Pengaruh TebaI Rajangan Daging Buah Alpukat (Persea americana Mill) Dan Cara Ekstraksi Terhadap Rendemen dan Mutu Minyak Alpukat Yang Dihasilkan

TRI ARIANI RETNASART. F03496055. Pengaruh TebaI Rajangan Daging Buah
Alpukat (Persea americana Mill) Dan Cara Ekstraksi Terhadap Rendemen dan
Mutu Minyak Alpukat Yang Dihasil kan. Di bawah bim bingan S. Ketaren.

Alpukat (Persea umericunu Mill) adalah salah satu komoditi hortikultura yang
sangat dikenal di masyarakat. Alpukat sebagai bahan non pangan masih jarang

dirnanfaatkan, walaupun bagi kalangan wanita alpukat telah dimanfaatkan sebagai

masker wajah. Adanya kandungan minyak yang cukup tinggi dalam alpukat ini
mernungkinkan bagi komditi tersebut untuk di kembangkan menjadi salah satu sumber
minyak nabati bagi keperluan industri non pangan seperti kosmetika, sabun dan krim

wajah.

Peneli tian ini bertujuan untuk mendapatkan tebal rajangan optimal serta cara
ekstraksi yang tepat dalam rnenghasil kan minyak alpukat dengan rendemen dan mutu
terbaik. Perlakuan yang digunakan ada dua yaitu cara ekstraksi (ekstraksi dengan pelarut

heksan dan ekstraksi dengan pres hidraulik) serta tebal rajangan daging buah alpukat
(rajangan bubur, 1-3 milirneter, 4-6 milimeter, 7-9 milirneter). Daging buah alpukat


dikeringkan dalam alat pengering pada suhu 50 "C

-

60 "C selama 14 -16 jam hingga

didapatkan kadar air aipukat kering sebesar I5 3'0. Daging alpukat kering yang
dihasilkan selanjutnya dihaluskan dengan rnenggunakan blender dan diekstraksi .
Ekstraksi menggunakan heksan dilakukan dengan metode perkolasi dan suhu yang

digunakan 50°C selama 30 menit, sedangkan ekstraksi menggunakan pres hidrauli k
dilakukan dengan tekanan 150 - 200 Bar selama 2 - 3 menit. Analisa yang dilakukan
meliputi rendemen dan ~nutuminyak alpukat yaitu bilangan asam, bilangan peroksida,

bilangan penyabunan dan bilangan iod.

Hasil analisa lieragaman rnenunjukan bahwa cara ekstraksi, rebal rajangan dan
interaksi keduanya memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rendemen dan


bilangan peroksida minyak alpukat yang dihasilkan. Rendemen tertinggi di hasil kan dari

esktraksi dengan pelarut heksan dan tebal rajangan 4 - 6 milimeter sedangkan bilangan
peroksida minyak alpukat terendah dihasilkan oleh ekstraksi menggunakan heksan dan

tebal rajangan 1 -3 milimeter. Cara ekstraksi, tebal rajangan dan interaksinya tidak
berpengaruh terhadap bilangan asam minyak alpukat. Sedangkan cara ekstraksi serta

interaksi cara ekstraksi clan tebal rajangan berpengaruh nyata terhadap bilangan iod dan
cenderung mengakibatkan bi langan iod minyak alpukat mengalami peningkatan.

Bilangan penyabunan minyak alpukat dipengaruhi oleh tebal rajangan dan interaksi cara
ekstraksi dan tebal rajangan.
Berdasarkan hasil analisa rendemen dan mutu rninyak alpukat yang dihasilkan,
ternyata cara ekstraksi dengan pelarut heksan dan tebal rajangan 1-3 milimeter

menghasilkan minyak alpukat yang terbaik yaitu rendemen 7.65 persen, bilangan asam
1.95,bilangan peroksida 6.00, bilangan id84.76 serta bilangan penyabunan 199.8.