangkat lunak yang efektif dapat diperoleh dari penggunaan pendekatan desain dekomposisi yang konsisten. Menurut Sommerville (1989), terdapat dua tipe dekomposisi, yaitu : desain berarah fungsi, dan desain berarah objek. Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pendekatan tingkat tinggi dan secara progresif diuraikan kedalam desain yang lebih detail. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan teknik fungsi dekomposisi dimana struktur data digunakan untuk mengontrol struktur fungsi yang digunakan untuk mengolah data. Desain berarah objek lebih merupakan kelompok objek dibandingkan kelompok fungsi, dimana pesan dilewatkan dari satu objek ke objek yang lain. Setiap objek mempunyai system operasi sendiri. Menurut Sommerville (1989), pendekatan desain berarah objek memiliki banyak kelebihan dan merupakan ilmu yang baru, tetapi tidak selalu digunakan. Pada beberapa tingkat abstraksi, pendekatan desain berarah fungsi lebih mudah ditetapkan pada pengembangan sistem dengan pendekatan desain berarah objek. Jika sistem mengand ung informasi yang sederhana maka lebih baik digunakan pendekatan berarah fungsi daripada pendekatan berarah objek. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan pendekatan perancangan perangkat lunak dimana hasil perancangannya terdekomposisi ke dalm satu set unit interaksi dimana masing masing unit tersebut memiliki fungsi yang jelas terdefinisi, komponen perancangan atau desain pada pendekatan desain berarah fungsi berdasarkan pada fungsi sedangkan pada desain berarah objek berdasarkan pada entitas abstrak. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan


(32)

pelengkap dan bukan pendekatan yang bertentangan dengan desain berarah objek (Sommerville, 1989).

Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pembuatan diagram alir data. Yang menggambarkan pengolahan data secara logika, dilanjutkan dengan pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan perangkat lunak (Sommerville, 1989).

Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit pengolahan ke unit pengolahan lainnya.diagram ini menunjukkan bagaimana data input ditrasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan trasformasi tanpa membuat asumsi tentang bagaimana transformasi tersebit diimplikasikan (Sommerville, 1989).

Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari hirarki dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini menunjukkan bagaiman elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan sebagai unit hirarki (Sommerville,1989).

F. MICROSOFT VISUAL BASIC (versi 6.0)

Basic adalah salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai komputer dan umum digunakan dalam pembuatan program aplikasi. Bahasa basic mudah untuk dipelajari dan digunakan. Salah satu software yang mengunakan bahasa ini adalah Microsoft Visual Basic.

Microsoft Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis windows yang popular saat ini. Microsoft Visual Basic memiliki fasilitas Object Oriented Programing (OOP) yang menyediakan objek-objek yang sangat kuat, powerfull, dan mudah digunakan dalam mendesain suatu aplikasi program (Yung, 2002)

Aplikasi(project) pada Microsoft Visual Basic 6.0 terdiri atas bagian-bagian :


(33)

Form adalah sebuah bidang dimana anda akan mendesain program dengan meletakkan objek-objek yang merupakan rangkaian dari perintah-perintah yang akan dikerjakan oleh aplikasi tersebut.

b. Control :

Control adalah bagian yang mempunyai bentuk gambar grafis yang akan diletakkan diatas bidang kerja yang disebut form, yang dapat berinteraksi dengan pemakai, seperti TextBox, LabelBox, CommandButton.

c. Properties :

Properties merupakan variabel atau predikat yang melekat pada setiap objek (form dan control). Contoh properties itu sendiri antara lain nama, caption, ukuran, warna, posisi, dan isi.

d. Methods :

Methods merupakan prosedur yang sudah dibuat pada setiap objek yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan method tersebut.

e. Event procedure :

Event procedure adalah kode yang berhubungan dengan setiap objek yang akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan nama event yang akan dikerjakan.

f. General procedure :

General procedure merupakan kode-kode yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang ada. Prosedur ini akan dijalankan apabila dipanggil namanya dalam sebuah pernyataan pada basis program.


(34)

Module merupakan kumpulan dari beberapa General Procedure, deklarasi variabel, dan definisi konstanta yang digunakan dalam sebuah aplikasi.

Kemampuan Microsoft Visual Basic dalam menangani database juga tidak perlu diragukan lagi. Selain mudah digunakan Microsoft Visual Basic juga sudah menyediakan provider yang menghubungkan program yang kita buat ke database secara langsung tanpa memerelukan software database sever lainnya. Selain itu juga pengguna diberika pilihan koneksi database yaitu berupa Data Access Object (Dao), ActiveX Data Object (ADO), dan Data Environment (DE).

G. SIMULASI DAN MODEL

Dalam arti luas, simulasi berarti duplikasi dari suatu system atau aktifitas tanpa pencapaian yang sebenarnyadari hakekat kenyataan itu sendiri (Morgenthaler, 1961 dalam Dent dan Anderson, 1971). Simulasi merupakan teknik penyusunan model dari suatu system dan kemudian dilakukan percobaan pada model tersebut.jadi pada hakekatnya simulasi merupakan suatau operasi yang terdiri atas dua fase yaitu pembuatan model dan percobaan (modelling and experimentation).


(35)

III. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ergonamika dan Elektronika Pertanian Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Waktu Penelitian adalah bulan Juni 2006 sampai dengan Juli 2006.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan :

a. Seperangkat komputer dengan spesifikasi :

Ø Intel Pentium IV 2.0 GHz

Ø DDR 512 MB

Ø VGA Card GeForce FX 5200 128 MB

Ø DirectX 9.0

Ø Lite On Combo DVD

b. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional SP2 sebagai program dasar pengatur kerja dalam komputer.

c. Macromedia Flash MX Profesional 2004 Versi 7.0 sebagai program pembuat animasi yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi.

d. Microsoft Visual Basic Versi 6.0 sebagai program dasar dalam pembuatan aplikasi

e. Adobe Photoshop CS sebagi program untuk pembuatan animasi yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi

2. Bahan yang digunakan :

Bahan yang digunakan untuk membuat simulasi ini adalah data suhu dan kelembaban udara bagi ruang tumbuh jamur yang telah di ukur pada penelitian sebelumnya. Selain itu juga buku-buku tentang tanaman jamur dan buku tentang software-software yang digunakan.


(36)

C. METODA PEMBUATAN APLIKASI

1. Pembuatan algoritma sistem simulasi.

Algoritma dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan flowchart dan program. Algoritma yang dibuat berupa logika- logika yang akan dipakai dalam pembuatan program tersebut. Algoritma tersebut meliputi :

a) Penentuan parameter pengendalian b) Penentuan logika pengendalian c) Penentuan aksi dari pengendalian

Adapun algoritma program yang dibuat adalah sebagai berikut: a) Variabel yang dikendalikan :

• Suhu = 17 0C

• Kelembaban = 80 % b) Aksi yang dijalankan :

• Jika suhu (T) > 17 0C AC (kipas) jalan (ON)

• Jika suhu (T) = 17 0C AC (kipas ) mati (OFF)

• Jika kelembaban (RH) < 80% Sprayer jalan (ON)

• Jika kelembaban (RH) = 80% Sprayer mati (OFF) c) Pengontrolan yang digunakan :

• Kontrol ON-OFF

d) Kombinasi pengendalian :

• T > 17 dan RH < 80 % AC ON dan sprayer ON

• T > 17 dan RH = 80 % AC ON dan sprayer OFF

• T = 17 dan RH < 80 % AC OFF dan sprayer ON

• T = 17 dan RH = 80 % AC OFF dan sprayer OFF 2. Pembuatan flowchart (diagram alir)

Pendekatan yang dilakukan dalm penelitian ini adalah pendekatan desain yang berarah fungsi. Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pembuatan diagram alir data. Yang menggambarkan pengolahan


(37)

data secara logika, dilanjutkan dengan pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan perangkat lunak

Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit pengolahan ke unit pengolahan lainnya. Diagram ini menunjukkan bagaimana data input ditrasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan trasformasi tanpa membuat asumsi tentang bagaimana transformasi tersebut diimplikasikan.

Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari hirarki dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini menunjukkan bagaiman elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan sebagai unit hirarki.

Diagram ailr yang dibuat untuk membuat program ini adalh sebagai berikut :


(38)

Gambar 5. Diagram Alir Program Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban

Mulai

Input :

1. Data suhu

2. Data Kelembaban

Jika

T > 17 0C & RH < 80%

Jika

T > 17 0C & RH = 80%

Jika

T = 17 0C & RH < 80%

Jika

T = 17 0C & RH = 80%

AC jalan (ON) dan Sprayer jalan (ON)

AC mati (OFF) dan Sprayer mati (OFF) AC mati (OFF) dan Sprayer mati (ON) AC jalan (ON) dan Sprayer mati (OFF)

Tidak

Tidak Tidak

Ya Ya

Ya


(39)

3. Pembuatan program untuk simulasi.

Diagram alir yang telah dibuat akan mempermudah dalam menterjemahkan menjadi bahasa pemrograman, yang dalam hal ini menggunakan bahasa Visual Basic. Program dibuat berdasarkan aliran data dari diagram alir dan juga algoritma yang ada.

4. Pegujian program

Pengujian terhadap program dilakukan dengan memasukkan berbagai macam tipe kombinasi dari data. Dalam hal ini digunakan data-data dari penelitian sebelumnya. Pengujian juga dilakukan pada berbagai model computer apakah program ini dapat berjalan atau tidak.


