Strategi Pembelajaran Kooperatif t bind 1005023 chapter5

189 Eep Saepulloh, 2012 Kajian Pemakaian Kode Bahasa Masyarakat Dwibahasawan Di Pangandaran Kabupaten Ciamis Dan Alternatif Model Pembelajaranya Yang Berbasis Multikultural Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V MODEL BERBASIS MULTIKULTURAL DAN PEMBELAJARANYA DALAM MASYARAKAT DWIBAHASAWAN Implementasi pendidikan multikultural di sekolah perlu diperjelas dan dipertegas. Bentuk nyata pembelajaran untuk masyarakat dwibahasawan dilakukan dalam pendidikan berbasis multikultural. Tentang model pembelajaran berbasis multikultural dan pengembangan materi pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah, khususnya Sekolah Menengah Pertama SMP. Pembelajaran multikultural tidak diberikan secara tersendiri di dalam kelas, namun dapat diintegrasikan pada berbagai macam mata pelajaran. Dalam penelitian ini, model pembelajaran berbasis multikultural diintegrasikan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pendidikan berbasis multikultural disajikan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw . Model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw yang dikembangkan merujuk pada pendekatan pembelajaran multikultural transformasi dan aksi sosial, sehingga diharapkan materi yang diperoleh dapat diimplementasikan langsung dalam sikap dan tingkah laku siswa sehari-hari.

A. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah teori konstruktivisme . Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan pada siswa secara individu untuk menemukan dan 190 Eep Saepulloh, 2012 Kajian Pemakaian Kode Bahasa Masyarakat Dwibahasawan Di Pangandaran Kabupaten Ciamis Dan Alternatif Model Pembelajaranya Yang Berbasis Multikultural Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu mentransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan, dan merevisinya. Slavin Sanjaya, 2010:242 mengungkapkan bahwa “pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme”. Pendidikan hendaknya mampu mengkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa , menumbuhkan aktivitas, dan daya cipta kreativitas sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran. Dalam teori konstruktivisme, pembelajaran lebih mengutamaka aktivitas siswa untuk dihadapkan pada masalah-masalah kompleks, solusi, dan penemuan bagian-bagian yang sederhana menjadi suatu keterampilan yang diharapkan. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator sebagai penghubung pemahaman yang lebih tinggi, berdasarkan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi harus juga membangun pikiran siswa dengan berbagai pengetahuan dan kesempatan mendapatkan pengetahuan langsung dalam menerapkan ide-ide yang diperoleh sehingga dapat diterapkan demi keberhasilan kelompok. Sanjaya 2010: 244 menyatakan bahwa “melalui kooperatif siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan”. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi 191 Eep Saepulloh, 2012 Kajian Pemakaian Kode Bahasa Masyarakat Dwibahasawan Di Pangandaran Kabupaten Ciamis Dan Alternatif Model Pembelajaranya Yang Berbasis Multikultural Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus. Dalam setiap situasi, anggota kelompok menginginkan keberhasilan. Hakikat sosial dari sebuah proses belajar adalah mengemukakan kemampuan anggota yang beragam sehingga terjadi perubahan konseptual. Belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun dalam pemikiran siswa. Belajar adalah tindakan kreatif berdasarkan konsef dan kesan dibentuk dengan memikirkan objek serta peristiwa. Di samping aktivitas dan kreativitas yang diharapkan dalam sebuah proses pembelajaran, dituntut interaksi seimbang. Interaksi yang dimaksud adalah adanya komunikasi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga memungkinkan terjadi aktivitas, kreativitas yang diharapkan. Pandangan konstruktivitasme menekankan pada kegiatan internal individu terhadap objek yang dihadapi berdasarkan pengalaman yang dimiliki serta penekanan pada interaksi sosial dan melakukan konstruksi pengetahuan dari lingkungan sosial siswa. Hal ini siswa diberikan kesempatan secara aktif untuk mengungkapkan sesuatu yang ada dalam pikirannya, untuk selanjutnya di tranformasikan ke lingkungannya kelompok dalam pembelajaran.

B. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif