182
ABDUL ROSID, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
melalui penggunaan metafora dan analog secara seksama, merupakan objek sinektik.
1. Aktifitas metaforis
Melalui aktifitas metaforis dalam model sinektik, kreatifitas menjadi proses yang dapat dijalankan secara sadar. Metafora-metafora membangun hubungan
perumpamaan, perbandingan satu objek atau gagasan dengan objek atau gagasan lain, dengan cara menukarkan posisi keduanya. Melalui substitusi ini, proses
kreatif muncul, yang dapat menghubungkan sesuatu yang familiar dengan yang tidak familiar atau membuat gagasan baru dari gagasan-gagasan yang biasa.
Metafora memperkenalkan jarak konseptual
conceptual distance
antara orang dengan materi, objek atau subjek dan mendorong pemikiran-pemikiran
orisinil. Contoh, dengan meminta siswa berfikir tentang buku tulis sebagai sepatu tua atau sebagai sungai, kita sebenarnya tengah menyediakan sebuah struktur,
sebuah metafora, di mana siswa dapat berfikir tentang sesuatu yang familiar dengan cara yang baru. Sebaliknya kita dapat meminta siswa untuk berfikir
tentang topic baru. Katakanlah tubuh manusia, dengan cara yang lama, yakni dengan meminta mereka membandingkan dengan system transportasi. Aktifitas
metaforis kemudian tergantung pada dan berasal dari pengetahuan siswa, membantu mereka menghubungkan gagasan-gagasan dari materi yang familiar
pada gagasan-gagasan dari materi yang baru, atau melihat materi yang familiar dari perspektif yang baru. Startegi-strategi sinektik yang kemudian menggunakan
aktifitas metaforis yang dirancang untuk menyediakan sebuah susunan yang
183
ABDUL ROSID, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
darinya siswa dapat membebaskan diri dari mereka dalam mengembangkan imajinaasi dan wawasan dalam setiap aktifitas sehari-hari. Tiga jenis analogi ynag
dipergunakan sebagai basis latihan sinektik : analogi personal
personal analogy
, analogi langsung
direct analogy
dan konflik padat
compressed conflict
1 Analogi personal
Membuat analogi personal mengharuskan siswa untuk berempati pada gagasan-gagasan atau subjek-subjek yang dibandingkan. Siswa harus merasa
bahwa mereka menjadi bagian dari unsur fisik dari masalah tersebut. Identifikasi untuk analogi ini dapat diterapkan pada orang, tumbuhan, hewan, atau benda-
benda mati. Dalam tema- tema sejarah sebagai contoh, siswa diminta “ menjadi
Sukarno pada detik-detik proklamasi. Apa yang kalian rasakan? Deskripsikan bagaimana perasaan kalian ketika Sukarno diculik angkatan muda dan didaulat
untuk membaca teks Proklamasi. Hakikat analogi personal adalah pada keterlibatan empatik.
Analogi personal mengharuskan lepasnya identitas diri sendiri menuju ruang atau objek lain. Jarak konseptual yang lebih besar tercipta oleh hilangnya
diri atau identitas seseorang siswa. Ini hanya dapat dilakukan jika siswa lebih kreatif dan inovatif membuat analogi tersebut. Gordon mengidentifikasi empat
tingkat keterlibatan dalam analogi personal 1.
Deskripsi orang pertama terhadap fakta-fakta. Orang tersebut menceritakan daftar fakta-fakta yang terkenal, tetapi tidak menghadirkan
cara baru dalam memandang obyek atau hewan dan tidak menunjukkan keterlibatan empatik. Dalam pengertian menjadi Sukarno, orang tersebut
184
ABDUL ROSID, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
mungkin berkata “ saya merasa telah mewakili bangsa Indonesia untuk kem
erdekaannya”. 2.
Identifikasi orang pertama terhadap emosi. Orang tersebut menceritakan emosi-emosi umum, tetapi tidak menghadirkan wawasan-wawasan baru:
“saya merasa bersemangat dan berani” sebagai sosok Sukarno 3.
Identifikasi empatik terhadap makhluk hidup. Siswa mengidentifikasi secara emosional dan kinestetik subjek
analogi. “ketika anda tersenyum seperti itu, saya selalu ingin tertawa”
4. Identifikasi empatik terhadap benda mati. Level ini mengharuskan
komitmen penuh. Orang tersebut melihat dirinya sebagai obyek anorganik dan mencoba mengkesplorasi masalah dari pandangan simpatik: “saya
merasa bangga. Saya tidak dapat membayangkan kita akan benar-benar bisa menentukan jalan sendiri.
Tujuan memperkenalkan tingkatan-tingkatan analogi personal ini bukan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk aktifitas metaforis, melainkan untuk
menyediakan petunjuk tentang bagaimana jarak konseptual yang baik terbangun. Gordon percaya bahwa fungsionalitas analogi-analogi secara langsung sebanding
dengan jarak yang tercipta. Semakin lebar jarak, semakin dekat siswa mampu mendapatkan gagasan-gagasan baru
2 Analogi langsung
Analogi langsung merupakan perbandingan dua objek atau konsep. Perbandingan tidak harus selalu identik dalam segala hal. Fungsinya cukup
sederhana, yaitu untuk mentransposisikan kondisi-kondisi topik atau situasi
185
ABDUL ROSID, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
permasalahan yang asli pada situasi lain untuk menghadirkan pandangan baru tentang gagasan atau masalah. Hal ini melibatkan identifikasi pada orang,
tumbuhan, hewan, atau benda mati. Gordon menceritakan pengalaman seorang teknisi yang melihat shipworm yang sedang menggali lubang di dalam
pepohonan. Saat ulat itu masuk kedalam pepohonan dalam membuat semacam tabung untuk dirinya sendiri, teknisi tersebut,
Sir March Isumbard Bruneil
, merasakan gagasan tentang kaison-kaison dalam membangun terowongan di
bawah tanah Gordon,1961 a: 40-41. Contoh lain dalam analogi langsung muncul ketika sebuah kelompok berusaha membuka kaleng dengan tutup yang dapat
digunakan untuk menutupi kaleng tersebut. Dalam contoh ini analogi kacang polong secara bertahap muncul, yang menghasilkan gagasan tentang jahitan yang
dapat membuat semacam jarak pada kaleng tersebut, sehingga tutupnya dapat digeser sedemikian rupa.
3 Konflik padat
Bentuk metafora ketiga adalah konflik padat, yang secara umum didefinisikan sebagai frase yang terdiri dari dua kata dimana kata-kata tersebut
tampak berlawanan dengan kata yang lain. Agresif yang lesu dan musuh yang bersahabat adalah dua contoh. Contoh-contoh yang dibuat Gordon, misalnya
perusak yang menyelamatkan hidup dan api yang bergizi. Dia juga mencuplik ekspresi Pasteur, perlawanan yang aman. Konflik padat, menurut Gordon
menyediakan wawasan luas dalam subjek yang baru. Konfik-konflik ini merefleksikan kemampuan siswa dalam memasukkan dua kerangka rujukan
186
ABDUL ROSID, 2011
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
dengan tetap berpedoman pada satu subjek. Semakin besar jarak antara kerangka rujukan, semakin besar fleksibilitas mental.
2. Latihan-latihan peregangan: menggunakan metafora