(40)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PEMBUATAN DESAIN PROGRAM

Pembuatan desain program untuk simulasi ruang tumbuh jamur terkendali ini dimulai dengan pembuatan algoritma dan juga diagram alir. Algoritma dari program ini adalah bahwa ketika suhu ruang tumbuh jamur tersebut nilainya lebih besar dari 17 0C. maka program akan menjalankan animasi kipas yang sedang berjalan. Untuk kelembaban udara ketika kelembaban udara dari ruang tumbuh jamur tersebut nilainya kurang dari 80 %, maka animasi nozel akan menyemprotkan air.

Tujuan dari pembuatan algoritma ini adalah untuk mempermudah dalam pembuatan diagram alir program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali ini. Diagram alir dibuat mengacu pada pembuatan algoritma dia tas. Diagram alir ini berfungsi untuk mempermudah programer dalam pembuatan program dengan Visual Basic 6.0.

Diagram alir ini dimulai dengan memasukkan input dari program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali. Variabel input yang dimasukkan adalah temperatur (T) dan kelembaban udara (RH). Alasan pemasukkan variable temperature (T) dan kelembaban udara (RH) sebagai faktor input program dikarenakan faktor temperatur (T) dan kelembaban (RH) merupakan faktor utama yang perlu dikendalikan dalam budidaya jamur terutama didataran rendah. perintah Input program dalam diagram alir ini dilambangkan dengan bentuk jajaran genjang.

Data temperature (T) dan kelembaban udara (RH) yang dimasukkan diambil dari penelitian Krissandi Wijaya pada tahun 1999 dengan judul Pengendalian Suhu pada Rumah Tanaman Jamur dengan Sistem Kendali Fuzzy (Lampiran 2).

Setelah pemasukan input dilakukan proses pembacan oleh program. Temperatur (T) dan kelembaban udara dimasukkan dalam input sebagai satu kesatuan data. Proses pembacaan dilakukan secara brurutan antara nilai temperatur (T) dan nilai kelembaban udara (RH), nilai temperatur dibaca


(41)

terlebih dahulu sebelum dilakukan pembacaan terhadap nilai kelembaban udara. Input program dilakukan dengan memasukkan nilai data yang kemudian disimpan dalam data base yang diseimpan dalam file text.

Proses pengolahan data dilakukan dengan kendali if . Kendali if dapat mengendalikan dua variabel yaitu temperatur (T) dan kelembaban udara (RH) secara bersamaan. Kendali if dipilih karena sederhana dan mudah dimengerti oleh programer dalam mengendalikan dua variabel temperatur (T) dan kelembaban udara (RH). Logika yang dipakai dalam pengendalian if ini adalah sebagai berikut :

1. Jika temperatur (T) > 17 dan kelembaban udara RH < 80 % maka program akan menjalankan animasi kipas (AC ON) dan animasi sprayer (sprayer ON).

2. Jika temperatur (T) > 17 dan kelembaban udara (RH) = 80 % maka program akan menjalankan animasi kipas (AC ON), tetapi mematikan animasi sprayer (sprayer OFF).

3. Jika temperatur (T) = 17 dan kelembaban udara (RH) < 80 % maka program akan mematikan animasi kipas (AC OFF) dan menjalankan animasi sprayer (sprayer OFF).

4. Jika temperature (T) = 17 dan kelembaban udara (RH) = 80 % maka program akan mematikan animasi kipas (AC OFF) dan animasi sprayer (sprayer OFF).

Jika dalam pada pembacaan data memenuhi statement pertama maka program akan menjalan aksi yang pertama, jika tidak memenuhi statement yang pertama maka program akan menuju kestatement yang ke dua. Jika statement yang kedua dipenuhi maka program akan menjalankan aksi ke dua, jika tidak memenuhi statement yang ke dua maka program akan menuju kestatement yang ke tiga. Jika statement yang ke tiga dipenuhi maka program akan menjalankan aksi yang ke tiga, jika tidak memenuhi statement yang ke tiga maka program akan menuju kestatement yang ke empat. Dalam diagram alir ini kendali if dilambangkan dengan gambar belah ketupat.


(42)

Setalah dilakukan pengendalian if maka program akan menjalankan aksi sesuai dengan perintah dari kendali if. Aksi yang dilakukan program ini adalah menjalankan atau mematikan animasi kipas dan sprayer. Aksi yang dilakukan oleh program dalam program ini adalah :

1. Menjalankan animasi kipas dan animasi sprayer.

2. Menjalankan animasi kipas dan mematikan animasi sprayer. 3. Mematikan animasi kipas dan menjalankan animasi sprayer. 4. Mematikan animasi kipas dan animasi sprayer.

Perintah aksi dalam diagram alir ini dilambangkan dengan gambar persegi panjang.

Setelah aksi dijalankan oleh program sesuai dengan pengendalian if maka program akan membaca data berikutnya. Pembacaan kembali data dari variabel input ini dilakukan dengan perintah looping. Perintah looping akan membaca data terus menerus setelah aksi yang dijalankan program. Perintah looping didalam diagram alir digambarkan dengan bentuk garis dengan anak panah yang menunjuk pada perintah input (dalam diagram alir berbentuk jajaran genjang).

B. PEMBUATAN ANIMASI PROGRAM

Animasi program berfungsi untuk menampilkan kondisi ruang tumbuh jamur terkendali tersebut. Animasi yang diperlukan dalam program ini sesuai dengan variabel yang dikontrol yaitu dua macam. Pertama adalah animasi untuk mensimulasikan keadaan suhu ruang tumbuh jamur terkendali. Animasi yang dibuat yaitu animasi berbentuk kipas yang berputar dan kipas yang diam. Jika kipas berputar menandakan suhu ruang tumbuh jamur tersebut nilainya diatas 17 0C dan jika diam maka menandakan suhu dibawah 17 0C.

Animasi kipas dibuat menggunakan dua software yaitu Adobe Photoshop dan menggunakan Macromedia Flash. Langkah pertama dalam pembuatan animasi ini adalah dengan membuat gambar dasarnya dengan menggunakan software Adobe Photoshop. Gambar dasar ini berupa gambar


(43)

kipas dengan empat buah sudu atau baling-baling (Gambar 6). Gambar dasar ini disimpan dalam file gambar yang berekstensi JPEG. Selanjutnya gambar dasar ini diolah menjadi bentuk animasi dengan menggunakan software Macromedia Flash. Prinsip kerja dari software Macromedia Flash ini adalah seperti roll film. Gambar dasar dirubah letak sudu-sudunya dengan cara dirotasi kemudian diletakkan kedalam media kerja dari Macromedia Flash. Selanjutnya file dari Macromedia Flash tersebut disimpan dalam bentuk video berekstensi AVI.

Keterangan : 1. Sudu kipas 2. Poros kipas

Gambar 6. Gambar Dasar Kipas.

Animasi yang kedua yaitu animasi dengan gambar sprayer. Animasi ini berfungsi untuk menunjukkan keadaan kelembaban udara diruang tumbuh jamur terkendali tersebut. Jika animasi sprayer menyemprotkan butiran air berarti kondisi ruang tumbuh jamur tersebut kurang lembab atau kelembaban udaranya kurang dari 80 %.

Sama seperti dengan animasi kipas animasi sprayer dibuat dengan menggunakn software Adobe Photoshop dan Macromedia Flash. Gambar dasar dibuat menggunakan software Adobe Photoshop. Gambar dasar dibuat sebanyak empat buah yaitu berupa nozel yang tidak menyemprotkan air dan nozel yang menemprotkan air (Gambar 7). Gambar dasar ini disimpan dalam bentuk file gambar yang berekstensi JPEG (CompoSevo JPEG).

Selanjutnya gambar dasar tersebut dibuat animasi bergerak dengan software Macromedia Flash. Keempat gambar dasr tadi diletakkan dalam lembar kerja Macromedia Flash. Kemudian file animasi tersebut disimpan dalam bentuk video yang berekstensi AVI (Audio Video Image).

1 2


(44)

Keterangan : 1. Pipa nozel 2. Nozel

Gambar 7. Gambar Dasar Sprayer.

Pembuatan tampilan juga menggunakan software Adobe Photoshop. Gambar tampilan dibuat seperti bagan sistem kendali ruang tumbuh jamur terkendali agar terlihat menarik. Gambar tampilan berupa sensor suhu, nozel, interface, air contioner, dan RH sensor (Gambar 7). Gambar tampilan juga dibuat agar aliran proses kerja alat yaitu sprayer dan kipas terlihat.

Gambar 8. Gambar Tampilan Dasar Program dengan Adobe Photoshop. 1


(45)

C. PEMBUATAN PROGRAM

Program dibuat dengan menggunakan software Visual Basic 6.0. Visual Basic 6.0 dipilh karena software ini merupakan salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai komputer dan umum digunakan dalam pembuatan program aplikasi. Selain itu bahasa basic mudah untuk dipelajari dan digunakan. Microsoft Visual Basic memiliki fasilitas Object Oriented Programing (OOP) yang menyediakan objek-objek yang sangat kuat, powerfull, dan mudah digunakan dalam mendesain suatu aplikasi program.

Pembuatan program dimulai demgan membuat perintah untuk membaca data temperatur (T) dan kelembaban udara (RH) yang disimpan dalam bentuk text berekstensi txt. Listing program yang dibuat adalah sebagai berikut :

Dim i, j, k, a, b, As Integer Dim X(100) As Double Dim y(100) As Double

Private Sub cmd_AmbilData_Click() Dim tempat As String

j = 1

Open App.Path + "\simpan.txt" For Input As #1

Dim digunakan untuk mendeklarasikan variabel I, j, k, a,dan b sebagai bilangan bulat. Sedangkan variabel X dan y dideklarasikan sebagai double karena nilai variabel X dan variabel y terdapat koma. Variabel X sebagai temperatur (T) dan variabel y sebagai kelembaban udara (RH). Sedangkan untuk mengambil nilai dari data menggunakan perintah Open App.Path + "\simpan.txt" For Input As #1.

Perintah untuk membaca data dalam program menggunakan perintah input. Dalam perintah pembacaan data ini juga dilakukan looping karena pembacaan data terjadi terus- menerus. Temperatur (T) dibaca sebagai X(i) dengan mengambil nilai dari variabel a sedangkan kelembaban udara dibaca sebagai y(i) dengan mengambil nilai dari variabel b. Nilai temperatur (T) yang


(46)

dibaca ditampilkan dalam monitor melalui textbox, demikian pula dengan nilai kelembaban udara yang ditampilkan dalam textbox (Gambar 8). Listing program dari perintah pembacaan data adalah sebagai berikut :

For i = 1 To 5184000

Input #1, a X(i) = a Input #1, b y(i) = b

For j = 1 To 20000000 Next j

txt_suhu.Text = X(i) txt_suhu.Refresh

txt_kelembaban.Text = y(i) txt_kelembaban.Refresh Animasi_kipas.Stop


(47)

Perintah kendali menggunakan statement if. Apabila temperatur lebih dari 17 °C maka program akan menjalankan animasi kipas dan merubah animasi garis dari merah muda menjadi hijau. Apabila suhu tersebut lebih kecil dari 17 °C. maka program akan mematikan animasi kipas dan kembali merubah aliran garis berwarna hijau menjadi merah muda. Untuk lendali kelembaban udara juga sama, apabila kelembaban udara kurang dari 80 % maka program akan menjalankan animasi sprayer dan akan merubah aliran garis merah muda menjadi hijau, dan apabila kelembaban udara lebih besar dari 80 % maka animasi kipas akan mematikan animasi sprayer dan akan merubah aliran garis dari hijau menjadi merah muda. Animasi garis dibuat dengan menggunakan label. Untuk bisa melihat pergantian aliran garis dengan baik maka digunakan statement refresh. Listing program dari perintah ini adalah sebagai berikut :

If X(i) > 17 Then Animasi_kipas.Play

lbl_Kipas1.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas2.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas3.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas4.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas1.Refresh lbl_Kipas2.Refresh lbl_Kipas3.Refresh lbl_Kipas4.Refresh Else Animasi_kipas.Stop

lbl_Kipas1.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas2.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas3.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas4.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas1.Refresh

lbl_Kipas2.Refresh lbl_Kipas3.Refresh lbl_Kipas4.Refresh End If

If y(i) > 4 Then Animasi_Nozle.Play

lbl_Nozel1.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel2.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel3.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel4.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel5.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel6.BackColor = &H80FF80


(48)

lbl_Nozel1.Refresh lbl_Nozel2.Refresh lbl_Nozel3.Refresh lbl_Nozel4.Refresh lbl_Nozel5.Refresh lbl_Nozel6.Refresh Else Animasi_Nozle.Stop

lbl_Nozel1.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel2.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel3.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel4.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel5.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel6.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel1.Refresh lbl_Nozel2.Refresh lbl_Nozel3.Refresh lbl_Nozel4.Refresh lbl_Nozel5.Refresh lbl_Nozel6.Refresh End If

Tombol stop dan play yang terdapat di program bertujuan agar operator dapat mema tikan kipas dan juga sprayer secara langsung. Hal ini agar bila terjadi kerusakan sensor kipas dan sprayer dapat dimatikan secara langsung melalui program. Listing program dari perintah ini adalah sebagai berikut :

Private Sub Command1_Click() Animasi_kipas.Play

End Sub

Private Sub Command2_Click() Animasi_kipas.Stop

End Sub

Private Sub Command3_Click() Animasi_Nozle.Play

End Sub

Private Sub Command4_Click() Animasi_Nozle.Stop


(49)

Tampilan program yang dihasilkan pada masing- masing kondisi adalah sebagai berikut :


(50)

Gambar 11. Tampilan Program Pada Saat kipas Berjalan dan Sprayer Berhenti.


(51)

Gambar 13. Tampilan Program Pada Saat Kipas Berhenti dan Sprayer Berjalan Untuk menampilkan animasi kipas dan sprayer yang terdapat dalam file video berekstensi AVI digunakan perintah load. Listing program perintah ini adalah sebagai berikut :

Private Sub Form_Load()

Animasi_kipas.Open ("KIPAS.avi") 'Animasi_kipas.Play

Animasi_Nozle.Open ("nozle.avi") 'Animasi_Nozle.Play


(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Dalam pembuatan ruang tumbuh jamur terkendali diperlukan pengendalian suhu dan kelembaban yang baik, salah satunya dengan menggunakan komputer.

2. Software Visual Basic 6.0 mampu untuk membuat program visualisasi kontrol ruang tumbuh jamur terkendali dengan menampilkan animasi-animasi.

3. Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program, diagram alir program, pembuatan animasi dan pembuatan listing program.

4. Pada program, ini suhu pengendalian yang paling optimal adalah 17

0

C, dan kelembaban udara yang paling optimal adalah 80%.

5. Looping data yang paling baik adalah sesuai dengan umur jamur yaitu 5184000 kali.

6. Program dapat berjalan dengan baik dengan memasukkan beberapa tipe data untuk mengendalikan ruang tumbuh jamur terkendali tersebut dengan bantuan animasi gambar yang bergerak.

B. SARAN

1. Agar program dapat berjalan dengan baik dan animasi terlihat dengan baik maka disarankan digunakan grafik card computer dengan memory lebih dari 64 MB.

2. Perlu adanya pembuatan perangkat keras yang sebenarnya untuk mendukung perangkat lunak yang telah dibuat.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Alexopoulus, C. J., C. W. Mims dan M. Blackwell. 1996. Introductory Mycology. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Buswell, J.A., Chang S.T. and P.G. Miles (ed).1993. Genetics and Breeding of Edible Mushrooms. Gordon and Breach Science Publ., USA.

Cahyana, Y.A., dkk. 1997. JamurTiram. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Cang, S.T. dan Hayes, W.A. 1978. The Biology and Cultivation of Edible Mushrooms. Academic Press, New York.

Chang, S.T. dan Miles, P.G.1989. Edible Mushroom and Their Cultivation. CRC Press, Inc., Boca Raton, Florida.

Daryani, S. 1999.Pertumbuhan Jamur Kuping Dan Jamur Tiram Dalam Rumah Tanaman Dengan Suhu Terkendali, Skirpsi. Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Dent dan Anderson.1971. Systems Analysis in Agricultural Management.John Wiley and Son, Sidney.

Duddington, C.L. 1972. Beginner’s Guide To The Fungi. Pelham Books Ltd., London.

Genders, R. 1982. Bercocok Tanam Jamur Merang. Pionir, Bandung.

Nugraha, R. 2005. Pengaturan Suhu Pada Media Tumbuh Jamur Tiram, Skripsi. Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rismunandar. 1982. Mari Berkebun Jamur. Terate, Bandung

Senn, J. A. 1990. Pembangunan Sistem Pakar (Expert System) untuk Diagnosa Kerusakan Traktor Tangan (Hand Traktor). Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. IPB. Bogor.

Sommerville, I. 1989. Software Engineering. Addison-Wesley Publishing Corporation, London.

Suriawiria, U. 2000. Sukses Berbisnis Jamur Kayu : Shitake, Kuping Tiram. Penebar Swadaya, Jakarta.


(54)

Wijaya, K. 1999. Pengendalian Suhu pada Rumah Tanaman Jamur dengan Sistem Kendali Fuzzy. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. IPB. Bogor.

Yuniasmara, C.,Muchrodji dan Bakrun, M. 1997. Jamur Tiram Pembibitan Pembudidayaan Analisis Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.

Yung, K. 2002. Membangun Database dengan Visual Basic 6.0 dan Perintah SQL. Elex Media Komputindo. Jakarta.


(55)

(56)

Lampiran 1. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali.

Option Explicit

Dim i, j, k, a, b, c As Integer Dim X(100) As Double Dim y(100) As Double

Private Sub cmd_AmbilData_Click() Dim tempat As String

j = 1

Open App.Path + "\simpan.txt" For Input As #1 For i = 1 To 5184000

Input #1, a X(i) = a Input #1, b y(i) = b

For j = 1 To 20000000 Next j

txt_suhu.Text = X(i) txt_suhu.Refresh

txt_kelembaban.Text = y(i) txt_kelembaban.Refresh Animasi_kipas.Stop

If X(i) > 17 Then 'Text2.Refresh Animasi_kipas.Play

lbl_Kipas1.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas2.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas3.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas4.BackColor = &H80FF80 'lbl_kipas5.BackColor = &H80FF80 lbl_Kipas1.Refresh lbl_Kipas2.Refresh lbl_Kipas3.Refresh lbl_Kipas4.Refresh 'lbl_kipas5.Refresh Else

'lbl_Relay1.Caption = "Off" 'Text2.Refresh

Animasi_kipas.Stop

lbl_Kipas1.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas2.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas3.BackColor = &HC0C0FF


(57)

lbl_Kipas4.BackColor = &HC0C0FF 'lbl_kipas5.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas1.Refresh lbl_Kipas2.Refresh lbl_Kipas3.Refresh lbl_Kipas4.Refresh 'lbl_kipas5.Refresh End If

If y(i) > 4 Then Animasi_Nozle.Play

lbl_Nozel1.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel2.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel3.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel4.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel5.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel6.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel1.Refresh lbl_Nozel2.Refresh lbl_Nozel3.Refresh lbl_Nozel4.Refresh lbl_Nozel5.Refresh lbl_Nozel6.Refresh Else Animasi_Nozle.Stop

lbl_Nozel1.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel2.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel3.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel4.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel5.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel6.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel1.Refresh lbl_Nozel2.Refresh lbl_Nozel3.Refresh lbl_Nozel4.Refresh lbl_Nozel5.Refresh lbl_Nozel6.Refresh 'Next j 'Text1.Refresh 'Text2.Refresh 'Text3.Refresh End If Next i 100 Close #1 i = 0


(58)

'Cmd_Cek.Enabled = True End Sub

Private Sub Command1_Click() Animasi_kipas.Play

End Sub

Private Sub Command2_Click() Animasi_kipas.Stop

End Sub

Private Sub Command3_Click() Animasi_Nozle.Play

End Sub

Private Sub Command4_Click() Animasi_Nozle.Stop

End Sub

Private Sub Form_Load()

Animasi_kipas.Open ("KIPAS.avi") 'Animasi_kipas.Play

Animasi_Nozle.Open ("nozle.avi") 'Animasi_Nozle.Play


(59)

Lampiran 2. Data yang dimasukkan dalam program ( Krissandi, 1999) 22.1,54.2 22.1,55.4 22,54.8 21.7,57.9 21.4,60 21.3,60.1 21.2,60.4 21,61.4 20.9,61.9 20.8,63.9 20.7,65 20.5,65 20.4,65.5 20.2,67.1 20.2,69.1 20.1,69.9 20,69.1 19.8,69.9 19.8,72.4 19.7,72.2 19.6,71.9 19.6,72.1 19.5,72.8 19.5,74.1 19.4,74.3 19.4,73.8 19.3,74.8 19.3,75.8 19.2,76.5 19.2,76.7 19.2,76.3 19.2,77.8 19.1,76.6 19.1,77.9 19.1,78.2 19,77.5 19,78.2 19,78.9 19,78.1 19,78.2 19,79.2 19,77.7 19,79.9 19,78.4 18.9,80.5


(60)

18.9,78.8 18.8,80.8 18.9,79.4 18.8,79.3 18.9,80.5 18.8,80 18.8,80 18.8,79.6 18.8,80.8 18.8,80 18.8,81.4 18.8,79.3 18.8,80.8 18.8,80.9 18.8,80.9 18.8,81.4 18.7,79.6 18.8,80.8 18.8,80 18.8,79.2 18.7,81.1 18.8,81 18.8,80.6 18.7,80.1 18.8,81.5 18.8,80.7 18.8,80.5 18.8,80.4 18.8,80.7 18.8,80.3 18.8,80.7 18.8,80.7 18.8,81.1 18.7,80.9 18.7,81.4 18.7,80.5 18.7,81.3 18.6,82 18.6,80.5 18.6,81.6 18.6,81.2 18.6,81.2 18.6,82.8 18.6,81.2 18.7,80.6 18.7,80.5 18.8,80.3 18.7,81


(61)

18.7,79.9 18.7,80.9 18.7,80.6 18.7,80.2 18.7,80.9 18.7,80.6 18.7,80.2 17.7,80.6 17.7,75.3 17.8,75.3 17.9,76.7 17.9,74.8 17.9,74.4 17.9,74.5 17.8,75.6 17.7,75.5 17.7,76 17.7,75.5 17.7,76.6 17.8,75.6 17.8,76 17.8,75 17.9,75.8 17.9,74.8 18,72.6 17.9,74.6 17.9,75.2 17.7,75.3 17.6,77.4 17.6,78 17.6,77.3 17.6,76.5 17.7,76.6 17.6,77.8 17.7,77.3 17.7,76.3 17.8,75.6 17.8,75.7 17.8,76.1 17.7,75.9 17.7,76.3 17.7,77 17.7,75.3 17.7,76.8 17.7,76.6 17.6,76.8 17.6,76.9 17.5,78


(62)

17.6,77.3 17.6,77.2 17.6,76.9 17.6,78 17.6,76.2 17.6,76.6 17.6,76.7


(1)

lbl_Kipas4.BackColor = &HC0C0FF 'lbl_kipas5.BackColor = &HC0C0FF lbl_Kipas1.Refresh

lbl_Kipas2.Refresh lbl_Kipas3.Refresh lbl_Kipas4.Refresh 'lbl_kipas5.Refresh End If

If y(i) > 4 Then Animasi_Nozle.Play

lbl_Nozel1.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel2.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel3.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel4.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel5.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel6.BackColor = &H80FF80 lbl_Nozel1.Refresh

lbl_Nozel2.Refresh lbl_Nozel3.Refresh lbl_Nozel4.Refresh lbl_Nozel5.Refresh lbl_Nozel6.Refresh Else

Animasi_Nozle.Stop

lbl_Nozel1.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel2.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel3.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel4.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel5.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel6.BackColor = &HC0C0FF lbl_Nozel1.Refresh

lbl_Nozel2.Refresh lbl_Nozel3.Refresh lbl_Nozel4.Refresh lbl_Nozel5.Refresh lbl_Nozel6.Refresh 'Next j

'Text1.Refresh 'Text2.Refresh 'Text3.Refresh End If

Next i 100

Close #1 i = 0


(2)

'Cmd_Cek.Enabled = True End Sub

Private Sub Command1_Click() Animasi_kipas.Play

End Sub

Private Sub Command2_Click() Animasi_kipas.Stop

End Sub

Private Sub Command3_Click() Animasi_Nozle.Play

End Sub

Private Sub Command4_Click() Animasi_Nozle.Stop

End Sub

Private Sub Form_Load()

Animasi_kipas.Open ("KIPAS.avi") 'Animasi_kipas.Play

Animasi_Nozle.Open ("nozle.avi") 'Animasi_Nozle.Play


(3)

Lampiran 2. Data yang dimasukkan dalam program ( Krissandi, 1999)

22.1,54.2 22.1,55.4 22,54.8 21.7,57.9 21.4,60 21.3,60.1 21.2,60.4 21,61.4 20.9,61.9 20.8,63.9 20.7,65 20.5,65 20.4,65.5 20.2,67.1 20.2,69.1 20.1,69.9 20,69.1 19.8,69.9 19.8,72.4 19.7,72.2 19.6,71.9 19.6,72.1 19.5,72.8 19.5,74.1 19.4,74.3 19.4,73.8 19.3,74.8 19.3,75.8 19.2,76.5 19.2,76.7 19.2,76.3 19.2,77.8 19.1,76.6 19.1,77.9 19.1,78.2 19,77.5 19,78.2 19,78.9 19,78.1 19,78.2 19,79.2 19,77.7 19,79.9 19,78.4 18.9,80.5


(4)

18.9,78.8 18.8,80.8 18.9,79.4 18.8,79.3 18.9,80.5 18.8,80 18.8,80 18.8,79.6 18.8,80.8 18.8,80 18.8,81.4 18.8,79.3 18.8,80.8 18.8,80.9 18.8,80.9 18.8,81.4 18.7,79.6 18.8,80.8 18.8,80 18.8,79.2 18.7,81.1 18.8,81 18.8,80.6 18.7,80.1 18.8,81.5 18.8,80.7 18.8,80.5 18.8,80.4 18.8,80.7 18.8,80.3 18.8,80.7 18.8,80.7 18.8,81.1 18.7,80.9 18.7,81.4 18.7,80.5 18.7,81.3 18.6,82 18.6,80.5 18.6,81.6 18.6,81.2 18.6,81.2 18.6,82.8 18.6,81.2 18.7,80.6 18.7,80.5 18.8,80.3 18.7,81


(5)

18.7,79.9 18.7,80.9 18.7,80.6 18.7,80.2 18.7,80.9 18.7,80.6 18.7,80.2 17.7,80.6 17.7,75.3 17.8,75.3 17.9,76.7 17.9,74.8 17.9,74.4 17.9,74.5 17.8,75.6 17.7,75.5 17.7,76 17.7,75.5 17.7,76.6 17.8,75.6 17.8,76 17.8,75 17.9,75.8 17.9,74.8 18,72.6 17.9,74.6 17.9,75.2 17.7,75.3 17.6,77.4 17.6,78 17.6,77.3 17.6,76.5 17.7,76.6 17.6,77.8 17.7,77.3 17.7,76.3 17.8,75.6 17.8,75.7 17.8,76.1 17.7,75.9 17.7,76.3 17.7,77 17.7,75.3 17.7,76.8 17.7,76.6 17.6,76.8 17.6,76.9 17.5,78


(6)

17.6,77.3 17.6,77.2 17.6,76.9 17.6,78 17.6,76.2 17.6,76.6 17.6,76.7